Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
1. TujuanPelaksanaan PKL
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut:
1. untuk melengkapi syarat-syarat Ujian sekolah atau ujian Nasional;
2. meningkatkan dan memperluas wawasan sisa/siswi terhadap jenis pekerjaan
yang ada diunia kerja;
3. Membekali siswa/siswi dengan pengalaman-pengalaman di dunia kerja;
4. menambah sikap proffesionalisme didunia kerja;
5. memiliki tenaga kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja;
6. meningkatkan efisiensi dalam proses pelatihan tenaga kerja;
7. Merealisasikan pengetahuanyang didapatnya disekolah dengan pekerjaan
yang sebenarnya didunia kerja;
2. TujuanPembuatanLaporan
Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut:
1. sebagai bukti telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT
Badan Produksi Tanaman Pangan Hortikultura Dan Perkebunan
2. sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan sekolah kepada para
siswa sehubungan dengan pelaksanaan PKL;
3. meningkatkan kreatifitas siswa dalam penulisan yang bersikap objektif dan
ilmiah;
4. mendorong siswa agar mampu mengembangkan pikiran dan pendapat dalam
bentuk tulisan yang sistematis.
3. Manfaat
Manfaat yang dapat penulis sambil dari disusunnya laporan ini adalah:
2
4. Tinjauan Pustaka
Kingdom: plantae
Divisio: Angiospermae
Classis: Dicotelodenia
Ordo: Malvales
Fmilia: Malvaceae
Genus :Durio
Tujuh spesies durian yang bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus
(durian), Durio kutejensis (lai), Durio oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong),
Durio graveolens (labelak), Durio grandiflorus (durian monyet), serta Durio
testudinarium (durian kura-kura). Dari ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang
paling banyak dibudidayakan karena buahnya enak (Untung, 2008). Di Indonesia, ada
21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu: petruk, sukun,
3
sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol,
bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau
(Untung, 2008). Universitas Sumatera Utara Buah durian berbentuk bulat, bulat
panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah yang sudah matang panjangnya sekitar
30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, beratnya sebagian besar berkisar antara 1,5-2,5 kg.
Setiap buah berisi 5-7 ruang yang didalamnya terletak 2-5 biji. Biji terbungkus oleh
daging buah, dimana daging buah tersebut strukturnya tipis sampai tebal yang berwarna
putih, kuning, atau kemerahmerahan dan merah tembaga. Besar kecilnya ukuran biji,
rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas (Barus, 2008). Daging buah
strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau kemerah-merahan atau juga
merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai kecoklatan, tertutup oleh duri-duri
yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1 cm. Tiap pohon durian dapat
menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga 200 buah, terutama pada pohon
durian berumur tua (Rukmana, 2001).
Okulasi tanaman Durian
Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan secara vegetatif buatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan mutu tanaman melalui penempelan sepotong kulit pohon
dengan mata tunas dari batang atas yang ditempelkan pada irisan kulit pohon lain dari
batang bawah sehingga dapat tumbuh dan bersatu menjadi individu yang baru.
Pengertian Okulasi
Okulasi adalah serangkaian teknik pembiakan tanaman secara vegetatif yang telah
banyak dikembangkan oleh petani. Dalam melakukan okulasi pada tanaman diperlukan
ketrampilan khusus supaya tujuan okulasi dapat berhasil.
Okulasi disebut juga sebagai salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara
vegetatif buatan. Sama seperti jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik.
Jika dibandingkan dengan hasil tanaman melalui dari teknik perbanyakan cangkok
dan stek, tanaman okulasi memiliki kualitas yang lebih baik dikarenakan okulasi dapat
menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman asalnya yang
berupa sifat unggul dari batang bawah seperti sistem perakaran yang kuat dan sifat
unggul dari tanaman entres yang dapat berupa hasil buah yang lebat.
4
Proses Okulasi
Adapun untuk mekanisme dalam teknik okulasi ini sendiri, antara lain adalah sebagai
berikut;
Letak jendela okulasi harus berada disisi yang berlawanan dengan arah matahari.
memperhatiakan arah matahari Hal ini dikarenakan untuk mencegah tempelan tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku pada bibit batang bawah yang
dibudidayakan dalam bedengan, namun jika batang bawah ditumbuhkan dalam polybag
atau pot maka letak jendela okulasi tidak menjadi masalah karena letak bibit lebih
mudah diatur posisinya.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat penempelan mata tunas adalah menjaga
kebersihan pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan
Mengikat Tempelan
Pengikatan tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida dengan ukuran tali
pengikat kira-kira memiliki panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 1,5 cm serta
tebalnya 0,1 mm. Pengikatan tempelan biasanya dilakukan dengan sistem genteng yang
diikatkan dari bagian bawah ke atas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengikatan adalah mata tunas jangan diikat
terlalu erat karena dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tunas.
Membuka Ikatan
Ikatan okulasi dibuka setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan untuk dilihat
mata tempelnya. Jika mata temple masih menunjukkan warna hijau segar dan sudah
5
melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan, namun jika mata
tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang dilakukan gagal.
Penutupan dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar
pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. Tunas yang telah tumbuh diikat pada
tiang.
Syarat Okulasi
Syarat tanaman yang dapat dikembangbiakan dalam teknik okulasi ini, antara lain
yaitu;
6
Bebas Hama dan Penyakit
Kedua tanaman yang dijadikan sebagai tanman induk harus terbebas dari serangan
hama maupun infeksi penyakit. Hal ini dikarenakan untuk menghindari resiko
kegagalan dalam okulasi karena terganggunya proses okulasi akibat serangan hama dan
penyakit.
Selain itu tanaman yang terserang hama dan penyakit justru dapat menjadi sumber
penularan kepada tanaman hasil okulasi nantinya.
Salah satu sifat unggul yang sebaiknya dimiliki oleh tanaman induk adalah
mempunyai produksi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman
hasil okulasi.
Tujuan Okulasi
Tujuan utama okulasi dari okulasi tanaman adalah sebagai berikut;
2. Bisa mendapatkan hasil penggabungan dari dua sifat berbagai jeis tanaman di
induknya.
Manfaat Okulasi
Adapun untuk kegunaan dalam okulasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;
7
Pertumbuhan Tanaman Lebih Seragam
Hasil tanaman yang diperbanyak dengan okulasi memiliki sifat yang seragam. Hal ini
dikarenakan okulasi merupakan perkembangbiakan secara vegetatif tanpa melalui
proses peleburan dua gamet yang berarti satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri
dan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Hal tersebut
yang menjadikan hasil tanamannya menjadi seragam.
8
BAB II
9
Pada tahun 2008, tepatnya awal tahun 2009 pada bulan Februari 2009 berubah
kembali, sehubungan dengan sesuai dengan peraturan daerah kabupaten pandeglang
nomor : 26 tahun 2008, tentang pembentukan, susuan organisasi dan tata kerja
perangkat daerah kabupaten pandeglang (Lembaga Daerahn Tahun 2008 Nomor 6).
Dengnan demikian bahwa dinas pertanian dan peternakan dirubah kembali menjadi
menjadi Dinas Pertanian Dan perkebunan Kabupaten Pandeglang.
Pada tahun 2014, tepatnya awal tahun 2015 pada bulan januari 2015 berubah lagi
sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor : 2 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah
Tahun 2014 Nomor 2). Dengan demikian Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan
digabungkan kembali menjadi Dinas Pertanian dan Peternakan kembali keawal.
Dinas Pertanian dan Pertenakan Kabupaten Pandeglang, lahir dari rasionalisasi
Dinas/Kantor/Badan yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, yaitu dari 2 kelembagaan
teknis Dinas Pertanian dan Peternakan dan Dimas Kesehatan Hewan Kabupaten
Pandeglang digabungkan dan menjadi Dinas Teknis Bidang Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Pandeglang sejak Januari 2015, dan sejak bulan Januari 2015 Instansi ini
resmi terjadi pemekaran yaitu, menjadi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Pandeglang. Dan Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Kemudian pada tahun 2016 tepatnya awal tahun 2017 pada bulan September 2016
berubah lagi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor : 6 tahun
2018 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah 2016
No 6). Dengan demikian Dinas Pertanian dan Peternakan dirubah kembali dengan tidak
memakai peternakan hanya menjadi Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang.
10
Visi dan Misi
Dinas Pertanian Pandeglang
Visi
“Mewujudkan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultur dan
Peternakan Yang Maju dan Berdaya Saingan”.
Misi
1. Meningkakan produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultur
2. dan peternakan serta peningkatan populasi ternak
3. Mengembangkan kawasan pertanian dan peternakan berbasis sumberdaya
4. Lokal.
5. Meningkatkan optimalisasi lahan dan air dan sarana prasaran di bidang
pertanian dan peternakan
6. Memberikan pelayanan usaha pertanian dan peternakan dan penyediaan sarana
prasarana serta perlindungan tanaman dan ternak
7. Menerapkan teknologi pertanian dan peternakan tepat guna spesifik lokasi
8. Meningkatkan mutu produktif, nilai tambah dan daya saing pertanian dan
peternakan
9. Meningkatkan kualitas bahan pangan asl hewan yang aman, serta utuh dan
halal (ASUH)
10. Meningkatkan sumber daya dan kelembagaan pertanian dan peternakan
11. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam pengelolaan Sarana dan
Prasarana Alsin Pertanian dan Peternakan;
12. Penyelenggaraan pengelolaan Sarana dan Prasarana Alsin Pertanian dan
Peternakan;
13. Pengendalian dan evaluasi pelakksanaan dan pengelolaan Sarana dan Prasaran
Alsin Pertanian dan Peternakan;
11
C. Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PKL/Prakerin (Praktik Kerja Lapangan) dimulai
dari tanggal 01 Juli 2019 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2019.
b. Pokok-Pokok Kegiatan PKL
Sejak pertama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
dimulai dari tanggal 01 Juli 2019 sampai 31 Agustus 2019,
berdasarkan dari jenis pekerjaan, keterampilan, alat/bahan serta
langkah kerja, yang penulis laksanakan ketika Praktik UPT Badan
Produksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan antara lain:
a. Melakukan perbanyakan tanaman Durian dengan cara okulasi
b. Melakukan pengisian polybag (Opersak)
c. Memelihara tanaman Durian
C. Proses Pelaksanaan PKL
Dalam Proses Plaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT
Badan Produksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan seluruh siswa
PKL di tempatkan di berbagai bidang yang ada karena jadwalnya di rolling
setiap 2 minggu sekali, agar siswa PKL dapat merasakan dan membantu tugas
pada setiap bidang tersebut.
12
13
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
14
E. Pembukaan Okulasi
Setelah menunggu 3 minggu dan bibit okulasi masih segar baru laksanakan
kegiatan pembukaan. Cara membukanya adalah dengan menyayat
pelastiknya dengan cara dari atas ke bawah. Saat membuka okulasi usahakan
hati-hati dan tangan jangan sampai mengenai mata tunas.
F. Pemndahan Bibit Okulasi ke Polibag Besar
Untuk okulasi yang sudah berhasil di pindahkan ke polybag yang berukuran
besar. Pada saat pemindahan siapkan media polybag yaitu tanah, pupuk
kandang, dan sekam dengan perbandingan 3:2:1. Kemudian lakukan
pemindahan bibit okulasi ke polybag besar.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalm penyambungan dn
penempelan adalah:
1. Keseraian sambungan;
2. Keadaan fisiologis tanaman;
3. Kehalusan sayatan;
4. Persentuhan kambium;
5. Kesehatan batang bawah;
6. Waktu penyambungan (sebaiknya pda musim kemarau);
7. Temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius);
8. Pengelupasan kulit;
9. Kelembapan (memerlukan kelembapan tinggi);
10. Cahaya(sebaiknya dilakukan di pagi hari atau sore hari);
11. Pelaksanaan penyambungan atau penempelan.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja industri (PRAKERIN) saya dapat mengambil
kesimpulan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi sekolahmenengah
kejuruan (SMK). Pengalaman keja yang di dapatkanakan membuat para siswa
memiliki keahlian yang profesional dalam bidangnya, dan mendidik para siswa untuk
memiliki rasa disiplin dan tanggungjawab yang tinggi.
B. Saran-saran
Semakin hari dunia usaha semakin maju dan selalu menuntut tenaga kerja yang bisa
bekerja propesional, bekerja Cerdas, bekerja ikhlas dan mampu bersaing di era
globalisai mengingat pada tahun ini mulai di bukanya pasar bebas se’asia dan
ternyata Indonesia belum mampu mencetak tenaga kerja yang handal. Maka saya
harap SMK NEGERI 2 PANDEGLANG agar lebih bermutu dalam menciptakan
lulusan yang siap kerja dan siap kuliah.
16
17