Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk emplementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia
kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat
memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian
yang tidak diajarkan di sekolah biasanya didapat didunia kerja, sehingga dengan
adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan mutu dan relevensi
Pendidikan Menengah Kejuruan yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu
sistem yang bagus antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bagian dari Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) yang wajib dilaksanakan oleh sekolah khususnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan dunia kerja. Pelaksanaan PKL ini akan membantu siswa dalam
menambah atau memperluas mengenai lapangan pekerjaan serta membekali siswa
dengan pengalaman nyata yang telah dilaksanakan para siswa didunia kerja masing-
masing sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.
Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, berharap siswa mampu berpotensi
dan mengembangkan pola pikir mereka dalam dunia wirausaha. Karena siswa akan
banyak menjumpai hal-hal baru yang mungkin dapat menjanjikan motifasi mereka.
Siswa akan banyak menyerap ilmu-ilmu baru yang mungkin belum pernah mereka
jumpai atau belum pernah mereka dapatkan selama pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran didunia kerja tersebut merupakan bagian dari program diklat secara
menyeluruh, karena itu materi yang dipelajari siswa selama didunia kerja harus
berkaitan dengan kompetensi yang dipilih atau diambil para siswa.
Dalam pembelajaran di SMK khususnya jurusan Jasa Boga, untuk memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh menteri pendidikan maka dilaksanakanlah kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL), kegiatan ini dilaksanakan secara serempak.

1
1. TujuanPelaksanaan PKL
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut:
1. untuk melengkapi syarat-syarat Ujian sekolah atau ujian Nasional;
2. meningkatkan dan memperluas wawasan sisa/siswi terhadap jenis pekerjaan
yang ada diunia kerja;
3. Membekali siswa/siswi dengan pengalaman-pengalaman di dunia kerja;
4. menambah sikap proffesionalisme didunia kerja;
5. memiliki tenaga kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja;
6. meningkatkan efisiensi dalam proses pelatihan tenaga kerja;
7. Merealisasikan pengetahuanyang didapatnya disekolah dengan pekerjaan
yang sebenarnya didunia kerja;

2. TujuanPembuatanLaporan
Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut:
1. sebagai bukti telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT
Badan Produksi Tanaman Pangan Hortikultura Dan Perkebunan
2. sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan sekolah kepada para
siswa sehubungan dengan pelaksanaan PKL;
3. meningkatkan kreatifitas siswa dalam penulisan yang bersikap objektif dan
ilmiah;
4. mendorong siswa agar mampu mengembangkan pikiran dan pendapat dalam
bentuk tulisan yang sistematis.

3. Manfaat

Manfaat yang dapat penulis sambil dari disusunnya laporan ini adalah:

1. Dapat meningkatkan rasa percaya diri, disiplin,


2. kerjasama,inisiatif,kerajiana,tanggungjawab,kejujuran,dan narasumber;
3. meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan kerja;
4. mendapatkan pengalaman untuk bekal untuk memasuki dua kerja yang
sesungguhnya;
5. menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan di lapangan kerja
mengenai dunia industri khususnya dunia Pertanian.

2
4. Tinjauan Pustaka

Durian (Durio zibethinus Murr) Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan


salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang
pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur
menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia
(Rukmana, 2001). Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-pencar di hutan
raya "Malesia", yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.
Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh
Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.
Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu tidak
menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini kepada
masyarakat yang sudah hidup secara menetap (Setiadi, 2008). Tanaman durian di
habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis). Pengembangan
budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah sampai
ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara
antara 25-32o C, kelembaban udara (rH) sekitar 50- 80%, dan intensitas cahaya
matahari 45-50% (Rukmana, 2001). Klasifikasi ilmiah tanaman durian dapat dilihat
pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1.

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Durian sebagai berikut:

Kingdom: plantae

Divisio: Angiospermae

Sub division: Spermatophyta

Classis: Dicotelodenia

Ordo: Malvales

Fmilia: Malvaceae

Genus :Durio

Spesies: Durio zibetinus

Tujuh spesies durian yang bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus
(durian), Durio kutejensis (lai), Durio oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong),
Durio graveolens (labelak), Durio grandiflorus (durian monyet), serta Durio
testudinarium (durian kura-kura). Dari ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang
paling banyak dibudidayakan karena buahnya enak (Untung, 2008). Di Indonesia, ada
21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu: petruk, sukun,

3
sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol,
bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau
(Untung, 2008). Universitas Sumatera Utara Buah durian berbentuk bulat, bulat
panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah yang sudah matang panjangnya sekitar
30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, beratnya sebagian besar berkisar antara 1,5-2,5 kg.
Setiap buah berisi 5-7 ruang yang didalamnya terletak 2-5 biji. Biji terbungkus oleh
daging buah, dimana daging buah tersebut strukturnya tipis sampai tebal yang berwarna
putih, kuning, atau kemerahmerahan dan merah tembaga. Besar kecilnya ukuran biji,
rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas (Barus, 2008). Daging buah
strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau kemerah-merahan atau juga
merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai kecoklatan, tertutup oleh duri-duri
yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1 cm. Tiap pohon durian dapat
menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga 200 buah, terutama pada pohon
durian berumur tua (Rukmana, 2001).
Okulasi tanaman Durian

Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan secara vegetatif buatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan mutu tanaman melalui penempelan sepotong kulit pohon
dengan mata tunas dari batang atas yang ditempelkan pada irisan kulit pohon lain dari
batang bawah sehingga dapat tumbuh dan bersatu menjadi individu yang baru.

Pengertian Okulasi
Okulasi adalah serangkaian teknik pembiakan tanaman secara vegetatif yang telah
banyak dikembangkan oleh petani. Dalam melakukan okulasi pada tanaman diperlukan
ketrampilan khusus supaya tujuan okulasi dapat berhasil.

Arti batang bagian bawah yang digunakan untuk okulasi diharuskan mempunyai


sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya dipilih yang
memiliki hasil tanaman yang memiliki kualitas baik.  Terdapat dua macam teknik
okulasi yang baisa diterapkan yaitu teknik okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau.

Okulasi disebut juga sebagai salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara
vegetatif buatan. Sama seperti jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik.

Jika dibandingkan dengan hasil tanaman melalui dari teknik perbanyakan cangkok
dan stek, tanaman okulasi memiliki kualitas yang lebih baik dikarenakan okulasi dapat
menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman asalnya yang
berupa sifat unggul dari batang bawah seperti sistem perakaran yang kuat dan sifat
unggul dari tanaman entres  yang dapat berupa hasil buah yang lebat.

Teknik okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan tanaman-tanaman yang


masih dalam satu spesies. Okulasi yang dilakukan antar tanaman dengan spesies
berbeda jarang dilakukan karena memiliki tingkat keberhasilannya sangat rendah karena
perbedaan sifat fisiologis dari masing-masing spesies dapat menghambat penyatuan
batang atas dan batang bawah.

4
Proses Okulasi
Adapun untuk mekanisme dalam teknik okulasi ini sendiri, antara lain adalah sebagai
berikut;

Mengiris batang bawah (membuat jendela okulasi)


Langkah yang pertama dalam tahapan olukasi adalah mengiris batang bawah. Bentuk
irisan batang bawah tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Irisan okulasi tidak
boleh terlalu dalam dan melukai bagian kayunya karena dapat mengakibatkan
kegagalan okulasi.

Letak  jendela okulasi harus berada disisi yang berlawanan dengan arah matahari.
memperhatiakan arah matahari Hal ini dikarenakan untuk mencegah tempelan tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku pada bibit batang bawah yang
dibudidayakan dalam bedengan, namun jika batang bawah ditumbuhkan dalam polybag
atau pot maka letak jendela okulasi tidak menjadi masalah karena letak bibit lebih
mudah diatur posisinya.

Mengambil Mata Tunas atau Tempel


Tahap okulasi yang kedua adalah pengambilan mata tempel yang dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan sehi empat, sayatan dan bulat. Dengan
adanya macam mata tempel dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan
cara okulasi yang digunakan.

Penempelan atau Penyisipan Mata Tunas


Tahapan selanjutnya adalah penempelan mata tunas. Mata tunas yang telah diperoleh
kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada
batang bawah. Penempelan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak sampai merusak
kambium.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat penempelan mata tunas adalah menjaga
kebersihan pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan

Mengikat Tempelan
Pengikatan tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida dengan ukuran tali
pengikat kira-kira memiliki panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 1,5 cm serta
tebalnya 0,1 mm. Pengikatan tempelan biasanya dilakukan dengan sistem genteng yang
diikatkan dari bagian bawah ke atas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengikatan adalah mata tunas jangan diikat
terlalu erat karena dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tunas.

Membuka Ikatan
Ikatan okulasi dibuka setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan untuk dilihat
mata tempelnya. Jika mata temple masih menunjukkan warna hijau segar dan sudah

5
melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan, namun jika mata
tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang dilakukan gagal.

Memotong Batang Bawah


Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil.
Pemotongan batang bawah dapat dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 cm di atas
mata tempel dengan bentuk potongan miring kebelakang sehingga air hujan yang  jatuh
dan tidak mengenai tempelan tersebut. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka luka
bekas potongan segera ditutup.

Penutupan dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar
pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. Tunas yang telah tumbuh diikat pada
tiang.

Syarat Okulasi
Syarat tanaman yang dapat dikembangbiakan dalam teknik okulasi ini, antara lain
yaitu;

Tanaman Tidak Sedang Tumbuh Daun Baru


Dikarenakan pada saat tanaman masih memproduksi daun baru akan berpengaruh
pada kulit yang digunakan sebagai jendela okulasi sehingga kulit yang telah disayat
menjadi cepat kering dan dapat berpengaruh dalam keberhasilan proses okulasi.

Batang Atas dan Bawah Harus Memiliki Umur yang Sama


Hal ini untuk mendukung keberhasilan proses okulasi. Umur batang sangat
berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya tunas sehingga perlu adanya keselarasan
umur antar kedua tanaman induk agar dihasilkan sinergi yang baik dalam memunculkan
tunas baru.
Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah   sebaiknya berasal dari biji karena
akan memiliki perakaran yang lebih kuat dan relative tahan terhadap kekeringan. Selain
itu batang bawah yang digunakan untuk menyambungkan harus mampu menjalin
pertautan yang baik dan mampu mendukung pertumbuhan batang atasnya tanpa
menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan sehingga diperlukan usia batang yang
sama.

Kedua Tanaman yang Akan Diokulasi Harus dari Satu Genus


Kedua tanaman induk yang diokulasi harus dari satu family atau genus tanaman agar
okulasi dapat berhasil. Okulasi jarang dilakukan pada tanaman dengan genus berbeda
Karen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah akibat perbedaan fisiologis tanaman
yang dapat terjadi sehingga untuk menghindari kegagalan tersebut kedua tanaman harus
dari genus yang sama.

6
Bebas Hama dan Penyakit
Kedua tanaman yang dijadikan sebagai tanman induk harus terbebas dari serangan
hama maupun infeksi penyakit. Hal ini dikarenakan untuk menghindari resiko
kegagalan dalam okulasi karena terganggunya proses okulasi akibat serangan hama dan
penyakit.

Selain itu tanaman yang terserang hama dan penyakit justru dapat menjadi sumber
penularan kepada tanaman hasil okulasi nantinya.

Tanaman Induk Bersifat Unggul


Tanaman induk harus memiliki sifat yang unggul dikarenakan tujuan utama dari
okulasi adalah meningkatkan kualitas hasil tanaman yang lebih baik dan unggul
sehingga kedua bibit tanaman okulasi juga harus memiliki sifat yang unggul.

Salah satu sifat unggul yang sebaiknya dimiliki oleh tanaman induk adalah
mempunyai produksi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman
hasil okulasi.

Tujuan Okulasi
Tujuan utama okulasi dari okulasi tanaman adalah sebagai berikut;

1. Mendapatkan jenis tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti


tahan penyakit serta sifat unggul lainnya yang diperoleh

2. Bisa mendapatkan hasil penggabungan dari dua sifat berbagai jeis tanaman di
induknya.

Manfaat Okulasi
Adapun untuk kegunaan dalam okulasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;

Proses Pembuahan dan Perkembangbiakan Lebih Cepat


Proses okulasi dapat menyebabkan proses perkembangbiakan menjadi lebih cepat
karena faktor umur tanaman induk dan sifat induk yang unggul dan memiliki
pertumbuhan yang cepat.

Meningkatkan Produktivitas Tanaman


Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif  yang dapat
meningkatkan produktivitas tanaman karena didukung oleh bibit atau induk tanaman
yang memiliki sifat unggul dan memiliki produksi tinggi. Hal tersebut yang mendorong
peningkatan produktivitas dan mutu tanaman hasil okulasi sehingga teknik ini lebih
menguntungkan.

7
Pertumbuhan Tanaman Lebih Seragam
Hasil tanaman yang diperbanyak dengan okulasi memiliki sifat yang seragam. Hal ini
dikarenakan okulasi merupakan perkembangbiakan secara vegetatif tanpa melalui
proses peleburan dua gamet yang berarti satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri
dan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Hal tersebut
yang menjadikan hasil tanamannya menjadi seragam.

8
BAB II

PROFIL DINAS PERTANIAN

A. Keadaan Umum Dinas Pertanian


Dinas Pertanian Kabuapten Pandeglang adalah sebuah onstansi/perusahaan yang
bergerak dibidang pertanian dan peternakan. Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang
terletak di Jl. Mayor Widagdo No.10 Kabayan Pandeglang, Dinas Pertanian
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa wilayah di 35 kecamatan di kabupaten
pandeglangdengan jumlah pegawai sebanyak 337 orang yang terdiri dari 205 PNS dan
CPNS, 132 orang tenaga honorere (TKK dan TKS).
B. Sejarah Dinas Pertanian
Sejak hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945
indonesia dapat melakukan kegiatan pemerintahannya secara sah dan tidak ada lagi
yang namanya kolonialisme, sehingga dengan demikian NKRI dapat membentuk
cabinet yang diantaranya Menteri pertanian yang sekarang menjadi Kementrian
pertanian (sejak pertengahan tahun 2010) selanjutnya dibentuk dinas pertanian provinsi
Jawa Barat, pada waktu itu pandeglang termasuk dalam wilayah jawa barat beserta
kabupaten lainnya(Diluar Jakarta yang menjadi DKI), sehingga kabupaten pandeglang
sejak saat itu dengan nama “ Jabatan Pertanian Rakyart “ kabupaten pandeglang .pada
tahun1972-1982, berganti nama menjadi “ Dinas Pertanian “ kabupaten pandeglang.
Pada tahun 1982-1992, berganti nama menjadi “ Dinas Pertanian Tanaman Pangan “
kabupaten pandegalng. Pada tahun 1992-2001, Ganti nama kembali kepada nama
semula yaitu “ Dinas Pertanian “ kabupaten pandeglang.
Pada tahun 2001-2002, berubah dengan adanya peraturan tentang SOTK,
sehinggadinas pertanian dan peternakan bergabung dengan kantor peternakan, dengan
nama “ Dinas Pertanian Dan Peternakan “Kabupaten Pandeglang . pada tahun 2001-
2005, berubah nama lagi menjadi “Dinas Pertanian Tanaman Pangan “ kabupaten
pandeglang. Pada tahun 2005-2008, berubah dan bergabung kembali dengan kantor
peternakan menjadi “Dinas Pertanian Dan Peternakan kabupaten pandeglang”.

9
Pada tahun 2008, tepatnya awal tahun 2009 pada bulan Februari 2009 berubah
kembali, sehubungan dengan sesuai dengan peraturan daerah kabupaten pandeglang
nomor : 26 tahun 2008, tentang pembentukan, susuan organisasi dan tata kerja
perangkat daerah kabupaten pandeglang (Lembaga Daerahn Tahun 2008 Nomor 6).
Dengnan demikian bahwa dinas pertanian dan peternakan dirubah kembali menjadi
menjadi Dinas Pertanian Dan perkebunan Kabupaten Pandeglang.
Pada tahun 2014, tepatnya awal tahun 2015 pada bulan januari 2015 berubah lagi
sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor : 2 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah
Tahun 2014 Nomor 2). Dengan demikian Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan
digabungkan kembali menjadi Dinas Pertanian dan Peternakan kembali keawal.
Dinas Pertanian dan Pertenakan Kabupaten Pandeglang, lahir dari rasionalisasi
Dinas/Kantor/Badan yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, yaitu dari 2 kelembagaan
teknis Dinas Pertanian dan Peternakan dan Dimas Kesehatan Hewan Kabupaten
Pandeglang digabungkan dan menjadi Dinas Teknis Bidang Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Pandeglang sejak Januari 2015, dan sejak bulan Januari 2015 Instansi ini
resmi terjadi pemekaran yaitu, menjadi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Pandeglang. Dan Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Kemudian pada tahun 2016 tepatnya awal tahun 2017 pada bulan September 2016
berubah lagi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor : 6 tahun
2018 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah 2016
No 6). Dengan demikian Dinas Pertanian dan Peternakan dirubah kembali dengan tidak
memakai peternakan hanya menjadi Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang.

10
Visi dan Misi
Dinas Pertanian Pandeglang
 Visi
“Mewujudkan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultur dan
Peternakan Yang Maju dan Berdaya Saingan”.
 Misi
1. Meningkakan produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultur
2. dan peternakan serta peningkatan populasi ternak
3. Mengembangkan kawasan pertanian dan peternakan berbasis sumberdaya
4. Lokal.
5. Meningkatkan optimalisasi lahan dan air dan sarana prasaran di bidang
pertanian dan peternakan
6. Memberikan pelayanan usaha pertanian dan peternakan dan penyediaan sarana
prasarana serta perlindungan tanaman dan ternak
7. Menerapkan teknologi pertanian dan peternakan tepat guna spesifik lokasi
8. Meningkatkan mutu produktif, nilai tambah dan daya saing pertanian dan
peternakan
9. Meningkatkan kualitas bahan pangan asl hewan yang aman, serta utuh dan
halal (ASUH)
10. Meningkatkan sumber daya dan kelembagaan pertanian dan peternakan
11. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam pengelolaan Sarana dan
Prasarana Alsin Pertanian dan Peternakan;
12. Penyelenggaraan pengelolaan Sarana dan Prasarana Alsin Pertanian dan
Peternakan;
13. Pengendalian dan evaluasi pelakksanaan dan pengelolaan Sarana dan Prasaran
Alsin Pertanian dan Peternakan;

11
C. Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PKL/Prakerin (Praktik Kerja Lapangan) dimulai
dari tanggal 01 Juli 2019 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2019.
b. Pokok-Pokok Kegiatan PKL
Sejak pertama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
dimulai dari tanggal 01 Juli 2019 sampai 31 Agustus 2019,
berdasarkan dari jenis pekerjaan, keterampilan, alat/bahan serta
langkah kerja, yang penulis laksanakan ketika Praktik UPT Badan
Produksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan antara lain:
a. Melakukan perbanyakan tanaman Durian dengan cara okulasi
b. Melakukan pengisian polybag (Opersak)
c. Memelihara tanaman Durian
C. Proses Pelaksanaan PKL
Dalam Proses Plaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT
Badan Produksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan seluruh siswa
PKL di tempatkan di berbagai bidang yang ada karena jadwalnya di rolling
setiap 2 minggu sekali, agar siswa PKL dapat merasakan dan membantu tugas
pada setiap bidang tersebut.

12
13
BAB III

KEGIATAN KHUSUS

CARA OKULASI TANAMAN DURIAN

A. Pemilihan Batang Bawah


Saat akan menggunakan batang bawah untuk okulasi pilihlah batang bawaH
dengan -syarat sebagai berikut ini:
- Berdiameter 3-5 cm.
- Berumur sekitar 3-4 bulan.
- Dalam fase pertumbuhan yang optimum.
- Kambiumnya aktif sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses
merkatnya mata temple batang bawah.
- Batang sudah berkayu dan tumbuh subur dan rimbun.
- Tidak terserang hama dan penyakit.
B. Pemilihan Batang Atas
Syarat batang atas (Entres) , pilihlah cabang yang tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda (setengah berkayu ), warna kulitnya coklat muda kehijauan atau
abu-abu muda, besar diameternya untuk entres harus sebanding dengan
besarnya batang bawah. Cabang entres untuk okulasi sebaiknya tidak
berdaun. Pengambilan entres pilihlah pohon induk yang masih subur dan
sehat.
C. Penyiapan alat Okulasi
Siapkan alat okulasi seperti silet dan plastik. Silet yang akan digunakan
untuk okulasi usahakan dalam keadaan steril jangan menggunakan siet yang
sudah berkarat. Untuk plastic mengikatnya gunakan plastik provinil klorida.
D. Teknik Okulasi
Teknik yang digunakan pada tanaman Durian adalah teknik okulasi
sisipan.Pada saat melakukan okulasi siapkan batang bawah dan batang atas
,kemudian sayat batang bawah dari atas ke bawah dengan perlahan – lahan
dengan ukuran sayatan 5cm, usahakan saat menyaat tidak mengenai kayu
dalam batang pohon Durian. Pilih entres yang sudah menonjol, lalu sayat dari
atas ke bawah setelah itu pishkn kayu di dalamnya dari kulit luarnya.
Kemudian tempelkan entres pada batng bawah , jika sudah di tempelkan ikat
dengan plastik dari bawah ke atas yang disebut system genting. Jika sudah
selesai mengokulasi tanaman durian tunggu sampai 3 minggu.

14
E. Pembukaan Okulasi
Setelah menunggu 3 minggu dan bibit okulasi masih segar baru laksanakan
kegiatan pembukaan. Cara membukanya adalah dengan menyayat
pelastiknya dengan cara dari atas ke bawah. Saat membuka okulasi usahakan
hati-hati dan tangan jangan sampai mengenai mata tunas.
F. Pemndahan Bibit Okulasi ke Polibag Besar
Untuk okulasi yang sudah berhasil di pindahkan ke polybag yang berukuran
besar. Pada saat pemindahan siapkan media polybag yaitu tanah, pupuk
kandang, dan sekam dengan perbandingan 3:2:1. Kemudian lakukan
pemindahan bibit okulasi ke polybag besar.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalm penyambungan dn
penempelan adalah:
1. Keseraian sambungan;
2. Keadaan fisiologis tanaman;
3. Kehalusan sayatan;
4. Persentuhan kambium;
5. Kesehatan batang bawah;
6. Waktu penyambungan (sebaiknya pda musim kemarau);
7. Temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius);
8. Pengelupasan kulit;
9. Kelembapan (memerlukan kelembapan tinggi);
10. Cahaya(sebaiknya dilakukan di pagi hari atau sore hari);
11. Pelaksanaan penyambungan atau penempelan.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja industri (PRAKERIN) saya dapat mengambil
kesimpulan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi sekolahmenengah
kejuruan (SMK). Pengalaman keja yang di dapatkanakan membuat para siswa
memiliki keahlian yang profesional dalam bidangnya, dan mendidik para siswa untuk
memiliki rasa disiplin dan tanggungjawab yang tinggi.
B. Saran-saran
Semakin hari dunia usaha semakin maju dan selalu menuntut tenaga kerja yang bisa
bekerja propesional, bekerja Cerdas, bekerja ikhlas dan mampu bersaing di era
globalisai mengingat pada tahun ini mulai di bukanya pasar bebas se’asia dan
ternyata Indonesia belum mampu mencetak tenaga kerja yang handal. Maka saya
harap SMK NEGERI 2 PANDEGLANG agar lebih bermutu dalam menciptakan
lulusan yang siap kerja dan siap kuliah.

16
17

Anda mungkin juga menyukai