Makalah Hukum Dagang Kelompok 5
Makalah Hukum Dagang Kelompok 5
HUKUM DAGANG
‘‘PERUSAHAAN DAN BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM’’
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab atas segala karunia dan rahmat-nyalah
sehingga makalah dengan judul “Perusahaan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum” ini dapat
di selesaikan, sebagai pemenuhan salah satu tugas Hukum Dagang.
Kiranya dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan kita sebagai mahasiswa untuk
lebih memahami lagi mengenai materi Perusahaan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum yang
telah kami rangkum
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisan, susunan kata, maupun isi materi. Dengan ini kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, serta sebagai jembatan ilmu yang
berujung pada intelektualitas. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR ISI
BAB II.............................................................................................................................................................
BADAN USAHA YANG BUKAN BERBADAN
HUKUM.......................................................................................
2.3.1. Pengertian Persekutuan Perdata............................................................................................
2.3.2. Pendirian Persekutuan Perdata..............................................................................................
2.4.3. Pendirian Firma.......................................................................................................................
2.4.4. Pendaftaran Firma..................................................................................................................
2.5.1. Pengertian CV............................................................................................................................
2.5.2. Pendiriran CV...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan Penulis
1
BAB II
Contoh:
Perusahaan Perseorangan (Dagang), Persekutuan Perdata, Firma dan Persekutuan Komanditer
(CV).
Menurut H.M.N. Purwosutjipto menjelaskan bahwa Perusahaan dagang merupakan salah satu
bentuk perusahaan perseorangan,sedangkan perusahaan perseorang,merupakan perusahaan yang
dilakukan oleh satu orang pengusaha.
Perusahaan dagang adalah perusahaan perseorangan yang dilakukan oleh seorang pengusaha.
Perusahaan dagang dapat dekelola oleh satu orang atau lebih, modal milik sendiri. Perusahaan
dagang belum diatur secara khusus dalam undang-undang tersendiri, akan tetapi dalam praktek
diterima sebagai pelaku usaha.
Hal ini tampak bahwa pemerintah pun berupaya untuk mengakui eksistensi jenis usaha ini. Hal
ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan. Dalam pasla 1 ayat
(3) disebutkan :
“Lembaga perdagangan adalah suatu instansi/badan yang dapat berbantuk perorangan atau
badan usaha…”
Belum ada standar prosedur pendirian yang harus diikuti, hanya dalam praktek pada umunya
pendirian perusahaan dagang dibuat dengan akta notaris.
2
Perusahaan dagang dan persekutuan perdata memiliki perbedaan,yaitu:
1. Perusahaan dagang hanya didirikan oleh satu orang sedangkan persekutuan perdata
hanya didirikan oleh lebih dari satu orang.
2. Perusahaan dagang memiliki modal yang berasal dari satu orang pengusaha
sedangkan persekutuan perdata memiliki modal yang berasal dari masing-masing
sekutu.
3. Perusahaan dagang menunjuk tanggug jawab hanya kepada satu orang
pengusaha,sedangkan persekutuan perdata menunjuk tanggung jawab kepada setiap
sekutu secara bersama-sama.
2.4. FIRMA
2.4.1. Pengertian Firma
Firma merupakan persekutuan/perserikatan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih dengan nama bersama, dengan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak
terbatas. Sedangkan, laba yang diperoleh dari usaha tersebut untuk dibagi bersama-sama,
begitupun sebaliknya bila terjadi kerugian, semua anggota firma ikut menanggungnya
(Indriyo, 2005).
Keberadaan Firma sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 16 – Pasal 35 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang. Pengertian Firma secara dijabarkan dalam Pasal 16 – Pasal 18 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang. Firma adalah tiap-tiap persekutuan pedata yang didirikan
untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama dimana tiap-tiap Firma yang tidak
dikecualikan satu dengan lain dapat mengikatkan Firma dengan pihak ketiga dan mereka
masing-masing bertanggung jawab atas seluruh hutang firma secara renteng.
2.4.2. Ciri-ciri Firma
1. menyelenggarakan perusahaan
2. mempunyai nama bersama
3. adanya tanggung jawab renteng
4. pada asanya tidap-tiap persero dapat mengikat firma dengan pihak ketiga.
4
2.4.3. Pendirian Firma
Dijabarkan dalam pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitu :
Tiap-tiap perseroan Firma harus didirikan dengan akta autentik akan tetapi ketiadaan akta
yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga.
Dicermati dari Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa perseroan Firma harus
memiliki akta autentik, namun juga disebutkan ketiadaan akta dapat ditarik kesimpulan Firma
bersifat bebas, dalam arti dapat didirikan dengan akta ataupun cukup secara lisan. Akan
tetapi, dlam praktek dibuat dengan akta notaris. Fungsi akta dalam hal ini adalah sebgai alat
bukti jika ada perselisihan antara para pihak, baik intern maupun ekstern Firma.
2.4.4. Pendaftaran Firma
Pada Pasal 23 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang disebutkan persero Firma harus
mendaftarkan akta pendirian Firmanya. Yang perlu didaftarkan adalah ikhtisar pendirian
Firma. Dalam Pasal 23 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditegaskan selama
pendaftaran dan pengumuman belum dilaksanakan, perseroan Firma dianggap sebagai :
1. Peseroan umum
2. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas
3. Seolah-olah tidak ada seorang persero pun yang dikecualikan dari hak bertindak
4. perbuatan hukum dan hak menandatangani untuk Firma.
Hubungan ekstern Firma dijelaskan dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang mengemukakan pada asanya berlaku pemberian kuasa timbal-balik dalam arti setiap
persero adalah pengurus.
5
2.5 PERSEKUTUAN KOMANDITER (COMMANDITAIRE
VENNOOTSCHAP=CV)
2.5.1. Pengertian CV
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang CV dijelaskan pada Pasal 19 – Pasal 21. CV
berada diantara Firma dan Perseroan Terbatas, CV adalah persekutuan dengan setoran uang,
dibentuk oleh satu atau lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara renteng di satu
pihak dengan satu atau lebih orang lain, sebagai pelepas uang.
2.5.3 Jenis-jenis CV
CV diam-diam
Yang dimaksud dengan jenis ini CV belum menyatakan diri secara terbuka sebagai CV. Bagi
orang luar jenis ini masih dianggap sebgai usaha dagang biasa. Akn tetapi secara intern di
antara pera pemilik modal dalam usaha dagang tersebut telah ada pembagian tugas dan
wewenang yang berkaitan sengan tanggung jawab hukum.
CV terang-terangan
CV telah menyatakan diri secara terbuka kepada pihak ketiga. Hal ini terlihat dengan
dibuatnya akta pendirian CV oleh Notaris dan akta pendirian didaftarkan di daftar
perusahaan.
CV dengan saham
Munculnya CV jenis ini adalah karena dalam perkembangannya CV membutuhkan modal.
Untuk mengatasi masalah kekuragan modal dapat dibagi atas beberapa saham dan mesing-
masing komanditaris dapat memiliki satu atau beberapa saham.
BAB III
6
PENUTUP
Kesimpulan:
Badan usaha yang bukan berbadan hukum adalah:
Tidak dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum karena bukan
merupakan subjek hukum
Subjek
hukumnya adalah orang-orang yang menjadi pengurusnya, jadi bukan badan
hukum itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat menjadi subjek hukum.
Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum diletakan pada mitra atau sekutu dari
bentuk usaha tersebut, dengan pembatasan pengaturan yang ditetapkan oleh undang-undang
Harta kekayaan perusahaan dan pribadi tidak terpisah dengan jelas, atau pada
prinsipnya usaha ini tidak memiliki kekayaan sendiri.
Badan usaha yang tidak termasuk dalam kelompok badan hukum, yaitu :
Perusahaan Dagang,: Perusahaan dagang adalah perusahaan perseorangan yang
dilakukan oleh seorang pengusaha.
Persekutuan Perdata (Maatschap) : suatu perjanjian dengan nama dua orang atau
lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud
untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya.
Firma : tidap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan nama bersama.
Persekutuan Komanditer (CV) : persekutuan dengan setoran uang, dibentuk oleh satu
atau lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara renteng di satu pihak dengan satu
atau lebih orang lain, sebagai pelepas uang
DAFTAR PUSTAKA
7
DR. Rr. Dijan Widijowati,S.H., M.H “HUKUM DAGANG”
https://oktarinikuntari.blogspot.com/2014/05/makalah-badan-usaha-yang-bukan-
berbadan_25.html
http://nurlitawahyuningtyas.wordpress.com/2013/12/03/badan-usaha/
http://lawfile.blogspot.com/2011/07/perbedaan-bentuk-usaha-berbadan-hukum-dan-bukan-berbadan-
hukum.html
http://dwinandanatalistyo.blogspot.com/2008/09/perbedaan-badan-usaha-yang-berbadan.html
Soal Essay
8
1.Tuliskan Badan usaha yang tidak berbadan hukum ?
- Perusahaan Dagang
- Firma
9
Persekutuan komanditer adalah persekutuan dengan setoran uang, dibentuk oleh satu atau
lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara renteng di satu pihak dengan satu atau
lebih orang lain, sebagai pelepas uang
Soal objektif
3. Jika hendak mendirikan persekutuan perdata ada syarat yang harus dipenuhi yaitu ?
a. tidak dilarang oleh undang-undang
b. tidak bertentangan dengan tata susila atau ketertiban umum
c. tujuanya adalah kepentingan bersama, untuk mencari keuntungan.
d. semua jawaban di atas benar
jawaban : D
10
a. Pasal 17 – Pasal 22 KUHD
b. Pasal 18 – Pasal 20 KUHD
c. Pasal 20 – Pasal 23 KUHD
d. Pasal 19 – Pasal 21 KUHD
jawaban : D
11