Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN


CARA CINCIN DU NOUY

Dosen Pengampu :
Dr. Sumari, M.Si
Drs. Darsono Sigit, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 10
Offering G/2016
Anggota :
Viselly Nabila Fahrully (160332605878)
Vivi Audia Rismala (160332605814)
Yusida Setiyani (160332605808)***
Yustica May Sabella (160332605902)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2018
A. JUDUL PERCOBAAN
“Penentuan Tegangan Permukaan Cara Cincin Du Nouy”
B. DASAR TEORI
Cairan cenderung mengadopsi bentuk yang meminimalkan luas permukaan
mereka, untuk itu jumlah molekul maksimal berada dalam jumlah yang besar dan
berinteraksi dengan molekul-molekul yang lainnya.
Molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan, karena
gaya tarik menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik oleh uap
molekul yang ada di atas permukaan cairan maka permukaan cenderung mengkerut
untuk mencapai luas sekecil mungkin sehingga mempunyai tegangan permukaan.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang
bekerja pada permukaan, atau sebgai energi per satuan luas yang diperlukan untuk
memperluas permukaan tiap satu satuan luas pada suhu, komposisi, dan tekanan yang
tetap. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair
mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang nonadesiv
berlaku sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yakni :
a) Suhu, tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, pada saat suhu
meningkat maka energi kinetik molekul-molekul yang berada pada cairan akan
semkain besar, akibatnya gaya antar molekul dalam cairan semakin lemah sehingga
tegangan permukaan cairanpun juga akan semakin berkurang.
b) Zat terlarut (solute), penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas
larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat
yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
c) Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
d) Jenis Cairan, pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya
besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan
seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan
permukaannya juga kecil.
e) Konsentrasi zat terlarut, konsentrasi zat terlarut (solute) suatu larutan biner
mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan
adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solute yang ditambahkan
kedalam larutan akan menurunkan tegangan antar muka, karena mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya
solute yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan antar muka
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

Pengukuran tegangan permukaan dapat menggunakan metode cincin Du


Nouy, cara ini didasarkan atas penentuan gaya yang diperlukan untuk menarik cincin
Pt dari permukaan cairan. Cincin digantung pada neraca torsi, kemudian ditarik dari
cairan dengan memutar kawat torsi. Gaya yang diperlukan secara ideal adalah :

F=4 πRγ

Karena dalam kenyataan ada sebagain cincin yang terangkat sebelum


permukaan cairan terpecahkan, sehingga persamaan (1) memerlukan faktor koreksi β,
yang merupakan fungsi dari R3/V dan R/r. dimana V = Volume cairan yang terangkat,
r = jari jari kawar dan R = jari-jari cincin. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi,
tegangan permukaan diberikan oleh persamaan :

F
γ= xβ
4 πR

4b 1 F
( β−a )2= +C
π ² R ² 4 πR( ρ ₁− ρ₂)

- a =0.725
- b = 0.09075 m-1det2
- c = 0.04534 – 1.679 (r/R)
- r = jari-jari kawat yang digunakan untuk membuat cincin
- R = jari-jari rata-rata lingkaran cincin (keliling cincin
- ρ 1 = massa jenis cairan yang ada di bawah
- ρ 2 = massa jenis cairan yang ada di atas

Sedangkan persamaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

γ θ
=
γ 0 θ0

Keterangan :

γ = tegangan permukaan cairan


γ 0=tegangan permukaan air

θ=besar sudut putar cairan


θ0 = besar sudut putar air murni

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Tensiometer Du Nouy 1 buah


- Cincin platina 1 buah
- Termometer 100ºC 1 buah
- Gelas kimia 50 mL 5 buah
- Gelas ukur 50 ml 1 buah
- Cawan Petri 1 buah

Bahan :

- Aquadest, larutan alkohol 75 mL


- Larutan NaCl 1M
- Larutan MgCl2 1M
D. LANGKAH KERJA
1. Diambil cincin Du Nouy dengan menggunakan pinset, serta diratakan bagian
melingkar cincin agar rata.
2. Dibersihkan cincin dengan mencelupkannya kedalam alkohol dan kemudian
dibakar sebentar menggunakan bunsen.
3. Diambil cincin Du Nouy dan digantungkan pada lengan torsi.
4. Dimasukkan cairan yang hendak ditentukan γ-nya dalam cawan petri (D +/- 4,5
cm) dan diletakkan di atas penyangga cuplikan.
5. Dinaikkan penyangga cuplikan sampai cincin tercelup sedalam +/- 0,5 cm dari
permukaan, untuk penentuan γi
6. Diatur lengan torsi sehingga lengan menunjuk angka nol (0) pada piringan skala.
7. Diturunkan penyangga cuplikan perlahan-lahan sehingga cincin berada tepat pada
permukaan cairan
8. Diputar lengan torsi perlahan-lahan sampai cincin terlepas dari permukaan cairan
9. Dicatat besar sudut torsi (θ ¿. Pengukuran besar sudut torsi untuk masing-masing
cairan dilakukan minimal tiga kali.
10. Jenis tugas yang diberikan :
a. dua cairan yang saling larut dan campurannya sebanyak 50 mL masing-
masing dengan komposisi 25% volume A, 50% volume A, dan 75%
volume A.
b. sistem padat-cair yang membentuk larutan homogeny dengan konsentrasi 1
M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M.
E. DATA PENGAMATAN

Cairan Besar Sudut Torsi Rata-Rata


Air murni 109,4 110,9 110,4 111,4
Alkohol 25% (25% alkohol + 93,8 94,3 90,6 92,9
75% air)
Alkohol 50% (50% alkohol + 81,4 81,3 79,8 80,8
50% air)
Alkohol 75% (75% alkohol + 65,6 67,9 66,9 66,8
25% air)
Larutan NaCl 1 M 124,1 123,9 124,5 124,2
Larutan NaCl 0,5 M 121,3 121,6 123 122
Larutan NaCl 0,25 M 120,2 121,2 121,2 120,9
Larutan NaCl 0,1 M 116,9 115,9 116,9 116,6

F. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan tegangan permukaan cairan dengan
cara cincin Du Nouy. Cairan yang diukur tegangan permukaannya masing-masing
ialah air (aquades), alkohol 25%, alkohol 50%, alkohol 75%, larutan NaCl 1,00 M,
larutan NaCl 0,50 M, larutan NaCl, 0,25 M, dan larutan NaCl 0,10 M. Setelah
dilakukan percobaan maka didapatkan data besar sudut torsi untuk masing-masing
cairan, berdasarkan data besar sudut torsi tersebut dapat dihitung besar tegangan
permukaan cairan menggunakan rumus :

γ θ
=
γ 0 θ0

Keterangan :

γ = tegangan permukaan cairan

γ 0=tegangan permukaan air

θ=besar sudut putar cairan

θ0 = besar sudut putar air murni


Jika diketahui tegangan permukaan air sebesar 72,8 dyne/cm dan besar sudut torsi air
murni sebesar 111,4 (berdasarkan percobaan) maka perhitungan tegangan permukaan
cairan dan larutan adalah sebagai berikut :
- Alkohol 25% (25% alkohol + 75% air) dengan sudut torsi 92,9°:
γ θ γ 92,9 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =60,71
cm
- Alkohol 50% (50% alkohol + 50% air), sudut torsi 80,8° :
γ θ γ 80,8 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =52,80
cm
- Alkohol 75% (75% alkohol + 25% air), sudut torsi 66,8° :
γ θ γ 66,8 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =43,65
cm
- Larutan NaCl 1,00 M, sudut torsi 124,2° :
γ θ γ 124,2 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =81,16
cm
- Larutan NaCl 0,50 M, sudut 122 :
γ θ γ 122 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =79,73
cm
- Larutan NaCl 0,25 M, sudut torsi 120,9° :
γ θ γ 120,9 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4 °
dyne
γ =79,01
cm
- Larutan NaCl 0,10 M, sudut torsi 116,6° :
γ θ γ 116,6 °
= → =
γ 0 θ0 72,8 111,4°
dyne
γ =76,20
cm
Sehingga berdasarkan perhitungan diperoleh data,

No Cairan Tegangan Permukaan (dyne/cm)


1 Air 72,8
2 Alkohol 25% 60,71
3 Alkohol 50% 52,80
4 Alkohol 75% 43,65
5 Larutan NaCl 1 M 81,16
6 Larutan NaCl 0,5 M 79,73
7 Larutan NaCl 0,25 M 79,01
8 Larutan NaCl 0,1 M 76,20

Untuk dua cairan yang saling larut yakni dalam percobaan ini menggunakan
campuran antara alkohol dan air, berdasarkan percobaan harga tegangan permukaan
alkohol lebih rendah daripada harga tegangan permukaan air, semakin besar
presentase alkohol dalam campuran tersebut maka semakin kecil tegangan permukaan
cairan tersebut. Menurut teori hal ini dikarenakan gaya antar molekul yang terdapat
pada alkohol lebih lemah dibandingkan dengan gaya antar molekul yang terdapat
pada air, alkohol hanya memiliki 2 ikatan hidrogen antar molekulnya, sedangkan air
memiliki 4 ikatan hidrogen antar molekulnya, akibatnya ketika alkohol dicampur
dengan air dan presentase alkohol dalam campuran tersebut semakin besar, maka
bertambah lemahlah gaya antar molekul pada cairan tersebut. Semakin lemah gaya
antar molekul maka semakin kecil pula tegangan permukaan cairan, hal ini
membuktikan bahwa alkohol efektif menurunkan tegangan permukaan cairan karena
alkohol dapat menurunkan densitas larutan yang menandakan gaya antar molekul
yang semakin lemah, sehingga terbukti hasil percobaan selaras dengan penjelasan
pada teori.
Lain halnya dengan sistem padat-cair yang membentuk larutan homogen yang
dalam percobaan ini menggunakan larutan NaCl dengan varian konsentrasi 1 M; 0,5
M; 0,25 M; 0,1 M, berdasarkan data yang diperoleh harga tegangan permukaan
larutan NaCl lebih tinggi daripada harga tegangan permukaan air murni, semakin
besar konsentrasi larutan NaCl maka semakin tinggi pula tegangan permukaan larutan
terserbut, hal ini dikarenakan adanya faktor penambahan zat terlarut (solute).
Berdasarkan teori, penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan
yang mengakibatkan tegangan permukaan akan bertambah besar, sehingga hal ini
terbukti berdasarkan percobaan bahwa semakin besar konsentrasi larutan yang
menandakan bahwa semakin banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka tegangan
permukaan larutan akan semakin besar pula karena densitas dari larutan yang
bertambah besar.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh data besar
tegangan permukaan air, alkohol 25%, alkohol 50%, alkohol 75%, larutan NaCl 1 M,
larutan NaCl 0,5 M, larutan NaCl 0,25 M, larutan NaCl 0,1 M berturut-turut adalah
72,8 dyne/cm; 60,71 dyne/cm; 52,80 dyne/cm; 43,65 dyne/cm; 81,16 dyne/cm;
79,73dyne/cm; 79,01 dyne/cm; 76,20 dyne/cm.
Untuk campuran alkohol-air, harga tegangan permukaan alkohol leboh rendah
dibandingkan dengan harga tegangan permukaan air murni, semakin tinggi presentase
alkohol dalam campuran maka semakin rendah tegangan permukaan campuran
tersebut karena gaya antar molekul dalam cairan yang semakin lemah, sedangkan
untuk larutan NaCl, harga tegangan permukaan larutan NaCl lebih besar daripada
harga tegangan permukaan air murni, semakin tinggi konsentrasi larutan NaCl maka
semakin besar tegangan permukaan dari larutan NaCl tersebut, hal ini karena
viskositas larutan yang bertambah besar, akibatnya tegangan permukaan cairan juga
akan bertambah besar pula.
H. DAFTAR PUSTAKA
- Atkins, P. Paula, d. J. 2010. Physical Chemistry. 9th edition. New York : W. H.
Freeman and Company.
- Efendy. 2017. Molekul, struktur, dan sifat-sifatnya. Malang : Indonesian
Academic Publishing
- Juliyanto, Eko, dkk. 2015. Menentukan Tegamgan Permukaan Zat Cair. Jurnal
Kajian Pendidikan Sains ; Progam Studi Fisika Universitas Sains Alquran. Online.
Diakses tanggal 7 September 2018
- Syarif H, Mira Nur Fadilah. 2016. Laporan Praktikum Kimia Fisika II; Penentuan
Tegangan Permukaan Cairan dengan Cara Cincin Du Nouy. Malang : Universitas
Negeri Malang. Online. Diakses tanggal 7 September 2018
- Dr. Sumari, M. Si, Dr. Nazriati, M.Si, 2018. Laporan Praktikum Kimia Fisika II.
Malang : Universitas Negeri Malang

JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa γi lebih kecil daripada γ cairan-cairan murninya?
 Karena γi yang dimaksud disini ialah tegangan antarmuka untuk dua cairan yang
tak saling campur. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang
terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, mempunyai satuan
dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan
karena gaya adhesi dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih
besar daripada adhesi antara cairan dan udara. Jadi, bila cairan bercampur dengan
sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi.
2. Jelaskan cara lain untuk penentuan γ dengan prinsip yang sama seperti cara cincin Do
Nouy
 Cara lain untuk menentukan tegangan permukaan adalah metode Lempengan
Wilhelmy yang didasarkan pada gaya yang diperlukan untuk menarik pelat tipis
dari permukaan cairan. Pelat digantung pada salah satu lengan neraca dan
dimasukkan kedalam cairan yang akan diselidiki. Besarnya gaya tarik pada
neraca yang digunakan untuk melepas pelat dari permukaan cairan dicatat. Pada
saat pelat terlepas berlaku hubungan :

F=W +2 l γ

Sehingga tegangan permukaan dapat dihitung sebagai :

F−W
γ=
2l

Dimana : γ = tegangan permukaan

F = gaya tarik yang dicatat

W = berat lempeng ( pelat )

l = lebar lempeng

2 = faktor karena ada dua permukaan pada lempeng

Dalam metode ini diandaikan sudut kontak θ = 00 , dan pengaruh dari


ujung-ujung lempeng dapat diabaikan.

Pada metode ini, digunakan lempengan mika tipis atau kaca slide mikrosip
yang digantung pada neraca. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara statistik
ataupun dengan detasment yang secara akurat diberikan pada persamaan ideal.
Jika pengukurannya dilakukan dengan metode detasmen, prosedurnya hampir
sama dengan metode cincin Du Nouy, tetapi faktor koreksi hanya 0,1 %.

3. Bagaimana pengaruh suhu pada tegangan permukaan?


 Tegangan permukaan cairan akan turun seiring dengan naiknya suhu, hal ini
karena semakin tinggi suhu maka energi kinetik dari molekul dalam cairan akan
semakin besar, molekul-molekul dalam cairan bertumbukan kesana kemari,
akibatnya gaya antar molekul akan semakin lemah sehingga tegangan permukaan
dari cairan tersebut akan semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai