Anda di halaman 1dari 53

- 570 -

Fase gerak Buat campuran air-Dapar asetat-metanol P perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat terhadap
(350:100:550). Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
dengan air hingga 1000 ml, campur, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku internal Masukkan sejumlah nitrogliserin TABLET ISOSORBID DINITRAT
encer ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan Isosorbide Dinitrate Tablet
metanol P hingga 60% dari volume labu tentukur,
sonikasi selama 5 menit, kocok 30 menit. Encerkan Tablet Isosorbid Dinitrat mengandung Isosorbid Dinitrat,
dengan metanol P sampai tanda hingga diperoleh kadar C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
nitrogliserin lebih kurang 3 mg per ml. Biarkan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
mengendap, saring, masukkan filtrat dalam wadah kedap
udara. Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI;
Larutan baku [Catatan Buat larutan pada saat akan campuran isosorbid dinitrat 25% dan manitol P, tidak
digunakan.] Timbang saksama lebih kurang 125 mg boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 30 ml Fase Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke dalam
gerak, kocok selama 30 menit, encerkan dengan Fase tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan 10 ml
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250), kocok agar
tentukur 25-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml heksan P dan
dan 4 ml enceran Dapar asetat (1 dalam 10). Dinginkan kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan atas ke
hingga suhu ruang, encerkan dengan Fase gerak sampai dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu dalam
tanda (mengandung isosorbid dinitrat 0,25 mg per ml hampa udara di atas kalsium klorida anhidrat P pada
berdasarkan pada jumlah Isosorbid dinitrat encer BPFI suhu ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
yang ditimbang dan yang tertera pada etiket). Saring sejumlah residu dalam kloroform P menunjukkan
melalui penyaring berpori 0,45 µm. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat yang baru seperti larutan residu dari Isosorbid Dinitrat Encer BPFI
dibuat setara dengan 30 mg isosorbid dinitrat, masukkan yang diperlakukan sama.
ke dalam labu tentukur 50-ml. Lanjutkan penyiapan
seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari ”tambahkan Disolusi <1231>
lebih kurang 30 ml Fase gerak ”. Media disolusi: 1000 ml air.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Alat tipe 2: 75 rpm.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Waktu: 45 menit.
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x 25 Lakukan penetapan jumlah isosorbid dinitrat terlarut
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, tertera pada Kromatografi <931>.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Fase gerak Buat campuran amonium sulfat 0,1 M-
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak metanol P (50:50), atur pH hingga 3,0 dengan
isosorbid dinitrat dan nitrogliserin tidak kurang dari 2,0 penambahan asam sulfat P, saring dan awaudarakan. Jika
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem
lebih dari 2%. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
respons puncak utama. Waktu retensi relatif isosorbid 5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
dinitrat dan nitrogliserin masing-masing adalah lebih per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
kurang 0,75 dan 1,0. Jika terdapat isosorbid dinitrat, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
waktu retensi relatif adalah 0,38. Hitung jumlah dalam tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
mg isosorbid dinitrat,C6H8N2O8 dalam zat yang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan
digunakan dengan rumus: tidak lebih dari 1,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
R  sama (lebih kurang 20 µl) alikuot jika perlu diencerkan
125 C  U  dengan Media disolusi dan Larutan baku Isosorbid
 RS  Dinitrat Encer BPFI ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per ml jumlah C6H8N2O8, yang terlarut dengan membandingkan
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah respons puncak alikuot dan respons puncak Larutan baku
yang diketahui kadarnya.
- 571 -

Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Identifikasi Lakukan seperti pada uji Identifikasi dalam
kurang dari 70% (Q) C6H8N2O8, dari jumlah yang tertera Tablet Isosorbid Dinitrat. Jika diperlukan pemisahan zat
pada etiket. pengganggu, gunakan teknik sebagai berikut: masukkan
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 20 mg
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. isosorbid dinitrat ke dalam tabung sentrifuga bersumbat
kaca, tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida P (1
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam 250), kocok sampai semua serbuk terbasahi,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada tambahkan 15 ml heksan P dan kocok. Sentrifus dan
Kromatografi <931>. pindahkan lapisan atas ke dalam gelas piala. Masukkan
Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal, ke dalam lemari pembeku pada suhu lebih kurang -14,
Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti setelah 30 menit lakukan penyaringan dalam lemari
tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat pembeku menggunakan corong bertangkai pendek
Encer. melalui kapas yang sebelumnya telah dicuci dengan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari kloroform P dan dikeringkan, tampung filtrat dalam gelas
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara piala. Uapkan pelarut dan keringkan residu dalam hampa
dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid udara di atas kalsium klorida P selama 16 jam: Spektrum
dinitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, serapan inframerah residu yang telah dilarutkan dalam 0,4
tambahkan lebih kurang 30 ml Fase gerak, kocok segera, ml kloroform P menggunakan sel 0,1 mm menunjukkan
untuk mencegah terjadi gumpalan. Jika terjadi gumpalan, maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dispersikan dengan sonikasi atau aduk dengan batang seperti pada Isosorbid Dinitrat Encer BPFI. Puncak-
pengaduk selama 30 menit. Tambahkan 8,0 ml Larutan puncak utama pada bilangan gelombang lebih kurang 1650
baku internal, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8 cm-1, 1284 cm-1 dan 1275cm-1 (doblet), 1106 cm1, dan 844
ml enceran Dapar asetat dalam air (1 dalam 10), cm-1.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring dengan
penyaring penukar ion. Disolusi<1231>
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan UJI 1
kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung jumlah Media disolusi: 500 ml air.
dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam serbuk Alat tipe 2: 50 rpm.
tablet yang digunakan dengan rumus: Waktu: 1, 2, 4 dan 6 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H8N2O8 yang terlarut
R  dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
50 C  U  tertera pada Kromatografi <931>.
 RS  Dapar pH 3,0 Timbang lebih kurang 6,6 g amonium
sulfat P dan tambahkan ke dalam 500 ml air. Atur pH
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per ml hingga 3,0 dengan penambahan asam sulfat 1 N.
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar pH 3,0
perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat terhadap (50:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi
hingga kadar seperti Larutan uji.
TABLET LEPAS LAMBAT ISOSORBID Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
DINITRAT disaring.
Isosorbide Dinitrate Extended-Release Tablet Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Tablet Lepas Lambat Isosorbid Dinitrat mengandung dilengkapi dengan detektor UVdan kolom 5 mm x 25 cm
Isosorbid Dinitrat, C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0% berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml per
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
etiket. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,5
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
[Perhatian Bahan yang tidak diencerkan, mudah meledak lebih dari 2,0%.
oleh tekanan atau pemanasan berlebih], merupakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
campuran yang mengandung 25% isosorbid dinitrat sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji,
dalam manitol, tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
wadah tertutup rapat dan terhindar dari pemanasan Hitung jumlah isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, yang
berlebih. terlarut.
- 572 -

Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel Hitung persentase zat terlarut pada jam ketiga dengan
penerimaan 2 dalam uji Disolusi <1231>. Persentase rumus:
jumlah C6H8N2O8 yang terlarut pada waktu tertentu
sesuai dengan tabel di bawah ini.  900  100 
C3  1000  LC   % terlarut pada jam pertama
Waktu (jam) Jumlah terlarut
1 antara 15% dan 30% Hitung persentase zat terlarut pada jam keenam dengan
2 antara 50% dan 70% rumus:
4 antara 65% dan 85%
6 tidak kurang dari 75% 900  100   5  C 3 
 C 6     % terlarut pada jam pertama
1000  LC   900 
UJI 2
Hitung persentase zat terlarut pada jam kedua belas
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi
Uji Disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini. dengan rumus:
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan tanpa
900100   5 
pepsin pH 1,2 untuk jam pertama; 900 ml cairan usus  C12    C3  C6   % terlarut jam pertama
buatan tanpa enzim pH 7,5 untuk jam berikutnya. 1000 LC   900 
Alat tipe 2: 50 rpm, dengan ‘sinker’ berbentuk spiral.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
Waktu: 1, 3, 6 dan 12 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H8N2O6 yang terlarut dan Larutan baku; CU adalah kadar sampel dalam g per
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti ml pada waktu tertentu; CS adalah kadar Isosorbid
tertera pada Kromatografi <931>. Dinitrat Encer BPFI dalam μg per ml Larutan baku; 900
Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti tertera pada adalah volume media disolusi dalam ml; 1000 adalah
Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer. faktor konversi dari μg menjadi mg; 100 adalah faktor
Larutan baku Buat dua larutan, dalam masing-masing konversi persentase; LC adalah jumlah isosorbid dinitrat
Media disolusi. Timbang saksama sejumlah Isosorbid dalam mg per tablet yang tertera pada etiket dan 5 adalah
Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi, volume dalam ml alikuot yang diambil dan media yang
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan digantikan.
masing-masing Media disolusi hingga kadar lebih kurang Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
40 μg per ml. penerimaan 2 dalamUji Disolusi <1231>. Persentase
Larutan uji Saring 5 ml alikuot melalui penyaring jumlah C6H8N2O8 yang terlarut pada waktu tertentu
dengan porositas 10 μm. Alikuot yang diambil pada jam sesuai dengan tabel di bawah ini:
ke-3 dan 6, ganti dengan Media disolusi.
Waktu (jam) Jumlah terlarut
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
1 antara 5% dan 25%
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
3 antara 30% dan 50%
Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer. 6 antara 50% dan 80%
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 12 tidak kurang dari 75%
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0 %. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji Kromatografi <931>.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur Dapar, Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan
respons puncak. Hitung persentase kumulatif isosorbid baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
dinitrat, C6H8N2O8 yang terlarut pada tiap waktu pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer.
pengambilan sampel, koreksi jumlah yang diambil pada Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
waktu pengambilan sampel sebelumnya (tidak berlaku untuk 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
jam pertama), sebagai berikut: dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat,
C  masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml kering,
CU  rU  S  tambahkan lebih kurang 30 ml Fase gerak, segera kocok
 rS  untuk mencegah terjadinya gumpalan. Jika terjadi
gumpalan, dispersikan dengan bantuan sonikasi atau
Hitung persentase zat terlarut pada jam pertama dengan pecahkan gumpalan dengan batang pengaduk atau
rumus: hangatkan di atas tangas uap dalam labu bersumbat atau
diamkan labu sampai gumpalan hilang. [Catatan Jika
900  100 gumpalan tetap ada, buang campuran dan ganti dengan
C1 
1000  LC larutan yang dibuat sebagai berikut. Timbang saksama
sejumlah zat, larutkan dalam 15 ml campuran Dapar-air
(1:10) dengan cara dipanaskan di atas tangas uap
- 573 -

selama 1 jam dan kocok sesering mungkin, kemudian Fase gerak Buat campuran amonium sulfat 0,1 M pH
tambahkan 15 ml metanol P.] Kocok selama 30 menit, 3,0-metanol P (50:50), saring dan awaudarakan.
tambahkan 8,0 ml Larutan baku internal, dinginkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
hingga suhu ruang, tambahkan 8 ml campuran Dapar- air Dinitrat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar yang
(1:10), encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring dikehendaki.
melalui penyaring membran dengan porositas mikro. Larutan uji Pipet sejumlah alikuot media hasil disolusi
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam dan saring.
Penetapan kadar pada Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
jumlah dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 5
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 ml
R  per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku;
50C  U  rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
 RS  tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih
dari 2,0% dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat Encer BPFI dalam mg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
perbandingan respons puncak analit terhadap puncak baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
internal dari Larutan uji dan Larutan baku. respons puncak utama. Hitung jumlah C6H8N2O8, yang
terlarut.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
kurang dari 50% (Q) dan dalam waktu 30 menit harus
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika larut tidak kurang dari 70% (Q) C6H8N2O8, dari jumlah
tidak menggunakan Uji 1. yang tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


TABLET SUBLINGUAL ISOSORBID
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
DINITRAT Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Isosorbide Dinitrate Sublingual Tablet Kromatografi <931>.
Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal,
Tablet Sublingual Isosorbid Dinitrat mengandung Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
Isosorbid Dinitrat, C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0% tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Encer.
etiket. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat,
campuran 25% Isosorbid dinitrat dan manitol, tidak boleh masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih
dikeringkan sebelum digunakan. kurang 30 ml Fase gerak, segera kocok untuk mencegah
terjadinya gumpalan. Jika terjadi gumpalan, dispersikan
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke dalam dengan bantuan sonikasi atau pecahkan gumpalan dengan
tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan 10 ml batang pengaduk atau hangatkan di atas tangas uap dalam
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250), kocok agar labu bersumbat atau diamkan labu sampai gumpalan
serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml heksan P dan hilang. [Catatan Jika gumpalan tetap ada, buang
kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan atas ke campuran dan ganti dengan larutan yang dibuat sebagai
dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu dalam berikut. Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam
hampa udara di atas kalsium klorida anhidrat P pada 15 ml campuran Dapar-air (1:10) dengan cara
suhu ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah dipanaskan di atas tangas uap selama 1 jam dan kocok
larutan dari sejumlah residu dalam kloroform P sesering mungkin, kemudian tambahkan 15 ml metanol
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan P.] Kocok selama 30 menit, tambahkan 8,0 ml Larutan
gelombang yang sama seperti larutan residu dari baku internal, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI. ml campuran Dapar - air (1 dalam 10), encerkan dengan
Fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; lakukan membran dengan porositas mikro.
penetapan seperti tertera pada Tablet Sublingual. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
Penetapan kadar pada Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung
Disolusi <1231> jumlah dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam
Media disolusi: 900 ml air. serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 15 menit; 30 menit.
- 574 -

 RU  Identifikasi
50C   A. Kocok sejumlah zat setara dengan lebih kurang 25
 RS  mg isosorbid mononitrat, dengan 10 ml aseton P selama 5
menit. Saring, uapkan filtrat sampai kering pada suhu di
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per bawah 40°, keringkan residu dalam hampa udara di atas
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah fosfor pentoksida P selama 16 jam: Spektrum serapan
perbandingan respons puncak analit terhadap puncak inframerah residu yang telah dikeringkan dan didispersikan
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Isosorbid Mononitrat Encer BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
tidak menggunakan Uji 1. Penetapan kadar.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.


ISOSORBID MONONITRAT ENCER
Diluted Isosorbide Mononitrate Senyawa sejenis
UJI 1
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran etanol mutlak P-toluen P (8:2).
Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,0125
1,4:3,6-Dianhidro, D-glusitol 5-nitrat [16051-77-7] mg per ml.
C6H9NO6 BM 191,14 Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
Isosorbid Mononitrat Encer adalah suatu campuran kering dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,025
dari isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dengan laktosa atau mg per ml.
zat tambahan yang sesuai untuk penanganan yang aman. Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mengandung isosorbid mononitrat, C6H9NO6, tidak BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,05
jumlah yang tertera pada etiket. mg per ml.
[Perhatian Hati-hati dalam penanganan isosorbid Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
mononitrat yang tidak diencerkan, mudah meledak dan dengan lebih kurang 200 mg isosorbid mononitrat,
dapat meledak karena benturan atau pemanasan masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20,0
berlebih. Dalam jumlah yang sangat kecil harus ml etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit dan
diisolasi.] sentrifus. Gunakan beningan.
Penampak bercak Larutkan 1,25 g kalium
Baku pembanding Isosorbid BPFI; Untuk penggunaan permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500
kuantitatif, lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri. ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat; Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran dan semua Larutan baku pada lempeng kromatografi.
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
untuk penanganan yang aman. Untuk penggunaan berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat rambat, keringkan dengan udara hangat selama lebih
Encer BPFI; kurang 10 menit, masukkan lempeng dalam penampak
[Perhatian Zat yang tidak diencerkan, mudah meledak bercak dan panaskan pada suhu 105° selama 5 menit.
dan dapat meledak karena benturan atau pemanasan Beberapa bercak yang diperoleh pada kromatogram
berlebih.] Campuran ini mengandung isosorbid dinitrat Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai dengan bercak
25% dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan sebelum yang diperoleh pada kromatogram semua Larutan baku,
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh pada
terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrat kromatogram Larutan baku 3: masing-masing cemaran
Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat tidak lebih dari 0,5%. Jika intensitas bercak yang diperoleh
Encer BPFI [1,4:3,5-dianhidro-D-glusitol 2-nitrat pada kromatogram Larutan uji hampir sama seperti bercak
(C6H9NO6 BM 191,14)]. yang 0diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3,
encerkan Larutan uji dengan etanol mutlak P (1:1),
- 575 -

ulangi uji dan bandingkan intensitas bercak isosorbid dari ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain
enceran Larutan uji dengan intensitas bercak dari semua dari Larutan uji dan rS adalah jumlah semua respons
Larutan baku, yang telah dikoreksi tingkat persentasenya puncak: total cemaran termasuk senyawa sejenis A
sesuai pengenceran Larutan uji. isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat tidak lebih
UJI 2 dari 0,5%; total cemaran dari hasil Uji 1 dan Uji 2, tidak
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair lebih dari 0,5%.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku senyawa Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sejenis A isosorbid mononitrat, Larutan uji dan Sistem Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kromatografi <931>.
kadar. Fase gerak Buat campuran air -metanol P (95:5), saring
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Timbang dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika perlu <931>.
hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
0,125 mg per ml. tentukur yang sesuai, larutkan dalam air, tambahkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid sejumlah volume metanol P lebih kurang 4% dari volume
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 2,0
tentukur yang sesuai. Larutkan dalam air, tambahkan mg per ml.
secara kuantitatif sejumlah volume Larutan baku Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan Larutan Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Isosorbid
baku isosorbid dinitrat persediaan, encerkan dengan air Mononitrat Encer BPFI, larutkan dalam metanol P,
hingga kadar isosorbid mononitrat, senyawa sejenis A encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut-turut metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
lebih kurang 2,0 mg per ml; 0,005 mg per ml dan 0,005 Encerkan secara kuantitatif larutan dengan air hingga
mg per ml. Saring larutan, buang beberapa ml filtrat kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
pertama. Larutan resolusi Pipet 10 ml Larutan baku Senyawa
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sejenis A isosorbid mononitrat, 1 ml Larutan baku dan 4
sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji ml metanol P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur dengan air sampai tanda. Saring larutan, buang beberapa
repons puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis ml filtrat pertama.
A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat relatif Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat yang setara
terhadap jumlah isosorbid mononitrat dalam zat dengan dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat,
rumus: masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam
lebih kurang 25 ml air. Tambahkan 2 ml metanol P,
 CV   rU  encerkan dengan air sampai tanda. Campur dan saring,
100   
 W   rS 
buang beberapa ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C adalah kadar senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x
atau isosorbid dinitrat, dalam mg per ml Larutan baku; V 12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
adalah volume Larutan uji dalam ml; W adalah jumlah 1,5 ml per menit, pada menit ke 8,5 naikkan laju alir
isosorbid mononitrat dalam mg, dari isosorbid mononitrat hingga 3,0 ml per menit untuk memastikan bahwa puncak
encer yang digunakan untuk membuat Larutan uji isosorbid mononitrat sudah tereluasi sempurna. Lakukan
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; rU dan rS kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Larutan baku: senyawa sejenis A isosorbid mononitrat pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk senyawa
dan isosorbid dinitrat, masing-masing tidak lebih dari sejenis A isosorbid mononitrat, isosorbid mononitrat dan
0,25%. isosorbid dinitrat berturut-turut lebih kurang 0,8; 1,0 dan
Hitung persentase masing-masing cemaran lain (selain 4,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid isosorbid mononitrat dan puncak isosorbid mononitrat
dinitrat) dalam zat dengan rumus: tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
r  puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
100 i  relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
 rS  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
- 576 -

respons puncak isosorbid mononitrat. Hitung jumlah Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji
dalam mg isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam zat dan Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel
yang digunakan dengan rumus: P. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga
r  per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan tandai
CV  U  batas rambat, biarkan lempeng kering di udara. Amati
 rS  lempeng di bawah cahaya UV 254 nm dan tandai bercak
yang sesuai dengan Larutan baku. Semprot bercak
C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml dengan penampak bercak dan sinari dengan cahaya UV
Larutan baku;V adalah volume Larutan uji dalam ml; rU 254 nm selama lebih kurang 10 menit. Bercak isosorbid
dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji mononitrat dan nitrat-nitrat lain terlihat sebagai bercak
dan Larutan baku. ungu dengan latar belakang putih sampai ungu muda.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Simpan pada suhu antara 20° dan 30°. Penetapan kadar.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
TABLET ISOSORBID MONONITRAT
Alat tipe 2: 50 rpm.
Isosorbide Mononitrate Tablet Waktu: 15 menit.
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6, yang terlarut
Tablet Isosorbid Mononitrat mengandung Isosorbid
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
Mononitrat, C6H9NO6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak tertera pada Kromatografi <931>.
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Baku pembanding Isosorbid BPFI; Untuk penggunaan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
kuantitatif lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri.
Isosorbid mononitrat encer BPFI, masukkan ke dalam
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat;
labu tentukur 200-ml, larutkan dan encerkan dengan
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran Media disolusi sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ke
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Media
untuk penanganan yang aman. Untuk penggunaan
disolusi sampai tanda.
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot, saring melalui
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat
penyaring dengan porositas 0,45 μm, buang beberapa ml
Encer BPFI [Perhatian Zat yang tidak diencerkan,
filtrat pertama.
mudah meledak dan dapat meledak karena benturan atau
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pemanasan berlebih.] Campuran ini mengandung
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
isosorbid dinitrat 25% dalam manitol. Tidak boleh
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
tertutup rapat dan terlindung dari panas berlebih.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Isosorbid Mononitrat EncerBPFI. Senyawa Sejenis A
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI.
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Identifikasi Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada kadar. Hitung persentase isosorbid mononitrat, C6H9NO6
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. yang terlarut dengan rumus:
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P (95:5).
Penampak bercak Larutkan 1 g kanji P dalam 100 ml air
 C  r 
mendidih, dinginkan, tambahkan 0,5 g kalium iodida P,
aduk sampai larut.
900 S  U 100
Larutan baku Larutkan Isosorbid Mononitrat Encer
 LC  rS 
BPFI dalam etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang
0,5 mg per ml. CS adalah kadar Isosorbid mononitrat encer BPFI dalam
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari mg per ml Larutan baku; LC adalah jumlah dalam mg per
20 tablet. Timbang sejumlah serbuk setara dengan lebih tablet yang tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut
kurang 120 mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; 900
wadah yang sesuai, tambahkan 50 ml etanol mutlak P, adalah volume media disolusi dalam ml; 100 adalah faktor
sonikasi selama 10 menit, sentrifus. Encerkan secara konversi terhadap persentase.
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian etanol Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
mutlak P. kurang dari 80% (Q) C6H9NO6 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
- 577 -

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
Keseragaman kandungan. 0,1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Senyawa sejenis Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
UJI 1 tentukur yang sesuai. Larutkan dalam air, tambahkan
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada secara kuantitatif sejumlah volume Larutan baku
Kromatografi <931>. senyawa sejenis A isosorbid mononitrat persediaan dan
Fase gerak, Penjerap, Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan, encerkan
Larutan baku 3 dan volume penotolan Lakukan seperti dengan air hingga kadar isosorbid mononitrat, senyawa
tertera pada UJI 1 dalam Senyawa sejenis pada Isosorbid sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
Mononitrat Encer. berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per ml; 0,0005 mg per
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari ml dan 0,0005 mg per ml. Saring larutan, buang beberapa
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara ml filtrat pertama.
dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20,0 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
ml etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit dan dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
sentrifus. Gunakan beningan. 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
Penampak bercak Larutkan 1:25 g kalium per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500 resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji, senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
semua Larutan baku pada lempeng kromatografi. isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan tandai batas simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
rambat, biarkan lempeng kering dengan aliran udara lebih dari 10% untuk puncak senyawa sejenis A isosorbid
hangat selama lebih kurang 10 menit, masukkan mononitrat dan isosorbid dinitrat.
lempeng dalam penampak bercak dan panaskan pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
suhu 105° selama 5 menit. Beberapa bercak yang sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji
diperoleh pada kromatogram Larutan uji dengan harga ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
Rf yang sesuai dengan bercak yang diperoleh pada respons puncak utama. Bandingkan respons puncak
kromatogram semua Larutan baku, tidak lebih intensif cemaran yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
dari bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan baku. Respons puncak rata-rata cemaran Larutan uji
baku 3: masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0%. kurang dari atau sama dengan respons puncak rata-rata
Jika intensitas bercak yang diperoleh pada kromatogram dari puncak yang sama Larutan baku.
Larutan uji hampir sama seperti bercak yang diperoleh
dalam kromatogram Larutan baku 3, encerkan Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
uji dengan etanol mutlak P (1:1), ulangi uji dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
bandingkan intensitas bercak isosorbid dari Larutan uji Kromatografi <931>.
encer dengan intensitas bercak dari semua Larutan baku Fase gerak Buat campuran air-metanol P (7:3), saring
yang telah dikoreksi tingkat persentasenya sesuai dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
pengenceran Larutan uji. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
UJI 2 Larutan resolusi Buat larutan Isosorbid Mononitrat
Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid Encer BPFI dan Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat
dinitrat masing-masing tidak lebih dari 0,5%. Lakukan Encer BPFI dengan kadar masing-masing lebih kurang
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 0,0005 mg per ml.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Fase gerak, Larutan resolusi dan Larutan uji Lakukan Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan secara
seperti tertera pada Penetapan kadar. kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air, hingga
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Saring melalui
persediaan Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis penyaring dengan porositas 0,45 m atau lebih kecil.
A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. dengan lebih kurang 20 mg isosorbid mononitrat,
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Timbang masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 100
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, ml air, sonikasi selama 10 menit, encerkan dengan air
larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika perlu sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu 0,45 m atau lebih kecil.
- 578 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Lakukan seperti
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml tertera pada Identifikasi A dalam Tablet Isosorbid
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Mononitrat.
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak Penetapan kadar.
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Disolusi <1231>
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: UJI 1
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Media disolusi: 900 ml air.
lebih dari 1,5%. Alat tipe 2: 50 rpm, tablet diletakkan dalam“sinker”
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume berbentuk spiral yang dibuat dari baja tahan karat dengan
sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji diameter 0,8 mm, panjang 25,4 cm dengan diameter
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur lingkaran lebih kurang 0,72 cm dan tinggi lebih kurang
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 2,5 cm.
isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam serbuk tablet yang Waktu: 1, 2, 4, 8 dan 12 jam.
digunakan dengan rumus: Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6, yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
r  tertera pada Kromatografi <931>.
200C  U  Fase gerak Buat campuran air-metanol P (7:3), saring
 rS  dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml Kromatografi <931>.
Larutan baku; rU dan rS adalah respons puncak Larutan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
uji dan Larutan baku. Mononitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Media disolusi hingga kadar lebih kurang LC/1000. LC
Simpan pada suhu antara 20° dan 30°. adalah jumlah dalam mg per tablet seperti yang tertera
pada etiket.
Larutan uji Saring sejumlah alikuot melalui penyaring
nilon dengan porositas 0,45 µm, buang 4-6 ml filtrat
TABLET LEPAS LAMBAT ISOSORBID
pertama.
MONONITRAT Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Isosorbide Mononitrate Extended-Release Tablet Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 mm x 25
Tablet Lepas Lambat Isosorbid Mononitrat mengandung cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
Isosorbid Mononitrat, C6H9NO6, tidak kurang dari 90,0% per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
etiket. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5 %.
Baku pembanding Isosorbid BPFI Untuk penggunaan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kuantitatif, lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri. sama (lebih kurang 25 µL) Larutan baku dan Larutan uji
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat; ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran respons puncak. Hitung jumlah dalam mg isosorbid
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai mononitrat, C6H9NO6, yang terlarut pada tiap interval
untuk keamanan penggunaan. Untuk penggunaan waktu dengan rumus:
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat
r 
Encer BPFI [Perhatian Zat yang tidak diencerkan mudah CS  U  V
meledak dan dapat meledak karena benturan atau  rS 
pemanasan berlebih.] Campuran ini mengandung isosorbid
dinitrat 25% dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dan terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrat puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; V adalah
Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat volume dalam ml media disolusi dalam bejana disolusi
Encer BPFI. pada tiap pengambilan sampel.
- 579 -

Hitung jumlah dalam mg isosorbid mononitrat, C6H9NO6 isosorbid mononitrat dan 120 µg per ml untuk tablet yang
yang diambil pada pengambilan sampel sebelumnya mengandung 60 mg isosorbid mononitrat.
dengan rumus: Larutan uji Saring sejumlah volume alikuot melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 µm.
 VS  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
 AD V 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 µm.
AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; VS adalah kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
volume dalam ml sampel yang diambil; V adalah volume dan ukur responspuncak seperti tertera pada Prosedur:
dalam ml media disolusi dalam bejana disolusi pada faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
setiap pengambilan sampel. Hitung persentase isosorbid relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %.
mononitrat, C6H9NO6, yang terlarut pada tiap Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pengambilan sampel dengan rumus: sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
 AD  AR  respons puncak. Hitung jumlah dalam mg isosorbid
 100 mononitrat, C6H9NO6, yang diambil pada tiap
 LC 
pengambilan sampel dengan rumus:
AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang
terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; AR adalah  rU ( i ) 
jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang diambil pada CS  
 rS 
pengambilan sampel sebelumnya; 100 adalah faktor  
konversi persentase dan LC jumlah dalam mg per tablet
seperti tertera pada etiket. CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel Larutan baku; rU(i) adalah respons puncak dari Larutan uji
Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase pada tiap pengambilan sampel ke-i dan rS adalah respons
jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai puncak dari Larutan baku.
dengan tabel di bawah ini. Hitung jumlah persentase isosorbid mononitrat yang
terlarut pada tiap pengambilan sampel dengan rumus:
Waktu (jam) Jumlah terlarut
1
2
antara 15% dan 35%
antara 28% dan 48% C i V 0  i  1 V t    ij11 C j Vt 100
LC
4 antara 43% dan 68%
8 antara 65% dan 90% Ci adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan
12 tidak kurang dari 80% pada tiap titik waktu i, dalam mg per ml; V0 adalah
volume awal dalam ml media;Vt adalah volume sampel
UJI 2 dalam ml yang diambil pada tiap pengambilan sampel; Cj
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan dalam
Uji Disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini. mg per ml, pada waktu j;100 adalah faktor konversi
persentase dan LC adalah jumlah isosorbid mononitrat
Media disolusi: 500 ml air cairan lambung buatan LP dalam mg per tablet seperti yang tertera pada etiket.
(tanpa enzim). Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
Alat tipe 2: 50 rpm. Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase
Waktu: 1, 2, 6 dan 12 jam. jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6 yang terlarut dengan tabel di bawah ini.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Waktu (jam) Jumlah terlarut
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:2), saring 1 antara 25% dan 45%
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian 2 antara 35% dan 60%
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada 6 antara 72% dan 90%
Kromatografi <931>. 12 tidak kurang dari 80%
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan
UJI 3
secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Media
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi
disolusi hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
Uji Disolusi 3, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Larutan baku Lakukan pengenceran Larutan baku
Media disolusi: 500 ml cairan lambung buatan LP
persediaan dengan Media disolusi hingga kadar lebih
(tanpa enzim).
kurang 60 µg per ml untuk tablet yang mengandung 30 mg
- 580 -

Alat tipe 2: 50 rpm. pada waktu j; 100 adalah faktor konversi persentase dan
Waktu: 1, 2, 6 dan 12 jam. LC adalah jumlah dalam mg per tablet seperti yang tertera
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada etiket.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
tertera pada Kromatografi <931>. Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase
Dapar Masukkan lebih kurang 15,4 g amonium asetat jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai
P dan 11,5 ml asam asetat P ke dalam labu tentukur dengan tabel di bawah ini.
1000-ml yang berisi 500 ml air, atur pH hingga 4,7
dengan penambahan asam asetat P. Encerkan dengan air Waktu (jam) Jumlah terlarut
sampai tanda. 1 antara 20% dan 40%
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-Dapar 2 antara 30% dan 50%
(6:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 6 antara 70% dan 90%
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 12 tidak kurang dari 85%
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan Keseragaman kandungan. Lakukan seperti tertera pada
secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Media Penetapan kadar, kecuali gunakan 1 tablet sebagai
disolusi hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per ml. pengganti serbuk tablet dalam Larutan uji.
Larutan baku Untuk tablet yang mengandung 60 mg
isosorbid mononitrat, gunakan Larutan baku persediaan Senyawa sejenis
tanpa pengenceran. Untuk tablet yang mengandung 30 UJI 1
mg isosorbid mononitrat, pipet 25 ml Larutan baku Masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0 %.
persediaan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Media disolusi sampai tanda. Kromatografi <931>.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah Fase gerak Campuran toluen P-etil asetat P-isopropil
disaring melalui penyaring dengan porositas 0,45 μm. alkohol P (53:32:15).
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang
μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan 0,0125 mg per ml.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak perlu bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih
lebih dari 2,0%. kurang 0,025 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur perlu bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih
respons puncak. Hitung kadar dalam mg per ml isosorbid kurang 0,05 mg per ml.
mononitrat yang terlarut pada tiap pengambilan sampel Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
dengan rumus: 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat,
 rU (i )  masukkan ke dalam wadah yang sesuai yang berisi 20,0
C S  
ml asetonitril P, sonikasi selama 10 menit, sentrifus.
 rS 
Gunakan beningan.
Penampak bercak Larutkan 1,25 g kalium
CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml
permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500
Larutan baku; ru(i) adalah respons puncak Larutan uji
ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.
pada titik waktu i; rS adalah respons puncak Larutan baku.
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji
Hitung jumlah persentase isosorbid mononitrat yang
dan Larutan baku pada lempeng kromatografi. Masukkan
terlarut pada tiap pengambilan sampel dengan rumus:
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase

C V i  1 V t    ij11 C jV t 100


gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi
i 0  lempeng. Angkat lempeng dan tandai batas rambat,
LC keringkan lempeng dengan udara hangat selama lebih
kurang 10 menit, masukkan lempeng dalam penampak
Ci adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan pada bercak dan panaskan lempeng pada suhu 105° selama 5
tiap titik waktu i, dalam mg per ml; V0 adalah volume awal menit. Beberapa bercak yang diperoleh pada
dalam ml media;Vt adalah volume sampel dalam ml yang kromatogram Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai
diambil pada tiap pengambilan sampel; Cj adalah kadar dengan bercak yang diperoleh pada kromatogram semua
isosorbid mononitrat yang dilepaskan dalam mg per ml,
- 581 -

Larutan baku tidak lebih intensif dari bercak yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3 [Catatan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Harga Rf isosorbid dan isosorbid mononitrat berturut- dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
turut lebih kurang 0,2 dan 0,6.] Jika intensitas bercak 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
yang diperoleh dalam kromatogram Larutan uji hampir per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
sama seperti bercak yang diperoleh dalam kromatogram resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Larutan baku 3, encerkan Larutan uji dengan asetonitril seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
P (1:1), ulangi uji dan bandingkan intensitas bercak senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
isosorbid dari enceran Larutan uji dengan intensitas isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,0. [Catatan
bercak yang diperoleh dari semua Larutan baku, yang Waktu retensi relatif untuk senyawa sejenis A isosorbid
telah dikoreksi tingkat persentasenya sesuai pengenceran mononitrat, isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
Larutan uji. berturut-turut lebih kurang 0,9; 1,0 dan 5,6.] Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
UJI 2 dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat; isosorbid simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dinitrat masing-masing tidak lebih dari 0,25%.Total lebih dari 10% untuk senyawa sejenis A isosorbid
cemaran lain tidak lebih dari 0,25%; Total cemaran mononitrat dan isosorbid dinitrat.
termasuk senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
isosorbid dinitrat tidak lebih dari 0,5%. Lakukan sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
seperti tertera pada Kromatografi <931>. semua respons puncak. Hitung persentase senyawa
Fase gerak Buat campuran air - metanol P (75:25), sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dalam tablet dengan rumus:
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. C   rU 

Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat 25  
persediaan Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis W   rS 
A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan
encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan air C adalah kadar Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. BPFI atau isosorbid dinitrat encer BPFI dalam μg per ml
Larutan baku Isosorbid dinitrat persediaan Timbang Larutan baku; W adalah bobot dalam mg isosorbid
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, mononitrat untuk membuat Larutan uji; rU dan rS berturut-
larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang baku.
0,15 mg per ml. Hitung persentase masing-masing cemaran lain (selain
Larutan baku persediaan Pipet 2 ml Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat persediaan dan 4 dinitrat) dengan rumus:
ml Larutan baku Isosorbid dinitrat persediaan ke dalam
labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda. r 
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Isosorbid 100  i 
Mononitrat Encer BPFI setara dengan lebih kurang 24  rS 
mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain
persediaan dan 20 ml metanol P, encerkan dengan air dari Larutan uji; rS adalah jumlah semua respons puncak.
sampai tanda.
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan 20 ml metanol P ke dalam labu tentukur 100-ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Encerkan dengan air sampai tanda. Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Fase gerak Buat campuran air-metanol P (8:2), saring
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
dengan lebih kurang 60 mg isosorbid mononitrat, menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 40 Kromatografi <931>.
ml metanol P, sonikasi selama lebih kurang 30 menit Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
dengan pendinginan. Hangatkan sampai suhu ruang, Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Isosorbid
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus pada Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan secara
lebih kurang 3000 rpm selama 10 menit. Encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan air hingga kadar
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian air. lebih kurang 0,15 mg per ml.
Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 μm atau Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Isosorbid
lebih kecil. Mononitrat Encer BPFI setara dengan lebih kurang 30
- 582 -

mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam labu KALAMIN


tentukur 250-ml. Larutkan dalam air, tambahkan 10 ml Calamine
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat,
tambahkan 50 ml metanol P, encerkan dengan air sampai Kalamin [8011-96-9] BM 265,33
tanda. Larutan ini mengandung isosorbid mononitrat dan
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat berturut-turut Kalamin adalah zink oksida dengan sebagian kecil besi
lebih kurang 0,12 mg per ml dan 0,006 mg per ml. oksida, mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid lebih dari 100,5% ZnO, dihitung terhadap zat yang telah
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu dipijarkan.
tentukur yang sesuai, larutkan dalam air, tambahkan
sejumlah volume metanol P lebih kurang 20% dari Pemerian Serbuk halus; merah muda; tidak berbau;
volume labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih praktis tidak berasa.
kurang 0,12 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara asam mineral.
dengan lebih kurang 60 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 Identifikasi
ml metanol P, sonikasi selama lebih kurang 30 menit A. Campurkan 1 g zat dengan 10 ml asam klorida 3 N
dengan pendinginan. Hangatkan sampai suhu ruang, dan saring. Filtrat menunjukkan reaksi Zink seperti tertera
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus pada pada Uji identifikasi Umum <291>.
lebih kurang 3000 rpm selama 10 menit. Encerkan secara B. Campurkan 1 g zat dengan 10 ml asam klorida 3
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian air. N, panaskan hingga mendidih, saring. Pada filtrat
Saring larutan melalui penyaring dengan porositas tambahkan amonium tiosianat LP: terjadi warna
0,45μm atau lebih kecil. kemerahan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x Staphylococus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak pemijaran pada suhu 500 menggunakan 2 g zat.
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 50 ml asam
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram klorida 3 N. Zat yang tidak larut saring dengan penyaring
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: yang telah ditara, cuci dengan air, keringkan pada suhu
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku 105 selama 1 jam, dinginkan dan timbang. Bobot tidak
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. lebih dari 40 mg.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji Kebasaan Digesti 1,0 g zat dengan 20 ml air di atas
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur tangas uap selama 15 menit, saring, tambahkan 2 tetes
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenolftalein LP; untuk menghilangkan warna merah yang
isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam serbuk tablet yang terbentuk, dibutuhkan tidak lebih dari 0,20 ml asam sulfat
digunakan dengan rumus: 0,10 N.

r  Kalsium Digesti 1 g zat dengan 25 ml asam klorida 3 N


500C  U  selama 30 menit, saring untuk membuang besi(III) oksida
 rS  yang tidak larut. Pada filtrat tambahkan amonium
hidroksida 6 N hingga endapan yang terbentuk larut
C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml kembali, tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N. Pada
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons 10 ml larutan tambahkan 2 ml amonium oksalat LP:
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. terbentuk sedikit kekeruhan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Kalsium atau Magnesium Pada 10 ml larutan yang
Simpan pada suhu antara 20° dan 30°. diperoleh pada uji Kalsium tambahkan 2 ml larutan
natrium fosfat dibasa P: terbentuk sedikit kekeruhan.
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika
tidak menggunakan Uji 1. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj.
- 583 -

Timbal Pada 1 g zat tambahkan 15 ml air, aduk, tambahkan asam sulfat 1,0 N: warna yang terjadi tidak lebih tua dari
3 ml asam asetat glasial P, hangatkan di atas tangas uap warna larutan pembanding.
hingga larut, saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes kalium
kromat LP: tidak terbentuk kekeruhan. Nitrat, Nitrit dan Amonia Pada larutan 1 g zat dalam 5
ml air di dalam tabung reaksi 40 ml, tambahkan 5 ml
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g zat natrium hidroksida 1 N dan lebih kurang 200 mg kawat
yang baru dipijarkan, digesti dengan 50,0 ml asam sulfat aluminium. Sisipkan segumpal kapas murni pada bagian
1 N LV, panaskan hati-hati hingga zat tidak melarut lagi. atas tabung reaksi dan letakkan kertas lakmus merah P
Saring, cuci residu dengan air panas sampai air cucian basah pada mulut tabung reaksi. Panaskan tabung reaksi
bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Pada kumpulan dalam tangas uap selama 15 menit: tidak terjadi warna
filtrat dan air cucian tambahkan 2,5 g amonium klorida P, biru pada kertas lakmus merah P.
dinginkan. Titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV
menggunakan indikator jingga metil LP. Tiosulfat dan Barium Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml
air bebas amonia dan karbon dioksida P, tambahkan 2
Tiap ml asam sulfat 1 N tetes asam sulfat 2 N: tidak terjadi kekeruhan dalam
setara dengan 40,69 mg ZnO waktu 1 menit.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj: lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.

KALIUM IODIDA Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg


Potassium Iodide zat, larutkan dalam lebih kurang 10 ml air dan tambahkan
35 ml asam klorida P. Titrasi dengan kalium iodat 0,05 M
Kalium iodida [7681-11-0] LV sampai larutan warna coklat hitam berubah menjadi
KI BM 166,00 coklat pucat. Tambahkan 2 atau 3 tetes amaran LP,
titrasi perlahan sampai warna merah berubah menjadi
Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan kuning.
tidak lebih dari 101,5% KI, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Tiap ml kalium iodat 0,05 M
setara dengan 16,60 mg KI
Pemerian Hablur heksahedral; transparan atau tidak
berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi
netral atau basa terhadap lakmus.
KALIUM KLORIDA
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam Potassium Chloride
air mendidih; mudah larut dalam gliserin; larut dalam
etanol. Kalium klorida [7447-40-7]
KCl BM 74,55
Identifikasi Larutan menunjukkan reaksi Kalium dan
Iodida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Kalium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 100,5% KCl, dihitung terhadap zat
Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 10 ml air, tambahkan yang telah dikeringkan.
0,1 ml asam sulfat 0,1 N dan 1 tetes fenolftalein LP: tidak
terjadi warna. Pemerian Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus,
atau serbuk granul putih; tidak berbau; tidak berwarna;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; rasa asin; stabil di udara; larutan bereaksi netral terhadap
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. lakmus.

Iodat Tidak lebih dari 4 bpj; lakukan penetapan sebagai Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
berikut: Larutkan 1,1 g zat dalam air bebas amonia dan etanol.
karbon dioksida P secukupnya hingga diperoleh 10 ml,
masukkan ke dalam tabung pembanding warna. Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Tambahkan 1 ml kanji LP dan 0,25 ml asam sulfat 1,0 N, Kalium dan Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi
campur. Bandingkan warna yang terjadi terhadap warna Umum <291>.
larutan pembanding volume sama yang mengandung 100
mg kalium iodida P, 1 ml larutan baku iodat dibuat dengan Keasaman atau kebasaan Pada larutan 5,0 g zat dalam
mengencerkan 1 ml larutan kalium iodat P (1 dalam 2500) 50 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan 3 tetes
dengan air sampai 100 ml, 1 ml kanji LP dan 0,25 ml fenolftalein LP: tidak terjadi warna merah muda.
- 584 -

Kemudian tambahkan 0,30 ml natrium hidroksida 0,020 Tiap ml perak nitrat 0,1 N
N: terjadi warna merah muda. setara dengan 7,455 mg KCl

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Penandaan Jika digunakan untuk hemodialisis harus
Iodida atau Bromida tertera pada etiket.
Iodida Tidak lebih dari 0,005%.
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air.
Tambahkan 1 ml kloroform P dan asam klorida encer P, KALIUM PERMANGANAT
kemudian tambahkan 2 tetes larutan kloramin T (0,1 Potassium Permanganate
dalam 100) dan kocok perlahan. Warna ungu yang
terbentuk pada lapisan kloroform tidak lebih tua dari KMnO4 [7722-64-7] BM 158,03
Larutan baku.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari
kurang 41 mg kalium iodida P, masukkan ke dalam labu 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% KMnO4, dihitung
tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai terhadap zat yang telah dikeringkan.
tanda. [Perhatian Penanganan kalium permanganat harus hati-
Larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku persediaan ke hati, dapat terjadi ledakan yang berbahaya bila terjadi
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai kontak dengan zat organik, atau zat mudah teroksidasi
tanda. Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan baik sebagai larutan atau dalam keadaan kering.]
lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari
”Tambahkan 1 ml kloroform P”. Pemerian Hablur; ungu tua, hampir tidak tembus oleh
cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik
Bromida Tidak lebih dari 0,1%. mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air. disertai warna merah tembaga tua; stabil di udara.
Tambahkan 1 ml kloroform P dan asam klorida encer P,
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air
kemudian tambahkan 5 tetes larutan kloramin T (1 dalam
mendidih.
100) dan kocok perlahan. Warna coklat yang terbentuk
pada lapisan kloroform tidak lebih tua dari Larutan baku. Identifikasi Larutan pekat berwarna merah lembayung
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 32 mg tua dan larutan sangat encer berwarna merah muda;
natrium bromida P, masukkan ke dalam labu tentukur 25- menunjukkan reaksi Permanganat seperti tertera pada Uji
ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Identifikasi Umum <291>.
Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan lakukan
seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari ”Tambahkan 1 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% ;
ml kloroform P”. lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.

Aluminium <315> Tidak lebih dari 1 bpj; jika pada Zat tak larut Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan
etiket tertera untuk digunakan dalam hemodialisis, sebagai berikut: Larutkan 2,0 g zat dalam 150 ml air yang
lakukan penetapan dengan menggunakan 2,0 g kalium telah dihangatkan hingga suhu tangas uap, saring segera
klorida untuk penyiapan Larutan uji. dengan krus penyaring porositas medium yang telah
ditara. Cuci penyaring tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air
Kalsium dan Magnesium Pada 20 ml larutan (1 dalam hangat, keringkan krus penyaring dan residu pada suhu
100), tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N, 2 ml 105º selama 3 jam: residu tidak lebih dari 4 mg.
amonium oksalat LP dan 2 ml natrium fosfat dibasa LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 5 menit. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tambahkan
Natrium Larutan (1 dalam 20) pada pembakaran dengan untuk tiap mg kalium permanganat 2,13 mg natrium
kawat platina tidak menunjukkan nyala kuning jelas oksalat P yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan
hingga nyala yang tidak terang. pada suhu 110º hingga bobot tetap. Tambahkan 150 ml
air dan 20 ml asam sulfat 7 N, panaskan hingga suhu
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan lebih kurang 80º, titrasi kelebihan asam oksalat dengan
penetapan dengan larutan 2,0 g zat dalam 25 ml air. kalium permanganat 0,03 N LV, hitung jumlah dalam mg
kalium permanganat, KMnO4, dalam zat yang digunakan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 dengan rumus:
mg zat, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan 10 ml asam
asetat glasial P, 75 ml metanol P dan 3 tetes eosin Y LP. 0,4718WS – 0,9482V
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga terjadi warna
merah muda. 0,4718 adalah jumlah KMnO4 dalam mg yang setara
dengan 1 mg natrium oksalat; WS adalah bobot dalam mg
- 585 -

natrium oksalat yang digunakan; 0,9482 adalah jumlah Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
KMnO4 dalam mg per ml kalium permanganat 0,03 ; V penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 1 ml asam
adalah volume kalium permanganat 0,03 N yang asetat 1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml.
digunakan.
Penetapan kadar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI, larutkan dalam campuran air dan
dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10) hingga kadar lebih
KALIUM SULFOGUAIAKOLAT kurang 50 µg per ml.
Potassium Guaiacolsulfonate Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dalam
400 ml air dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
279 nm terhadap blangko campuran air dan dapar fosfat
Kalium hidroksimetoksibenzensulfonat hemihidrat pH 7,0 (1 dalam 10). Hitung jumlah dalam mg kalium
[78247-49-1] sulfoguaiakolat, C7H7KO5S, dengan rumus:
C7H7KO5S.½H2O BM 251,29
C7H7KO5S BM 242,29
A 
5C  U 
Kalium Sulfoguaiakolat mengandung tidak kurang dari  AS 
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H7KO5S, dihitung
terhadap zat anhidrat.
C adalah kadar Kalium Sulfoguaiakolat BPFI dalam µg
per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; AU
Pemerian Serbuk hablur atau hablur; putih; tidak berbau;
dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
rasa pahit. Oleh pengaruh udara dan cahaya, warna
Larutan baku.
perlahan-lahan menjadi merah muda; larutan dalam air
memberikan reaksi netral terhadap lakmus P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter.

Baku pembanding Kalium Sulfoguaiakolat BPFI;


KALSITRIOL
lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I sebelum Calcitriol
CH3 H3C CH3
digunakan untuk analisis kuantitatif. CH3
H

OH
OH
Identifikasi
CH2
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah H
dikeringkan pada suhu 105º selama 18 jam dan
HO
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
(5Z,7E)-9,10-Sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3, 25-
seperti pada Kalium Sulfoguaiakolat BPFI pada daerah
triol [32222-06-3]
spektrum antara 7 dan 13 µm.
C27H44O3 BM 416,64
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Monohidrat BM 434,65
20.000) yang dibuat seperti tertera pada Penetapan kadar,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
Kalsitriol berbentuk anhidrat atau mengandung satu
gelombang yang sama seperti pada Kalium
molekul air. Bentuk anhidrat mengandung tidak kurang
Sulfoguaiakolat BPFI.
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H44O3,
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Kalium
dihitung terhadap zat bebas pelarut. Bentuk monohidrat
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
103,0% C27H44O3, dihitung terhadap zat anhidrat.
Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
[Catatan Perlakukan dengan hati-hati untuk menghindari
terhirup partikel kalsitriol dan terpapar ke kulit.]
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.
Pemerian Hablur; putih atau hampir putih; peka terhadap
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 5 tetes
udara, panas dan cahaya.
barium klorida LP dan asamkan dengan asam klorida P:
tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.
- 586 -

Kelarutan Mudah larut dalam etanol; larut dalam eter cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
dan minyak lemak; praktis tidak larut dalam air. <931>.
Dapar tris Timbang 1 g tris (hidroksimetil)
Baku pembanding Kalsitriol BPFI, simpan dalam lemari aminometana, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml
pendingin, terlindung cahaya. dan larutkan dalam 900 ml air, atur pH hingga 7,0-7,5
dengan penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air
Identifikasi sampai tanda.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar tris
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Kalsitriol BPFI. pada Kromatografi <931>.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalsitriol
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
diperoleh pada Penetapan kadar. larutkan dalam asetonitril P (tanpa pemanasan)
menggunakan sejumlah volume hingga 55% dari volume
Air <1031> Metode I Antara 3,5% dan 5,5%; untuk akhir. Encerkan dengan Dapar tris hingga kadar kalsitriol
bentuk monohidrat. 100 g per ml. [Catatan Biarkan larutan mencapai suhu
ruang sebelum diencerkan dengan Dapar tris sampai
Kemurnian kromatografi [Catatan Lakukan penetapan volume akhir.]
secepat mungkin untuk menghindari larutan terpapar Larutan kesesuaian sistem Panaskan 2 ml Larutan
cahaya dan udara.] baku pada 80º selama 30 menit.
Dapar tris, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan
Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti ke dalam labu tentukur yang sesuai dan larutkan dalam
tertera pada Penetapan kadar. asetonitril P (tanpa pemanasan) menggunakan sejumlah
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 l Larutan uji ke volume hingga 55% dari volume akhir. Encerkan dengan
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak Dapar tris hingga kadar kalsitriol 100 g per ml.
kurang dari dua kali waktu retensi puncak kalsitriol. [Catatan Biarkan larutan mencapai suhu ruang sebelum
Lakukan identifikasi terhadap cemaran seperti tertera diencerkan dengan Dapar tris sampai volume akhir.]
pada Tabel dan ukur respons puncak. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dengan rumus: dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
r  m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan
100 i  suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi terhadap
 rS  Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
ri adalah respons masing-masing puncak selain puncak retensi relatif pre-kalsitriol dan kalsitriol berturut-turut
utama kalsitriol dan pre-kalsitriol dan rS adalah jumlah adalah lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara
semua respons puncak. Tidak lebih dari batas yang tertera puncak pre-kalsitriol dan kalsitriol tidak kurang dari 3,5.
pada Tabel. Abaikan puncak yang kurang dari 0,1%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Tabel pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000
Waktu retensi Batas lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
Cemaran
relatif (menit) (%) penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Triazolin hasil samping pre- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
0,43 0,1
kalsitriol sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
Trans-kalsitriol1 0,96 0,25 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
1β-Kalsitriol2 1,15 0,1
respons puncak kalsitriol dan pre-kalsitriol. Hitung
Metilen kalsitriol3 1,5 0,25
persentase kalsitriol, C27H44O3, dalam zat dengan rumus:
Cemaran lain yang tak
- 0,1
teridentifikasi
Jumlah semua cemaran - 1,0 C  rU 
1
) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3,25-triol 100 S  
2
3
) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3,25-triol  CU  rS 
) (5Z,7E)-1,3- dihidroksi-17-((R)-7-hidroksi-7-metiloktan-2-il)-
9,10-sekoandrosta-5,7,10(19)-triena
CS adalah kadar Kasitriol BPFI dalam mg per ml Larutan
Penetapan kadar [Catatan Lakukan penetapan secepat baku; CU adalah kadar kalsitriol dalam g per ml Larutan
mungkin untuk menghindari larutan terpapar cahaya dan uji; rU dan rS berturut-turut adalah jumlah respons puncak
udara.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi kalsitriol dan pre-kalsitriol dalam Larutan uji dan
Larutan baku.
- 587 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,5%; larutkan 500 mg zat
tidak tembus cahaya. Simpan seperti petunjuk pada etiket. dalam 5 ml air dan 5 ml asam klorida encer P, encerkan
dengan air hingga 100 ml, saring jika perlu. Pada 20 ml
Penandaan Mencantumkan monohidrat untuk bentuk filtrat, tambahkan 1 ml asam klorida encer P, encerkan
monohidrat. dengan air hingga 50 ml. Tambahkan 1 ml barium klorida
LP: larutan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan oleh
1,0 ml asam sulfat 0,01 N.
KALSIUM FOSFAT DIBASA ANHIDRAT
Kalsium Hidrogen Fosfat Anhidrat Arsen <211> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; larutkan
Anhydrous Dibasic Calcium Phosphate 1,0 g zat dalam 25 ml asam klorida 3 N dan encerkan
dengan air hingga 55 ml: Larutan memenuhi uji Batas
Kalsium fosfat (1:1) [7757-93-9] Arsen tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti
Asam fosfat, garam kalsium (1:1) tertera pada Prosedur.
CaHPO4 BM 136,06
Barium Didihkan 500 mg zat dalam 10 ml air,
Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat mengandung tidak tambahkan 1 ml asam klorida P tetes demi tetes, aduk
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 103,0% kalsium pada setiap penambahan. Biarkan dingin dan saring jika
fosfat dibasa anhidrat (CaHPO4). perlu, tambahkan pada filtrat 2 ml kalium sulfat LP; tidak
Pemerian Serbuk putih; tidak berbau dan tidak berasa. terbentuk kekeruhan selama 10 menit.
Stabil di udara.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj;
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak larut dalam buat larutan uji sebagai berikut: hangatkan 1,3 g zat
alkohol; larut dalam asam klorida 3 N dan asam nitrat 2 dengan 3 ml asam klorida 3 N sampai tidak lagi melarut,
N. encerkan dengan air hingga volume 50 ml dan saring.

Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak boleh Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,2%;
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. larutkan 5,0 g zat dalam campuran 40 ml air dan 10 ml
asam klorida P, didihkan hati-hati selama 5 menit,
Identifikasi dinginkan, kumpulkan zat yang tidak larut dalam kertas
A. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 10 ml saring bebas abu, cuci dengan air sampai air cucian
asam klorida 2 N dengan penghangatan, tambahkan 2,5 terakhir tidak memberikan reaksi Klorida (tidak terbentuk
ml amonia LP tetes demi tetes dengan pengocokan, kekeruhan dengan penambahan perak nitrat LP). Pijarkan
kemudian tambahkan 5 ml amonium oksalat LP: residu dan kertas saring bebas abu pada suhu 600 ± 50°.
terbentuk endapan putih. Bobot residu tidak lebih dari 10 mg.
B. Larutan amonium molibdat Larutkan 21,2 g
amonium molibdat P dalam air untuk membuat 200 ml Fluorida Tidak lebih dari 50 bpj [Catatan Siapkan dan
larutan 10%. Larutan dibuat segar. simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 5 ml asam nitrat Dapar Larutkan 73,5 g natrium sitrat dihidrat P dalam
encer P. Hangatkan larutan pada suhu 70° dan tambahkan air hingga volume 250 ml.
2 ml Larutan amonium molibdat: terbentuk endapan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
kuning amonium fosfomolibdat. Fluorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga
kadar lebih kurang 1,1052 mg per ml. Pipet 20 ml larutan
Sisa pemijaran <301> Antara 6,6% dan 8,5%; lakukan ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 50 ml Dapar,
pemijaran pada lebih kurang 1 g zat pada suhu 800° encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini
sampai 825° hingga bobot tetap. mengandung 100 µg ion fluorida.
Sistem elektroda Lakukan seperti tertera pada
Karbonat Campurkan 1,0 g zat dengan 5 ml air bebas Penetapan pH <1071>. Gunakan elektroda penunjuk ion
karbon dioksida P, segera tambahkan 2 ml asam klorida fluorida khusus dan elektroda pembanding perak-perak
P: tidak terjadi gelembung gas. fluorida yang dihubungkan pada pH meter yang mampu
mengukur potensial dengan reprodusibilitas minimum ±
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,25%; pada 200 mg zat 0,02 mV.
tambahkan 20 ml air dan 13 ml asam nitrat encer LP dan Garis respons baku Masukkan 50,0 ml Dapar dan 2,0
hangatkan perlahan jika perlu, sampai tidak lagi melarut. ml asam klorida P ke dalam gelas piala dan tambahkan
Encerkan hingga 100 ml, saring jika perlu. Pada 50 ml air hingga 100 ml. Masukkan pengaduk magnetik berlapis
larutan ini, tambahkan 1 ml perak nitrat LP: larutan tidak plastik, celupkan elektroda ke dalam larutan, aduk selama
lebih keruh dari yang dihasilkan oleh 0,70 ml asam 15 menit dan baca potensial dalam mV. Lanjutkan
klorida 0,01 N. pengadukan dan pada setiap interval 5 menit tambah 100,
100, 300 dan 500 µl Larutan baku, baca potensial 5 menit
setelah tiap penambahan, buat gambar kurva logaritma
- 588 -

kumulatif kadar ion fluorida (0,1; 0,2; 0,5 dan 1,0 µg per jika etiket menunjukkan tidak untuk penggunaan
ml) terhadap potensial dalam mV. pembuatan injeksi.
Larutan uji Timbang 2,0 g zat, masukkan ke dalam
gelas piala berisi pengaduk magnetik berlapis plastik, Pemerian Hablur, granul atau serbuk; putih; tidak
tambahkan 20 ml air dan 2 ml asam klorida P dan aduk berbau; tidak berasa. Stabil di udara.
sampai larut. Tambahkan 50,0 ml Dapar dan air
secukupnya hingga volume 100 ml. Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air;
Prosedur Bilas dan keringkan elektroda, masukkan ke mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam
dalam Larutan uji, aduk selama 5 menit dan baca etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
potensial dalam mV. Ukur potensial dan garis baku
respons, tetapkan kadar C dalam µg per ml, dari ion Baku pembanding Kalium Glukonat BPFI; lakukan
fluorida dalam Larutan uji. Hitung persen fluorida dalam pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama
zat dengan mengalikan C dengan 0,005. 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Penetapan kadar
Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 Larutkan Identifikasi
53,5 g amonium klorida P dalam air. Tambahkan 570 ml A. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Kalsium
amonium hidroksida P. Encerkan dengan air hingga cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
volume larutan 1000 ml. <291>.
Prosedur Timbang lebih kurang 400 mg zat, masukkan B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
ke dalam labu tentukur 200-ml. Larutkan dalam 12 ml secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
asam klorida encer P, jika perlu dengan bantuan Fase gerak Campuran etanol P-air-amonium
pemanasan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet hidroksida P-etil asetat P (50:30:10:10).
20 ml larutan ke dalam larutan yang berisi 25 ml Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25mm.
dinatrium edetat 0,02 M LV, 50 ml air dan 5 ml Dapar Larutan baku Larutan Kalium Glukonat BPFI 10 mg
amonia-amonium klorida pH 10,7. Tambahkan 25 mg per ml.
hitam eriokrom T P-natrium klorida P dan titrasi Larutan uji Larutan zat 10 mg per ml (jika perlu
kelebihan dinatrium edetat dengan zink sulfat 0,02 M LV. panaskan dalam tangas air pada suhu 60º).
Lakukan penetapan blangko. Penampak bercak Larutkan 2,5 g amonium molibdat P
dalam lebih kurang 50 ml asam sulfat 2 N dalam labu
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M tentukur 100-ml, tambahkan 1,0 g serium(IV) sulfat P,
setara dengan 2,721 mg CaHPO4 goyang sampai larut, encerkan dengan asam sulfat 2 N
sampai tanda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5
µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
KALSIUM GLUKONAT kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak
Calcium Gluconate dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan pada suhu 110º selama 20 menit, biarkan
OH OH H OH dingin, semprot dengan Penampak bercak. Panaskan
H3CO C C C C COO- Ca2+
lempeng pada 110º selama 10 menit. Warna, ukuran dan
harga RF bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
H H OH H
2
sesuai dengan bercak utama Larutan baku.

Kalsium D-glukonat (1:2) [299-28-5] Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0% untuk
C12H22CaO14(anhidrat) BM 430,37 bentuk anhidrat; Tidak lebih dari 1,0% untuk bentuk
Monohidrat [18016-24-5] BM 448,39 monohidrat jika etiket menunjukkan untuk penggunaan
pembuatan sediaan injeksi; Tidak lebih dari 2,0% untuk
Kalsium Glukonat adalah senyawa anhidrat atau bentuk monohidrat jika etiket menunjukkan tidak untuk
mengandung 1 molekul air hidrat. Bentuk anhidrat penggunaan pembuatan sediaan injeksi; lakukan
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam.
dari 102,0% C12H22CaO14, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Bentuk monohidrat mengandung tidak Klorida <361> Lakukan penetapan menggunakan
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% larutan 1,0 g zat: mengandung klorida tidak lebih dari
C12H22CaO14.H2O jika etiket menunjukkan untuk yang terdapat dalam 0,07 ml asam klorida 0,020 N
penggunaan pembuatan sediaan injeksi; tidak kurang dari (setara dengan tidak lebih dari 0,005%). Jika etiket
98,5% dan tidak lebih dari 102,0% C12H22CaO14.H2O menunjukkan untuk penggunaan pembuatan sediaan
injeksi, larutan 1,0 g zat mengandung klorida tidak lebih
- 589 -

dari yang terdapat dalam 1 ml asam klorida 0,020 N tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan
(setara dengan tidak lebih dari 0,07%). injeksi,tidak harus memenuhi syarat ini.]

Oksalat Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan penetapan Fosfat Tidak lebih dari 0,01%. Timbang 10,0 g zat,
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti larutkan dalam 90 ml air panas (70º sampai 80º) dan
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan air panaskan sampai mendidih, goyang selama 10 detik
deionisasi.] sampai larutan jernih. Encerkan 1 ml larutan panas dengan
Fase gerak Buat larutan natrium bikarbonat 0,0017 M air hingga 100 ml (Larutan uji). Encerkan 1,0 ml larutan
dan natrium karbonat 0,0018 M dalam air. Saring dan dengan kadar kalium fosfat monobasa 0,716 mg per ml
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dengan air hingga volume larutan 100 ml. Pipet 2 ml
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi larutan, tambahkan 98 ml air (Larutan baku). Ke dalam
<931>. Larutan uji dan Larutan baku tambahkan 4 ml asam
Larutan supresor regenerasi Buat larutan asam sulfat sulfomolibdat LP dan 0,1 ml campuran asam klorida 3 N-
0,0125 M. timah(II)klorida asam pekat LP (10:1) yang dibuat segar.
Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P Setelah 10 menit warna Larutan uji tidak lebih intensif dari
dengan air hingga volume 1200 ml. Larutan baku [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah natrium tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi,
oksalat P, larutkan dalam Asam klorida encer hingga tidak harus memenuhi syarat ini.]
kadar lebih kurang 1,5 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam penetapan menggunakan larutan 2,0 g zat dalam air
Asam klorida encer, jika perlu sonikasi, encerkan dengan mendidih: tidak lebih dari yang terdapat dalam 0,1 ml
Asam klorida encer sampai tanda. asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,005%). Jika etiket
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada menunjukkan untuk penggunaan pembuatan sediaan
Kromatografi <931>. Kromatograf ion dilengkapi dengan injeksi, larutan 2,0 g zat dalam air mendidih
detektor konduktansi dan kolom pelindung 4 mm x 5 cm menunjukkan tidak lebih dari yang terdapat dalam 1 ml
berisi bahan pengisi L12 dengan ukuran partikel 15 μm, asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,05%).
kolom analisis 4 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L12
dengan ukuran partikel 15 μm dan kolom supresor anion Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
mikromembran yang terhubung dengan seri kolom penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
pelindung dan analisis. Kolom supresor anion dilengkapi berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam campuran 10 ml asam
dengan mikromembran yang memisahkan Fase gerak klorida P dan 20 ml air dan encerkan dengan air hingga
dengan Larutan supresor regenerasi mengalir 55 ml: larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa
berlawanan arah dengan Fase gerak dengan laju alir lebih penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada
kurang 7 ml per menit. Kondisikan sistem dengan Fase Prosedur.
gerak selama lebih kurang 15 menit, dengan laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;
terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak lebih
kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 20 bpj.]
dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari
1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang Magnesium dan Logam alkali Tidak lebih dari 0,4%.
tidak lebih dari 2,0%. Timbang 1,0 g zat, larutkan dalam 100 ml air mendidih,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tambahkan 10 ml amonium klorida LP, 1 ml amonium
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji hidroksida P dan 50 ml amonium oksalat LP panas yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dipertahankan pada suhu 70º - 80º. Diamkan selama 4
respons puncak utama. Hitung persentase oksalat dalam jam, encerkan dengan air hingga 200 ml, saring. Uapkan
zat dengan rumus: 100 ml filtrat sampai kering dan pijarkan sampai bobot
tetap. Bobot residu tidak lebih dari 2 mg. [Catatan Jika
 88,03  rU  pada etiket kalsium glukonat tertera tidak untuk
0,005 C    penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak harus
 134 ,00  rS  memenuhi syarat ini.]

C adalah kadar natrium oksalat dalam μg per ml Larutan Senyawa mereduksi Tidak lebih dari 1,0%; masukkan
baku; 88,03 dan 134,00 berturut-turut adalah bobot 1,0 g zat ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, larutkan
molekul oksalat dan natrium oksalat; rU dan rS berturut- dalam 20 ml air panas, dinginkan dan tambahkan 25 ml
turut adalah respons puncak oksalat dari Larutan uji dan tembaga(II) sitrat basa LP. Tutup, didihkan hati-hati
Larutan baku. [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat selama tepat 5 menit dan segera dinginkan hingga suhu
ruang. Tambahkan 25 ml asam asetat 0,6 N; 10,0 ml
- 590 -

larutan iodum 0,1 N dan 10 ml asam klorida 3 N, titrasi dan 300 mg indikator biru hidroksi naftol LP, lanjutkan
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml titrasi sampai titik akhirberwarna biru.
larutan kanji LP mendekati titk akhir. Lakukan
penetapan blangko. Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 21,52 mg C12H22CaO14
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 2,7 mg senyawa mereduksi (sebagai Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
dekstrosa)
Penandaan Etiket menunjukkan anhidrat atau
Besi Tidak lebih dari 5 bpj. monohidrat. Jika jumlah kalsium glukonat dinyatakan
Larutan baku Pipet terpisah 2, 4 dan 10 ml Larutan pada etiket dari sediaan yang mengandung kalsium
baku besi, seperti tertera pada Uji batas besi <331> ke glukonat, ini merupakan kalsium glukonat anhidrat
dalam labu tentukur100-ml yang berisi 1,37 g kalsium (C12H22CaO14). Kalsium glukonat yang ditujukan untuk
klorida P, yang sebelumnya telah diuji dan menunjukkan pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
kadar besi kurang dari 5 bpj. Encerkan dengan asam etiket. Kalsium glukonat yang tidak ditujukan untuk
klorida 2 N sampai tanda. Kadar besi larutan ini berturut- pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
turut 0,2; 0,4 dan 1,0 μg per ml. etiket dan dapat pula ditambahkan untuk pembuatan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, sediaan oral.
masukkan ke dalam labu kuarsa 100-ml, tambahkan 20
ml asam nitrat 12 N dan panaskan sampai mendidih INJEKSI KALSIUM GLUKONAT
hingga terbentuk asap. Tambahkan 0,5 ml hidrogen Calcium Gluconate Injection
peroksida P 30% dan panaskan kembali hingga terbentuk
asap. Ulangi proses ini sampai volume lebih kurang 5 ml. Injeksi Kalsium Glukonat adalah larutan steril kalsium
Dinginkan, tambahkan 0,1 ml asam perklorat P dan glukonat dalam air untuk injeksi. Mengandung tidak
panaskan sampai mendidih. [Perhatian Tidak boleh kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
dipanaskan di atas 190º atau diuapkan hingga kering jumlah kalsium yang tertera pada etiket. Kalsium tersebut
karena bahaya ledakan.] Masukkan larutan ke dalam berupa kalsium glukonat, kecuali sejumlah kecil dapat
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan asam klorida 2 N digantikan dengan kalsium yang sama berupa kalsium
sampai tanda. sakarat, atau garam kalsium yang sesuai, untuk tujuan
Larutan blangko Gunakan 0,34 g kalsium klorida P yang stabilisasi. Dapat mengandung penambahan natrium
sebelumnya telah diuji dan menunjukkan kadar besi kurang hidroksida untuk pengaturan pH.
dari 5 bpj. Lakukan seperti tertera pada Larutan uji.
Baku pembanding Kalsium Glukonat BPFI; Lakukan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama 4
secara bersamaan pada garis emisi besi 248,3 nm dengan jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup
spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
dilengkapi dengan lampu “hollow” katoda besi dan nyala menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
asetilen– udara. Ukur serapan Larutan blangko dan gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
lakukan koreksi. Buat kurva yang menggambarkan belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
hubungan antara serapan Larutan baku terhadap kadar
besi dalam μg per ml dan tarik garis lurus yang sesuai Identifikasi
dengan 3 titik yang mendekati garis lurus. Dari kurva A. Encerkan sejumlah volume larutan injeksi dengan
yang diperoleh, tentukan kadar besi (C) dalam μg per ml air hingga kadar kalsium glukonat (1 dalam 100). Larutan
Larutan uji. Hitung kadar besi dalam bpj dalam zat yang menunjukkan reaksi uji B seperti tertera pada Identifikasi
digunakan dengan rumus: dalam Kalsium Glukonat.
B. Enceran larutan injeksi dengan air (1 dalam 5)
25C menunjukkan reaksi Kalsium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
[Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit
harus memenuhi syarat ini.] Endotoksin FI per mg kalsium glukonat.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800 pH <1071> Antara 6,0 dan 8,2.
mg zat, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung 2
ml asam klorida 3 N. Sambil diaduk, sebaiknya Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi
menggunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih Volume Kecil.
kurang 30 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, kemudian tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
- 591 -

Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi Karbonat Campur 2 g zat dengan 50 ml air, tambahkan
setara dengan lebih kurang 500 mg kalsium glukonat, asam klorida 3 N berlebih: hanya boleh terbentuk sedikit
tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan encerkan dengan gelembung udara.
air hingga 150 ml. Sambil diaduk, dengan pengaduk
magnetik, tambahkan lebih kurang 20 ml dinatrium edetat Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
0,05 M LV melalui buret 50 ml. Tambahkan 15 ml natrium penetapan menggunakan larutan uji sebagai berikut:
hidroksida 1 N dan 300 mg hidroksi naftol biru P, titrasi Larutkan 2,0 g zat dalam 20 ml asam klorida 3 N, uapkan
hingga titik akhir berwarna biru. di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam
20 ml air, saring. Encerkan filtrat dengan air hingga 40
Tiap ml dinatrium edetat 0,05M ml. Pada 20 ml larutan tambahkan 1 ml asam klorida 0,1
setara dengan 2,004 mg kalsium (Ca) N, encerkan dengan air hingga 25 ml.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 4,8%;
sebaiknya dari kaca Tipe I. lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat
dalam campuran 30 ml air dan 10 ml asam klorida 3 N,
Penandaan Pada etiket dicantumkan isi, jika ada lanjutkan penetapan seperti tertera pada Magnesium dan
penambahan garam kalsium lain, dihitung sebagai garam alkali dalam Kalsium Karbonat mulai dari
persentase kalsium di dalam injeksi. Etiket menyatakan “panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit”: bobot
kadar osmolar total dalam milli Osmol per liter. Jika isi residu tidak lebih dari 12 mg.
kurang dari 100 ml, atau jika etiket menyatakan bahwa
sediaan bukan untuk injeksi langsung tapi harus Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
diencerkan sebelum digunakan, etiket menyatakan kadar zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 30 ml
osmolar total dalam milli Osmol per ml. Etiket asam klorida 3 N sedikit demi sedikit hingga larut
menyatakan bahwa injeksi harus jernih pada saat akan sempurna. Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 500-
digunakan dan bila terjadi penghabluran, dapat ml, cuci gelas piala, tambahkan cairan cucian ke dalam
dihangatkan untuk melarutkan endapan. labu, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 50 ml
larutan, ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 100 ml air,
15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru
KALSIUM HIDROKSIDA hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M
Calcium Hydroxide LV sampai titik akhir berwarna biru.

Kalsium hidroksida [1305-62-0] Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


Ca(OH)2 BM 74,09 setara dengan 3,705 Ca (OH)2

Kalsium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
% dan tidak lebih dari 100,5 % Ca(OH)2.

Pemerian Serbuk putih; bersifat basa; rasa agak pahit. LARUTAN TOPIKAL KALSIUM HIDROKSIDA
Calcium Hydroxide Topical Solution
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam gliserin dan
sirop; sangat sukar larut dalam air mendidih; tidak larut Larutan Topikal Kalsium Hidroksida adalah larutan yang
dalam etanol. mengandung tidak kurang dari 140 mg Ca(OH)2 per 100
ml. Larutan topikal kalsium hidroksida dibuat dengan
Identifikasi cara menambahkan 3 g kalsium hidroksida P pada 1000
A. Campur sejumlah zat dengan air 3 - 4 kali bobot: ml air dingin, kocok kuat dan berulang kali selama 1 jam.
akan menjadi bubur halus. Beningan yang jernih bereaksi Biarkan kelebihan kalsium hidroksida mengendap.
basa terhadap kertas lakmus P. Gunakan beningan.
B. Campur 1 g zat dengan 20 ml air, tambahkan asam [Catatan Kelarutan kalsium hidroksida bervariasi
asetat 6 N secukupnya hingga larut, menunjukkan reaksi tergantung suhu larutan disimpan, lebih kurang 170
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi mg per 100 ml pada suhu 15° dan berkurang pada suhu
Umum <291>. yang lebih tinggi. Kadar ditetapkan pada suhu 25°.]
Bagian yang tidak larut tidak dapat digunakan lagi untuk
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan membuat larutan topikal kalsium hidroksida.
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 30 ml asam
klorida 4 N, panaskan sampai mendidih, saring. Cuci Identifikasi
residu dengan air panas dan pijarkan: bobot tidak lebih A. Menyerap karbon dioksida dari udara: terbentuk
dari 10 mg. lapisan kalsium karbonat pada permukaan cairan.
B. Jika dipanaskan menjadi keruh, karena terjadi
pemisahan kalsium hidroksida.
- 592 -

C. Menunjukkan reaksi Kalsium cara A dan B seperti Larutan dapar, Larutan baku dan Sistem elektroda
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium
Fosfat Dibasa Anhidrat.
Alkali dan garam karbonat Jenuhkan sejumlah larutan Garis respons baku Lakukan seperti tertera pada uji
dengan karbon dioksida dan didihkan: larutan bereaksi Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat,
netral. gunakan 4,0 ml asam klorida P sebagai pengganti 2,0 ml
asam klorida P.
Penetapan kadar Pipet 100 ml larutan ke dalam labu Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida
Erlenmeyer yang sesuai, tambahkan 50 ml air, 15 ml dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat, gunakan 4,0 ml
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksi naftol P asam klorida P.
dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga
titik akhir berwarna biru. Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M berikut: Larutkan sedikit demi sedikit 1,0 g zat dalam 15
setara dengan 3,705 Ca(OH)2 ml asam klorida P dan encerkan dengan air hingga 55 ml.
Larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa penambahan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada Prosedur.
terisi penuh pada suhu tidak lebih dari 25º.
Barium Celupkan kawat platina ke dalam filtrat yang
diperoleh dari uji Senyawa tidak larut asam, bakar: nyala
KALSIUM KARBONAT tidak berwarna hijau.
Calcium Carbonate
Timbal <401> Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan penetapan
Kalsium karbonat (1:1) [471-34-1] menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
CaCO3 BM 100,09 Campur 1,0 g zat dengan 5 ml air, tambahkan sedikit
demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N, uapkan di atas tangas
Kalsium Karbonat yang telah dikeringkan pada suhu 200° uap hingga kering, larutkan residu dalam 5 ml air.
selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaCO3. Besi Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Buat Larutan uji dengan melarutkan 40 mg zat
Pemerian Serbuk halus mikro hablur, putih; tidak dalam 5 ml asam klorida 2 N, masukkan ke dalam gelas
berbau; tidak berasa; stabil di udara. piala dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Buat
Larutan baku menggunakan 4,0 ml Larutan baku besi
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam seperti tertera pada Uji batas besi <331> dalam gelas
air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium piala dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Pada
atau karbon dioksida; adanya alkali hidroksida masing-masing gelas piala tambahkan 2 ml larutan asam
menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut sitrat P (1 dalam 5) dan 2 tetes asam tioglikolat P, atur
dalam asam asetat 1 N, asam klorida 3 N dan asam nitrat pH hingga 9,5 ± 0,1 dengan penambahan amonia LP,
2 N dengan membentuk gelembung gas. encerkan dengan air hingga 20 ml, campur, diamkan
selama 5 menit. Encerkan dengan air hingga 50 ml. Ukur
Identifikasi Pada sejumlah zat tambahkan asam asetat P serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
terbentuk gelembung gas, setelah dididihkan larutan gelombang serapan maksimum lebih kurang 530 nm
menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B seperti tertera menggunakan air sebagai blangko: serapan Larutan uji
pada Uji Identifikasi Umum <291>. tidak lebih dari Larutan baku.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; Raksa <381> Metode IIa Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan
lakukan pengeringan pada suhu 200° selama 4 jam. penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
berikut: Pindahkan 4,0 g zat ke dalam gelas piala 100 ml,
Senyawa tidak larut asam Tidak lebih dari 0,2%; larutkan hati-hati dalam 14 ml asam klorida 6 N. Gunakan
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 5,0 g zat 3 ml asam klorida 6 N sebagai pengganti 3 ml asam sulfat
dengan 10 ml air, tambahkan asam klorida P tetes demi P pada pembuatan Larutan baku dan Larutan uji.
tetes sambil dikocok, sampai tidak terbentuk gelembung
gas, kemudian tambahkan air sampai 200 ml dan saring. Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
Cuci residu dengan air hingga air cucian terakhir tidak penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
mengandung klorida dan pijarkan. Bobot residu tidak berikut: Campur 1,0 g zat dalam 5 ml air, tambahkan
lebih dari 10 mg. sedikit demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N dan uapkan di
atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam 20
Fluorida Tidak lebih dari 0,005% [Catatan Siapkan dan ml air, saring dan tambahkan air pada filtrat hingga 25 ml.
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
- 593 -

Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%; Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 1,0 g zat penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
dengan 35 ml air, tambahkan hati-hati 3 ml asam klorida
P, panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit. Segera Besi, aluminium dan fosfat Pada larutan zat (1 dalam
tambahkan 40 ml asam oksalat LP dan aduk kuat sampai 20) tambahkan 2 tetes asam klorida 3 N dan 1 tetes
terbentuk endapan. Segera tambahkan pada campuran fenolftalein LP. Tambahkan tetes demi tetes amonium
hangat 2 tetes larutan merah metil LP dan tetes demi tetes klorida-amonium hidroksida LP sampai larutan berwarna
amonium hidroksida 6 N sampai campuran tepat basa, merah muda pucat, tambahkan 2 tetes berlebih dan
dinginkan hingga suhu ruang. Masukkan ke dalam gelas panaskan sampai mendidih: tidak terbentuk kekeruhan
ukur, encerkan dengan air hingga 100 ml dan diamkan atau endapan.
selama 4 jam atau semalam. Saring, masukkan 50 ml Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%;
filtrat ke dalam cawan platina, tambahkan 0,5 ml asam Larutkan 1 g zat dalam 50 ml air, tambahkan 500 mg
sulfat P, uapkan di atas tangas uap sampai hampir kering. amonium klorida P, lanjutkan penetapan menurut uji
Panaskan perlahan-lahan di atas api bebas sampai kering, Magnesium dan garam alkali seperti tertera pada Kalsium
lanjutkan pemanasan sampai garam-garam amonium Karbonat mulai dari ”panaskan larutan dan didihkan
terurai dan menguap. Pijarkan residu sampai bobot tetap. selama 1 menit”: bobot residu tidak lebih dari 5 mg.
Bobot residu tidak lebih dari 5 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larutkan dalam
mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 200° selama 4 campuran air-asam klorida 3 N (100:5). Pindahkan
jam. Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, basahkan larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
dengan beberapa ml air, tambahkan tetes demi tetes asam air sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke dalam labu
klorida 3 N secukupnya hingga larut sempurna. Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium
Tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium hidroksida 1 N dan hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol
300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium LP. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai
edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru. titik akhir berwarna biru tua.

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


setara dengan 5,004 mg CaCO3 setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Penandaan Jika digunakan untuk hemodialisis, harus


KALSIUM KLORIDA dinyatakan pada etiket.
Calcium Chloride

Kalsium Klorida dihidrat [10035-04-8] INJEKSI KALSIUM KLORIDA


CaCl2.2H2O BM 147,01 Calcium Chloride Injection
Anhidrat [10043-52-4] BM 110,98
Injeksi Kalsium Klorida adalah larutan steril kalsium
Kalsium Klorida mengandung sejumlah CaCl2 setara klorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung kalsium
tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,0% klorida, CaCl2.2H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
CaCl2.2H2O. lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Pemerian Granul atau serpihan putih; keras; tidak berbau. Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air mendidih; menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
mudah larut dalam air, etanol, dan etanol mendidih. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A, B dan reaksi Klorida cara A, B dan C Identifikasi Menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B dan
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Klorida cara A, B, C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,5 dan 9,2; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 20). Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit
Endotoksin FI per mg kalsium klorida.
Aluminium <291> [Catatan Jika pada etiket tertera
untuk pemakaian hemodialisis.] Tidak lebih dari 1 bpj; pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
lakukan penetapan menggunakan 2,0 g zat. menggunakan injeksi yang tidak diencerkan, kecuali jika
- 594 -

kadar lebih besar dari 1 dalam 20, gunakan larutan injeksi Identifikasi
yang diencerkan dengan air hingga kadar 1 dalam 20. A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Kalsium
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera <291>.
pada Injeksi volume kecil. B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi gelombang yang sama seperti pada Kalsium Laktat BPFI.
setara dengan lebih kurang 1 g kalsium klorida, Keasaman Tidak lebih dari 0,45 % (sebagai asam laktat).
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 5 Titrasi 20 ml larutan (1 dalam 20) dengan natrium
ml asam klorida 3 N, encerkan dengan air sampai tanda. hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator fenolftalein
Pipet 50 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan LP: untuk menetralkan diperlukan tidak lebih dari 0,50
100 ml air, 15,0 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg ml natrium hidroksida 0,1 N.
indikator biru hidroksinaftol LP dan titrasi dengan
dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna Susut pengeringan <1121> Pentahidrat antara 22,0%
biru tua. dan 27,0%; trihidrat antara 15,0% dan 20,0%; monohidrat
antara 5,0% dan 8,0% dan bentuk anhidrat tidak lebih dari
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M 3,0%. Lakukan pengeringan menggunakan 1 - 2 g zat
setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O dengan ketebalan tidak lebih dari 3 mm, panaskan pada
suhu 120° selama 4 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I. Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan dalam
Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar total 2,5 ml asam asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga
dalam mOsmol per liter. Jika volume kurang dari 100 ml, 25 ml.
atau tertera tidak untuk injeksi langsung tetapi harus
diencerkan terlebih dahulu, pada etiket dicantumkan Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%.
kadar osmolar total dalam mOsmol per ml. Campur 1,0 g zat dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml asam
klorida P sedikit demi sedikit dan didihkan. Lakukan
seperti tertera pada uji Magnesium dan garam alkali
KALSIUM LAKTAT dalam Kalsium Karbonat, mulai dari “Segera tambahkan
Calcium Lactate 40 ml asam oksalat LP”: bobot residu tidak lebih dari 5,0
mg.
O

H3C
H
C C O- Ca2+ . xH2O Asam lemak mudah menguap Aduk lebih kurang 500
mg zat dengan 1 ml asam sulfat P, hangatkan: campuran
OH tidak mengeluarkan bau uap asam lemak.
2

Kalsium laktat (1:2) hidrat Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah zat setara
Pentahidrat [63690-56-2] BM 308,30 dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6, masukkan ke
Anhidrat [814-80-2] BM 218,22 dalam labu Erlenmeyer dan larutkan dalam campuran air-
C6H10CaO6.xH2O asam klorida 3 N (150:2). Sambil diaduk, sebaiknya
menggunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih
Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan kurang 30,0 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
tidak lebih dari 101,0% C6H10CaO6, dihitung terhadap zat 50 ml, tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300
yang telah dikeringkan. mg indikator biru hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi
sampai titik akhir berwarna biru.
Pemerian Serbuk atau granul, putih; praktis tidak berbau;
bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu 120° menjadi Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
bentuk anhidrat. setara dengan 10,91 mg C6H10CaO6

Kelarutan Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
praktis tidak larut dalam etanol.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk kering
Baku pembanding Kalsium Laktat BPFI. atau hidrat; jika bentuk hidrat, harus dicantumkan derajat
hidrasinya. Jika pada etiket sediaan tertera mengandung
kalsium laktat, diartikan sebagai kalsium laktat
pentahidrat C6H10CaO6.5H2O.
- 595 -

TABLET KALSIUM LAKTAT Kalsium D-pantotenat(1:2) [137-08-6]


Calcium Lactate Tablet C18H32CaN2O10 BM 476,53

Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat, Kalsium Pantotenat adalah garam kalsium isomer asam
C6H10CaO6.5H2O tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih pantotenat yang memutar bidang polarisasi ke kanan.
dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kalsium pantotenat mengandung tidak kurang dari 5,7%
[Catatan Kalsium laktat dengan air hidrat yang lebih dan tidak lebih dari 6,0% nitrogen (N) dan mengandung
kecil dapat digunakan untuk menggantikan tidak kurang dari 8,2% dan tidak lebih dari 8,6% kalsium
C6H10CaO6.5H2O dalam pembuatan tablet dengan jumlah (Ca), keduanya dihitung terhadap zat yang telah
kalsium laktat yang setara.] dikeringkan.

Identifikasi Pemerian Serbuk putih; agak higroskopis; tidak berbau;


A. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam rasa pahit.
20), saring. Filtrat menunjukkan reaksi Kalsium cara A
dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin;
B. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam praktis tidak larut dalam etanol, kloroform dan eter.
20), saring. Filtrat menunjukkan reaksi Laktat seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Baku pembanding Kalsium Pantotenat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum
Disolusi <1231> Prosedur gabungan sampel digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Beta
Media disolusi: 500 ml air. Alanin BPFI (asam 3-amino propionat).
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 45 menit. Identifikasi
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C6H10CaO6.5H2O A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, jika dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
perlu lakukan modifikasi. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak gelombang yang sama seperti pada Kalsium Pantotenat
kurang dari 75% (Q) C6H10CaO6.5H2O, dari jumlah yang BPFI.
tertera pada etiket. B. Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Umum <291>.

Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 15 ml air bebas
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet karbondioksida P dalam labu kecil. Segera setelah
setara dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6.5H2O, melarut sempurna, tambahkan 1,0 ml asam klorida 0,10
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 150 ml N dan 0,05 ml fenolftalein LP, campur: tidak terjadi
air dan 2 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan warna merah muda dalam waktu 5 detik.
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit. Sambil
diaduk, tambahkan lebih kurang 20,0 ml dinatrium edetat Rotasi jenis <1081> Antara +25,0° dan +27,5°; lakukan
0,05 M LV melalui buret 50 ml, tambahkan 15 ml natrium penetapan menggunakan larutan 50 mg per ml.
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0 %;
P dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir berwarna biru.
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
setara dengan 15,42 mg C6H10CaO6.5H2O penetapan menggunakan larutan 1,0 g zat dalam 25 ml
air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%.
Penandaan Jumlah kalsium laktat yang dicantumkan Larutan uji Gunakan pelarut air.
dalam etiket adalah kalsium laktat pentahidrat. Larutan baku Gunakan pelarut air. Gunakan Beta
Alanin BPFI sebagai pengganti baku Kalsium Pantotenat
BPFI.
KALSIUM PANTOTENAT Fase gerak Buat campuran etanol P-air (65:35).
Calcium Panthotenate Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 4.

Kandungan nitrogen <581> Metode I Gunakan zat yang


ditimbang saksama lebih kurang 500 mg.
- 596 -

Kadar kalsium Timbang saksama lebih kurang 800 mg trietanolamin P, 300 mg biru hidroksinaftol P dan dari
zat, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung 2 ml buret 50 ml lebih kurang 30 ml dinatrium edetat 0,05 M
asam klorida 3 N. Tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 LV. Tambahkan larutan natrium hidroksida P (45 dalam
N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol P. Titrasi 100) sampai warna merah berubah menjadi biru jelas,
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir kemudian lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai
berwarna biru. warna berubah menjadi ungu, kemudian tambahkan 0,5
ml lagi sampai pH larutan antara 12,3 dan 12,5.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M Lanjutkan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV
setara dengan 2,004 mg Ca sampai titik akhir berwarna biru terang yang mantap
selama tidak kurang dari 60 detik.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 6,807 mg CaSO4
KALSIUM SULFAT
Calcium Sulfate Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Kalsium Sulfat (1:1) [7778-18-9]


CaSO4 BM 136,14 KAMFER
Dihidrat [10101-41-4] BM 172,17 Camphor

Kalsium Sulfat berbentuk anhidrat atau mengandung 2


molekul air hidrasi. Mengandung tidak kurang dari 98,0
% dan tidak lebih dari 101,0 % CaSO4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk halus; putih sampai putih kekuningan; 2-Bornanon [76-22-2]


tidak berbau. C10H16O BM 152,24

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam Kamfer adalah suatu keton yang diperoleh dari
klorida 3 N. Cinnamomum Camphora (Linne) Nees et Ebermaier
(Fam Lauraceae) (kamfer alam) atau dibuat secara
Identifikasi Larutkan lebih kurang 200 mg zat dengan sintetik (kamfer sintetik).
penghangatan dalam campuran 4 ml asam klorida 3 N
Pemerian Hablur, granul atau masa hablur; putih, atau
dan 16 ml air. Larutan ini menunjukkan reaksi Kalsium
tidak berwarna; jernih; bau khas tajam; rasa pedas dan
cara A, B dan Sulfat cara A, B, C seperti tertera pada Uji
aromatik; menguap perlahan-lahan pada suhu ruang:
Identifikasi Umum <291>.
Bobot jenis lebih kurang 0,99.
Susut pengeringan <1121> Bentuk anhidrat: tidak lebih
Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut
dari 1,5 % dan bentuk dihidrat: antara 19,0 % dan 23,0
dalam etanol, kloroform dan eter; mudah larut dalam
%; lakukan pengeringan pada suhu tidak lebih rendah
karbon disulfida, heksan, minyak lemak dan minyak
dari 250º hingga bobot tetap.
menguap.
Besi <331> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan penetapan
Jarak lebur <1021> Antara 174 O dan 179 O.
menggunakan 100 mg zat dalam 8 ml asam klorida 3 N
dan encerkan dengan air hingga 47 ml.
Rotasi jenis <1081> Antara +41O dan +43O untuk
kamfer alam; lakukan penetapan menggunakan larutan 1
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
g dalam 10 ml etanol P. Kamfer sintetik adalah bentuk
lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat
rasemik, tidak optik aktif.
sebagai berikut: campur 2,0 g zat dengan 20 ml air,
tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan didihkan sampai
Air Larutan dalam heksan P (1 dalam 10) harus jernih.
larut. Dinginkan dan tambahkan amonium hidroksida P
sampai pH 7. Saring, uapkan sampai volume lebih
Sisa senyawa tidak mudah menguap Tidak lebih dari
kurang 25 ml dan saring kembali jika perlu, hingga
0,05 %; panaskan 2,0 g zat dalam cawan yang telah
diperoleh larutan jernih.
ditara di atas tangap uap hingga tersublimasi sempurna.
Keringkan residu pada suhu 120º selama 3 jam, dinginkan
Penetapan kadar Timbang saksama, lebih kurang 300
dan timbang: bobot tidak lebih dari 1,0 mg.
mg zat, larutkan dalam 100 ml air dan 4 ml asam klorida
3 N. Jika perlu didihkan untuk melarutkan dan dinginkan
Halogen Tidak lebih dari 0,035%; campur 100 mg zat
sebelum titrasi. Sambil diaduk, sebaiknya dengan
yang telah dihaluskan dengan 200 mg natrium peroksida
pengaduk magnetik, tambahkan secara berurutan: 0,5 ml
- 597 -

P dalam tabung reaksi kaca keras bersih, kering, B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti
diameter dalam lebih kurang 25 mm dan panjang 20 cm. tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Gantung tabung dengan sudut lebih kurang 45º dengan C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
menjepit tabung pada ujung atas dan panaskan tabung uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
perlahan-lahan, mulai dekat ujung atas sampai bagian pada Penetapan kadar.
bawah hingga pembakaran sempurna. Larutkan residu
dalam 25 ml air hangat, asamkan dengan asam nitrat P Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
dan saring ke dalam tabung lain. Cuci tabung reaksi dan
penyaring dua kali, tiap kali dengan 10 ml air panas. pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
Tambahkan hasil cucian ke dalam filtrat. Pada filtrat menggunakan larutan zat (1 dalam 100).
tambahkan 0,50 ml perak nitrat 0,10 N, encerkan dengan
air hingga 50 ml: larutan yang diperoleh tidak lebih keruh Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
dari blangko yang dibuat dengan jumlah pereaksi yang lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada
sama ditambah 0,050 ml asam klorida 0,020 N. tekanan tidak lebih dari 5 mmHg dan suhu 60º selama 3
jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ditimbang saksama.
hindarkan dari panas berlebihan.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan 5
KANAMISIN SULFAT tetes asam sulfat P.
Kanamycin Sulfate
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutan kalium fosfat monobasa P (7,5
dalam 100), jenuhkan selama 90 menit.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm yang
sebelumnya telah diaktifkan dengan memanaskan pada
suhu 110º selama 1 jam yang segera didinginkan
sebelum digunakan.
Kanamisin Sulfat (1:1) (garam) [133-92-6; 25389-94-0] Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
C18H36N4O11.H2SO4 BM 582,58 larutkan dalam air hingga kadar 30 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kanamisin
Kanamisin Sulfat mempunyai potensi setara dengan tidak Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar 30 mg per ml.
kurang dari 750 µg kanamisin, C18H36N4O11 per mg, Enceran Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. baku dengan air hingga kadar 0,90 mg per ml.
Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam butanol P
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau. (1 dalam 100).
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 1 µl
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
aseton, etil asetat dan benzen. pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh biarkan merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
tempat sejuk dan terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; biarkan kering. Semprot lempeng dengan Penampak
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya bercak, keringkan lempeng pada suhu 110º selama 10
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] menit: harga RF bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 harga RF bercak utama Larutan baku dan jika terdapat
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji tidak
lemari pendingin. Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung cahaya. Syarat lain Jika etiket menyatakan bahwa kanamisin
sulfat steril, maka harus memenuhi persyaratan Sterilitas
Identifikasi dan Endotoksin Bakteri seperti tertera pada Injeksi
A. Larutkan lebih kurang 10 mg zat dalam 1 ml air, Kanamisin. Jika etiket menyatakan bahwa kanamisin
tambahkan 1 ml larutan ninhidrin P (1 dalam 500) dalam sulfat harus dilakukan proses lebih lanjut untuk
n-butanol P dan 0,5 ml piridin P. Panaskan di atas tangas pembuatan sediaan injeksi, maka harus memenuhi
uap selama 5 menit dan tambahkan 10 ml air: terjadi persyaratan Endotoksin Bakteri pada Injeksi Kanamisin.
warna lembayung tua.
- 598 -

 CP  rU 
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 5000  
Kromatografi <931>.  W  rS 
Fase gerak Buat larutan natrium hidroksida 0,115 N, C adalah kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Larutan baku; P adalah kadar kanamisin dalam
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kanamisin Sulfat BPFI, dalam µg per mg; W adalah
Kromatografi <931>. bobot dalam mg zat yang digunakan untuk membuat
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Amikasin Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
BPFI dan Kanamisin Sulfat BPFI, larutkan dalam air puncak kanamisin dari Larutan uji dan Larutan baku.
hingga kadar masing-masing berturut-turut lebih kurang
0,02 dan 0,008 mg per ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kanamisin
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang Penandaan Jika ditujukan untuk pembuatan sediaan
0,008 mg per ml. injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, dilakukan proses lebih lanjut selama pembuatan sediaan
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan injeksi.
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
INJEKSI KANAMISIN SULFAT
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kanamycin Sulfate Injection
dilengkapi dengan detektor elektrokimia, elektroda emas,
elektroda pembanding perak-perak klorida, kolom Injeksi Kanamisin mengandung kanamisin sulfat setara
pelindung yang berisi bahan pengisi L47 dan kolom dengan kanamisin, C18H36N4O11, tidak kurang dari 90,0%
analitik 4 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L47. dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada
Detektor elektrokimia digunakan dalam mode etiket. Mengandung pengawet dan dapar yang sesuai.
amperometrik terpadu dengan rentang 300 nC dan
keluaran 1 V skala penuh. Potensial diprogram sebagai Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
berikut: dikeringkan.Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung dari cahaya. Endotoksin
Waktu (detik) Potensial (V) Integrasi BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
0,00 +0,04 isinya harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
0,30 +0,04 mulai Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
0,50 +0,04 akhir hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan
0,51 +0,80 rekonstitusi dalam lemari pendingin. Kanamisin Sulfat
0,70 +0,80 BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
0,71 -0,80 tertutup rapat, di tempat sejuk dan terlindung cahaya.
0,90 -0,80
Identifikasi
Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Larutan ini
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera memenuhi Identifikasi seperti tertera pada Kapsul
pada Prosedur: waktu retensi relatif kanamisin dan Kanamisin Sulfat.
amikasin berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,3; resolusi, B.Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
R, antara kanamisin dan amikasin tidak kurang dari 3. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam diperoleh pada Penetapan kadar.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,67 unit
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Endotoksin FI per mg kanamisin.
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji dengan cara penyaringan membran.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg pH <1071> Antara 3,5 dan 5,0.
kanamisin, C18H36N4O11, dalam tiap mg zat yang
digunakan dengan rumus: Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.


- 599 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam butanol P
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang diperoleh (1 dalam 100).
pada Kromatografi <931>. Prosedur Totolkan masing-masing 10 µl Larutan baku
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem dan Larutan uji pada lempeng kromatografi. Masukkan
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
kadar dalam Kanamisin Sulfat. dijenuhkan selama 18 jam dengan Fase gerak dan biarkan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan semprot
air, hingga kadar kanamisin lebih kurang 0,006 mg per ml. lempeng dengan Penampak bercak. Keringkan lempeng
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan pada suhu 110° selama 10 menit: harga RF bercak utama
kadar dalam Kanamisin Sulfat. Hitung jumlah dalam mg yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
kanamisin, C18H36N4O11, dalam injeksi yang digunakan diperoleh dari Larutan baku.
dengan rumus: B.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
 L  CP  rU 

pada Penetapan kadar.
  
 D  1000  rS  Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
L adalah jumlah dalam mg kanamisin tiap ml injeksi yang dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam
tertera pada etiket; D adalah kadar kanamisin dalam mg menggunakan lebih kurang 100 mg zat.
per ml Larutan uji, berdasarkan jumlah per ml seperti
tertera pada etiket dan jumlah pengenceran; C adalah Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml Larutan Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
baku; P adalah kadar kanamisin dalam µg per mg Alat tipe 1: 100 rpm.
Kanamisin Sulfat BPFI; rU dan rS berturut-turut adalah Waktu: 45 menit.
respons puncak kanamisin dari Larutan uji dan Larutan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C18H36N4O11,
baku. yang terlarut dengan cara seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe III. kurang dari 75% (Q) C18H36N4O11, dari jumlah yang
tertera pada etiket.

KAPSUL KANAMISIN SULFAT Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja


Kanamycin Sulfate Capsule tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem
Kapsul Kanamisin Sulfat mengandung kanamisin sulfat kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
setara dengan kanamisin, C18H36N4O11, tidak kurang dari kadar dalam Kanamisin Sulfat.
90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 10
tertera pada etiket. kapsul. Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang
kapsul dan timbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh kapsul.Timbang saksama sejumlah isi kapsul setara
dikeringkan.Simpan dalam wadah tertutup rapat, di dengan lebih kurang 80 mg kanamisin, masukkan ke
tempat sejuk dan terlindung cahaya. Kanamisin Sulfat dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 50 ml air, aduk
BPFI; tidak boleh dikeringkan.Simpan dalam wadah hingga larut. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5
tertutup rapat, di tempat sejuk dan terlindung cahaya. ml larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Identifikasi Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera kadar dalam Kanamisin Sulfat. Hitung jumlah dalam mg
pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. kanamisin, C18H36N4O11, dalam isi kapsul yang
Fasa gerak Larutan kalium fosfat monobasa P (15 digunakan dengan rumus:
dalam 100).
Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm yang r 
telah dipanaskan pada suhu 110° selama 1 jam dan 125 CP  U 
didinginkan segera sebelum digunakan.  rS 
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam air hingga
kadar 1 mg per ml. C adalah kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku Larutkan sejumlah Kanamisin Sulfat Larutan baku; P adalah kadar kanamisin dalam µg per
BPFI dalam air hingga kadar 1 mg per ml. mg Kanamisin Sulfat BPFI; rU dan rS berturut-turut
- 600 -

adalah respons puncak kanamisin dari Larutan uji dan


Larutan baku. Partikel kasar Tidak lebih dari 25 mg; lakukan
penetapan sebagai berikut: masukkan 5 g ke dalam tabung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. tertutup, (ukuran lebih kurang 35 mm x 16 cm), tambahkan
60 ml larutan natrium pirofosfat P 1%, kocok baik dan
diamkan selama 5 menit. Pipet 50 ml pada lebih kurang 5
KAOLIN RINGAN cm di bawah permukaan cairan. Pada sisa cairan,
Light Kaolin tambahkan 50 ml air, kocok, diamkan selama 5 menit dan
pipet 50 ml seperti yang dilakukan sebelumnya. Ulangi
Kaolin Ringan adalah aluminium silika hidrat alam; bebas dengan cara yang sama dan kumpulkan suspensi hingga
dari sebagian besar cemaran dengan cara elutriasi dan diperoleh 400 ml. Pindahkan sisa cairan ke dalam cawan
dikeringkan; mengandung zat pendispersi yang sesuai. penguap dan uapkan di atas tangas air hingga kering,
kemudian keringkan pada suhu 105o hingga bobot tetap.
Pemerian Serbuk putih, ringan; tidak mengandung
butiran kasar; tidak atau hampir tidak berbau. Partikel halus Dispersikan 5 g zat dalam 250 ml air
dengan pengocokan kuat selama 2 menit dalam labu
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam bersumbat, tuang segera ke dalam tabung kaca diameter 5
mineral. cm dan pipet 20 ml ke dalam cawan kaca. Uapkan hingga
kering dan keringkan pada suhu 105º hingga bobot tetap.
Identifikasi Biarkan sisa suspensi pada suhu 20º selama 4 jam dan
A. Pijarkan 1 g zat dengan 2 g natrium karbonat pipet 20 ml tepat 5 cm di bawah permukaan, tanpa
anhidrat P, hangatkan residu dengan 10 ml air, saring dan mengganggu sedimen pindahkan ke dalam cawan kaca.
bilas penyaring dengan 5 ml air, simpan residu. Pada Uapkan hingga kering dan keringkan pada suhu 105º
campuran filtrat dan air bilasan tambahkan 3 ml asam hingga bobot tetap. Bobot sisa bagian kedua tidak kurang
klorida P: terbentuk endapan seperti gelatin. dari 70% terhadap bobot sisa bagian pertama.
B. Larutkan residu pada uji A dalam 10 ml asam
Zat yang larut Tidak lebih dari 10 mg; lakukan
klorida 2 N. Larutan ini menunjukkan reaksi Aluminium
penetapan sebagai berikut: refluks 2 g zat dalam 100 ml
cara D seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
asam klorida 0,2 N selama 5 menit, dinginkan dan saring.
C. Gerus 2 g zat dengan 2 ml air: terbentuk campuran
Uapkan 50 ml filtrat hingga kering dan pijarkan residu
yang mudah mengalir.
pada suhu 600º selama 30 menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
lakukan pengeringan pada suhu 105º hingga bobot tetap,
menggunakan 1 g zat.

Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 15,0%. KAPAS MURNI


Kapas Tidak Berlemak
Klorida Tidak lebih dari 330 bpj; lakukan penetapan Cotton
seperti tertera pada uji batas Klorida dalam Klorokuin
Sulfat menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai Kapas Murni adalah bulu dari biji Gossypium hirsutum
berikut: Refluks 1,0 g zat dalam 80 ml air dan 20 ml Linne, atau spesies Gossypium (Familia Malvaceae) yang
asam nitrat 2 N selama 5 menit, dinginkan dan saring. dibudidayakan, dibebaskan dari lemak dan kotoran yang
Pada 15 ml filtrat tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N. melekat, dikelantang dan disterilkan dalam wadah akhir.

Arsen <321>Metode III Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan Pemerian Bulu seperti benang halus, warna putih; di
penetapan dengan mendispersikan 500 mg zat dalam 25 bawah mikroskop nampak sebagai benang berongga,
ml air. terpilin, bergaris dan ujungnya agak menebal; praktis
tidak berbau dan tidak berasa.
Logam berat <371>Metode II Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan yang Kelarutan Tidak larut dalam pelarut umum; larut dalam
dibuat sebagai berikut: Refluks 6,0 g zat dalam 70 ml air tembaga(II) oksida amonia.
dan 10 ml asam klorida P di atas tangas air selama 15
menit dan saring. Pada 40 ml filtrat tambahkan 0,5 ml Keasaman-kebasaan Jenuhkan lebih kurang 10 g dengan
asam nitrat P dan uapkan hingga hampir kering. 100 ml air bebas karbondioksida P, tekan dengan batang
Tambahkan 20 ml air, 2 g amonium klorida P dan 2 g kaca, masukkan cairan yang diperoleh ke dalam dua
amonium tiosianat P. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan cawan porselen putih masing-masing 25 ml. Ke dalam 1
10 ml campuran amilalkohol P-eter P volume sama. Pada cawan tambahkan 3 tetes fenolftalein LP dan ke dalam
lapisan air tambahkan 2 g asam sitrat P dan encerkan cawan lain tambahkan 1 tetes jingga metil LP: kedua
dengan air hingga 60 ml. Gunakan Larutan baku timbal cairan tidak berwarna merah muda.
(1 bpj) sebagai pembanding.
- 601 -

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,20%; lakukan Wadah dan penyimpanan Kemas dalam bentuk
penetapan menggunakan lebih kurang 5,0 g zat. gulungan tidak lebih dari 500 g zat dengan putaran
Masukkan ke dalam cawan porselen atau cawan platina berkesinambungan, dilapisi kertas tipis di bawah seluruh
dan basahi dengan asam sulfat 2 N. Panaskan hati-hati gulungan, lebar kertas cukup untuk dilipat menutupi tepi
hingga menjadi arang. Pijarkan hingga terjadi gulungan dengan jarak 25 mm, digulung erat dan merata
pengarangan sempurna. dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup baik dan
disegel. Dapat dikemas dalam wadah jenis lain yang
Zat larut dalam air Tidak lebih dari 0,35%; lakukan menjamin sterilitas produk.
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama 10 g zat,
masukkan ke dalam gelas piala berisi 1000 ml air dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
didihkan perlahan-lahan selama 30 menit, tambahkan air
untuk mempertahankan volume. Tuang air melalui
corong ke dalam wadah lain dan tekan kapas dengan KAPTOPRIL
batang pengaduk kaca untuk menghilangkan air, cuci Captopril
kapas dalam corong dua kali, tiap kali dengan 250 ml air
mendidih, setiap kali pencucian kapas ditekan. Saring
kumpulan ekstrak dan air cucian, cuci penyaring dengan
air panas.Uapkan kumpulan ekstrak dan air cucian hingga
volume kecil, masukkan ke dalam cawan porselen atau
platina yang telah ditara, uapkan hingga kering dan
1-[(2S)-3-Merkapto-2-metilpropionil]-L-prolina [62571-
keringkan pada suhu 105º hingga bobot tetap.
86-2]
C9H15NO3S BM 217,28
Lemak Tidak lebih dari 0,7%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Masukkan 10 g ± 0,01 g ke dalam alat Soxhlet
Kaptopril mengandung tidak kurang dari 97,5 % dan
dengan labu penampung yang sudah ditara dan ekstraksi tidak lebih dari 102,0 % C9H15NO3S, dihitung terhadap
dengan eter P selama 5 jam dengan kecepatan sedemikian zat yang telah dikeringkan.
hingga aliran eter tidak kurang dari 4 sirkulasi tiap jam.
Larutan eter dalam labu tidak menunjukkan sesepora Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; bau
berwarna biru, hijau atau coklat. Uapkan ekstrak sampai khas seperti sulfida. Melebur pada suhu 104º - 110º.
kering dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.
Kelarutan Mudah larut dalam air, metanol, etanol, dan
Zat warna Masukkan lebih kurang 10 g zat ke dalam kloroform.
perkolator sempit dan ekstraksi perlahan-lahan dengan
etanol P sampai diperoleh 50 ml perkolat: amati dari atas Baku pembanding Kaptopril BPFI; tidak boleh
cairan setinggi 20 cm dalam tabung pembanding: perkolat dikeringkan sebelum digunakan. Garam dari Asam 3-
boleh berwarna kekuningan, tetapi tidak boleh berwarna merkapto-2-metilpropanoat dan 1,2-Difeniletilamin
biru atau hijau. BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

Bahan asing lain Bahan yang digunakan untuk Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
penetapan Panjang Serat <951>, Tidak boleh didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
mengandung noda minyak atau partikel logam. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kaptopril BPFI.
Panjang serat <951> dan Daya serap <1221>
Keluarkan kapas dari kemasan dan kondisikan selama Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari -125ºdan tidak
tidak kurang dari 4 jam dalam atmosfir baku dengan lebih dari-134º, dihitung terhadap zat yang telah
kelembaban relatif 65% ± 2% pada suhu 21° ± 1,1° dikeringkan, lakukan penetapan menggunakan larutan
sebelum penetapan. dalam etanol mutlak P yang mengandung 10 mg per ml.
Panjang serat Tetapkan panjang serat kapas murni
seperti tertera pada Panjang Serat <951>. Tidak kurang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0 %;
dari 60% serat dalam bobot, mempunyai panjang 12,5 lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
mm atau lebih dan tidak lebih dari 10% serat dalam selama 3 jam.
bobot, mempunyai panjang 6,25 mm atau kurang.
Daya serap Lakukan seperti tertera pada Uji Daya Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %.
Serap <1221>. Kapas harus tenggelam dalam waktu tidak
lebih dari 10 detik pada suhu 25° dan kapas menyerap air Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
tidak kurang dari 24 kali bobotnya.
Zat sejenis Tidak lebih dari 0,1 %. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Kromatografi <931>.
Cemaran (Asam 3-merkapto-2-metilpropanoat)
- 602 -

Pereaksi sililasi Buat larutan tert-butildimetil puncak asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan baku
klorosilan dalam N-metil-N-tert-butildimetil internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
sililtrifluoroasetamida (1 dalam 100).
Larutan baku internal Masukkan lebih kurang 0,4 ml Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
asam 3-merkaptopropanoat ke dalam labu tentukur 10- Metode I Memenuhi syarat.
ml, encerkan dengan metilen klorida P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Garam dari Penetapan kadar
Asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan 1,2- Titran kalium iodat 0,1 N Larutkan 3,567 g kalium
Difeniletilamin BPFI, larutkan dalam metilen klorida P iodat P yang telah dikeringkan pada 110º hingga bobot
dan encerkan dengan metilen klorida P hingga kadar tetap, dalam air hingga 1000,0 ml.
lebih kurang 12 mg per ml. [Catatan Buat segar bila Prosedur Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat,
hendak digunakan. Larutan ini stabil selama lebih masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca
kurang 5 jam.] berisi 100 ml air, larutkan, tambahkan 10 ml asam sulfat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 3,6 N, 1 g kalium iodida P dan 2 ml kanji LP. Titrasi
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan kalium iodat 0,1 N sampai warna biru lemah
dengan detektor ionisasi nyala, pertahankan suhu pada yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik.
lebih kurang 310º dan kolom kapiler silika 0,32 mm x 15 Lakukan penetapan blangko.
mm dilapisi 1 µm fase diam G27 dan pemisahan sistem
injeksi dilapisi dengan wol kaca yang telah disililasi Tiap ml kalium iodat 0,1 N
dengan perbandingan pemisahan lebih kurang 25:1, setara dengan 21,73 mg C9H15NO3S
pertahankan suhu lebih kurang 250º. Pertahankan suhu
kolom pada 125º selama 11 menit setelah penyuntikan, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
naikkan suhu 30º per menit hingga 300º dan pertahankan
selama 8 menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa
dan laju alir lebih kurang 1,7 ml per menit pada 125º, TABLET KAPTOPRIL
selanjutnya laju alir lebih kurang 25 ml per menit. Captopril Tablet
Prosedur Pada dua tabung vial yang bertutup ulir
masukkan masing-masing 0,5 ml metilen klorida P. Tablet Kaptopril mengandung kaptopril, C9H15NO3S,
Tambahkan 25,0 µl Larutan baku pada salah satu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
tabung. Masukkan lebih kurang 100 mg kaptopril pada jumlah yang tertera pada etiket.
tabung kedua dan campur. Tambahkan 15,0 μl Larutan
Baku pembanding Kaptopril BPFI, tidak boleh
baku internal dan 0,4 ml Pereaksi sililasi pada tiap
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tabung, tutup rapat tabung dengan penutup ulir dan
tertutup rapat. Kaptopril Disulfida BPFI; tidak boleh
campur hati-hati dengan pengocok vortex. Letakkan
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tabung pada lempeng pemanas pada suhu 60º selama 30
tertutup rapat.
menit, angkat dan biarkan dingin. Suntikkan 1,0 µl
Larutan baku ke dalam kromatograf dan rekam luas
Identifikasi Lakukan uji Identifikasi secara
puncak dari larutan baku internal dan garam dari asam 3-
Kromatografi Lapis Tipis <281>.
merkapto-2-metilpropanoat dan 1,2-difenil-etilamin
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
(MMPA). Perbandingan simpangan baku relatif luas
dengan lebih kurang 100 mg kaptopril ke dalam labu
puncak MMPA dan luas puncak larutan baku internal
bulat. Tambahkan 25 ml metanol P, aduk selama 30
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu
menit menggunakan pengaduk magnetik dan sentrifus.
retensi relatif derivat silil dari larutan baku internal dan
Gunakan larutan jernih.
derivat silil dari MMPA berturut-turut adalah lebih
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril
kurang 0,85 dan 1,0. Dengan cara yang sama suntikkan
BPFI. Larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga
sejumlah volume 1,0 µl Larutan uji. Hitung persentase
kadar lebih kurang 4 mg per ml.
asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dalam kaptopril yang
digunakan dengan rumus: Volume penotolan 50 l.
Fase gerak Campuran toluen P-asam asetat glasial P-
metanol P (75:25:1).
 120 ,17   2 ,5C   R U 
    Prosedur Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
 317 , 45   W   R S  secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Tandai bercak
pada kromatogram dengan menyemprotkan campuran
120,17 dan 317,45 berturut-turut adalah bobot molekul segar dari 1 bagian volume amonium hidroksida P dan 6
asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan MMPA; C bagian volume larutan 5,5-ditiobis (asam 2-nitrobenzoat)
adalah kadar Garam dari Asam 3-merkapto-2- P 0,04% dalam metanol P.
metilpropanoat dan 1,2-Difeniletilamin BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; W adalah bobot kaptopril dalam Disolusi <1231> [Catatan Media disolusi
mg; RS dan RU berturut-turut adalah perbandingan luas diawaudarakan secara sempurna untuk mengurangi
- 603 -

paparan udara terhadap kaptopril dan segera lakukan C adalah kadar Kaptopril Disulfida BPFI dalam mg per
analisa.] ml Larutan baku; W adalah jumlah mg kaptopril dalam
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01N. serbuk tablet yang digunakan untuk Larutan uji; rU dan rS
Alat tipe 1: 50 rpm. berturut-turut adalah respons puncak kaptopril disulfida
Waktu: 20 menit. dari Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah kaptopril
C9H15NO3S yang terlarut dengan mengukur serapan Penetapan kadar [Catatan Lindungi larutan dari
alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan paparan udara. Gunakan dalam waktu 8 jam.] Lakukan
serapan larutan baku Kaptopril BPFI dalam media yang penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih seperti tertera pada Kromatografi <931>.
kurang 205 nm. Fase gerak Buat campuran 550 ml metanol P dan 450
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak ml air yang mengandung 0,50 ml asam fosfat P, saring
kurang dari 80% (Q) C9H15NO3S, dari jumlah yang dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
tertera pada etiket. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril
BPFI dan Kaptopril Disulfida BPFI, larutkan dalam Fase
Batas kaptopril disulfida Tidak lebih dari 3,0%. gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 1 mg
[Catatan Lindungi larutan dari paparan udara. Gunakan dan 0,05 mg per ml.
dalam waktu 8 jam setelah pembuatan.] Lakukan Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 tablet,
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak hingga lebih kurang setengah kapasitas labu
Fase gerak Buat seperti tertera pada Penetapan kadar. tentukur dan sonikasi selama 15 menit. Encerkan dengan
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Fase gerak sampai tanda, kocok secara mekanik selama
Kaptopril BPFI dan Kaptopril Disulfida BPFI, larutkan 15 menit dan saring. Jika perlu encerkan secara
dalam Fase gerak, hingga kadar masing-masing lebih kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
kurang 1 mg dan 0,05 mg per ml. kaptopril lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
disulfida BPFI, larutkan dalam Fase gerak dan jika perlu Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
gerak hingga kadar 0,05 mg per ml. 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan kandungan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 hidrokarbon lebih kurang 15%. Laju alir lebih kurang 1
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dengan lebih kurang 25 mg kaptopril, masukkan dalam baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
tabung sentrifuga yang sesuai. Tambahkan 25,0 ml Fase seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
gerak, sonikasi selama 15 menit dan sentrifus. Gunakan kaptopril dan kaptopril disulfida berturut-turut adalah 0,5
larutan jernih sebagai Larutan uji. dan 1,0; resolusi, R, antara kaptopril dan kaptopril
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada disulfida tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi pada penyuntikan ulang tidak kurang dari 2,0%.
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan kandungan sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
hidrokarbon lebih kurang 15%. Laju alir lebih kurang 1 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
kesesuaian sistem dan Larutan baku, rekam kromatogram kaptopril, C9H15NO3S, dalam zat uji dengan rumus:
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
waktu retensi relatif kaptopril dan kaptopril disulfida  L   rU 
berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara  C  
 D   rS 
kaptopril dan kaptopril disulfida dalam Larutan
kesesuaian sistem tidak kurang dari 2,0 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak L adalah jumlah mg kaptopril dalam tiap tablet yang
lebih dari 2,0%. tertera pada etiket; D adalah kadar kaptopril dalam mg
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet yang
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji tertera pada etiket dan faktor pengenceran; C adalah
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons kadar Kaptopril BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU
puncak utama. Hitung persentase kaptopril disulfida dan rS berturut-turut adalah respons puncak kaptopril
dalam zat uji dengan rumus: dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
C  rU 
2500  
W  rS 
- 604 -

KARBAMAZEPIN Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,2% untuk


Carbamazepine cemaran tunggal dan tidak lebih dari 0,5% untuk cemaran
total dengan menggunakan Cara I dan II.
Cara I
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan resolusi Timbang sejumlah fenitoin dan
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar berturut-turut lebih kurang 0,6 mg dan 0,2 mg per
5H-Dibenz[b,flazepina-5-karboksamida] [298-46-4]
ml. Encerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
C15H12N2O BM 236,27
masing-masing lebih kurang 60 µg dan 20 µg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Karbamazepin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P.
tidak lebih dari 102,0% C15H12N2O, dihitung terhadap
Encerkan bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
zat yang telah dikeringkan.
kurang 4 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih.
dalam metanol P hingga kadar 4,0 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tetera pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
etanol dan aseton.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9
mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. [Catatan Cuci
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
kolom dengan 50 hingga 100 ml metanol P, sebelum dan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
sesudah di gunakan.] Laju alir lebih kurang 2 ml per
digunakan.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi
dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak fenitoin
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
dan karbamazepin tidak kurang dari 2,8 dan simpangan
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
gelombang yang sama seperti pada Karbamazepin BPFI.
2,0%. Waktu retensi relatif fenitoin dan karbamazepin
berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0.
Difraksi sinar–X <811> Difraksi sinar-X menunjukkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pola yang sama seperti pada Karbamazepin BPFI.
sama (lebih kurang 10 µl). Larutan baku dan Larutan uji
kedalam kromatrograf dan ukur respons puncak. Hitung
Keasaman Tambahkan 2,0 g zat ke dalam 40,0 ml air,
persen tiap puncak selain puncak karbamazepin, dalam
kocok selama 15 menit dan saring melalui kertas saring.
zat yang digunakan dengan rumus:
Pipet 10,0 ml filtrat dengan natrium hidroksida 0,01 N
LV menggunakan buret 10 ml dan 1 tetes fenolflalein LP
sebagai indikator, lakukan titrasi blangko: tidak lebih C   rU 
dari 1,0 ml natrium hidroksida 0,01 N diperlukan untuk 100  S   
tiap 1,0 g karbamazepin.  CU   rS 
Kebasaan Pada 10,0 ml filtrat di atas tambahkan 1 tetes
merah metil LP dan titrasi dengan asam klorida 0,01 N CS adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml
LP menggunakan buret 10-ml, lakukan penetapan Larutan baku; CU adalah kadar karbamazepin dalam mg
blangko: tidak lebih dari 1,0 ml asam klorida 0,01 N per ml Larutan uji ; rU dan rS berturut-turut adalah
diperlukan untuk setiap 1,0 g zat. respons puncak selain puncak karbamazepin dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Cara II
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P
(10:7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
penetapan menggunakan 2,0 g zat. pada Kromatografi <931>.
Larutan resolusi Timbang sejumlah iminostilbena dan
Klorida <361> tidak lebih dari 0,014%; lakukan Karbamazepin BPFI dalam metanol P hingga kadar
penetapan menggunakan 1,0 g zat dalam 20,0 ml air, berturut-turut lebih kurang 12,5µg dan 5,0 µg per ml.
didihkan selama 10 menit, dinginkan, tambahkan air Larutan baku Timbang saksama sejumlah
hingga 20,0 ml dan saring; 10,0 ml filtrat menunjukkan Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P,
klorida tidak lebih dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N. encerkan secara bertahap dengan metanol P hingga kadar
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. lebih kurang 4 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam metanol P hinga kadar 4,0 mg per ml.
- 605 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dengan 50 - 100 ml metanol P sebelum dan sesudah
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi digunakan.] Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan
resolusi dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak baku internal tidak kurang dari 2,8 dan
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
puncak karbamazepin dan iminostilbena tidak kurang lebih dari 2,0 %.
dari 10,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
karbamazepin dan iminostilbena berturut-turut adalah ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
lebih kurang 0,3 dan 1,0. respons puncak utama. Waktu retensi relatif fenitoin dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume karbamazepin berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji 1,0. Hitung jumlah dalam mg karbamazepin,
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur C15H12N12O, dalam karbamazepin yang digunakan
respons puncak. Hitung persen tiap puncak selain puncak dengan rumus:
karbamazepin, dalam zat uji yang digunakan dengan
rumus: R 
10 C  U 
C   rU   RS 
100  S   
 CU   rS  C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
CS adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml perbandingan respons puncak karbamazepin dan fenitoin
Larutan baku;CU adalah kadar karbamazepin dalam mg dalam Larutan uji dan Larutan baku.
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak selain puncak karbamazepin dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan uji dan Larutan baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara SUSPENSI ORAL KARBAMAZEPIN


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Carbamazepine Oral Suspension
Kromatrografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-metilen Suspensi Oral Karbamazepin mengandung karbamazepin,
klorida P (40:30:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu C15H12N2O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 60 mg Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
fenitoin, masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dalam lebih kurang 80 ml metanol P dan encerkan dalam digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa
metanol P sampai tanda. Sejenis A Karbamazepin BPFI.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga Identifikasi Masukkan 5 ml suspensi oral ke dalam
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan 10,0 ml corong pisah yang berisi 20 ml natrium hidroksida 0,1 N
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan dan ekstraksi dengan 25 ml kloroform P. Lewatkan
10,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase ekstrak melalui kertas saring yang berisi natrium sulfat
gerak sampai tanda, hingga diperoleh kadar anhidrat P ke dalam gelas piala. Bilas natrium sulfat
Karbamazepin BPFI lebih kurang 20 µg per ml. anhidrat dengan 10 ml kloroform P dan tambahkan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg bilasan ke dalam ekstrak. Uapkan ekstrak kloroform
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan bantuan aliran nitrogen P sampai kering.
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan Larutkan residu dalam 10 ml metilenklorida P. Spektrum
10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan serapan inframerah larutan ini menunjukan maksimum
dengan metanol P sampai tanda. Masukkan 10,0 ml hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 Karbamazepin BPFI.
ml Larutan baku internal dan encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Uji batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dari 100 koloni per g, tidak boleh mengandung
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Salmonella sp dan Escherichia coli.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. [Catatan Bilas kolom
- 606 -

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk terbentuk hablur. Saring hablur, cuci dengan 3 ml aseton
suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. P dingin dan keringkan dalam hampa udara pada suhu
70º selama 30 menit: hablur menunjukkan reaksi seperti
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk tertera pada Identifikasi dalam Karbamazepin.
suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
Air<1031>Metode I Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara penetapan sebagai berikut: Serbukkan 20 tablet dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada timbang saksama lebih kurang 1,5 g serbuk dalam cawan
Kromatografi <931>. penguap yang telah ditara. Lakukan pengeringan pada
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku suhu 120º selama 2 jam.
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Karbamazepin. Disolusi <1231>
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi UNTUK TABLET KUNYAH 100 mg
oral yang baru dikocok setara dengan lebih kurang 200 UJI1 Jika memenuhi uji ini pada etiket dicantumkan
mg karbamazepin, masukkan ke dalam labu tentukur 100- memenuhi Disolusi Uji 1.
ml, tambahkan lebih kurang 70 ml metanol P, kocok Media disolusi: 900 ml air yang mengandung natrium
secara mekanik selama lebih kurang 30 menit, sonikasi lauril sulfat P 1%.
selama lebih kurang 2 menit, encerkan dengan metanol P Alat tipe 2: 75 rpm.
sampai tanda. Diamkan larutan selama 10 menit, pipet Waktu : 60 menit.
10 ml beningan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah karbamazepin,
dengan metanol P sampai tanda. Untuk penetapan uji C15H12N2O yang terlarut dengan mengukur serapan
kesesuaian sistem, campur 10,0 ml Larutan uji dan 10,0 alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
ml Larutan kesesuaian sistem. serapan larutan baku Karbamazepin BPFI dalam media
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum
Penetapan kadar dalam Karbamazepin. Hitung jumlah lebih kurang 288 nm.
dalam mg karbamazepin, C15H12N2O, dalam suspensi oral [Catatan Dapat digunakan sejumlah metanol P tidak
yang digunakan dengan rumus: lebih dari 1% dari jumlah volume akhir Larutan baku
untuk melarutkan karbamazepin.]
r  Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
10C  U  kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah yang tertera
 rS  pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan seperti tertera
pada Uji Disolusi <1231>, dengan pengecualian berikut:
C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml pada S2 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-5%;
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons pada S3 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-10%
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. dan tidak lebih dari 2 dari 24 unit sediaan yang lebih kecil
dari Q-5%.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, hindari pembekuan dan panas UNTUK TABLET 200 MG
berlebih. UJI 2 Jika memenuhi uji ini, pada etiket dicantumkan
memenuhi Disolusi Uji 2.
Media disolusi, Alat dan Prosedur lakukan seperti
TABLET KARBAMAZEPIN tertera pada Uji 1.
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit, harus
Carbamazepine Tablet larut antara 45% dan 75%; dalam waktu 60 menit harus
larut tidak kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah
Tablet Karbamazepin mengandung karbamazepin,
yang tertera pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan 1
C15H12N2O, tidak kurang dari 92,0% dan tidak lebih dari
seperti tertera pada Pelepasan Obat <961> dengan
108,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
pengecualian berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2
tidak satu unitpun yang lebih dari 5% dari jumlah yang
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dinyatakan; pada L3, tidak satu unitpun lebih dari 10%
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
dari jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang
penerimaan yang dinyatakan dan tidak lebih dari 2 dari
Identifikasi Sejumlah serbuk tablet, setara dengan lebih
24 unit sediaan yang lebih dari 5% dari jumlah yang
kurang 250 mg karbamazepin, masukkan ke dalam gelas
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang
piala 50 ml, tambahkan 15 ml aseton P, didihkan selama
dinyatakan. Untuk waktu 60 menit pada L2 tidak satu
5 menit. Saring selagi panas ke dalam gelas piala ke dua,
unitpun yang lebih kecil dari Q-5%; pada L3 tidak satu
cuci penyaring dua kali, tiap kali dengan 5 ml aseton P
unitpun yang lebih kecil dari Q-10%; dan tidak lebih dari
panas. Uapkan dengan aliran nitrogen P hingga lebih
2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-5%.
kurang 5 ml dan dinginkan dalam tangas es sampai
- 607 -

UJI 3 Jika memenuhi uji ini pada etiket dicantumkan terhadap Larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem,
memenuhi Disolusi Uji 3. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Media disolusi, Alat dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara 10,11-
tertera pada UJI 1. dihidrokarbamazepin dan karbamazepin dalam Larutan
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit, harus kesesuaian sistem tidak kurang dari 1,70 dan simpangan
larut antara 60% dan 85%; dalam waktu 60 menit harus baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
larut tidak kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
yang tertera pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan 1 sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
seperti tertera pada Pelepasan obat <961> dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
pengecualian berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2 respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
tidak satu unitpun yang lebih dari 5% dari jumlah yang karbamazepin, C15H12N2O, dalam serbuk tablet yang
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang digunakan dengan rumus:
dinyatakan; pada L3 tidak satu unitpun lebih dari 10%
r 
dari jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang 500 C  U 
penerimaan yang dinyatakan dan tidak lebih dari 2 unit  rS 
sediaan yang lebih dari 5% dari jumlah yang tertera pada
etiket di luar tiap rentang peneriman yang dinyatakan. C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Untuk waktu 60 menit pada L2 tidak satu unit pun yang
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
lebih kecil dari Q-5%; pada L3 tidak satu unit pun yang
lebih kecil dari Q-10% dan tidak lebih dari 2 dari 24 unit Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
sediaan yang lebih kecil dari Q-5%. sebaiknya dari kaca. Cantumkan “Simpan di tempat
kering. Hindarkan dari kelembaban “.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Penandaan Mencantumkan uji disolusi sesuai jenis tablet.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 1000 ml dari air- metanol P- KARBIDOPA
tetrahidrofuran P (85:12:3) tambahkan 0,22 ml asam Carbidopa
format P, campur, kemudian tambahkan 0,5 ml
trietilamina P dan campur. Saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah tertentu
Karbamazepin BPFI dan 10,11-dihidrokarbamazepin
dalam metanol P, jika perlu encerkan secara bertahap dan Asam(-)-L--hidrazino-3,4-dihidroksi--
kuantitatif dengan metanol P hingga diperoleh kadar metilhidrosinamat monohidrat [38821-49-7]
berturut-turut 0,1 dan 0,5 mg per ml. Pipet 5 ml larutan C10H14N2O4.H2O BM 244,25
ini, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan Anhidrat [28860-95-9] BM 226,23
dengan campuran metanol P-air (1:1) sampai tanda.
Larutan baku Larutkan sejumlah Karbamazepin BPFI Karbidopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
dalam metanol P dan encerkan secara kuantitatif dengan tidak lebih dari 101,0% C10H14N2O4.H2O.
metanol P hingga diperoleh kadar lebih kurang 2 mg per
ml. Pipet 5 ml larutan ini, masukkan ke dalam labu Pemerian Serbuk; putih sampai putih krem; tidak berbau.
tentukur 50-ml, encerkan dengan campuran metanol P-air
(1:1) sampai tanda. Kelarutan Sukar larut dalam air dan metanol; mudah
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari larut dalam asam klorida 3 N; praktis tidak larut dalam
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara etanol, aseton, kloroform dan eter.
dengan lebih kurang 100 mg karbamazepin, masukkan ke
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 40-ml metanol P, Baku pembanding Karbidopa BPFI; tidak boleh
sonikasi selama lebih kurang 15 menit. Biarkan dingin dikeringkan sebelum digunakan; pada sebagian bahan
sampai suhu ruang, encerkan dengan metanol P sampai lain lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5
tanda, campur dan saring, buang 10-ml filtrat pertama. mmHg pada suhu 100 hingga bobot tetap dan gunakan
Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, sebagai koreksi pada analisis kuantitatif. Simpan dalam
encerkan dengan metanol P : air (1:1) sampai tanda. wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Sejenis A Karbidopa BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom baja tahan Metildopa BPFI; tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar
karat 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir air secara titrimetri pada waktu akan digunakan. Simpan
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
- 608 -

Identifikasi Fase gerak Buat campuran etanol P-natrium fosfat


A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan monobasa 0,05 M (1:19), atur pH hingga 2,7 dengan
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya penambahan asam fosfat P dan awaudarakan.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Larutan kesesuaian system Buat larutan Karbidopa
Karbidopa BPFI. BPFI dan Metildopa BPFI dalam Fase gerak hingga
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per ml.
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karbidopa
pada Penetapan kadar. BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,5 mg per ml. [Catatan Jika perlu lakukan
Rotasi jenis <1081> Antara -21,0 dan -23,5 dihitung pemanasan hati-hati dan ultrasonifikasi untuk
sebagai monohidrat; lakukan penetapan menggunakan melarutkan.]
larutan 10 mg per ml dalam larutan aluminium klorida P Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
0,7 g per ml (dibuat dari garam aluminium heksahidrat) dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per
yang telah disaring, atur pH hingga1,5 dengan ml.
penambahan natrium hidroksida 0,25 N. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari 6,9% dan dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 3,9 mm x
tidak lebih dari 7,9%; lakukan pengeringan dengan 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 100° hingga per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
bobot tetap, menggunakan 1 g zat. kesesuaian system, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. metildopa dan karbidopa berturut-turut lebih kurang 0,8
dan 1,0; resolusi, R, antara karbidopa dan metildopa tidak
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. kurang dari 0,9. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Metildopa dan Senyawa Sejenis A Karbidopa Masing- seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
masing tidak lebih dari 0,5%; Lakukan penetapan dengan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Kromatografi <931>. sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji,
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada respons puncak utama. Hitung persentase karbidopa,
Penetapan kadar. C10H14N2O4.H2O, dalam zat dengan rumus:
Larutan baku cemaran Timbang saksama sejumlah
Metildopa BPFI dan Senyawa Sejenis A Karbidopa C  rU 
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing- 100 S  
masing lebih kurang 2,5 µg per ml.  CU  rS 
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku cemaran dan CS adalah kadar Karbidopa BPFI sebagai monohidrat
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar zat
dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi relatif dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
metildopa, karbidopa dan senyawa sejenis A karbidopa adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan
berturut-turut lebih kurang 0,8; 1,0 dan 1,8. Hitung Larutan baku.
persentase metildopa dan senyawa sejenis A karbidopa
dalam zat dengan rumus : Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
C  rU 
100 S  
 CU  rS  KARBINOKSAMIN MALEAT
Carbinoxamine Maleate
CS adalah kadar Metildopa BPFI atau Senyawa Sejenis A
Karbidopa BPFI dalam µg per ml Larutan baku
cemaran; CU adalah kadar zat dalam µg per ml Larutan
uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
metildopa atau senyawa sejenis A karbidopa dari Larutan
uji dan Larutan baku cemaran.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 2-[p-Kloro-α-[2-(dimetilamino)etoksi]benzil]piridin


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada maleat (1:1) [3505-38-2]
Kromatografi <931>. C16H19ClN2O.C4H4O4 BM 406,86
- 609 -

Karbinoksamin Maleat mengandung tidak kurang dari KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM


98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C16H19ClN2O.C4H4O4, Carboxymethylcellulose Sodium
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu
105° selama 2 jam. Garam selulosa karboksilmetil eter natrium
[9004-32-4]
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak
dalam etanol dan kloroform; sangat sukar larut dalam kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na)
eter. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Baku pembanding Karbinoksamin Maleat BPFI; Pemerian Serbuk atau granul; putih sampai krem;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam higroskopik.
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk
larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut
Identifikasi organik lain.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, Identifikasi
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Larutan uji Tambahkan 1 g zat pada 50 ml air sambil
gelombang yang sama seperti pada Karbinoksamin diaduk hingga terdispersi homogen. Lanjutkan
Maleat BPFI. pengadukan hingga diperoleh larutan jernih dan gunakan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 50 µg per ml larutan ini untuk pengujian sebagai berikut:
dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum A. Encerkan 1 ml Larutan uji dengan 1 ml air dalam
pada panjang gelombang yang sama seperti pada tabung reaksi kecil, tambahkan 5 tetes 1-naftol LP.
Karbinoksamin maleat BPFI. Serapan masing-masing Miringkan tabung dan tuangkan 2 ml asam sulfat P
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada dengan hati-hati melalui dinding tabung: terjadi warna
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 260 merah ungu pada bidang batas antara dua lapisan.
nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. B. Pada 5 ml Larutan uji, tambahkan 5 ml barium
klorida LP: terbentuk endapan halus putih.
Jarak lebur <1021> Antara 116° dan 121°; lakukan C. Menunjukkan reaksi Natrium seperti tertera pada
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan. Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,6 dan 5,1; lakukan penetapan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj;
menggunakan larutan (1 dalam 100). tambahkan 1 ml larutan hidroksilamina hidroklorida P (1
dalam 5) ke dalam larutan residu.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Penetapan kekentalan <1051> Tidak kurang dari 80,0%
dan tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etiket
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. untuk kadar larutan 2%; tidak kurang dari 75,0% dan
tidak lebih dari 140,0% dari yang tertera pada etiket;
Cemaran umum <481> timbang saksama sejumlah zat yang tidak dikeringkan
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P. dan bila dilarutkan setara dengan 200 g larutan zat, yang
Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P. telah dikeringkan, pada konsentrasi yang dinyatakan.
Fase gerak Buat campuran sikloheksan P-kloroform P- Tambahkan zat sedikit demi sedikit sambil diaduk ke
dietilamina P (75:15:10). dalam lebih kurang 180 ml air dalam botol bermulut lebar
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak yang telah ditara. Lanjutkan pengadukan dengan cepat
nomor 1. hingga seluruhnya basah. Tambahkan air secukupnya
hingga berat 200 g, biarkan sambil sekali-kali diaduk
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 hingga larut sempurna. Ukur kekentalan pada suhu
mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml 25°±0,2° menggunakan viskosimeter rotasi, sistem
asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal violet LP, mencapai kesetimbangan sebelum pembacaan akhir.
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir
berwarna hijau biru. Lakukan penetapan blangko. pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 100).
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,34 mg C16H19ClN2O.C4H4O4 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
- 610 -

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500


mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, Nitrogen dioksida Perubahan indikator menunjukkan
panaskan di dalam tangas air mendidih selama 2 jam, tidak lebih dari 2,5 bpj; atur wadah sedemikian rupa
dinginkan hingga suhu ruang dan titrasi dengan asam hingga jika katup dibuka, isi bagian fase cair dilepas
perklorat 0,1 N LV. melalui tabung yang cukup panjang untuk dapat
menguapkan semua cairan pada saat melewati saluran
Tiap ml asam perklorat 0,1 N tersebut dan untuk mencegah pembekuan pada bagian
setara dengan 2,299 mg Na dalam tabung detektor. Lepaskan ke dalam aliran cairan
secukupnya untuk memperoleh 550 ml spesimen uap,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. ditambahkan kelebihan guna menjamin pengusiran udara
dari sistem. Alirkan 550 ml ± 50 ml gas ini melalui
Penandaan Pada etiket mencantumkan kekentalan dalam tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida pada
larutan yang dinyatakan konsentrasinya. kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.

KARBON DIOKSIDA Amonia Perubahan indikator menunjukkan setara


dengan tidak lebih dari 25 bpj; lakukan penetapan seperti
Carbon Dioxide
tertera pada uji Nitrogen dioksida, menggunakan zat uji
sejumlah 1050 ml ± 50 ml yang dilewatkan melalui
Karbon dioksida [124-38-9]
tabung detektor amonia pada kecepatan yang ditetapkan
CO2 BM 44,01
untuk tabung.
Karbon Dioksida mengandung tidak kurang dari 99,0%
Belerang dioksida Perubahan indikator menunjukkan
CO2.
setara dengan tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
[Catatan Pengujian berikut ini dirancang untuk
seperti tertera pada uji Nitrogen dioksida menggunakan
menyatakan kualitas karbon dioksida dalam kedua fase
zat uji sejumlah 1050 ml ± 50 ml yang dilewatkan
yaitu uap dan cairan yang berada dalam silinder yang
melalui tabung detektor belerang dioksida pada
sebelumnya belum pernah dibuka. Kurangi tekanan
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
wadah sedemikian rupa dengan alat pengatur. Lakukan
pengambilan zat uji secara benar sehingga terlepasnya
Air Perubahan indikator menunjukkan setara dengan
karbon dioksida dari peralatan pengambilan contoh
tidak lebih dari 150 mg per m3. Bilas regulator yang
sekecil mungkin. Ukur gas dengan volume meter gas
telah dibilas dengan 5 liter atau lebih gas uji. Lewatkan
aliran menurun dari tabung detektor untuk memperkecil
50±5 liter gas yang dilepaskan dari fase uap melalui
kontaminasi atau berubahnya zat uji. Lakukan pengujian
tabung detektor uap air yang dihubungkan dengan
dengan urutan sesuai daftar. Jenis tabung detektor yang
regulator memakai pipa logam atau polietilena dengan
digunakan dalam pengujian ini tertera pada Pereaksi
panjang minimum. Ukur gas yang melalui tabung
dalam Pereaksi, Indikator dan Larutan.]
detektor dengan alat pengukur aliran gas pada laju alir 2
liter per menit.
Identifikasi Alirkan 100 ml ± 5 ml yang dilepaskan dari
fase uap dari isi wadah melalui tabung detektor karbon
Penetapan kadar [Catatan Pengambilan zat uji untuk
dioksida dengan kecepatan yang ditetapkan untuk
penetapan kadar dapat dilakukan dari fase uap untuk
tabung: perubahan indikator menjangkau seluruh kisaran
kemudahan, tetapi akibatnya akan menambah volume
indikasi tabung.
residu. Jika spesifikasi 1 ml berlebih dari fase uap, dapat
digunakan sediaan uji cairan.] Hubungkan buret gas 100
Karbon monoksida Perubahan indikator menunjukkan
ml yang dilengkapi dengan pelampung gelembung dan
setara dengan tidak lebih dari 10 bpj; alirkan 1050 ml ±
kran 2 arah ke pipet serapan gas dengan kapasitas yang
50 ml yang dilepaskan dari fase uap dari isi wadah
sesuai dengan cara menghubungkan pipet dengan salah
melalui tabung detektor karbon monoksida pada
satu saluran keluar buret. Isi buret dengan air yang
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
sedikit diasamkan (dengan jingga metil menjadi merah
muda). Isi pipet dengan larutan kalium hidroksida P (1
Hibidrogen sulfida Perubahan indikator menunjukkan
dalam 2). Dengan menyesuaikan pelampung gelembung
setara dengan tidak lebih dari 1 bpj; alirkan 1050 ml ±
dan pelampung air, dorong larutan kalium hidroksida
50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
untuk mengisi pipet dan sambungkan kapiler sampai
detektor hidrogen sulfida pada kecepatan yang
kran, kemudian isi buret dengan pelampung air dan
ditetapkan untuk tabung.
dorong melalui kran yang lain sedemikian sehingga semua
gelembung gas dihilangkan dari sistem. Dorong ke dalam
Nitrogen oksida Perubahan indikator menunjukkan
buret 100,0 ml zat uji yang diambil dari fase cair seperti
setara dengan tidak lebih dari 2,5 bpj; alirkan 550 ml ±
tertera pada uji Nitrogen dioksida. Dengan menaikkan
50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
pelampung botol, paksakan dengan mendorong zat uji ke
detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida pada
dalam pipet. Serapan dapat dibantu dengan mengosok-
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
- 611 -

gosok pipet atau dengan mengalirkan zat uji antara pipet Bahan tidak larut air Tidak lebih dari 0,5%. Timbang
dan buret. Dorong setiap sisa gas ke dalam buret dan saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam gelas
ukur volumenya: tidak lebih dari 1 ml gas yang tinggal. piala 150 ml. Tambahkan 100 ml air dan larutkan dengan
cara mengaduk menggunakan batang pengaduk selama 30
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah silinder. menit. Dengan bantuan penghisap, saring melalui
penyaring krus yang telah ditara. Bilas gelas piala dengan
air dan pindahkan bilasan ke dalam krus. Keringkan krus
KARBOPLATIN pada suhu 130°  10° hingga bobot tetap.
Carboplatin
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih dari
O 0,5%.
O NH2 Pereaksi A Larutkan 8,5 g tetrabutilamonium hidrogen
sulfat P dalam 80 ml air. Tambahkan 3,4 ml asam fosfat
Pt
P dan atur pH hingga 7,55 dengan penambahan natrium
O NH2 hidroksida 10 N.
O
Fase gerak Tambahkan 20 ml Pereaksi A ke dalam
campuran 880 ml air dan 100 ml asetonitril P, saring dan
cis-Diamina(1,1-siklobutanadikarboksilato)platinum awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
[41575-94-4] Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
C6H12N2O4Pt BM 371,25 <921>.
Larutan baku asam 1,1-siklobutanakarboksilat
Karboplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Timbang saksama sejumlah asam
tidak lebih dari 102,0% C6H12N2O4Pt, dihitung terhadap 1,1-siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak
zat anhidrat. hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,5
mg per ml. Pindahkan 2,0 ml larutan ini ke dalam labu
Perhatian: Hati-hati dalam menangani Karboplatin tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
karena bersifat karsinogenik. tanda.
Larutan kesesuaian sistem Campur 1,0 ml Larutan
Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna. Melebur pada baku asam 1,1-siklobutanakarboksilat dengan 1,0 ml
suhu 200° dengan penguraian. Larutan baku yang dibuat seperti pada Penetapan kadar.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat sukar larut masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan
dalam aseton dan etanol. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Karboplatin BPFI, tidak boleh Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,0 mm x
tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml
pendingin. per menit. Lakukan kromatografi dengan injeksi berulang
(lebih kurang 100 l) Larutan kesesuaian sistem, rekam
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah kromatogram dan ukur respons puncak: waktu retensi
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, relatif lebih kurang 0,65 untuk karboplatin dan 1,0 untuk
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan asam 1,1-siklobutana karboksilat; efisiensi kolom yang
gelombang yang sama seperti pada Karboplatin BPFI. ditentukan dari puncak asam 1,1-siklobutana karboksilat
tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; resolusi, R,
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. antara puncak karboplatin dan asam 1,1-siklobutana
karboksilat tidak kurang dari 2,5; simpangan baku relatif
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%.
menggunakan larutan dalam air yang mengandung lebih Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kurang 10 mg zat per ml. sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan respons puncak utama asam 1,1-siklobutana karboksilat.
formamida P sebagai pelarut. Hitung persentase asam 1,1-siklobutana karboksilat
dalam zat uji dengan rumus:
Transmitan Tidak kurang dari 97%. Timbang saksama
lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu
5  C  rU 

tentukur 10-ml, larutkan dalam 6 ml air, encerkan dengan 
air sampai tanda. Ukur persen transmitan menggunakan W  rS 
sel 1-cm pada panjang gelombang 440 nm, dengan air
sebagai blangko.
- 612 -

C adalah kadar asam 1,1-siklobutanakarboksilat dalam μg ml per menit. Lakukan kromatograf terhadap Larutan
per ml Larutan baku; W adalah bobot karboplatin dalam baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
mg, yang digunakan untuk membuat Larutan uji; rU dan seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, tidak
rS berturut-turut adalah respons puncak asam 1,1- kurang dari 3,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2500
siklobutana karboksilat Larutan uji dan Larutan baku. lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,2%.
lebih dari 0,25% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Fase gerak, Sistem kromatografi dan Prosedur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. karboplatin, C6H12N2O4Pt, dalam zat uji dengan rumus:
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif sejumlah
volume Larutan baku yang tertera pada Penetapan kadar,
 rU 
dengan air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih 50C  
kurang 2,5 g per ml.  rS 
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar. C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji puncak Larutan uji dan Larutan baku.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Jumlah respons puncak, tidak termasuk Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
respons karboplatin dan asam 1,1-siklobutana karboksilat terlindung cahaya.
dari Larutan uji, tidak lebih dari dua kali respons
karboplatin dari Larutan baku dan tidak ada respons
puncak tunggal lebih besar dari puncak karboplatin dari KARBOPLATIN UNTUK INJEKSI
Larutan baku.
Carboplatin for Injection
Kandungan platina Antara 52,0% dan 53,0%, dihitung
terhadap zat anhidrat. Karboplatin untuk Injeksi adalah campuran terliofilisasi
[Catatan Cuci semua peralatan gelas dengan asam nitrat steril dari karboplatin dan manitol, mengandung tidak
dan bilas dengan air untuk mencegah terjadinya lapisan kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
cermin dari endapan platina.] Timbang saksama lebih C6H12N2O4Pt dari jumlah yang tertera pada etiket.
kurang 0,25 g zat, masukkan ke dalam gelas piala 600 ml.
Tambahkan 400 ml air, larutkan perlahan-lahan dengan [Perhatian Hati-hati dalam menangani Karboplatin
pemanasan hingga hampir mendekati titik didih, sambil karena bersifat karsinogenik.]
sering diaduk dengan batang pengaduk kaca. Lakukan
seperti tertera pada uji untuk Kandungan platina pada Baku pembanding Karboplatin BPFI; tidak boleh
Sisplatin, dimulai dari “Jika sudah larut sempurna”. dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati
Kromatografi <931>. untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (87:13), gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Larutan konstitusi Pada saat pemakaian, larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karboplatin terkonstitusi yang disiapkan dari karboplatin untuk injeksi
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara kuantitatif memenuhi syarat Larutan konstitusi seperti tertera pada
dengan air hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Injeksi.
[Catatan Gunakan larutan ini dalam waktu 2 jam.]
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Identifikasi
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Gunakan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
larutan ini dalam waktu 2 jam.] Fase gerak Campuran aseton P-air (80:20).
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penampak bercak Tambahkan 5,6 g timah(II) klorida P
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi ke dalam 10 ml asam klorida P dan aduk selama 5 menit.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,0 mm x [Catatan Tidak perlu semua logam larut.] Tambahkan 90
30 cm berisi bahan pengisi L8. Laju alir lebih kurang 2,0 ml air dan 1 g kalium iodida P dan aduk. Larutan dibuat
segar setiap hari.
- 613 -

Larutan baku Buat larutan baku dalam air yang C adalah kadar asam 1,1-siklobutana karboksilat dalam
mengandung Karboplatin BPFI 10 mg per ml. mg per ml Larutan baku; V adalah volume kandungan
Larutan uji Larutkan seluruh isi dari satu wadah terkonstitusi dalam wadah, dalam ml; L adalah jumlah
dengan air sampai diperoleh karboplatin 10 mg per ml. karboplatin per wadah, dalam mg, yang tertera pada
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng asam 1,1-siklobutana karboksilat yang diperoleh dari
kromatografi campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Larutan uji dan Larutan baku.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
dilapisi kertas saring dan dijenuhkan Fase gerak selama 2 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
jam hingga Fase gerak merambat lebih kurang 10 cm di Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak Kromatografi <931>.
menguap, keringkan di udara pada suhu ruang selama 2 Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
jam. Semprot lempeng dengan Penampak bercak, Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
panaskan pada suhu 110° selama 10 menit: harga RF dan Karboplatin.
warna bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu wadah
sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku. dalam air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
kurang 1 mg per ml. [Catatan Selesaikan analisa larutan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan secara kromatografi dalam waktu 2 jam.]
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sterilitas dari produk yang diuji. sama (lebih kurang 10 µl) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,54 unit respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Endotoksin FI per mg karboplatin. karboplatin, C6H12N2O4Pt, dalam zat uji dengan rumus:

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan dalam  rU 


larutan konstitusi seperti tertera pada etiket, gunakan Air CV  
Steril untuk Injeksi.  rS 
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml
seperti tertera pada Air dalam Sisplatin untuk Injeksi. Larutan baku; V adalah volume kandungan terkonstitusi
dalam wadah, dalam ml; rU dan rS berturut-turut adalah
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih dari Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan
1,0. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair steril seperti tertera pada Injeksi, terlindung cahaya.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Batas asam
KARISOPRODOL
1,1-siklobutanakarboksilat dalam Karboplatin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam 1,1- Carisoprodol
siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda.
Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu wadah
dalam Fase gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar
2-Metil-2-propil-1,3-propanadiol karbamat
karboplatin 1 mg per ml. [Catatan Selesaikan analisa
Isopropilkarbamat [78-44-4]
larutan secara kromatografi dalam waktu 2 jam.]
C12H24N2O4 BM 260,33
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 μl) Larutan baku dan Larutan uji
Karisoprodol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tidak lebih dari 102,0% C12H24N2O4, dihitung terhadap
respons puncak asam 1,1-siklobutanakarboksilat. Hitung
zat yang telah dikeringkan.
persentase asam 1,1-siklobutanakarboksilat dalam zat uji
dengan rumus:
Pemerian Serbuk hablur; putih; bau khas lemah; rasa
pahit.
CV  rU 
100   
 L  rS  Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
dalam etanol, kloroform dan aseton.
- 614 -

Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan Titran natrium metoksida dan refluks di atas lempeng
pengeringan dalam hampa udara selama 3 jam pada suhu pemanas selama 30 menit. Biarkan dingin, tambahkan 40
60 sebelum digunakan. Meprobamat BPFI; lakukan ml etanol P dan 7 tetes fenolftalein LP. Titrasi kelebihan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 3 basa dengan asam klorida 0,1 N LV hingga warna merah
jam sebelum digunakan. muda hilang. Lakukan penetapan blangko seperti tertera
pada Titrasi residual dalam Titrimetri <771>.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Tiap ml titran natrium metoksida
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan setara dengan 26,03 mg C12H24N2O4
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Karisoprodol BPFI. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
B. Harga RF bercak utama Larutan uji yang diperoleh
pada uji Meprobamat, sesuai dengan harga RF larutan
Karisoprodol BPFI dalam kloroform P dengan kadar 100 TABLET KARISOPRODOL
mg per ml, yang diperlakukan sama. Carisoprodol Tablet

Jarak lebur <1021>Metode I Antara 91 dan 94. Tablet Karisoprodol mengandung karisoprodol,
C12H24N2O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 3 jam. Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Meprobamat Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
Kromatografi <931>. kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromatogram
Faser gerak Buat campuran kloroform P-aseton P Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
(4:1).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan baku Timbang sejumlah Meprobamat BPFI,
larutkan dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per ml. Disolusi <1231>
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,05M pH 6,9
kloroform P hingga kadar 100 mg per ml. yang mengandung 5 unit -amilase per ml [Catatan
Prosedur Totolkan secara terpisah berturut-turut 10 µl Larutan dibuat baru dan biarkan Media disolusi
Larutan uji dan 5 µl Larutan baku pada lempeng setimbang pada 37 selama tidak lebih dari 1 jam
kromatografi. Biarkan bercak mengering di udara. sebelum uji disolusi dimulai.]
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Alat tipe 2: 75 rpm.
telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan Waktu: 60 menit.
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat Lakukan penetapan jumlah karisoprodol terlarut
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot menggunakan metode berikut:
lempeng dengan antimon triklorida LP kemudian dengan Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
larutan furfural P dalam kloroform P (3 dalam 100) tertera pada Kromatografi <931>.
hingga timbul satu atau lebih bercak hitam. Panaskan Fase gerak, Larutan resolusi dan Sistem kromatografi
lempeng pada suhu 110° selama 15 menit: bercak lain Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
selain bercak utama Larutan uji dengan harga RF yang Larutan baku [Catatan Volume asetonitril P yang
sesuai tidak lebih intensif dari bercak Larutan baku. digunakan untuk melarutkan karisoprodol tidak lebih
dari 2% total volume akhir larutan.] Timbang saksama
Penetapan Kadar sejumlah Karisoprodol BPFI, larutkan dan encerkan
Titran natrium metoksida Buat dan lakukan dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,4 mg
pembakuan natrium metoksida 0,1 M dalam toluen P per ml.
seperti tertera pada Larutan volumetrik dalam Pereaksi, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Indikator dan Larutan kecuali penggunaan 200 ml untuk sama (lebih kurang 150 l) Larutan baku dan alikuot
melarutkan logam natrium, tambahkan 750 ml toluen P Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan encerkan dengan metanol P hingga 1000 ml. dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, C12H24N2O4 terlarut.
tambahkan 10 ml piridin P dan 1 tetes fenolftalein LP, Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
campur. Titrasi dengan Titran natrium metoksida hingga kurang dari 80% (Q) C12H24N2O4 dari jumlah yang tertera
warna merah muda yang stabil. Tambahkan 25,0 ml pada etiket.
- 615 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara KARVEDILOL


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Carvedilol
Kromatografi <931>.
Fase gerak buat campuran air-asetonitril P (60:40),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-asam sulfat 0,01
N (60:40).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
(±)-1-(Karbazol-4-iloksi)-3-[[2-(o-metoksifenoksi)
Karisoprodol BPFI, larutkan dalam Pengencer bila perlu
etil]amino]-2-propanol [72956-09-3]
gunakan sonikasi, hingga kadar lebih kurang 3,5 mg per
C24H26N2O4 BM 406,47
ml.
Larutan resolusi Timbang sejumlah 2-metil-2-propil-
Karvedilol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan
1,3-propanadiol dan karisoprodol, larutkan dalam Fase
gerak hingga kadar masing-masing 2,4 mg dan 3,4 mg tidak lebih dari 102,0% C24H26N2O4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
per ml.
Larutan uji Timbang saksama dan serbukkan tidak
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih.
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 350 mg karisoprodol,
Kelarutan Sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50
dalam air dan asam encer.
ml Pengencer, masukkan dalam tangas ultra sonik
selama 30 menit dan kocok selama 60 menit. Encerkan
Baku pembanding Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis A
dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui
Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis B Karvedilol BPFI.
penyaring membran berpori 0,5 µm atau lebih kecil dan
Senyawa Sejenis C Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis D
gunakan beningan sebagai Larutan uji.
Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis E Karvedilol BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor indeks refraksi dan kolom
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Suhu detektor Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan kolom 30º±1º. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Karvedilol BPFI.
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
puncak 2-metil-2-propil-1,3-propanadiol dan puncak
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
karisoprodol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku
pada Penetapan kadar.
relatif pada tiga kali penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0%. Waktu retensi relatif 2-metil-2-propil-1,3-
propanadiol dan karisoprodol masing-masing lebih Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
kurang 0,5 dan 1,0.
Prosedur [Catatan Gunakan tinggi puncak sebagai
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
respons puncak.] Suntikkan secara terpisah sejumlah
penetapan menggunakan 1 g zat.
volume sama (lebih kurang 35 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
dan ukur tinggi puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karisoprodol, C12H24N2O4, dalam serbuk tablet yang
Senyawa sejenis [Catatan Berdasarkan proses, cemaran
digunakan dengan rumus:
sejenis dilakukan sesuai Uji 1 atau Uji 2. Uji 2
r  direkomendasikan jika Senyawa sejenis F karvedilol
100C  U  adalah cemaran potensial.]
 rS  UJI 1 Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas
yang tertera pada Tabel; Total cemaran tidak lebih dari
C adalah kadar Karisoprodol BPFI dalam mg per ml 0,5%. Lakukan penetapan secara Kromatografi cair
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah tinggi kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
puncak karisoprodol yang diperoleh dalam Larutan uji Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti tertera pada
dan Larutan baku. Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Karvedilol BPFI dan Senyawa Sejenis C Karvedilol
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing-
masing lebih kurang 0,05 mg per ml.
- 616 -
3
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol (1-9H-karbazol-4-iloksi)-3-(benzil(2-(2-
metoksifenoksi)etil)amino)propan-2-ol.
BPFI, Senyawa sejenis A Karvedilol BPFI, Senyawa 4
4-(Oksiran-2-ilmetoksi)-9H-karbazol.
sejenis B Karvedilol BPFI, Senyawa sejenis C Karvedilol 5
2-(2-metoksifenoksi)etil amin.
BPFI, Senyawa sejenis D Karvedilol BPFI dan Senyawa [Catatan Abaikan cemaran yang kurang dari 0,01%, dihitung terhadap
sejenis E Karvedilol BPFI, larutkan dalam Fase gerak Larutan baku.]
hingga kadar lebih kurang 0,001 mg per ml untuk
Karvedilol BPFI, Senyawa Sejenis A, B, D dan E UJI 2 Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas
Karvedilol BPFI dan 0,2 µg per ml untuk Senyawa yang tertera pada Tabel; Total cemaran tidak lebih dari
Sejenis C Karvedilol BPFI. 0,5%. Lakukan penetapan secara Kromatografi cair
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Larutan A Buat campuran asetonitril P-asam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada trifluoroasetat P (100:0,1).
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan B Buat campuran air-asam trifluoroasetat P
dilengkapi dengan detektor dengan dua panjang (100:0,1).
gelombang (220 nm digunakan untuk penentuan senyawa Pengencer Buat campuran air-asetonitril P-asam
sejenis E karvedilol dan 240 nm untuk karvedilol dan trifluoroasetat P (78:22:0,1).
senyawa sejenis yang lain) dan kolom 4,6-mm x 15-cm Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5μm. Laju Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
pada 55º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI, larutkan
puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis C dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per
karvedilol tidak kurang dari 17. ml.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih Larutan uji Buat larutan zat dalam Pengencer hingga
kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kadar lebih kurang 1 mg per ml.
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A, B, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C, D dan E karvedilol dalam zat yang digunakan dengan dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x
rumus: 15 cm, berisi bahan pengisi L68 dengan ukuran partikel 5
µm. Laju alir lebih kurang 1,4 ml per menit. Pertahankan
suhu kolom pada 30º. Kromatograf diprogram sebagai
  
100 CS  ri  berikut:
 CU  rS  Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) (%) (%)
CS adalah kadar masing-masing cemaran dalam mg per
0-20 22 78 Isokratik
ml Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg
20-33 22→38 78→62 Gradien Linier
per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-
33-45 38 62 Isokratik
masing cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons
45-55 38→55 62→45 Gradien Linier
puncak masing-masing cemaran dari Larutan baku.
55-65 55 45 Isokratik
Hitung persentase masing-masing cemaran lain, dengan
65-68 55→22 45→78 Gradien Linier
CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam Larutan baku.
68-80 22 78 Kesetimbangan
Tabel
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Waktu
Batas sistem, rekam kromatogram dan ukur semua respons
Nama retensi
(%) puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
relatif
puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis F
Senyawa Sejenis A karvedilol1 0,52 0,1 karvedilol tidak kurang dari 1,8.
Senyawa Sejenis B karvedilol2 8,5 0,1 Prosedur Suntikkan sejumlah volume tertentu (lebih
Karvedilol 1,0 - kurang 20 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Senyawa Sejenis C karvedilol3 3,6 0,02 kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
Senyawa Sejenis D karvedilol4 5,0 0,1 persentase senyawa sejenis karvedilol dalam zat dengan
Senyawa Sejenis E karvedilol5 0,35 0,1 rumus:
Tiap cemaran lain - 0,10
r 
1
1-(4-(2-hidroksi-3-(2-(2-metoksifenoksi)etilamino) propoksi) -9-H-
100  i 
karbazol-9-il)-3-(2-(2-fenoksi) etilamino)propan-2-ol.  rS 
2
3,3’-(2-(2-metoksifenoksi)etilazandiil)bis(1-9H-karbazol-4-
iloksi)propan-2-ol.
- 617 -

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
Larutan uji; rS adalah jumlah semua respons puncak dari persentase senyawa sejenis F karvedilol dalam zat dengan
Larutan uji. rumus:
 100  ri 
Tabel
Waktu   
 F  rS
Batas
Nama retensi
relatif
(%) 
Senyawa Sejenis F Karvedilol1 1,2 0,1*
Senyawa Sejenis C Karvedilol2 1,8 0,02 F adalah faktor respons relatif sama dengan 1,1; ri adalah
Karvedilol 1,0 - respons puncak senyawa sejenis F karvedilol dari Larutan
N,O-Bis-karvedilol3 0,7 0,1 uji; rS adalah jumlah respons puncak karvedilol dan
N,N-Bis-karvedilol4 2,1 0,1 senyawa sejenis F karvedilol dari Larutan uji.
N-isopropilkarvedilol5 1,6 0,1
Biskarbazol6 3 0,1 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Tiap cemaran lain - 0,1 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
1
1-(2-(2-metoksifenoksi)etilamino)-3(6,7,8,9-tetrahidro-5H-karbazol-4- Dapar Timbang saksama 2,72 g kalium fosfat
iloksi)propan-2-ol.
2
monobasa P, larutkan dalam 1000 ml air dan atur pH
1-(9H-karbazol-4-iloksi-3-benzil[[2-(2-metoksifenoksi)etil]amino]-2- hingga 2,0 dengan penambahan larutan asam fosfat P (69
propanol.
3
1-[9-[3-[2-(2-metoksifenoksi)etilamino]-2-hidroksipropil]-9H- dalam 1000).
karbazol-4-iloksi]-3-[2-(2-metoksifenoksi)etilamino]-2- propanol. Fase gerak Buat campuran dapar-asetonitril P (69:31),
4
1,1’-[2-(2-metoksifenoksi)etil]iminobis[3(9-H-karbazol-4-iloksi)-2- saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
propanol. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
5
1-(H-karbazol-4-iloksi)-3-[[2-(2-metoksifenoksi)etil]N-
isopropilamino]-2-propanol. Kromatografi <931>.
6
1,3-Bis-( 9H-karbazol-4-iloksi)-2-propanol. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
*Cemaran ini dihitung menggunakan Uji Senyawa sejenis F Karvedilol Karvedilol BPFI dan Senyawa sejenis A Karvedilol BPFI,
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing
Senyawa sejenis F Karvedilol (Jika ada) Lakukan lebih kurang 0,05 mg per ml.
penetapan secara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol
tertera pada Kromatografi <931>. BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Larutan A Buat campuran air-asam trifluoroasetat P kurang 0,04 mg per ml.
(100:0,5). Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
Larutan B Buat campuran metanol P-asam masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
trifluoroasetat P (100:0,5). encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml
Fase gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
(65:35) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan dengan Fase gerak sampai tanda.
penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem seperti tertera Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pada Kromatografi <931>. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (1:1). dilengkapi dengan detektor UV 240 nm dan kolom 4,6
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI, larutkan partikel 5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per waktu analisis lebih kurang 60 menit. Pertahankan suhu
ml. kolom pada 55º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
ke dalam labu tentukur yang sesuai dan tambahkan lebih puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
kurang 1,9 ml Pengencer per mg zat. Sonikasi untuk puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis A
melarutkan. Encerkan dengan pengencer hingga kadar karvedilol tidak kurang dari 4,0; faktor ikutan karvedilol
lebih kurang 1,5 mg per ml. tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dilengkapi dengan detektor 226 nm dan kolom 4,6 mm x sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
3 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 3 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Pertahankan respons puncak. Hitung persentase karvedilol,
suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi terhadap C24H26N2O4, dalam zat dengan rumus:
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
C  rU 
antara puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis F 100 S  
karvedilol tidak kurang dari 2,0.  CU  rS 
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10
µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
- 618 -

CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml Tabel


Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per Etiket (mg) CS (mg per ml)
ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons 25 0,028
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. 12,5 0,014
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 6,25 0,007
pada suhu ruang terkendali. 3,125 0,0035

Penandaan Cantumkan uji Senyawa sejenis yang Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
digunakan, jika tidak menggunakan Uji 1. disaring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas
0,45 µm.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24H26N2O4 yang
TABLET KARVEDILOL terlarut dengan mengukur serapan Larutan baku dan
Carvedilol Tablet Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang pada 285 dan 380 nm menggunakan sel 1-
Tablet Karvedilol mengandung karvedilol, C24H26N2O4, cm. Gunakan Media disolusi sebagai blangko. Hitung
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0% dari serapan terkoreksi dari Larutan baku dan Larutan uji
jumlah yang tertera pada etiket. dengan rumus:

Baku pembanding Karvedilol BPFI .


( Akoreksi  A285  A380 )
Identifikasi
A.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Akoreksi adalah serapan terkoreksi dari Larutan baku atau
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh Larutan uji; A285 adalah serapan dari Larutan baku atau
pada Penetapan kadar. Larutan uji pada 285 nm; A380 adalah serapan dari
B. Masukkan 10 tablet ke dalam tabung polipropilen Larutan baku pada 380 nm. Hitung persentase karvedilol,
150 ml dan hancurkan dalam metanol P (lebih kurang C24H26N2O4, yang terlarut dengan rumus:
100 ml untuk tablet dengan kadar 3,125; 6,25 dan 25 mg
dan lebih kurang 50 ml untuk tablet dengan kadar 12,5  A  C 
mg) menggunakan pengaduk mekanik. Pindahkan 900  U   S 100
campuran ke dalam labu tentukur yang sesuai dan  AS   L 
encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
0,125 mg per ml. Saring melalui penyaring PTFE dengan 900 adalah volume dalam ml Media disolusi; AU dan AS
porositas 0,45 µm. Spektrum serapan ultraviolet larutan berturut-turut adalah serapan terkoreksi Larutan uji dan
yang diukur dalam sel 0,2 cm pada panjang gelombang Larutan baku; CS adalah kadar koreksi dalam mg per ml
250 - 400 nm menunjukkan maksimum dan minimum Larutan baku, sesuai yang tertera pada etiket dalam
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Tabel; L adalah jumlah karvedilol dalam mg per tablet
Karvedilol BPFI. yang tertera pada etiket; 100 adalah faktor konversi
terhadap persentase.
Disolusi <1231> Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
UJI 1 kurang dari 80% (Q) C24H26N2O4 dari jumlah yang tertera
Media disolusi: 900 ml enceran asam klorida P pH pada etiket.
1,45 ± 0,2 (asam klorida 0,01 N atur pH hingga 1,45 ± 0,2 UJI 2
dengan penambahan asam klorida 1 N), awaudarakan. Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi Uji
Alat tipe 2: 50 rpm disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Waktu: 30 menit Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan tanpa
Lakukan penetapan jumlah karvedilol, C24H26N2O4 enzim.
terlarut menggunakan metode sebagai berikut: Alat, Waktu, Larutan baku persediaan, Larutan baku,
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Larutan uji dan Prosedur Lakukan pengujian seperti pada
kurang 7 mg Karvedilol BPFI, masukkan ke dalam labu Uji 1.
tentukur 250-ml, tambahkan 5 ml metanol P dan sonikasi. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan dengan Media kurang dari 80% (Q) C24H26N2O4 dari jumlah yang tertera
disolusi sampai tanda. pada etiket.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
dengan Media disolusi sesuai dengan etiket, hingga kadar Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
(CS) seperti tertera pada Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, Fase gerak, Pengencer, Larutan metanol dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
- 619 -

Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
yang sesuai berdasarkan etiket. Tambahkan air lebih respons puncak karvedilol dari Larutan baku dan semua
kurang 10% volume labu. Kocok sampai tablet hancur, puncak Larutan uji selain puncak karvedilol. Abaikan
tambahkan Pengencer lebih kurang 75% dari volume puncak dengan waktu retensi relatif kurang atau sama
labu dan sonikasi sampai tablet hancur sempurna (lebih dengan 0,04 dan puncak kurang dari 0,05% dari nominal
kurang 30 menit). Kocok secara mekanik selama 30 respons puncak karvedilol dalam Larutan baku. Hitung
menit, dinginkan dan encerkan dengan Pengencer hingga persentase senyawa sejenis dalam tablet dengan rumus:
kadar karvedilol lebih kurang 0,25 mg per ml,
berdasarkan etiket, sentrifus sejumlah larutan pada 2400 C   ri 
rpm selama 10 menit. Pipet 4 ml beningan ke dalam labu 100  S   
tentukur 100-ml. Tambahkan Larutan metanol lebih  CU  S 
r
kurang 85% dari volume labu dan sonikasi selama 20
menit dan kocok sekali-sekali. Tambahkan Larutan CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml
metanol sampai tanda dan saring melalui penyaring yang Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per
sesuai dengan porositas 0,45 µm. ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons puncak
sama (lebih kurang 25 µl) Larutan uji dan Larutan baku karvedilol dari Larutan baku.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
karvedilol, C24H26N2O4 dalam tablet yang digunakan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dengan rumus: Kromatografi <931>.
Dapar Timbang lebih kurang 0,7 g kalium fosfat
C   rU  monobasa anhidrat P, masukkan ke dalam labu tentukur
L  S    1000-ml. Larutkan dengan 500 ml air, tambahkan 10 ml
 CU  r S  trietilamina P. Atur pH hingga 3,0 ± 0,1 dengan
penambahan asam fosfat P, tambahkan air sampai tanda.
L adalah jumlah karvedilol dalam mg per tablet seperti Fase gerak Timbang saksama lebih kurang 1,04 g
tertera pada etiket; CS adalah kadar Karvedilol BPFI natrium dodesilsulfat P, masukkan ke dalam labu
dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar tentukur 2000-ml, larutkan dengan lebih kurang 150 ml
karvedilol dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan Dapar dan sonikasi. Tambahkan 720 ml asetonitril P dan
jumlah tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah encerkan dengan air sampai tanda. Saring melalui
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. penyaring nilon 66 dengan porositas 0,2 µm,
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian, menurut
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari Kesesuaian system seperti tertera pada Kromatografi
0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%. <931>.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Pengencer Buat campuran metanol P-asam klorida 1
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. M (9:1).
Dapar, Fase gerak, Larutan metanol, Pengencer dan Larutan metanol Buat campuran metanol P-air (1:1).
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol
Penetapan kadar. BPFI, larutkan dengan campuran Pengencer-air (9:1) dan
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif dan jika sonikasi sampai larutan jernih. Encerkan secara
perlu bertahap Larutan baku yang diperoleh dari kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Larutan
Penetapan kadar dengan campuran air - Pengencer (1:1) metanol hingga kadar lebih kurang 0,0125 mg per ml.
hingga kadar lebih kurang 1,25 µg per ml. Larutan uji Tahap A Timbang dan serbukkan tidak
Larutan uji Pipet 25 ml beningan dari Larutan uji kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Tahap A yang diperoleh dari Penetapan kadar ke dalam tablet setara dengan lebih kurang 25 mg karvedilol,
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10
Saring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas ml air, kocok dan tambahkan 70 ml Pengencer, sonikasi
0,45 µm. selama lebih kurang 30 menit. Kocok secara mekanik
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada lebih kurang 30 menit dan encerkan dengan Pengencer
Kromatografi <931>. Lakukan penetapan seperti tertera sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar lebih kurang
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap 0,25 mg per ml. Sentrifus lebih kurang 50 ml larutan pada
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons 2000 rpm selama 10 menit.
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk Larutan uji Tahap B Pipet 10 ml beningan dari Larutan
puncak karvedilol tidak lebih dari 2,0 dan simpangan uji Tahap A ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0 dengan Larutan metanol sampai tanda. Saring melalui
%. penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 µm dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume buang 5 ml filtrat pertama.
sama (lebih kurang 15 µl) Larutan uji dan Larutan baku
- 620 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tambahkan 0,10 ml fenolftalein encer LP dan pada 25 ml
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi cairan yang lain tambahkan 0,05 ml jingga metil LP.
dilengkapi dengan detektor 240 nmdan kolom 4,6 mm x 5 Kedua cairan tidak berwarna merah muda.
cm, berisi bahan pengisi L7. Pertahankan suhu kolom
pada 40°. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan waktu Zat larut dalam éter <1311> Tidak lebih dari 0,50%.
analisis lebih kurang 30 menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Zat larut dalam air <1301> Tidak lebih dari 0,50 %
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor sebelum disaring pisahkan 200 ml larutan untuk
ikutan untuk puncak karvedilol tidak lebih dari 2,0 dan penetapan Pati dan dekstrin.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Warna dan akromisitas <1291> Metode II Ekstraksi
lebih dari 2,0%. perlahan-lahan 10,0 g zat dalam perkolator sempit dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume etanol P hingga diperoleh 50 ml. Warna larutan tidak
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji lebih tua dari warna Larutan padanan W5 atau X6 atau
Tahap B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan terhadap larutan yang dibuat sebagai berikut : Pada 3,0 ml
ukur respons puncak utama. Hitung persentase karvedilol, tembaga(II) sulfat LK tambahkan 7,0 ml asam klorida P
C24H26N2O4, dengan rumus: 1%. Encerkan 0,5 ml dengan asam klorida P 1% sampai
10 ml.
C   rU 
100  S    Daya serap <1221>Metode II Waktu tenggelam tidak
 CU   rS  lebih dari 10 detik.

Pati dan dekstrin Pada 200 ml ekstrak dingin yang


CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml
diperoleh pada penetapan Zat Larut dalam Air,
Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per ml
tambahkan 5 ml asam asetat 5 M dan 0,15 ml larutan
Larutan uji Tahap B berdasarkan jumlah yang tertera pada
iodum 0.05 M: tidak terjadi warna biru, ungu, kemerahan
etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
atau kecoklatan.
Larutan uji Tahap B dan Larutan baku.
Serat asing Amati di bawah mikroskop, hanya terdiri
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dari serat kapas yang khas, kadang terdapat juga serat
tidak tembus cahaya dan terlindung dari lembab. Simpan
asing yang terisolir.
pada suhu ruang terkendali.
Zat aktif permukaan Masukkan 10 ml ekstrak yang
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan jika
diperoleh pada uji Keasaman-kebasaan ke dalam gelas
tidak menggunakan Uji 1.
ukur 25 ml bersumbat kaca, diameter luar 18 - 22 mm
yang telah dibilas dengan asam sulfat P dan air. Kocok
kuat 30 kali selama 10 detik, biarkan 1 menit dan ulangi
KASA PEMBALUT pengocokan. Setelah 5 menit tinggi busa tidak lebih dari 2
Absorbent Cotton Gauze mm di atas permukaan cairan.

Kasa Pembalut terdiri dari kain katun dengan tenunan Susut pengeringan Tidak lebih dari 8,0%; lakukan
sederhana, dikelantang menjadi putih dan dimurnikan. pengeringan pada suhu 100 sampai 105 hingga bobot
Praktis tidak berbau. Hampir bebas dari kerusakan tetap, menggunakan lebih kurang 5 g zat.
tenunan dan mengandung tidak lebih dari sesepora sisa
daun, perikarp kulit biji atau cemaran lain. Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 0,75 %
untuk kasa pembalut jenis 13 ringan dan tidak lebih dari
Identifikasi serat Lakukan menurut uji A,B dan D seperti 0,40% untuk kasa pembalut jenis lain; lakukan penetapan
tertera pada Katun dalam Identifikasi Serat <841>. menggunakan 5 g zat.
Fluoresensi Lakukan pengamatan di bawah cahaya Jumlah benang per 10 cm Memenuhi syarat seperti
ultraviolet 365 nm; tidak lebih dari beberapa serat tertera pada tabel; lakukan penetapan sebagai berikut:
terisolir menunjukkan fluoresensi biru terang; dua lapis Hitung jumlah benang arah memanjang dan arah melebar
lipatan hanya menunjukkan sedikit fluoresensi ungu pada potongan bentuk segi empat dengan sisi 10 cm, jauh
kecoklatan dan beberapa partikel kuning. dari tepi pada 3 tempat yang berbeda, dari gulungan yang
sama. Hitung jumlah benang rata-rata pada tiap arah.
Keasaman-kebasaan Pada 15,0 g zat tambahkan 150 ml
air bebas karbondioksida P, maserasi selama 2 jam Bobot per satuan luas Memenuhi syarat seperti tertera
dalam labu tetutup, enaptuangkan larutan, peras hati-hati pada tabel; lakukan penimbangan menggunakan sepotong
sisa cairan dengan batang pengaduk kaca dan campur. pembalut dengan panjang 100 cm dan lebar penuh atau
Pisahkan 10 ml larutan untuk pengujian Zat aktif untuk contoh yang lebih kecil, potongan luas tidak kurang
permukaan dan saring sisanya. Pada 25 ml cairan,
- 621 -

dari 250 cm2, luas permukaan total tidak kurang dari 0,5 Beban regang minimum <761> Metode IV Memenuhi
m2. Hitung bobot per satuan luas. syarat seperti tertera pada tabel.

Jumlah benang per 10 cm Bobot Beban regang minimum


Jenis minimum per N/cm
arah memanjang arah melebar meter persegi arah arah
g/m3 memanjang melebar
13 ringan 69 – 77 53 – 61 14,0 - -
13 berat 66 – 74 56 – 64 17,0 7 4
17 95 – 105 66 – 74 23,0 10 6
18 95 – 105 75 – 85 24,0 10 6
20 114 – 126 75 – 85 27,0 12 7
22 114 – 126 95 – 105 30,0 12 8
24a 114 – 126 114 – 126 32,0 12 10
24b 134 – 146 94 – 106 32,0 14 8

KASA PEMBALUT FRAMISETIN hingga bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas kain
Framycetin Gauze Dressing dalam g per m2.

Kasa Pembalut Framisetin terdiri dari kain linen dengan Salep


dua benang yang dipilin pada tiap lapis; benang arah
memanjang dan melebar terdiri dari benang katun atau Identifikasi
benang viskosa atau campuran benang katun dan viskosa. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Kain diimpregnasi dengan salep yang sesuai mengandung secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
serbuk sangat halus framisetin sulfat 1%, dalam dasar terpisah pada lempeng kromatografi silika gel setebal
parafin lemak putih yang mengandung lemak bulu 0,25 cm masing-masing 3 μl (1) Larutan uji yang dibuat
domba. Untuk negara tropis dapat digunakan campuran sebagai berikut: 12 g pembalut digunting menjadi
yang sesuai parafin lemak putih dan lemak bulu domba. potongan, hangatkan dengan 20 ml air, biarkan dingin,
Pembalut tersedia dalam kemasan tunggal steril. enaptuangkan lapisan air dan saring (2) larutan
Framisetin sulfat BPFI 0,4% dan (3) campuran larutan
Baku pembanding Framisetin sulfat BPFI; Neamin (1) dan (2) sama banyak. Masukkan lempeng ke dalam
BPFI; Neomisin B BPFI. bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase
gerak campuran metanol P-amonium hidroksida P-
Kain kloroform P (60:40:20). Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan semprot lempeng dengan larutan
Identifikasi serat <841> Lakukan seperti tertera pada uji ninhidrin P 1% dalam butanol P dan panaskan pada suhu
Katun atau uji Viskosa atau keduanya menggunakan kain 105º selama 2 menit. Bercak utama berwarna merah dari
terekstrak yang diperoleh dari uji Bobot per Satuan Luas. larutan (1) sesuai dengan larutan (2) dan bercak utama
berwarna merah dari larutan (3) tampak sebagai satu
Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah bercak kompak.

memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang arah Zat larut dalam eter Tidak kurang dari 110 g per m2;
melebar tidak kurang dari 80; lakukan penetapan seperti lakukan penetapan menggunakan larutan eter yang
tertera pada Pembalut tidak meregang Metode I dalam diperoleh pada uji Bobot persatuan luas, uapkan dan
Jumlah Benang per Satuan Panjang <871> menggunakan keringkan pada suhu 105º hingga bobot tetap. Bagi bobot
kain diimpregnasi. sisa dengan luas pembalut yang digunakan dalam
penetapan.
Bobot per satuan luas Tidak kurang dari 39 g per m2;
lakukan penetapan sebagai berikut: Keluarkan pembalut Neamin Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera
dari wadah dan tentukan luasnya. Masukkan dengan pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah pada
pinset ke dalam ekstraktor sinambung, ekstraksi dengan tepi lempeng kromatografi silika gel H masing-masing 2
eter P selama 6 jam atau hingga semua salep terekstraksi μl (1) Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pisahkan
sempurna. Pisahkan larutan eter untuk uji Zat larut dalam salep dari kasa dan lainnya, dispersikan 1,0 g dalam 20
eter. Keluarkan kain dan keringkan pada suhu 105º ml kloroform P, tambahkan 5 ml air, campur, biarkan
memisah dan gunakan lapisan air;

Anda mungkin juga menyukai