Pemeriksaan radiologi yang dipilih pada kasus emergensi serta jelaskan apa
gambarannya!
a. Stroke hemoragik dan stroke non hemoragik
stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. pemeriksaan radiologi yang dipilih adalah CT-scan kepala umutuk mengetahui
lokasi dan luasnya perdarahan dan juga untuk memperlihatkan adanya edema hematoma,
iskemia, dan adanya infark.
Stroke non hemoragik (iskemik) adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak. Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emo=bolidan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat. Pemeriksaan
radiologi yang dipilih biasanya CT-Scan karena dengan CT-Scan dapat memperlihatkan
secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia, dan posisinya secara pasti.
Gambar 3. Gambaran lesi hipodens bebentuk baji luas pada hemisfer dekstra sesuai
dengan area A.cerebri media disertai midline shift, sesuai gambaran stroke onfark
emboli
Gambaran Pneumotoraks
Untuk mendiagnosis pneumotoraks pada foto thoraks dapat ditegakkan dengan
melihat tanda-tanda sebagai berikut :
- Adanya gambaran hiperlusen avaskular pada hemitoraks yang mengalami
pneumotoraks. Hiperlusen avaskular menunjukkan paru yang mengalami
pneumothoraks dengan paru yang kolaps memberikan gambaran radioopak.
Bagian paru yang kolaps dan yang mengalami pneumotoraks dipisahkan oleh
batas paru kolaps berupa garis radioopak tipis yang berasal dari pleura
visceralis, yang biasa dikenal sebagai pleural white line.
-
Gambar 1. Tanda panah menunjukkan pneumothorax line.
Gambar 3. Deep sulcus sign (kiri) dan tension pneumotoraks kiri disertai deviasi
mediastinum kanan dan deep sulcus sign (kanan).
(dikutip dari kepustakaan 7)
- Jika pneumotoraks luas maka akan menekan jaringan paru ke arah hilus atau paru
menjadi kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral.
Jika pneumotoraks semakin memberat, akan mendorong jantung yang dapat
menyebabkan gagal sirkulasi. Jika keadaan ini terlambat ditangani akan
menyebabkan kematian pada penderita pneumotoraks tersebut. Selain itu, sela iga
menjadi lebih lebar.
Gambar 4. Pneumotoraks kanan (kiri) dan tension pneumotoraks (kanan).
- Besarnya kolaps paru bergantung pada banyaknya udara yang dapat masuk ke
dalam rongga pleura. Pada pasien dengan adhesif pleura (menempelnya pleura
parietalis dan pleura viseralis) akibat adanya reaksi inflamasi sebelumnya maka
kolaps paru komplit tidak dapat terjadi. Hal yang sama juga terjadi pada pasien
dengan penyakit paru difus di mana paru menjadi kaku sehingga tidak
memungkinkan kolaps paru komplit. Pada kedua pasien ini perlu diwaspadai
terjadinya loculated pneumothorax atau encysted pneumothorax. Keadaan ini
terjadi karena udara tidak dapat bergerak bebas akibat adanya adhesif pleura.
Tanda terjadinya loculated pneumothorax adalah adanya daerah hiperlusen di
daerah tepi paru yang berbentuk seperti cangkang telur.
Foto dada pada pasien pneumotoraks sebaiknya diambil dalam posisi tegak
sebab sulitnya mengidentifikasi pneumotoraks dalam posisi supinasi. Selain itu, foto
dada juga diambil dalam keadaan ekspirasi penuh.
Gambar 5. Pneumotoraks kanan yang berukuran kecil dalam keadaan inspirasi (kanan)
dan dalam keadaan ekspirasi (kiri).
Ekspirasi penuh menyebabkan volume paru berkurang dan relatif menjadi
lebih padat sementara udara dalam rongga pleura tetap konstan sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi adanya pneumotoraks utamanya yang berukuran lebih kecil. Perlu
diingat, pneumotoraks yang terdeteksi pada keadaan ekspirasi penuh akan terlihat
lebih besar daripada ukuran sebenarnya.
Gambaran Pneumomediastinum
Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung, mulai
dari basis sampai ke apeks. Hal ini terjadi apabila pecahnya fistel mengarah
mendekati hilus, sehingga udara yang dihasilkan akan terjebak di mediastinum.
Garis tipis radiolusen menunjukkan adanya gas bebas, yang mungkin dapat
terlihat vertikal ( sepanjang sisi kiri jantung), retrosternal prekardial atau mengelilingi
trakea. Gambaran khas pneumomediastinum yang dapat terlihat dari pemeriksaan
radiografi dada tersebut, yaitu garis udara sepanjang struktur anatomis sepanjang
mediastinum termasuk “thymic sail sign”, “tanda cincin yang mengitari
arteri”, tubular artery sign, double bronchial sign, diafragma yang menyambung dan
tanda ekstrapleural (gambar 6).
Gambar 6. Pneumomediastinum
- Pada gambar 6, radiograf dada yang menunjukkan pneumomediastinum seperti
subkutan emfisema pada seorang wanita yang diintubasi karena gagal nafas.
- Cincin yang mengelilingi arteri (artery tubular), sebuah area radiolusen yang dapat
terlihat mengelilingi arteri pulmonalis kanan pada radiograf dada lateral.
- Thymic sail (spinnaker) sign, pada bayi dengan pneumomediastinum, lobus thymic
terangkat ke atas membentuk spinnaker yang penuh. Udara dalam mediastinum yang
cukup banyak dapat membuat timus dapat terangkat dan menghasilkan thymic sail’s
sign.
Gambar 7. Thymic sail’s sign pada foto thorax bayi dengan respiratory distress
syndrome, memperlihatkan lobus thymus yang terangkat.
Untuk melihat perluasan udara ke perikardium (pneumoprecardium)
dibutuhkan foto thorax lateral.
Pada gambar 10 Foto thoraks PA tegak tampak fraktur multiple pada costa bagian
atas dan efusi pleura kanan bawah tampak juga pneumothoraks kanan yang telah di
tindaklanjuti dengan pemasangan “chest tube thoracostomy” (ctt).
Gambar. Foto abdomen posisi supine, foto dada posisi erect dan left lateral dekubitus (LLD)
Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect, terdapat gambaran
udara (radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit (Semilunar Shadow)
diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien. Juga bisa tampak
area lusen bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus
kiri, didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan
peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus kanan, tampak Triangular Sign seperti
segitiga yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada posisi miring udara
cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang di antara incisura
dan dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen supine, berbagai gambaran
radiologi dapat terlihat yang meliputi Falciform Ligament Sign dan Rigler`S Sign.
Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri,rujuk gambar 3,
dimana udara bebas dapat terlihat antara batas lateral kanan dari hepar dan
permukaan peritoneum. Posisi ini dapat digunakan untuk setiap pasien yang sangat
kesakitan.
Posisi Lateral dekunitus kiri. Terdapat udara bebas diantara dinding abdomen dengan hepar (panah putih). Ada
cairan bebas di rongga peritoneum (panah hitam).
Football sign
2) Gas-Relief Sign, Rigler Sign, dan Double Wall Sign yang memvisualisasikan
dinding terluar lingkaran usus disebabkan udara di luar lingkaran usus dan
udara normal intralumen.
Rigler Sign
3) Urachus merupakan refleksi peritoneal vestigial yang biasanya tidak terlihat
pada foto polos abdomen. Urachus memiliki opasitas yang sama dengan
struktur jaringan lunak intraabdomen lainnya, tapi ketika terjadi
pneumoperitoneum, udara tampak melapisi urachus. Urachus tampak seperti
garis tipis linier di tengah bagian bawah abdomen yang berjalan dari kubah
vesika urinaria ke arah kepala. Dasar urachus tampak sedikit lebih tebal
daripada apeks.
Gambaran urachus
cupola sign (panah putih) dan lesser sac gas sign (panah hitam).
Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada sekitar 20-30% yang lebih
disebabkan karena standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak adekuat. Foto
polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut abdomen, termasuk pada
perforasi viskus abdomen.
Tidak jarang pasien dengan akut abdomen dan dicurigai mengalami perforasi
tidak menunjukkan udara bebas pada foto polos abdomen. Diagnosis banding
biasanya meliputi kolesistitis akut, pankreatitis, dan perforasi ulkus. Sebagai
tambahan pemeriksaan untuk mengopasitaskan saluran cerna, sekitar 50mL kontras
terlarut air diberikan secara oral atau lewat NGT pada pasien dengan posisi
berbaring miring ke kanan.
Gambaran Hematoperitonium
Ultrasound
Ultrasound memegang peranan penting sebagai modalitas diagnostic dan
resusitasi untuk pasien dengan trauma atau yang kerap dikenal sebagai FAST
(Focused Assessment with Sonography in Trauma). Evaluasi ultrasound terhadap
pasien dengan trauma sangatlah menguntungkan karena dapat dilakukan dengan
cepat secara bedside, akurat untuk memastikan adanya penumpukan cairan pada
rongga abdomen, tidak invasive, dan tidak membutuhkan radiasi pengion ataupun
kontras untuk melakukannya.
Penumpukan cairan pada rongga abdomen akan memberikan gambaran echoic
yang echogenisitasnya beragam tergantung jenis cairannya sehingga dapat
diamati fluid-fluid level bila beberapa cairan mengisi rongga abdomen.
a. b.
a) panah putih menunjukkan liver, panah hitam menunjukkan ginjal kanan,
panah abu-abu menunjukkan morison pouch, panah putus-putus menunjukkan
diafragma. b) positif cairan bebas di hepalateral space. Panah putih menunjukkan
cairan di morison’s pouch
Salah satu laserasi organ padat adalah rupture ginjal. Tingkat keparahan pada
trauma ginjal sangat beraneka ragam, oleh karena itu terdapat kemungkinan terdeteksi
dengan USG. Ada keadaan dimana ruptur ginjal disebabkan oleh trauma langsung,
sehingga akan didapatkan darah dan/atau urin yang mengalami ekstravasasi ke
perinephric space. Cairan-cairan tersebutlah yang akan diidentifikasi oleh ultrasound.
Jika terdapat urin maupun hematoma yang banyak dapat dilakukan drainase secara
percutaneus.
d. Appendisitis
Kriteria ultrasonografi pada kasus appendik acut adalah appendik tidak dapat
dikompresi sehingga diameter lebih dari 7 mm dengan tebal dinding lebih dari 2 mm, tipe eko
pada lumen adalah hypoechoid. Kemungkinan terdapatnya batu pada appendik, dan cairan
disekitar ujung appendik sehingga terjadi ruptur. Gambaran peristaltik dapat membedakan
antara secum dan ileum. Jika appendik terletak di retrosecal maka akan sangat sulit untuk
mengambil gambaran. Pada color doppler ultrasonografi, appendik normal tidak terlihat.
hanya sedikit sinyal color doppler yang terjadi,ini menandakan adanya kenaikan vaskularitas
pada dinding appendik atau fossa iliaca kanan pada appendik acut.
Lokasi appendik berada pada kuadrat bawah kanan. Dapat dilihat dengan
menggunakan teknik resolusi tnggi ( 5-7 mHz ) dan dengan mengkompresi abdomen kuadrat
bawah kanan. Dengan menggunakan USG, memungkinkan dapat menemukan lebih dari 70%
kasus pada appendik, biasanya colap,tubulus tidak terisi cairan dengan diameter kurang dari 6
mm dan tebal dinding kurang dari 2 mm. Kasus appendik acut lebih mudah dideteksi karena
appendik tidak dapat dikompresi dengan ciri-ciri diameter lebih dari 7 mm dan tebal dinding
lebih dari 2 mm. Dengan tipe echo adalah hypoechoid, tetapi apabila appendik terletak di
retrocecal maka sangat sulit untuk mendapatkan gambarannya.
Ileus paralitik
gambaran udara tampak pada seluruh usus baik usus halus maupun kolon
lambung seringkal ikut distensi
air fluid level lebih sedikit dibandingkan ileus obstruksi. Bila ada, biasanya
berbentuk memanjang.
Gambaran udara di rektum/ kolon masih tetap ada.
f. Cedera Kepala Ringan (CKR), Cedera Kepala Sedang (CKS), Cedera Kepala Berat
(CKB)
Cedera kepala adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak, dan otak yang terjadi baik
secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kesadaran bahkan dapat menyebabkan kematiaan. Cedera kepala
dikelompokkan menjadi ringan, sedang dan berat berdasarkan tingkat kesadaran menurut
skor GCS, cedera kepala ringan (CKR) jika GCS 14–15, cedera kepala sedang (CKS) jika
GCS 9–13, dan cedera kepala berat (CKB) jika GCS 3–8. Pemeriksaan radiologi yang
dilakukan CT-Scan
Gambaran CT-Scan pada pasien cedera kepala
Perdarahan epidural secara primer (85%) berasal dari laserasi pembuluh arteri
terutama arteri meningeal media yang disebabkan oleh fraktur tengkorak
Gambar.Perdarahan Intraparenkim
Gambar .Gambaran radioopak dari kawat gigi (dental bridge) di bronkus utama kanan.11
Gambar. Seorang laki-laki, usia 78 tahun, dengan demam dan klinis pneumonia pada
lobus bawah kanan setelah pemasangan intubasi. Foto chest X-ray posisi supinasi
menunjukkan adanya fragmen gigi (tanda panah) di lobus kanan bawah disertai infiltrat
paru di basal lobus kanan.
Gambar. Seorang anak berusia 3 tahun dengan keluhan sulit menelan sebelumnya
keluhan ini timbul setelah pasien mengatakan tertelan kelereng ketika bermain.
Pemeriksaan penunjang rontgen toraks PA dan posisi lateral menunjukkan adanya
perselubungan opak yang membantu mengarahkan kepada diagnosis corpus alienum
Gambar. Seorang wanita, usia 69 tahun, dengan riwayat batuk 6 bulan sejak pasien
tersedak obat tablet. (2a) X-ray dada menunjukkan hiperlusen pada lapangan paru atas.
(2b) CT scan menunjukkan adanya air trapping pada bronkus utama kanan (tanda
panah).
Gambaran Ultasound wanita 74 tahun dengan pankreatitis akut ringan. Korpus dan kauda pankreas yang
hipoekoik karena edema pankreas anterior hingga duktus pankreatikus (panah).