Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

PERMANGANOMETRI

Disusun Oleh :

Ranti Rochmatiyah

30518044

PRODI DIII FARMASI

POLTEKES TNI AU CIUMBULEUIT BANDUNG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

1) Menetapkan konsentrasi normalitas KMnO₄ dengan Asam Oksalat


2) Menetapkan kadar zat Ferro Sulfat
3) Memeriksa kesesuaian kadar zat Ferro Sulfat dengan persyaratan FI edisi IV

1.2 Landasan Teori

Permanganometri termasuk dalam reaksi redoks. Para percobaan ini


digunakan KMnO₄ sebagai oksidator. Metode titrasi yang digunakan adalah
permanganometri. Oksidator ini pertama kali diperkenalkan oleh F. Marquirite untuk titrasi
besi (II) yang merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidari sebagian besar reduktor
dalam jumlah ekuivalen. Dalam larutan asam, reduksi KMnO₄ yang terjadi adalah sebagai
berikut :

KMnO₄ + 8H + 5e Mn + 4H₂O

Sehingga ekuivalensinya adalah seperlima mol yaitu 158,03 / 5 atau 31,606 potensial standar
yang larut dalam asam (EO), menurut perhitungan adalah 1,51 volt. Ion permanganat dalam
larutan asam dengan asam klorida kemungkinan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

2MnO₄ + 10Cl + 16H 2Mn + Cl₂ + 8H₂

Sedikit permanganat akan terpakai pada pembentukan klor. Fungsi dari mangan (II) sulfat
adalah untuk menyediakan konsentrasi ion mangan yang cukup untuk bereaksi dengan ion
permanganat yang berlebih. Mangan (II) terbentuk dari reduksi ion permanganate.

Pemakaian indikator tidak diperlukan karena kalium permanganat sudah memberikan warna
(merah jambu hingga ungu) walau dalam kadar yang rendah. Oleh karena itu disebut juga
autoindcator.
Kalium permanganate bukanlah standar primer. Zat ini sukar diperoleh dalam keadaan murni
dan bebas dari mangan oksida. Salah satu sebabnya, air suling yang mengandung zat-zat
pereduksi yang akan bereaksi dengan kalium permanganate membentuk mangan dioksida.
Mangan dioksida dapat mengganggu kestabilan kalium permanganat karena mengkatalis
penguraiannya. Larutan kalium permanganat dapat mengalami peruraian bila terkena cahaya,
oleh karena itu larutan ini harus disimpan dalam botol berwarna coklat dan diletakan
ditempat yang terlindung dari cahaya. Meski demikian, penyimpanan dalam jangka waktu
yang lama juga menyebabkan penguraian dari KMnO₄.

1.3 Prinsip Percobaan

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi reduksi. Dalam reaksi ini,
ion MnO₄ˉ akan berubah menjadi 10 Mn²+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa
digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.

1.4 Pemerian Bahan

1. Kalium Permanganat (FI edisi III hal 330)


Nama resmi : Kalii Permanganas
BM : 158,03
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hampir hitam, tidak
berbau, rasa manis atau sepat
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum ekstern

2. Asam Sulfat (FI edisi III hal 58)


Nama resmi : Acidum Sulfuricum
BM : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna,
jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
3. Asam Oksalat (FI edisi III hal 651)
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P

4. Ferro Sulfat (FI edisi III hal 254)


Nama resmi : Besi (II) Sulfat
BM : 151,90
Pemerian : Serbuk puth keabuan rasa logam, sepat
Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air bebas
karbondioksida P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Anemia difisiensi besi
BAB II
METODE

2.1 Bahan dan Alat

No Alat Bahan
1 Buret makro 50mL Kalium Permanganat 0,1 N
2 Statif dan klem buret Asam Sulfat 4 N
3 Labu erlenmeyer 100mL Asam Oksalat 0,1 N
4 Beaker glass 100, 250 mL Ferro Sulfat
5 Gelas ukur 10mL dan 25mL
6 Labu ukur 100 dan 250 mL

2.2 Perhitungan dan Pembuatan Reagen

1. KMnO₄ 0,1 N sebanyak 6L


 Pembakuan KMnO₄ = 2 x 50 mL = 100 mL x 27 mahasiswa = 2700 mL
 Penetapan kadar Ferro = 2 x 50 mL = 100 mL x 27 mahasiswa = 2700 mL
 Volume KMnO₄ yang dibuat = 5400 mL ~ 6L
 Pembuatan : Larutkan ± 3,4 gram Kalium Permanganat P dalam 1000 mL
aquadest dalam labu dan didihkan larutan selama ± 15 menit. Tutup labu,
diamkan tidak kurang dari 2 hari. Saring (FI IV : 1216)
 Akan dibuat sebanyak 6000 mL KMnO₄ 0,1 N , maka Kalium Permanganat yang

2000 mL
digunakan = x 3,4 gram = 6,8 gram (untuk 2L larutan)
1000 mL
 Prosedur :
a) Timbang 6,8 gram Kalium Permanganat P, masukan dalam labu ukur 2L
b) Ukur aquadest sebanyak 500mL. Tambahkan kedalam Labu berisi
KMnO₄ kocok hingga larut
c) Tambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
d) Panaskan KMnO₄ dalam labu selama 15 meni, diamkan selama 2 hari
e) Saring larutan

2. H₂SO₄ 4N sebanyak 1 L
 Pembakuan KMnO₄ sebanyak 1L = 2 x 6mL = 12mL x 27 mahasiswa = 324 mL
 Penetapan kadar Ferro Sulfat = 2 x 6mL = 12mL x 27 mahasiswa = 324 mL
 Total volume H₂SO₄ = 648mL ~ 1000mL / 1L
 Pembuatan : tambahkan hati-hati dengan pengadukan 30mL Asam Sulfat P pada
1020 mL aquadest, biarkan dingin hingga 25° ( FI IV 1213)
 Untuk H₂SO₄ P 4N, maka Asam Sulfat yang digunakan adalah
4N
= x 30 mL = 120 mL (untuk 1020 mL larutan)
1N
1000 mL
= x 120 mL = 117,64 mL (untuk 1000mL larutan)
1020 mL
 Prosedur :
a) Ukur aquadest 200mL masukan ke dalam labu ukur 1L
b) Ukur H₂SO₄ P sebanyak 117,64 mL. Tuang secara perlahan ke dalam labu
yang berisi aquadest kocok hingga larut
c) Tambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok

3. Asam Oksalat 0,1N sebanyak 1L


 Pembakuan KMnO₄ = 2 x 10mL = 20mL x 27 mahasiswa = 540mL ~ 1L
 Pembuatan larutan 6.3 gram Asam Oksalat Pdalam air 100mL untuk
H₂C₂O₄.2H₂O 0,1N sebanyak 1000mL, Asam Oksalat P yang diperlukan adalah
W 1000
N= x x equivalen
Mr V
W 1000
0,1 = x x2
126,07 1000
0,1 x 126,07
W=
2
W = 6,3035 gram
 Prosedur :
a) Timbang Asam Oksalat P sebanyak 6,3035 gram, masukan ke dalam labu
ukur 1L
b) Ukur aquadest sebanyak 100mL, tuang kedalam labu berisi Asam
Oksalat , kocok hingga larut
c) Tambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok
2.3 Prosedur Percobaan

A. Pembakuan

B. Penetapan Kadar
BAB III
DATA PENGAMATAN

3.1 Tabel Pengamatan Pembakuan KMnO₄ 0,1N

Replikasi Volume H₂C₂O₄ (mL) Volume Titran


Awal (mL) Akhir (mL) Selisih (mL)
1 10,0 0,0 8,9 8,9

2 10,0 8,9 18,1 9,2

Penimbangan Asam Oksalat


W0 0,4080 gram
W1 6,7115 gram
W2 6,7205 gram
W3 0,4100 gram
W4 6,3105 gram

Maka N Asam Oksalat


gram 1000
= x x valensi
BM volume
6,3105 1000
= x x2
126,07 1000
= 0,1001 N

Perhitungan Pembakuan
( N . V ) AsamOksalat
 Erlenmeyer I =
V KMnO₄
0,1 N x 10 mL
=
8,9 mL
= 0,1123 N
( N . V ) AsamOksalat
 Erlenmeyer II =
V KMnO₄
0,1 N x 10 mL
=
9,2 mL
= 0,1086 N
0,1123 N +0,1086 N
 Rata-rata N KMnO₄ = = 0,1104 N
2

3.2 Tabel Pengamatan Penetapan Kadar Ferro Sulfat

Replikasi Bobot sampel (mg) Volume Titran


Awal (mL) Akhir (mL) Selisih (mL)
1 51 0,0 1,8 1,8

2 50 1,8 3.7 1,9

Penimbangan Ferro Sulfat


I. Erlenmeyer I
W0 100 mg
W1 150 mg
W2 151 mg
W3 100 mg
W4 51 mg

II. Erlenmeyer II
W0 100 mg
W1 150 mg
W2 151 mg
W3 101 mg
W4 50 mg

Perhitungan Penetapan Kadar


( N . V ) KMnO 4 x Kesetaraan x 100 %
1) Kadar I =
0,1 x berat sampel(mg)
0,1104 x 1,8 x 27,801
= x 100%
0,1 x 51
5,5246
= x 100%
5,1
= 108,3 %
( N . V ) KMnO 4 x Kesetaraan x 100 %
2) Kadar II =
0,1 x berat sampel (mg)
0,1104 x 1,8 x 27,801
= x 100%
0,1 x 50
5,5246
= x 100%
5
= 110,4 %
BAB IV
PENUTUP

4.1 Pembahasan

Praktikum yang dilakukan berjudul permanganometri dimana permanganometri


merupakan titrasi yang disadarkan pada reaksi redoks. Teknis titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar Asam Oksalat. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan
dalam menganalisa zat-zat organik. Dari percobaan pembakuan KMnO₄ didapatkan hasil
0,1123 N pada erlenmeyer pertama dan 0,1086 N pada erlenmeyer kedua , sehingga
didapatkan rata-ratanya yaitu 0,1104 N. Setelah itu dilakukan percobaan penetapan kadar
Ferro Sulfat dengan hasil 108,3 % pada erlenmeyer pertama dan 110,4 % pada erlenmeyer
kedua. Pada literatur di Farmakope Indonesia kadar Besi (II) Sulfat / Ferro Sulfat
seharusnya yaitu tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 104,5%.

4.2 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dikerjakan dapat disimpulkan bahwa :


a) Pada pembakuan KMnO₄ didapatkan hasil yaitu 0,1123 N dan 0,1104 N . Rata-rata
hasil pembakuannya adalah 0,1104 N.
b) Pada penetapan kadar Ferro Sulfat didapatkan hasil 108% dan 110,4%.
c) Pada penetapan kadar Ferro sulfat , literatur yang tertulis pada Farmakope Edisi IV
yaitu tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 104,5% , sehingga kadar yang
didapat tidak memenuhi syarat literatur yang ada.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Praktikum Kimia Farmasi II


2. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-permanganometri.html?m=1
3. Farmakope Indonesia Edisi III & IV

Anda mungkin juga menyukai