Disusun Oleh :
Renita Putri Septiani
30521026
2. Landasan Teori
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3)pada suasana
tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau terdapat endapan.
Metode-metode dalam titrasi argentometri:
a. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Pada permukaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan
setelah titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan
kromat denga membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah
b. Metode Volhard
Perak dappatt ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku
kalium atau ammonium tiosianat, kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan
garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk
warna merah dari komplek besi (III) tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5 – 1,5 N.
Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan
menjadi Fe(OH)3 jika suasana basa, sehingga titik ahir tidak dapat ditunjukan.
c. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, sebagai kenyataan bahwa pada
titik ekuivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan
perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga
sedapat mungkin dalam bentuk koloid.
d. Metode Liebig
Pada metode ini titik akhir titrasinya ditentukan dengan indicator, akan tetapi
ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan
kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojokan larut
kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. Jika reaksi telah sempurna,
penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan perak sianida.
Titik akhir ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap kesukaran dalam
memperoleh titik akhir yang jelas disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut
pada saat mendekati titik akhir.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasi tepatnya diketahui dengan
berdasarkan penimbangan berat zat baku primer yang dilarutkan dalam volume tertentu. Larutan
baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasi tepatnya baru dapat diketahui apabila telah
dilakukan pembakuan terlebih dulu dengan larutan baku primer. Sample yang digunakan adalah
tablet vitamin B1. Titrat yang digunakan adalah larutan AgNO3 dan larutan ammonium tiosianat
0,1 N. Indikator yang digunakan adalah kalium kromat 5% dan besi(III) ammonium sulfat.
3. Tinjauan Pustaka
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Titrasi pengendapan disebut juga dengan
Argentometri, yaitu salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang
dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi
Argentometri, zat yang telah ditambahkan indikator dicampur dengan larutan standar garam perak
nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume laruttan standar yang digunakan sehingga seluruh ion
Ag dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan dapat ditentukan .
Alat Bahan
Buret 50 ml Larutan AgNO3 0,1 N
Erlenmeyer 250 ml Larutan NaCl 0,1 N
Gelas ukur 100 ml Larutan Ammonium tiosianat 0,1 N
Beaker glass 250 ml Indikator kalium kromat 5%
Statif dan klem Indikator besi(III) ammonium sulfat
Spatel logam Larutan HNO3 50%
Kertas perkamen Tablet vitamin B1
Pipet Volume
Corong
Kertas saring
HNO3 6 N sebanyak 50 ml
Farmakope Indonesia Ed.IV:1213
Pembuatan : encerkan 68 ml asam nitrat dengan aquadest hingga 1000 ml
50 ml x 68 ml = 3,4 ml
1000 ml
Untuk membuat HNO3 6 N sebanyak 50 ml sebagai berikut:
6 N x 3,4 ml = 20,4 ml (untuk 50 ml)
1N
Cara pembuatan :
Ambil 20,4 ml HNO3
Ad aquadest hingga 50 ml
3. Prosedur Kerja
1) Pembuatan Larutan AgNO3 0,01 N
Pipet 10 ml larutan NaCI 0,1 tambahkan 1 ml inndikator kalium kromat 5%
Titrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga terbentuk endapan coklat yang stabil
S V1 V2 V2 - V1
1 25 ml 35,8 ml 10,8 ml
2 35,8 ml 45,9 ml 10,1 ml
S V1 V2 V2 – V1
1 30,2 ml 39,3 ml 9,1 ml
2 39,3 ml 47,5 ml 8,2 ml
1) Perhitungan pembakuan NH4SCN (Titran 1)
N NH4SCN = N AgNO3 x V AgNO3
V AgNO3
= 0,0981 N x 10 ml
91 ml
= 0,1078 N
S V1 V2 V2 – V1
1 30 ml 34,3 ml 4,3 ml
2 35 ml 40,2 ml 5,2 ml
LAMPIRAN