Anda di halaman 1dari 9

FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI

AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Nomor MR: ………………

Nama Mahasiswa : ………………………………………


NIM : ………………………………………
Tempat : ……………………………………....
Pembimbing : ……………………………………....

Tanggal Pembuatan Laporan : ………………………………

A. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT


I. Diagnosa Medis : Osteoarthritis Knee dextra
II. Catatan Klinis
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………

B. SEGI FISIOTERAPI
I. ASESMEN FISIOTERAPI
a. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Identitas
Nama : Ny. Sukiyem
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : L/P
Agama : islam
Status Perkawinan : sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : ………………………………….

2. Riwayat Penyakit
2.1.Keluhan Utama adanya rasa nyeri pada lutut kanan
2.2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sekitar 5 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri pada lutut kanan saat
naik turun tangga, berjalan dengan jarak yang jauh dan berdiri dari posisi
jongkok. Kemudian 1 minggu setelah keluhan pada tanggal 04
September 2010 pasien periksa ke dokter saraf RSUD Karanganyar dan
dilakukan foto Rontgen. Setelah itu pasien dirujuk ke fisioterapi

2.3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami benturan di lutut kanan
2.4. Riwayat penyakit penyerta

Pasien mempunyai penyakit Diabetus Mellitus

2.5. Riwayat Keluarga


FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Tidak ada yang pernah mengalami seperti yang di alami pasien

b. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital dan Keadaan Umum
1.1. Tekanan darah : 140/ 90 mmHg.
1.2. Denyut nadi : 80 kali/ menit.
1.3. Pernapasan : 26 kali/ menit.
1.4. Temperatur : 370 C.
1.5. Tinggi badan : 165 cm.
1.6. Berat badan : 55 kg.
1.7. Tingkat kesadaran : compos mentis
2. Inspeksi
2.1. Inspeksi statis
-wajah pasien agak sedikit pujat karena menahan nyeri di lutut
-terjadi deformitas varus pada lutut kanan
2.2. Inspeksi dinamis
-gangguan pola jalan.
3. Palpasi
Suhu lokal kedua lutut sama.
Adanya nyeri tekan pada lutut kanan,
Adanya spasme otot quadricep.
4. Perkusi
-
5. Auskultasi
Adanya krepitasi saat digerakkan fleksi ekstensi pada lutut kanan.

6. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar


5.1. Gerak Aktif
Lutut bagian kanan
Gerakan Lingkup gerak sendi Nyeri dengan VAS
Ekstensi S 0 – 0 – 100 5
Fleksi 7
Eksorotasi F 30 – 0 – 20 3
Endorotasi 3

Lutut bagian kiri


Gerakan Lingkup gerak sendi Nyeri dengan VAS
Ekstensi S 0 – 0 – 135 0
Fleksi 0
Eksorotasi F 30 – 0 – 20 0
Endorotasi 0

5.2. Gerak Pasif


Lutut kanan
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

gerakan Lingkup gerak Nyeri dengan endfeel


sendi VAS
ekstensi S 0 – 0 – 110 4 Soft endfeel
fleksi 6 Soft endfeel
eksorotasi F 30 – 0 – 20 3 Soft endfeel
endorotasi 3 Soft endfeel

Lutut kiri

gerakan Lingkup gerak Nyeri dengan Endfeel


sendi VAS
ekstensi S 0 – 0 – 135 0 Soft endfeel
fleksi 0 Soft endfeel
eksorotasi F 30 – 0 – 20 0 Soft endfeel
endorotasi 0 Soft endfeel

5.3. Gerak Isometrik Melawan Tahanan

Pada gerakan isometric melawan tahanan, terdapat nyeri pada lutut


dan tidak full ROM

7. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kekuatan sendi lutut dengan MMT

Otot penggerak kanan kiri


Fleksor 3 5
Ekstensor 3 5

Tes ballottement
Hasil posistif = terdapat cairan di dalam sendi

Drawer test
Hasilnya negative = tidak terjadi deformitas

Mc murry test
Hasil positif terdapat nyeri

8. Pemeriksaan Tambahan/Pendukung
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..

c. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal


1. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif

Pasien dapat menceritakan kronologis penyakitnya dan dapat memahami


instruksi terapis dengan baik

2. Pemeriksaan Kemampuan Intrapersonal

Pasien masih memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk sembuh

3. Pemeriksaan Kemampuan Interpersonal

Pasien dapat bekerjasama dengan baik dengan terapis dan memiliki


dukungan yang kuat dari keluarganya.

d. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas


1. Kemampuan Fungsional Dasar
Pasien masih mampu bangun dari tempat tidur dan berjalan secara
mandiri tanpa bantuan orang lain.

2. Aktivitas Fungsional
Pasien mengalami kesulitan saat berdiri dalam posisi jongkok, naik dan
turun tangga dan berjalan dengan jarak yang jauh.

3. Lingkungan Aktivitas
Pasien memiliki lingkungan rumah yang aman dan mendukung untuk
kesembuhan pasien

e. Problematik Fisioterapi
1. adanya nyeri pada lutut kanan
2. adanya keterbatasan ROM lutut kanan
3. adanya spasme pada otot guadriceps femoris
4. adanya penurunan kekuatan otot fleksor dan ekstensor lutut kanan

II. DIAGNOSA FISIOTERAPI


FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Tidak dapat menaiki dan menuruni tangga akibat nyeri lutut kanan karena
osteoarthritis dextra

III. RENCANA PROGRAM FISIOTERAPI


a. Tujuan Jangka Pendek
1. mengurangi nyeri
2. meningkatkan kekuatan otot
3. memelihara dan meningkatkan LGS

b. Tujuan Jangka Panjang


1. melanjutkan tujuan jangka pendek
2. untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien

c. Rencana Intervensi Fisioterapi


1. Modalitas Alternatif
1. Ultrasound (US)
2. Microwave diathermy (MWD)
3. TENS
4. Hidroterapi
5. Exercise terapi

2. Modalitas Terpilih
1. IR
Tujuan : melancarkan aliran sirkulasi darah disekitar sendi

Dosis
F = setiap terapi sebelum pemberian exercise
I = 35 – 40 cm
T = 10 – 15 cm
T = non lomineus

2. Ultrasound (US)

Tujuan US adalah menimbulkan efek micromassage karena gerakan dari


tranduser, mengurangi nyeri dan merileksasikan otot.
Dosis
F = 3 kali per minggu
I = 1,5 w/cm
T = 8 menit
T = contineus

3. Terapi latihan

1) Free active exercise


Tujuan yang dicapai dari latihan ini adalah relaksasi otot yang mengalami spasme,
mempertahankan dan menambah kekuatan otot, melatih koordinasi gerakan dan
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

menimbulkan kepercayaan penderita terhadap kemampuan penderita dalam melaksanakan


dan mengontrol suatu gerakan
Dosis
F = setaip hari
I = 3 set dengan waktu rest 5 menit
T = 10 – 15 menit
T = aktif exercise
R = 20 -30
(2) Resisted exercise
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan LGS.
Dosis
F = setiap hari
I = 3 set dengan waktu rest 5 menit
T =10 – 15 menit
T = aktif resisted exercise
R = 20-30 kali
(3) Hold Relax
Tujuan dari latihan ini adalah mencapai rileksasi dari grup antagonis dan mendorong
gerakan aktif dari grup agonis.
Dosis
F = setiap hari
I = 3 set dengan waktu rest 5 menit
T = 5-10 menit
T = aktif resisited dengan streacing
R = 5- 10 kali

3. Modifikasi Modalitas
Alasan perubahan modalitas
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Rencana Evaluasi Fisioterapi


1. Evaluasi Sesaat
-vital sign
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

2. Evaluasi Periodik
-nyeri
-lingkup gerak sendi
-kekuatan otot

3. Evaluasi Kumulatif
-kemampuan fungsional bahu

e. Prognosis
Quo ad functionam :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

IV. PELAKSANAAN PROGRAM FISIOTERAPI


Implementasi dan modifikasi pelaksanaan fisioterapi
1. Infra Red
a. Persiapan alat
Perlu dipersiapkan infra red beserta kelengkapannya antara lain Sebelumnya dilakukan
terapi, pananskanlah infra red selama 5 menit terutama untuk lampu non luminous.

b. Persiapan pasien
Penderita diposisikan senyaman mungkin, jaringan yang akan diterapi dibuat tegak
lurus dengan sinar infra red. Bagian tersebut dibersihkan dari keringat dan
diinformasikan kepada pasien bahwa panas yang dirasakan adalah rasa hangat. Jadi
apabila pasien merasakan panas harap memberitahukan kepada terapis.

c. Pengaturan Dosis
Lampu diletakkan tegak lurus dengan jarak 35 cm dengan waktu 15 menit.

2. ULTRASOUND (US)
a. Persiapan alat
Meliputi cek kabel apakah ada kabel yang dalam keadaan terbuka. Apabila kabel dalam
keadaan terbuka dikhawatirkan akan terjadi burn pada kulit . Setelah itu Hidupkan alat
dan lakukan pengecekan alat dan siapkan media penghantar berupa gel.

b. Persiapan pasien
Posisi pasien diatur senyaman mungkin, yaitu pasien diposisikan tidur terlentang di atas
bed, area yang akan diterapi atau lutut kanan bebas dari pakaian dan dilakukan tes
sensibilitas. Terapis harus menjelaskan tentang tujuan terapi dan rasa yang akan
dirasakan selama terapi.

c. Pelaksanaan terapi
Sebelum terapi dimulai tentukan waktu terlebih dahulu dengan cara luas area yang akan
diterapi dibagi dengan luas era penampang tranduser (luas area/luas era). Pada kasus ini
luas area yang akan diterapi adalah 20 cm, dan luas penampang tranducer 5 cm.
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Sehingga waktu yang digunakan untuk terapi ini adalah 8 menit. Pelaksanaannya adalah
sebagai berikut, area yang diterapi atau lutut kanan diolesi gel kemudian alat dinyalakan
dan diatur waktunya selama 8 menit, dengan frekuensi 1MHz, arus continues dan
intensitas sebesar 2 w/cm². Transduser digosokkan secara sirkuler pada lutut kanan.
Selesai terapi alat dimatikan kemudian lutut kanan pasien serta transduser dibersihkan
dari sisa gel.

Terapi Latihan

a. Free active movement


Posisi pasien : Duduk dengan kaki menggantung di tepi bed

Posisi terapis : Di samping pasien

Pelaksanaan :Pasien disuruh meluruskan lututnya kemudian menekuknya kembali


dengan hitungan 1 sampai 8, dengan frekuensi 5 kali pengulangan.

b. Hold Relax
Posisi Pasien : Tidur tengkurap di bed

Posisi terapis : Di samping pasien

Pelaksanaan :Satu tangan terapis memfiksasi pergelangan kaki dan satu tangan yang
lain memfiksasi di ujung distal femur atau tungkai atas dekat dengan persendian, terapis
menginstruksikan kepada pasien untuk menekuk lututnya kea rah pantat danterapis
memberi tahanan yang berlawanan dengan gerakan pasien, dan pasien menggerakkan
atau menekuk lututnya sampai batas nyeri, kemudian pasien disuruh rileks dan terapis
memberi penguluran ke arah fleksi,dengan pengulangan 10 kali.

c. Resisted active exercise


Posisi Pasien : Tidur tengkurap di bed

Posisi terapis : Di samping pasien

Pelaksanaan : Posisikan pasien duduk dengan tepat dan Nyaman. Suruhlah pasien
menekuk dan meluruskan lututnya sambil memberi tahanan yang berlawanan arah
dengan gerakan pasien. Lakukan latihan tersebut selama 25 kali dengan waktu istirahat
5 menit dengan 3 set setiap latihan.

V. (RE)EVALUASI FISIOTERAPI
Gerak Aktif
Lutut bagian kanan
Gerakan Lingkup gerak sendi Nyeri dengan VAS
Ekstensi S 0 – 0 – 120 2
Fleksi 4
FORMAT STATUS KLINIK FISIOTERAPI
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Eksorotasi F 30 – 0 – 20 1
Endorotasi 1

Anda mungkin juga menyukai