Dosen Pengampu
OLEH
REGULER B
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“Manajemen Pendidikan “ untuk tugas “Critical Book Report “ .
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
sebagai penulis terlebih dahulu mengucapkan kata maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
dan penulisan juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini .
Akhir kata kami ucapkan terimakasih , semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca .
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Manfaat.............................................................................................................................4
BAB II ISI BUKU......................................................................................................................5
2.1 Identitas Buku...................................................................................................................5
2.2 Ringkasan Buku...........................................................................................................7
Buku Pembanding 1.............................................................................................................13
Buku Pembanding 2............................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan
kekreatifan yang dimiliki oleh mahasiswa.
2.Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya mengenai
manajemen pendidikan .
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam mengkritik buku ini adalah:
4
BAB II
ISI BUKU
Buku Pembanding 1
1. Judul buku : Manajemen Berbasis Sekolah
2. Pengarang : Drs. E. Mulyasa, M.Pd
3. Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
4. Tahun Terbit : 2005
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 185
7. ISBN : 979-692-196-0
Buku Pembanding 2
1. Judul buku :Manajemen Pendidikan Inklusif
2. Pengarang Aldjon dapa, S.Pd, M.Pd dkk
3. Penerbit :Departemen Pendidikan Nasional
4. Tahun Terbit :2007
5. Kota Terbit :Jakarta
6. Tebal Buku :206 halaman
7. ISBN :−
5
6
2.2 Ringkasan Buku
Inti dari pendidikan lebih lanjut selalu, dan tetap bahwa siswa dan staf datang bersama
untuk mencapai pembelajaran dan yang memberikan kesinambungan. Namun, kepercayaan
pada perubahan dibenarkan, karena selain melihat pola pembelajaran yang sudah dikenal,
kunjungan atau akan melihat banyak hal yang baru : pusat pembelajaran berbasis sumber
daya, jajaran staf yang lebih luas yang bekerja dengan siswa, lebih sedikit pengajaran
berbasis kelompok dan banyak lagi pekerjaan individual, dan sebagainya. Mungkin
perubahan yang paling mendasar adalah tingkat minat apa yang ditunjukkan di perguruan
tinggi. Setelah hampir dekade tak terlihat dalam hal politik, kegiatan dan prestasi perguruan
tinggi telah pindah, jika tidak cukup panggung, tentu saja ke posisi dimana, bersama dengan
sekolah dan pendidikan tinggi, mereka diteliti karena menggunakan kepercayaan pada
pentingnya mereka.
7
BAB 3 MENGELOLA ORANG/MENGELOLA PERSONALIA
Orang, mahasiswa dan staf, adalah jantung dari pendidikan lebih lanjut/pendidikan
lanjutan. Ketika mereka (perguruan tinggi) menjadi tergabung, mereka menyadari bahwa
mereka harus memiliki fungsi akun dan itu adalah prioritas utama. Mereka tidak menganggap
personel sebagai masalah nyata. Jika mereka tidak memiliki siapa pun dalam peran
personalia, mereka memutuskan untuk tidak menunjuk sama sekali atau bahwa yang mereka
butuhkan adalah administrator personalia.
Tentu saja beberapa perguruan tinggi mungkin telah menunjuk seorang spesialis
sumber daya manusia di tingkat senior segera setelah penggabungan, tetapi bukti wawancara
mendukung pandangan Manajer Sumber Daya Manusia bahwa fokusnya sangat banyak pada
keuangan daripada pada orang-orang. Namun, mengimpor keterampilan manajemen sumber
daya manusia dari luar sektor ini telah membawa ketegangannya sendiri. (1) Banyak orang
di dalam pendidikan merasa bahwa tidak ada orang yang datang dari luar sektor yang dapat
sepenuhnya memahami dan, oleh karena itu, mendukung pendidikan yang bertentangan
dengan nilai-nilai dan praktik bisnis. Karena itu mereka dianggap kurang pengalaman yang
'benar'. (2) Karena fungsi personel, setidaknya dalam periode pasca-penggabungan langsung,
tidak harus diangkat pada tingkat senior, jabatan tersebut mungkin tunduk pada apa yang oleh
Manajer Sumber Daya Manusia dianggap sebagai keangkuhan akademik dari jenis yang
secara historis melihat semua staf pendukung sebagai kurang terampil dan penting daripada
staf akademik.
Tugas manajemen sekarang adalah mengendalikan tingkat motivasi dan membuatnya
berkelanjutan. Manajer Sumber Daya Manusia 1 juga merasa bahwa meskipun ada kesulitan
besar, orang-orang dapat mengatasi dan mencapai titik perasaan yang sangat positif. Mungkin
rentang situasi dan pendapat tentang keberhasilan kebijakan dan praktik HRM menunjukkan
bahwa masing-masing perguruan tinggi menghadapi perpaduan tekanan finansial dan lainnya
yang sangat individual dan campuran sikap staf . Akibatnya, perguruan tinggi telah
mengambil jalur dan rentang waktu yang berbeda untuk mencoba mencapai pijakan yang
lebih stabil dan positif dalam hal mengelola orang.
8
BAB 4 MENGELOLA KEUANGAN
Bab ini berfokus pada pengalaman Inggris di mana dua mekanisme utama telah
dipilih untuk mencapai tujuan ini: pertama, membuka perguruan tinggi yang didanai negara
ke pasar atau quasi-pasar dan, kedua, menggunakan metodologi pendanaan sebagai tuas
untuk mencapai unit yang lebih rendah biaya secara bersamaan dengan tingkat yang lebih
tinggi dari partisipasi.
Semua perguruan tinggi menghadapi 'sumber daya yang terbatas dan permintaan yang
tak terbatas' (Mengelola keuangan 1) dan oleh karena itu harus membuat pilihan tentang
bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia. pilihan seperti mendasari adalah nilai-
nilai yang menetapkan prioritas, misalnya, untuk belajar siswa atau untuk bertahan hidup.
Pengelolaan keuangan di perguruan tinggi berpusat pada tema kembar membangun
sistem dimana organisasi dapat minimal bertahan hidup, dan bahkan mungkin berkembang,
tetapi juga menggunakan tuas kuat dari sumber daya untuk mempengaruhi budaya dan sikap.
Penganggaran memberikan jawaban implisit untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam ayat di atas. Sistem terpilih menyediakan proses operasional tetapi juga
mengkomunikasikan pesan budaya.
Pada dasarnya, perguruan tinggi melakukan apa yang mereka selalu lakukan, berusaha
untuk mengembangkan kurikulum sebagian meskipun penghakiman dosen dan sebagian
dalam menanggapi kebutuhan diidentifikasi dengan anggukan sangat sedikit ke arah
kebutuhan ekonomi lokal. Beberapa bersaing lebih kuat, tapi ini tergantung pada sifat dari
lingkungan. Tampaknya ada tingkat yang lebih besar dari kesadaran dan keahlian dalam
teknik pemasaran yang diterapkan sebagian besar oleh staf atau spesialis senior yang unit.
9
Telah ada pergeseran dari produk-didorong untuk pendekatan customer-driven tetapi
perubahan ini belum meresap semua tingkatan. Bagi banyak perguruan tinggi.
10
dan lebih kompleks, menuntut lebih canggih pencatatan. Permintaan eksternal untuk data
sangat besar. Komunikasi apa pun memiliki elemen mikropolitik. Kejelasan informasi dapat
dilihat sebagai tidak diinginkan oleh beberapa orang dalam beberapa situasi. Misalnya,
paparan drop-out tarif oleh subunit atau dosen individu dapat memiliki dampak yang
berpotensi dapat meningkatkan atau menyebabkan kemunduran lebih lanjut dalam pengajaran
dan pembelajaran, tergantung pada bagaimana publikasi informasi diterima dan dampaknya
motivasi. Kurang minat, kurang waktu, dan kurangnya keterampilan berhitung dosen dan
manajer membuat komunikasi terperinci tentang bentuk informasi sangat sulit untuk diraih.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung kompilasi informasinya berat. Oleh karena
itu, manajer mungkin perlu keberanian untuk keyakinan dan pelatihan mereka untuk melawan
kekeliruan bahwa teknologi pasti akan memberikan jawaban kepada meningkatkan
komunikasi.
Perguruan tinggi perlu menemukan cara untuk memenuhi tujuan ganda membantu
siswa menjadi pembelajar mandiri dan mengurangi biaya. Masalahnya bukan hanya
mengatasi pengurangan dana. Cara-cara baru untuk belajar dan menilai permintaan
meningkatkan tingkat sumber daya. Penggunaan pembelajaran yang lebih fleksibel
tampaknya menawarkan harapan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan keuangan.
Pembelajaran yang fleksibel telah menggantikan pembelajaran terbuka sebagai istilah yang
menunjukkan kisaran teknologi pengajaran dan pembelajaran yang terbuka untuk perguruan
tinggi: Pembelajaran terbuka datang untuk menyiratkan situasi di mana semua fitur dan
karakteristik program dan sistem pembelajaran yang mengurangi peluang dan akses,
diidentifikasi dan dimodifikasi untuk menghindari penutupan. Istilah yang lebih baru
'pembelajaran fleksibel' tampaknya menjadi cara untuk mengenali berbagai kemungkinan
yang terbuka bagi para pendidik, ketika ide-ide baru, prosedur baru, dan media baru muncul.
Pelatihan diberikan agar karyawan memiliki kualitas yang baik dalam bekerja.
Karena dengan adanya pelatihan, maka karyawan akan semakin terampil dan memiliki
keahlian. Keterlibatan perguruan tinggi dengan pengusaha sangat penting.. Survei jumlah
majikan dengan mana setiap perguruan tinggi memiliki kontak menemukan bahwa jumlah
kontak per perguruan tinggi setiap tahunnya berkisar antara tujuh hingga 3.720. Kurangnya
11
keterlibatan timbal balik merusak hubungan dengan perguruan tinggi memberikan sedikit
bobot pada pentingnya belajar di tempat kerja dan majikan tidak terkesan oleh perguruan
tinggi pelatihan dapat menawarkan. Untuk menciptakan kerjasama yang baik maka perlu
diadakannya perencanaan, struktur dan pelaksanaan dan pembelajaran yang inovasi.
Selain menyiapkan misi untuk masa depan, perguruan tinggi diminta untuk
mengidentifikasi apa yang mereka lihat sebagai ancaman signifikan dan peluang untuk masa
12
depan mereka. Setelah itu perguruan tinggi harus menimbang antara ancaman dan peluang
dan merealisasikannya dengan usaha. Manajemen perguruan tinggi pendidikan lanjut selalu
tentang mengelola pembelajaran.
Buku Pembanding 1
BAB I
13
menggambarkan penyususunan rangakaian tindakan yang dilakukan untukk\
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber – sumber yang
disediakan, kedua kegiatan untuk mengerahkan sumber – sumber yang terbatas
secara efesien untuk mencapai tujuan yang ditentukan
2. Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan
nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
3. Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengawasi, mengamati, sedara
sistemati dan berkesinambungan dengan berbagai hal serta memperbaiki hal yang
salah. Pengawasan merupakan keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan merupakan rangakaian pengendalia secara profesional semua unsur
organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga mencapai tujuan dapat
terlaksanaa secara efektif dan efesien.
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yakni sentralisasi dan
desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi segala sesuatu yang berkenaan dengan proses
pendidikan diatur dengan cara ketat oleh pemerintah pusat. Dalam pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah pendekatan dengan sentralistik masih diperlukan, terutama
untuk menentukan kurikulum pendidikan nasional dan menetapkan anggaran agar dapat
dicapai kesamaan dan pemerataan diseluruh tanah air. Sedangkan desentralisasi,
wewenangan pengaturan diserahkan kepada pemerintah daerah. Implikasi desentralisasi
manajemen pendidikan adalah kewenangan yang lebih besar diberikan kepada kabupaten
dan kota untuk mengelola pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya.
14
pemerintah, peranan orangyua dan masyarakat, peranan profesionalisme, dan
pengembangan profesi.
Berikut adalah karaterisrik dalam manajemen berbasis sekolah anatara lain bagaimana
sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi seklah, proses belajar-mengajar,
pengelolaan sumberdaya manusia, dan pengeolalan sumberdaya dan administrasi.
Pemberdayaan dalam pendidikan merupakan cara kinerja sekolah agar dapat mencapai
tujuan secara optimal, efektiif, dan efesien. Dalam pemberdayaan pendididikan perlu
dilakukan pemberdayaan kepada peserta didik dan masyrakat setempat, disamping
mengubah paradigma pendidikan yang dimiliki oleh para guru dan kepala sekolah. MBS
sebagai pemberdayaan merupakan cara untuk membangkitkan kemampuan dan porntensi
peserta didik agar memilki kemampuan mengontrol diri dan lingkungnya untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan peningkatkan kesejahteraan.
BAB II
15
2. Manajemen tenaga kependidikan
Bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien
untuk mencapai hasil yang optimal secara efektif, dan efesien. Manajemen tenaga
kependidikan mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan
dan pegembangan pegawai, promosi atau mutasi, pembergentian pegawai,
kompesasi, dan penilaian pegawai. Kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan
instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut
kepangkatan, daftar riwayat hidpu, daftar riwyat pekerjaan, dan kondote pegawai
untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpinnya.
3. Manajemen kesiswaan
Untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai
yujuan pendidikan nasional. Manjamen kesiswaan anatara lain; kehadiran murid
dalam sekolah, penerimaan, orientasim, evaluasi, program supervisi bagi murid,
pengendalian displin murid, program bimbingan dan konseling, kesehatan dan
pengamaman, penyesuaian pribadi, sosial dan emosional.
4. Manajemen keuangan dan pembiayaan
Merupakan pntensi yang sangat menentukan dan merupakan bahian tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Dengan kata lain setipa kegiatan
yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Kepala sekolah bertindak sebagai
otorisator dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
Namun tidak dibenarkan melakukan tugas pembendaharaan.
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Manajemen saraa dan prasarana pendidikan bertugs mengatur dan menjada sarana
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan.
6. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa
tanggungjawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan
baik dan bagus, sebagai contoh sekolah dapat melakukan openhouse, pameran,
kunjunagn kse sekolah, kunjungan kerumah, dll.
16
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaa, kesehatan, dan
keamanan sekolah untuk peserta didik dan para guru dapat melaksanakan tigas
dnegan tenang dan nyaman.
BAB III
BAB IV
Efektivitas, efesiensi dan produktivitas MBS harus sejak awal ditetapkana gara dapat
diketahui dampaknya sejak ini terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya,
efektifitas merupakan bagaiaman suatu organisasi bergasil mendapatkan dan memanfaatkan
sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas manajemen berbasias
sekolah diliat dari efektivitas manajemen pendidikan pada umumnya berdasarkan sistem
waktu dan dimensi. Efektivitas dapat berupa barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Dalam upaya pengukuran terdapat dua istilah yang perlu diperhatikan yakni
validasi dan evaluasi. Validasi merupakan serangkaian tes dan penialaian yang dirancang
untuk mengetahui apakah tujuan sudah mencapai sasaran atau belum. Evaluasi mengecek
dalam 3 tahapan yakni perencanaan , pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Jadi barometer
dalam efektivitas dapat dilihat dari kualitas program, ketepatan penyusunan, kepuasan,
17
keluwesan, adaptasi, semangat kerja, motivasi, ketercapaian tujuan, ketepatan waktu serta
ketepatan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pendidikan disekolah.
Efesiensi dalam meningkatkan efesiensi MBS, secara analisis serta pengkajian data
dan informasi perlu dilakukukan secara terus – menerus dan mendalam agar setiap uit kerja
disekolah dapat melaksanakan MBS yang efesien. melalui MBS pengambilan keputusan,
perencanaan, dan pengelolaan pendidikan diharapkan sesuai dengan kondisi sekolah dan
daerah yang paling mukhtahir. Produktivitas pendidikan berkaitan dengan tenaga kerja
kependidikan, guru, gaji guru, ahli ekonomi dan sekolah . untuk mendorong sekolah yang
produktif perlu diperhatikan moral, etika kerja, motivasi, jaminan sosial, sikap, displin,
kesehatan, kesempatan, berprestasi, lingkungan dan suasana kerja. Hal tersebut antara lain
untuk peningkatan jumlah dan kualitas kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran.
BAB V
18
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dnegan waktu yang telah ditetapkan.
3) Mampu menjalin hubungan dengan harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secra aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan
pendidikan
4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
guru dan pegawai lain diskolah
5) Bekerja dengan tim manajemen
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
BAB VI
19
Dalam hal supervisi pendidikan dapat dimaknai sebagai kegiatan pemantauan oleh
pembina dan kepala sekolah terhadap implementasi MBS termasuk pelaksanaan kurikulum,
penilaian kegiatan belajar – mengajar dikelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan kadaan,
perbaikan program, dan pengembangan kemampuan. Pidarta ( 1988) mengutip pendapat
Jones, mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
seluruh proses administrasi pendidikan yang ditunjukan terutama untuk mengembangkan
efektivitas kenierja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama
pendidikan. Dengan kata lain, dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau
membina guru – guru, pembinanaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan
kemampuan profesionalisme guru. Supervisi hendaknya melahirkam kepemimpinan yang
sanggup meningkatkan efekivitas dan efesiensi program sekolah secara keseluruhan serta
memperkaya lingkungan para guru. Teknik – teknik dalam supervisi antara lain: kunjungan
dan obeservasi kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi kelas, dan
perpustakaan profesional. Disamping teknik – teknik tersebut untuk mencapai tujuan
supervisi secara optimal perlu digunakan beberapa teknik supervisi agar data dan infomasi
yang diperoleh dapat saling melengkapi dan menyempurnakan.
BAB VII
Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas
dan efesiesi pengelolaan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, sumber dana
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian pengelolaan pendidikan. Fungsi dana dalam MBS pada dasarnya untuk
menunjang penyediaan sarana dan prasarana seperti tanah, bangunan, laboratorium,
perpusataan, media belaajr, operasi pengajaran, pelayanan administratif dan sebagainya.
Dama pendidikan sebenarnya tidak selalu indentik dengan uang, tetapi segala sesuatu
pengorbanan yang diberikan untuk setiap aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaran pendidikan.
20
Dana langsung adalah dana yang berlangsung digunakan untuk operasional sekolah
dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar- mengajar,
terdiri atas dana pembangunan dan dana rutin. Dana tidak langsnung ialah dana
berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang hilang yang
dikorbankan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
Meliputi dana biaya hidup, transportasi, dan dana lainnya.
b) Dana masyarakat dan dana pribadi
Dana masyarakat ialah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan
pendidikan, baik dikeluarkan secara langusng maupun tidak langsung, berupa uang
sekolah, uang buku, dan dana lainnya. Dana pribadi ialah dana langsung yang
dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buk, dan dana hidup
setiap siswa.
BUKU PEMBANDING 2
BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran penulisan buku ini ialah untuk membantupara calon guru, dosan, bahkan
masyarakat secara umum dalam hal memahami dan mengenal lebih jauh tentang menejemen
pendidikan bagi ABK serta berbagai upaya strategis pelaksanaan program pendidikan
inklusif. Ruang lingkup buku ini ialah kajian mengenai Manajemen Pendidikan Nasional,
Pendidikan Anak Bagi Berkebutuhan Khusus, Paradigma Manajemen Pendidikan Khusus,
dan Manajemen Pendidikan Inklusif Dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. .
BAB II
21
manajemen mengandung berbagai aspek dan karakteristik, seperti yang dikemukakan oleh
Silalahi sebagai berikut:
Adapun fungsi manajemen menurut GR. Terry ialah Planning, Organizing, Actuating,
Controlling. Dalam manajemen juga memiliki ciri−ciri yang mendasar yaitu: ada tujuan yang
hendak dicapai, ada pemimpin, ada bawahan, dan ada kerjasama. Hal ini merupakan dasar
kegiatan manajemen dan landasan tipe upaya kooperatif dari semua unsur manajemen. Jika
dihubungkan dengan pendidikan, maka fungsi manajemen adalah merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, mengontrol, serta mengevaluasi berbagai hal yang berkaitan
dengan pendidikan baik sumber daya manusia maupun bahan−bahan atau penunjang lainnya
untuk mencapai sasaran atau tujuan pendidikan.
Menurut Depdiknas, ada beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak
meningkat secara merata, yaitu:
Ada lima pilar utama paradigma baru manajemen pendidikan di Indonesia yaitu:
22
3. Dari birokrasi berlebihan ke debirokratisasi.
4. Dari manajemen tertutup ke manajemen terbuka
5. Pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan.
Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output adalah kinerja sekolah. Kinerja
sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan. Kinerja sekolah
diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
BAB III
Konsep tentang anak−anak dengan kebutuhan pendidikan khusus yang pada saat ini di
Indonesia lebih dikenal dengan sebutan anak luar biasa, terlebih dahulu perlu dipahami
tentang beberapa konsep yang memiliki makna yang sepadan untuk subjek yang sama. WHO
mengembangkan tiga istilah yang berbeda yaitu 1) Impairment, 2) Disability, 3) Handicap.
Memahami sindrom kebutuhan khusus dapat pula dilihat dari sudut pandang
kemampuan fungsional anak. Artinya, dengan adnaya kelainan dan kecacatan pada diri anak,
komponen−komponen apa saja yang tidak brfungsi secara maksimal dan komponen apa saja
yang dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menutupi kelemahan anak.
23
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi multidisipliner yang digunakan dilapangan
pendidikan psikologis dan kedokteran. Kesulitan belajar spesifik adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau bahasa tulisan, gangguan tersebut
mugnkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam
mendengarkan,berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Batasan tersebut meliputi kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak,
disleksia dan afasia perkembangan.
ciri−ciri kesulitan belajar adalah memiliki intelegensi normal dn bahkan superior
tetapi memperoleh pretasi belajar jauh lebih rendah dari pada kapasitas
intelegensinya.
Ada banyak penyebab kesulitan belajar antara lain: −faktor genetik, −luka pada otak
yang disebabkan oleh trauma fisik atau kekurangan oksigen sebelum, pada saat, atau
segera sesudah kelahiran, −biokimia yang hilang, misalnya kimia yang diperlukan
untuk mengfungsikan sistem saraf pusat, −pencemaran lingkungan, misalnya
pencemaran timah hitam, dan pengaruh psikologis dan sosial.
2. Gangguan Perilaku
Anak yang tergolong memiliki gangguan perilaku digambarkan dalam istilah
penyimpangan dari norma−norma budaya yang beraneka ragam, sehingga sukar untuk
membuat definisi yang tepat mengenai gangguan perilaku. Batasan antara perilaku
yang tidak normal dan normal tidak jelas dan memerlukan pertimbangan yang
kompleks dalam banyak kriteria.
3. Anak dengan hambatan sensoris
Ada dua jenis hambatan sensoris yang paling nyata mengganggu proses belajar yaitu
1) gangguang penglihatan, 2) gangguan pendengaran. Anak yang terganggu
penglihatannya sering disebut tunanetra sedangkan yang terganggu pendengarannya
disebut tunarunggu.
4. Anak dengan gangguan memori
Ada anak yang memiliki gangguan memori jangka pendek dan ada yang memiliki
gangguan memori jangka panjang. Anak yang efisien secara otomatis menggunakan
strategi untuk mengingat berbagai informasi penting melalui berbagai cara. Anak
yang memiliki gangguan memori tidak mau menggunakan berbagai cara untuk
mengingat berbagai informasi penting melalui berbagai cara. Anak yang memiliki
gangguan memori tidak mau menggunakan berbagai cara untuk mengingat berbagai
24
informasi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berbagai cara
untuk mengingat informasi sebagai cara antara lain dengan cara; a) memikirkan
secara sungguh−sungguh informasi, b) mengucapkan informasi secara
berulang−ulang, c)menuliskan informasi, d) menvisulisasikan informasi, e) menggaris
bawahi informasi penting dalam buku teks, atau dengan cara, f) mengelompokkan
angka−angka seperti 4897535 menjadi 489. Gangguan memori umumnya terkait erat
dengan kemungkinan adanya disfungsi otak.
5. Anak dengan gangguan komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman pesan atau informasi dari komunikator memberikan
defenisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut:
komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya,
dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan
dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain.
Anak yang memiliki gangguan komunikasi
Anak yang memiliki gangguan komunikasi dan bahasa memerlukan pelayanan khusus
untuk hasil terbaik. Misalnya guru kelas bekerjasama dengan terapi dalam
merencanakan program yang di rencanakan oleh speech terapi yang
kegiatan−kegiatan antara lain sebagai berikut:
a. Memeriksa organ bicara anak yang baru masuk
b. Mencatat kelainan organ bicara
c. Memberikan senam lutut sebagai gerakan dara.
d. Melati membentuk suara
e. Memperbaiki ucapan
f. Menyusun laporan kamajuan latihan
g. Menggunakan alat dan memeliharanya.
6. Anak yang memiliki kelainan kronis
Yang dimaksud dengan anak yang memiliki masalah kesehatan kronis adalah anak
yang menderita penyakit yang sult disembuhkan, sifatnya permanen, atau sebentar
sakit sebentar lagi sembuh secara berulang−ulang. Anak yang memiliki kesehatan
kronis memerlukan perawatan kesehatan yang terus−menerus baik di rumah maupun
dirumah sakit. jenis−jenis penyakit kronis adalah epilepsy, diabetes, cystic fibrosis,
hemofilia, dan luka bakar.
25
Pendidikan khusus bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan
fisik dan atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sebagai pribadi maupun angota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan serta memiliki budi
pekerti.
Tanpa adanya layanan pendidikan khusus, potensi anak tidak dapat berkembang
optimal. Anak yang memiliki kapasitas yang jauh dibawah kapasitas anak lain pada
umumnya akan merasa sangat berat untuk memenuhi tuntutan kurikulum seragam.
Sebaliknya, anak yang memiliki kapasitas jauh lebih tinggi dari kapasitas anak lain pada
umumnya akan merasa terhambat oleh anak lain dalam menyelesaikan tugas−tugas
pembelajaran.
Layanan pendidikan khusus pada jalur pendidikan sekolah. Ada dua jenis layanan
pendidikan khusus pada jalur pendidikan sekolah, yaitu di SLB dan di sekolah
reguler. Layanan pendidikan khusus di SLB terdiri dari empat jenjang yaituTKLB,
SDLB, SLTLB, dan SMALB.
Layanan pendidikan khusus pada jalur pendidikan luar sekolah pada jalur pendidikan
luar sekolah layanan pendidikan khusus umumnya masih terbatas dirumah sakit atau
klinik−klinik psikologi. Anak yang mmbutuhkan layanan khusus ada yang sudah
masuk sekolah dan ada yang belum masuk sekolah.
BAB IV
Model pendidikan segregatif merupakan model pendidikan khusus yang paling kuno.
Pada model ini layanan pendidikan khusus diberikan di sekolah−sekolah khusus, atau lebih
dikenal dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) atau TKLB sampai SMALB. Karakteristik dari
sekolah ini antara lain adalah keterpisahan dari sekolah bagi anak normal, dengan kurikulum,
guru, media pembelajaran, dan sarana prasarana yang berbeda pula. Layanan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus telah mengalami beberapa perkembnagan seiring dengan
berkembangnya pemaaman manusia tentang pentingnya pendidkan bagi anak berkebutuhan
khusus. Adapun pendidikan segregasi, yaitu sebagai berikut: Sekolah Luar Biasa (SLB),
26
Taman Kanak−kanak berkebutuhan khusus (TKLB), lama studi untuk setiap jenjang
pendidikan tersebut sama dengan pendidikan di kelas reguler, yaitu enam tahun untuk SDLB,
tiga tahun untuk (SLTPLB, dan tiga tahun untuk SMLB.
Manajemen akademik
Yaitu penerimaan anak, perencanaan kelas dan jadwal, hari pertama masuk sekolah,
kegiatan belajar mengajar, upacara sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan dalam
liburan sekolah, administrasi program, susunan program pengajaran,
komponen−komponen kurikulum pendidikan luar biasa komponen terdapat dalam
kurikulum PLB
Manajemen kesiswaan
Merupakan salah satu komponen dari keseluruhan administrasi pendidikan, termasuk
satuan pendidian luar biasa. Adapun ruang lingkup administrasi kesiswaan mencakup
hal−hal yang berkenaan dengan penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, mutasi
siswa, dan pelaporannya.
Manajemen sumber daya
Ruang lingkup masalah kepegawaian disini mencakup 1) perencanaan, pengadaan dan
pengangkatan seseorang menjadi pegawai, 2) hak dan kewajiban sebagai pegawai, 3)
masa kerja, 4) cuti, 5) kesejahteraan pegawai, 6)pemindahan, 7) pensiun, 8)
pemberhentian, 9) file pegawai.
BAB V
27
di kelas reguler di sekolah yang berlokasi di daerah mereka dan mendapatkan berbagai
pelayanan pendukung dan pendidikan berdasarkan kebutuhan mereka. pendidikan inklusif
didasarkan pada persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan Buku
1. Pada bab 8 (Buku Utama) mengelola informasi dan komunikasi dan Bab 6 ( buku
pembanding 1) koordinasi, komunikasi, dan supervisi manajemen berbasis sekolah, dan
Bab V( Buku Pembanding 2) Manajemen Pendidikan Inklusif Dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Pada bab 8 menganalisis informasi dan komunikasi (buku utama) menjelaskan bahwa jika
informasi dan komunikasi berjalan dengan baik, maka perguruan tinggi akan semakin maju
dan berkualitas. Untuk menciptakan kedua itu, maka diperlukan suatu niat siswa dan dosen
dalam berkomunikasi dengan baik.
Sedangkan pada bab 6 menjelaskan bahwa dalam membina upaya komunikasi tidak sekedar
untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi mendapatkan makna yang
mendalam dan berarti bagi pendidikan disekolah. Dengan demikian semu personil sekolah
akan bekerja dengan tenang dan menyenangkan dan dapat mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada bab 6 buku utama menjelaskan bahwa ada kewajiban dalam mencapai peningkatan
kualitas karena untuk memenuhi kewajiban profesional untuk memberikan pendidikan dan
pelatihan bagi siswa dan untuk mempertahankan harga diri mereka sendiri bagi seorang
pendidik. Maka mereka akan bereksperimen dengan penataan oraganisasi untuk
menempatakan mereka ke tempat yang tepat.
28
Sedangkan dalam buku pembanding 1 dijelaskan bahwa untuk mencapai efektivitas,
efesiensi, dan produktivitas harus ditetapkan dari awal agar dapat diketahui dampaknya
terhadap pencapaian tujuan. Jika ketikanya berjalan dengan baik maka mutu sekolah akan
semakin meningkat.
Dan pada bab V dijelaskan bahwa untuk mencapai efektivitas dan kualitas yang terbaik
dalam manajemen pendidikan inkluisi maka pendidikan inklusif didasarkan pada persamaan
hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi.
Didalam buku dibahas Pengelolaan keuangan di perguruan tinggi berpusat pada tema
kembar membangun sistem dimana organisasi dapat minimal bertahan hidup, dan
bahkan mungkin berkembang, tetapi juga menggunakan tuas kuat dari sumber daya
untuk mempengaruhi budaya dan sikap. Penganggaran memberikan jawaban implisit
untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam ayat di atas. Sistem terpilih
menyediakan proses operasional tetapi juga mengkomunikasikan pesan budaya.
BUKU PEMBANDING 1
Buku ini sangat bagus untuk menjadi peganagan mahasiswa, guru, maupun
masyarakat yang ingin menambah pengetahuan bagaimana cara memanajemen
pendidikan disekolah. Buku sangat lengkap, jelas, dan terperinci penjelasannya.
Didalam buku ini dijelaskan satu – persatu tugas, fungsi, tujuan sampai dana yang
perlu digunakan untuk manajemen sekolah.
29
Dalam buku ini juga dijelaskan apa sebenarnya MBS itu tersendiri, MBS adalah
paradigma baru yang diperlukan berbagai sumber yang dapat membantu para
pelaksana pendidikan. Buku MBS ini membantu para kepala sekolah, guru, dan
pelaksana pendidikan dalam mengimplementasikan konsep manajemen berbasis
sekolah disekolah masing – masing.
BUKU PEMBANDING 2
Tidak jauh beda dengan kedua buku diatas, buku ini sangat bagus untuk
pegangan bagi para pelaksana pendidikan untuk menambah ilmu tentang manajemen
pendidikan. Secara keseluruhan buku ini menjelaskan mengenai manajemen dalam
pendidikan inkulusi khususnya bagi anak berkebutuhan khusus, buku ini sangat
menarik khususnya bagi saya yang berjurusan di bimbingan dan konseling. Didalam
buku juga manajemen pendidikan dijelaskan secara padat dan mudah dimengerti.
Mulai dari manajemen kelas, proses belajar, pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus, serta adanya layanan – layanan khusus yang diberikan bagi anak
berkebutuhan khusus.
Dari ketiga buku yang sudah review, sangat sulit untuk menemukan kelemahan
didalam buku – buku tersebut. mulai dari materi sampai kepada tampilan. Buku buku tersebut
sudah sangat bagus, pembahasan materi yang mendalam serta terperinci. Buku – buku yang
sudah saya review ini memberikan banyak wawasan kepada saya dan orang – orang yang
membaca buku ini tentang manajemen disekolah, pendidikan inklusi, sampai pada
manajemen diperguruan tinggi. Namun, pada buku pembanding kedua tidak terdapat ISSBN
tapi tidak mengubah wawasan yang terkandung didalamnya.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bekal pengeatahuan dan keterampilan harus sejak dini dikelola dengan sebaik –
baiknya. Dalam rangka relevansinya dengan pendidikan adalah peningkatan SDM sebagai
faktor penentu keberhasilan pembangunan. Kualitas SDM harus ditingkatkan melalui
berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan
kepentingan yang mengacu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk itulah
diperlukan manajemen yang baik disetiap sekolah, perguruan tinggi sampai kepada
pendidikan inklusi, agar apa yang telah di tetapkan dapat terwujud.
4.2 Rekomendasi
Buku ini sangat bagus sekali, dan diharapkan bagi kita para calon guru BK yang akan
menjadi pelaksana pendidikan agar dapat menerapkan manajemen pendidikan yang baik
disekolah.
31