Anda di halaman 1dari 3

Kriteria Luluh :

Suatu logam terdeformasi merupakan hal yang penting dari proses


pembentukan logam, menuju deformasi plastis. Secara umum, titik luluh
tergantung pada material berhubungan dengan mobilitas geser dari atom-
atom.
Kriteria luluh dalam proses pembentukan logam, secara umum adalah
peristiwa penyusunan kembali atom-atom atau molekul secara permanen.
Penyusunan kembali atom-atom ditandai dengan adanya tegangan luluh,
(yield) yaitu tegangan dimana logam mulai terdeformasi plastis, yang
merupakan salah satu sifat material yang sensitive terhadap mikrostruktur.
Pada logam khususnya, kekuatan luluh tergantung pada susunan-susunan
atom di dalam Kristal dan mekanisme deformasi geser yang terjadi.
Fakta penting dari kriteria luluh, adalah tidak boleh tergantungnya sumbu
atau orientasi bidang terhadap bahan isotropis. Artinya, kriteria luluh
haruslah merupakan fungsi invariant tegangan yang tidak tergantun pada
pilihan sumbu atau bidang orientasi yang kita pilih.
Pada proses pembentukan logam besarnya tegangan luluh penting dalam hal
memprediksi gaya atau energi yang diperlukan untuk mendeformasi logas secara
plastis. Di dalam desain rekayasa, tegangan luluh diperlukan untuk menentukan
batas gaya eksternal atau tegangan internal yang dapat ditahan oleh material. Di
samping itu, pengendalian luluh, melalui pengendalian proses adalah aspek yang
penting di dalam rekayasa material. Hal ini misalnya, telah digunakan untuk
meningkatkan sifat-sifat rekayasa dari plastik atau polymer.
Pada pengujian tarik satu sumbu (uniaksial), kita dapat langsung mengkorelasikan
hubungan antara tegangan yang tercatat pada titik luluh, pada saat logam mulai
mulai terdeformasi plastis, dengan karakteristik material, yaitu kekuatan luluh.
Sebagian logam menunjukkan fenomena luluh atau yielding sehingga tegangan
luluh, dan oleh karena itu juga kekuatan luluh dari material dapat dengan mudah
ditentukan. Logam lain tidak menunjukkan fenomena tersebut, sehingga lebih sulit
ditentukan tegangan luluhnya. Beberapa titik-titik penting pada kurva uji tarik yang
mengandung informasi penting tentang kapan logam mulai terdeformasi plastis
dapat diamati pada pengujian tarik dengan alat ukur regangan yang lebih teliti
(ekstensometer). Dari kurva tarik kita dapat menentukan batas proporsionalitas di
mana hingga titik tersebut hubungan antara tegangan dan regangan masih
proporsional sesuai dengan hukum Hooke. Setelah batas ini terlewati kita kemudian
melihat batas elastis, yang biasanya menjadi perhatian bidang metalurgi fisika yang
mempelajari fenomena deformasi pada skala yang lebih mikro.
Untuk keperluan praktis bidang rekayasa, penentuan kekuatan luluh biasanya
dilakukan dengan suatu konvensi, yaitu dengan menarik garis sejajar dengan garis
elastis dari kurva tegangan-regangan pada regangan 0.2% (e = 0.002). Titik
potong garis offset 0.2% tersebut dengan kurva tegangan regangan ditetapkan
sebagai titik luluh, dan tegangan pada titik luluh tersebut sama kekuatan luluh dari
material tersebut.
Untuk logam ulet (ductile) terdapat dua buah kriteria luluh yang penting,
yaitu Kriteria Von Mises dan Kriteria Tresca.
2. Kriterial luluh Tresca :
Teori Tegangan Geser Maksimum, atau Tresca berisi bahwa luluh akan
terjadi pada saat tegangan geser maksimum (terbesar) mencapai nilai
kritisnya. Criteria luluh tresca tidak semata-mata tergantung pada nilai
tegangan normal, tetapi tergantung pada tegangan geser maksimum yang
dihasilkan oleh suatu system tegangan tertentu.
Kriteria luluh tresca dengan mudah dijelaskan menggunakan lingkaran Mohr
dari suatu system tegangan. Peluluhan akan tergantun pada ukuran dari
lingkaran Mohr, tidak pada posisinya.
3. Kriteria luluh Von Mises :
Pada tahun 1913 Von Mises mengajukan pendapatnya bahwa luluh pada
system tegangan yang kompleks akan terjadi pada saat deviator kedua dari
invariant tegangannya melewati suatu nilai kritis tertentu. Persamaan ini
adalah persamaan matematis yang ternyata konsisten dengan fakta empiris.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa material yang bersifat anisotropis,
kriteria luluh tidak tergantung pada sumbu atau orientasi bidang, atau
dengan kata lain merupakan suatu fungsi invarian dari tegangan.
Sedangkan, Hencky (1924) memberikan tafsir persamaan matematis yang
telah diajukan oleh Von Mises tersebut. Hencky mengajukan pendapatnya
bahwa luluh akan terjadi pada saat energi distorsi atau energi regangan
geser dari material mencapai suatu nilai kritis tertentu. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa energi distorsi adalah bagian dari energi regangan
total per unit volume yang terlibat di dalam perubahan bentuk. Bagian lain
adalah bagian yang berhubungan dengan perubahan volume.
4. Perbedaan Antara Kriteria Luluh Tresca Dengan Kriteria Von Mises :
Perbandingan/perbedaan keduanya secara umum dapat dilihat dari
superposisi lokus luluh untuk kedua kriteria tersebut. Walaupun pada
beberapa titik kedua kurva tersebut saling berhimpit, tampak bahwa titik-
titik luluh untuk Tresca lebih kecil nilainya pada titiktitik yang lain jika
dibandingkan dengan Von Mises. Dengan selisih terbesar pada keadaan
tegangan geser murni, yaitu sebesar 115.5%.
Secara umum di dalam konteks desain, dapat dikatakan bahwa kriteria
Tresca lebih bersifat konservatif, karena memprediksi luluh pada nilai yang
sama atau lebih rendah dari pada criteria Von Mises. Atau dengan kata lain,
di dalam desain, di mana tidak diharapkan terjadi luluh, kriteria Tresca lebih
memberikan ’jaminan’. Namun sebaliknya, di dalam proses pembentukan
logam, di mana yang diharapkan adalah deformasi plastis, terlihat bahwa
kriteria Von Mises akan lebih memberikan kepastian.

Anda mungkin juga menyukai