ANSIN
ANSIN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
Tahap Profesi
Pembimbing Akademik :
Ns. Nana Rochana, S.Kep., MN
Ns. Nur Hafidzah, S.Kep., M.Kep
Pembimbing Klinik :
Teguh Budianto, S.Kep., Ns
Oleh :
Syeikha Mega Surya Pramita
22020119210079
C. Prinsip-Prinsip Tindakan
1. Pengertian
Melakukan pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum
kedalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh agar cairan tubuh pada pasien terpenuhi.
2. Indikasi
a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan
pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus
melalui intra vena
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat)
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
g. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.
3. Kontraindikasi
a. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
4. Prinsip
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal
ini yang paling penting dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi
jarum intravena (infus)
5. Keuntungan
Menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan
volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular dalam
keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran darah yang adekuat ke
organ-organ vital.
6. Kerugian
a. Hematoma
b. Infiltrasi
c. Tromboflebitis/bengkak (inflasi pada pembuluh vena)
d. Emboli udara
e. Perdarahan
f. Reaksi alergi
7. Prosedur kerja
a. Tahap Pre Interaksi
1) Persiapan pasien
a) Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien tidur terlentang
c) Cek program terapi cairan pasien
2) Perispan alat
a) Standar infus
b) Cairan steril sesuai instruksi
c) Set infus steril
d) Albocath dengan nomor yang sesuai
e) Perlak
f) Tourniquit
g) Kapas alkohol
h) Plester
i) Gunting
j) Bengkok
k) Kassa
l) Sarung tangan
m) Salf antibiotic
b. Tahap Orientasi
1) Berikan salam, panggil nama pasien dengan namanya
2) Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan
2) Bebaskan lengan klien dari lengan baju
3) Letakkan tourniquit 5-15 cm diatas tempat tusukan
4) Letakkan perlak dibawah lengan pasien
5) Hubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada
udara didalamnya
6) Kencangkan klem sampai infuse tidak menetes dan pertahankan
kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan
7) Kencangkan tourniquit
8) Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya palpasi dan pastikan
tekanan yang akan ditusuk
9) Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, arah
melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan
10) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah
tusukan
11) Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada ven ayang akan ditusuk,
setelah pasti masuk lalu tusuk perlahan dengan pasti
12) Rendahkan posisi jarum sejajar dengan dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastik i.v catether kedalam vena
13) Tekan dengan jari ujung plastic i.v catether
14) Tarik jarum infuse keluar
15) Buka klem infuse sampai sampai cairan mengalir lancar
16) Oleskan zalf antibiotik siatas penusuakn kemudian ditutup dengan
kassa steril
17) Fiksasi posisi plastic i.v catether dengan plester
18) Atur tetesan infuse sesuai ketentua, pasang stiker yang sudah diberi
tanggal
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan
2) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3) Pasien nyaman
4) Akhiri kegiatan dan bereskan alat
5) Cuci tangan
e. Dokumentasi
1) Tanggal, jam dan nama terang
2) Respon pasien terhadap prosedur
H. Evaluasi diri
Mahasiswa melakukan pemasangan infus dengan sangat hati –hati dan
didampingi oleh perawat dikarenakan pembuluh darah Ny. L sangat kecil sehingga
lebih beresiko mengalami kegagalan. Akan tetapi dengan supervisi dan arahan dari
perawat, mahasiswa mampu melkaukan pemasangan infus dengan seklai tusuk.
Mahahsiswa melakukan tindakan sesuai dengan SOP yang diterapkan diruangan.
I. Kepustakaan
Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and Electrolytes.
Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice 3rd
ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2015; 17 : h. 341 – 49
Sucandra. (2017). Terapi Cairan. Bagian/smf ilmu anestesi dan reanimasi fk
unud/rsup sanglah
Yanita, Tetra, Dwi & Endri. (2008). Panduan Skills Lab Ketrampilan Dasar Dalam
Keperawatan: Yogyakarta.