Anda di halaman 1dari 8

PEMBANGUNAN CITRA MEREK MELALUI PESAN IKLAN : STUDI

KASUS TOLAK ANGIN, ANTANGIN JRG DAN BINTANG TOEDJOE


MASUK ANGIN

Agus Susanto
agussus@yahoo.com
Dosen Komunikasi, Program Studi D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Jl. Mataram No. 09 Kota Tegal 52142
Telp/Fax (0283) 352000

Abstrak
Persaingan pasar obat tradisional masuk angin di Indonesia yang sangat sengit akan menentukan produk-
produk mana yang terus eksis di masyarakat. Di dalam pasar Indonesia terdapat tiga merek yang kuat
yaitu Tolak angin, Antangin JRG dan Bintang Toedjoe Masuk Angin. Produk-produk ini adalah produk
yang memiliki citra merek yang kuat. Citra merek yang kuat tidak terjadi dalam semalam tetapi perlu
dibangun dengan susah payah. Pembangunan citra merek sebagai bagian dari komunikasi pemasaran
dilakukan dengan bauran kegiatan pemasaran, salah satunya dilakukan dengan melalui pesan iklan
televisi. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan-perusahaan yang menaungi Tolak Angin, Antangin
JRG dan Bintang Toedjoe Masuk Angin membangun citra produknya digunakan metode kualitatif yang
bersifat deskriptif yang mana peneliti memberikan deskriptif tentang pembangunan citra merek melalui
kegiatan iklan televisi oleh masing-masing perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa pembangunan
citra merek melalui iklan dipengaruhi oleh pengambilan tema iklan, penentuan talen iklan, jargon iklan
dan setting dari iklan tersebut.
Kata Kunci : Citra Merek dan Pesan Iklan
ada adalah Tolak Angin yang memulai
1. Pendahuluan penjualan pada tahun 1930, dan diikuti
oleh Antangin JRG pada tahun 1997 dan
Sebuah produk dihasilkan dengan yang terbaru adalah Bintang Toedjoe
tujuan utama untuk mendapatkan pangsa Masuk Angin pada tahun 2012.
pasar yang luas dengan jumlah penjualan Pembangunan citra merek bukanlah
yang semakin meningkat. Dalam ilmu pekerjaan satu malam, tetapi memerlukan
pemasaran modern penjualan produk proses yang panjang dang konsisten. Citra
semata-semata bukan hanya menjual merek dibangun dengan berbagai kegiatan
barang semata, namun kesuksesan pemasaran. Salah satu proses
penjualan di era modern harus didukung pembangunan citra merek dilakukan
dengan merek (brand) yang kuat. dengan pesan iklan televisi. Sebagaimana
Sebagaimanadijelaskan oleh Shimp bahwa dikatakan oleh Kotler (2001:401) citra
salah satutujuan dari komunikasi harus dibangun melalui seluruh media
pemasaran selain untuk membangkitkan yang ada serta berkelanjutan dan pesan
keinginan terhadap kategori produk juga tersebut dapat disampaikan melalui
untuk menciptakan kesaadaran merek. lambang, media atau visual, suasana, serta
(2003, 160). Untuk mendapatkan merek acara.
yang kuat maka perlu dilakukan upaya Dalam penelitian ini peneliti akan
untuk membangun kesadaran akan merek. menyajikan bagaimana ketiga pemain
Sejalan dengan hal diatas kita dapat besar ini membangun citra merek (brand
mencermati bagaimana pasar obat image) sehingga produk mereka dikenal
tradisional di Indonesia terjadi persaingan dan diminati oleh pasar di Indonesia.
yang ketat. Paling tidak kita bisa mencatat Pembangunan citra merek akan dikaji dari
tiga pemain besar dalam penjualan obat beberapa media iklan yang pernah
tradional di Indonesia. Pemain lama yang ditayangkaan dalam di televisi nasional.

70
1). Komunikasi Pemasaran 2). Citra Merek (Brand Image)

Komunikasi pemasaran merupakan Dalam dunia pemasaran terdapat


kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan beberapa perbedaan pandangan tentang
untuk mengkomunikasikan produk atau citra merek, Kotler dan Amstrong
merek yang dijual kepada masyarakat. (2001:225), menjelaskan citra merek
Pemasaran sendiri merupakan proses sosial sebagai seperangkat keyakinan konsumen
yang didalamnya individu dan kelompok mengenai merek tertentu. Sedangkan Aaker
mendapatkan apa yang mereka butuhkan (1991, 109) memberikan pengertian Brand
dan inginkan dengan menciptakan, association is anything linked in memory to
menawarkan dan secara bebas a brand”. Pengertian ini menunjukan
mempertukarkan produk bernilai dengan bahwa asosiasi merek adalah sesuatu yang
pihak lain. (Kotler, 2002, 9) berhubungan dengan merek dalam ingatan
Komunikasi pemasaran juga konsumen. Baik Keller dan Aaker
berusaha untuk menginformasikan, mengemukakan bahwa adanya hubungan
membujuk, dan mengingatkan konsumen yang erat diantara asosiasi merek dengan
secara langsung-tentang produk dan merek citra merek dimana asosiasi yang terjalin
yang mereka jual. Intinya komunikasi pada suatu merek dapat membentuk citra
pemasaran merupakan “suara” perusahaan merek.
dan mereknya serta merupakan saran Asosiasi merek dapat membantu
dimana perusahaan dapat membuat dialog proses mengingat kembali informasi yang
dan membangun hubungan dengan berkaitan dengan produk, khususnya selama
konssumen (Kotler dan Keller, 2009:172). proses pembuatan keputusan untuk
Komunikasi pemasaran yang melakukan pembelian. Jadi, antara citra
merupakan sebuah interkasi sosial yang merek dan asosiasi merek mempunyai
bersifat memberikan informasi, keterkaitan yang erat yang tidak terpisahkan
menawarkan dan mempertukarkan produk satu dengan yang lainya.
dengan pihal lain tentunya memiliki tujuan.
Citra merek meliputi pengetahuan
Menurut Shimp (2003,160) seluruh
dan kepercayaan akan atribut merek (aspek
kegiatan komunikasi pemasaran diarahkan
kognitif), konsekuensi dari penggunaan
untuk mencapai tujuan-tujuan berikut :
merek tersebut, dan situasi penggunaan
a. Membangkitkan keinginan akan
yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi,
suatu kategori produk.
perasaan dan emosi yang diasosiasikan
b. Menciptakan suatu keinginan bagi
dengan merek tersebut (aspek afektif).
konsumen untuk dapat
menggunakan sebuah produk. Citra merek didefinisikan sebagai
c. Menciptakan kesadaran akan persepsi konsumen dan preferensi terhadap
merek (Brand awareness) merek, sebagaimana yang direfleksikan
d. Kembali mengingatkan konsumen oleh berbagai macam asosiasi merek yang
akan adanya merek dari suatu ada dalam ingatan konsumen. Meskipun
produk. asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai
e. Mendorong sikap positif terhadap macam bentuk tapi dapat dibedakan
suatu produk mempengaruhi niat menjadi asosiasi performansi dan asosiasi
(intensions) image yang berhubungan dengan atribut
f. Mengangkat keunggulan dari dan kelebihan merek (Peter & Olson, 2002:
suatu produk sekaligus 47).
mempengaruhi konsumen untuk Citra sebuah merek tidak tercipta
dapat menggunakan produk. secara cepat, namun memerlukan proses
g. Memfasilitasi pembelian. yang panjang. Menurut Keller (1993:3)
h. Menjadi perantara antara pemasar pembangunan citra merek dipengaruhi oleh:
dan konsumen atau penjual dan a. Kekuatan asosiasi merek (strength of
pembeli. brand association), dimana kekuatan

71
asosiasi merek ini tergantung pada c. Diferensiasi, merupakan keunggulan
bagaimana informasi masuk ke dalam yang membedakannya dengan
ingatan konsumen dan bagaimana kompetitor.
informasi tersebut bertahan sebagai d. Target Audience, yaitu segmentasi
bagian dari brand image. yang dimaksud oleh suatu produk yang
b. Keuntungan asosiasi merek akan diiklankan. Kelompok mana yang
(Favourability of brand association), akan menjadi target market suatu
kesuksesan sebuah proses pemasaran produk tersebut.
sering tergantung pada proses Iklan sebagai pembentuk citra
terciptanya asosiasi merek yang merek tentunya memerlukan strategi khusus
menguntungkan, dimana konsumen sehingga produk dikenali dan diminati oleh
dapat percaya pada atribut yang audience. Menurut David Aaker (dalam
diberikan mereka dapat memuaskan Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah
kebutuhan dan keinginan konsumen. strategi merek yang konsisten dan ditopang
c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of oleh sebuah simbol yang kuat mampu
brand association), suatu merek harus menghasilkan keuntungan besar dalam
memiliki keunggulan bersaing yang melaksanakan program komunikasi
menjadi alasan bagi konsumen untuk
memilih merek tertentu. Keunikan 2. Metode Penelitian
asosiasi merek dapat berdasarkan atribut
produk, fungsi produk atau citra yang Pendekatan yang digunakan dalam
dinikmati konsumen. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
Menurut Kotler (2001:401) citra yang bersifat deskriptif. Penelitian
harus dibangun melalui seluruh media yang deskriptif pada umumnya digunakan untuk
ada serta berkelanjutan dan pesan tersebut menggambarkan secara sistematis fakta dan
dapat disampaikan melalui lambang, media karaktersitik obyek dan subyek yang
atau visual, suasana, serta acara. diteliti.(Krisyantono, 2006, 60). Hal ini
sesuai dengan penelitian ini yang akan
3). Iklan memberikan pemahaman dan deskripsi
Iklan menurut Rangkuti (2009, tentang pembangunan citra merek pada
178) merupakan penyajian informasi Tolak Angin, Antangin JRG dan Bintang
nonpersonal mengenai produk, perusahaan Toedjoe Masuk Angin yang dibangun
yang dilakukan dengan bayaran tertentu. melalui proses panjang dengan media iklan
Sedangkan menurut Wells, Burnet & televisi.
Moriarty (2003, 10) iklan merupakan Teknik pengumpulan data yang
bentuk kompleks dari komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini
bertujuan mengaktualisasikan strategi- menggunakan data sekunder yang mana
strategi yang mengarahkan pada berbagai data diambil dari data kepustakaan dan
dampak di pikiran, perasaan dan perilaku video-video iklan dari ketika jenis produk
audiens. dari waktu ke waktu. Data sekunder yang
Iklan bukan saja memperkenalkan dikumpulkan akan dianalisa secara
produk kepada audien tetapi iklan berperan mendetail tentang isinya dan kemudian
dalam membentuk citra merek. Untuk akan dibuat intepretasi sehingga dapat
membuat pesan iklan tidaklah memberikan deskripsi yang menyeluruh
sembarangan, karena di dalam iklan perlu dari isi pesan iklan dalam membentuk brand
mengandung informasi berikut image masing-masing produk, tema iklan
(Madjadikara, 2004), dan setting adegaan iklan.
a. Brand, merupakan penjelasan apakah
merek tersebut adalah merek baru atau
merek yang telah lama ada di pasar
b. Product knowledge, Penjelasan singkat
tentang fitur yang terkandung dalam
produk

72
3. Hasil dan Pembahasan
3). Bintang Tujuh Masuk Angin
A. Tinjauan Sekilas Tentang Produk
1.) Tolak Angin Bintang Tujuh Masuk Angin
merupakan produksi dari PT Bintang 7,
Tolak Angin merupakan obat perusahaan yang memiliki nama besar di
tradisional dalam bentuk cair yang Indonesia dalam bidang obat-obatan.
diproduksi oleh PT Jamu Sido Muncul. Bintang Tujuh Masuk Angin merupakan
Tolak angin sendiri sebelum berbentuk cair produk obat herbal untuk mengobati
telah mengalami banyak transformasi. Jauh masuk angin yang paling muda karena
sebelum Tolak Angin cair diproduksi, Sido baru diluncurkan pertengahan tahun 2012.
Muncul sejak tahun 1930 telah Produsen dari Bintang Tujuh Masuk Angin
memperkenalkan produk jamu masuk angin bukanlah pemain baru, namun PT Bintang
dalam bentuk tablet bulat hitam yang Tujuh mengeluarkan produk obat masuk
kemudian berubah menjadi serbuk. angin cair termasuk masih baru. Produk ini
Target pasar Tolak Angin berusaha untuk menjadi pesaing bagi dua
merupakan orang-orang yang lebih percaya produk yang sudah mapan sebelumnya.
terhadap jamu dibandingkan dengan obat-
obat farmasi yang berbahan kimia. Namun, B. Iklan Televisi sebagai Pembentuk
bentuknya yang masih serbuk membuat Citra merek
Tolak Angin terkesan kuno dan tidak
praktis, sehingga perkembangannya Persaingan produksi obat herbal di
terancam stagnan dan ditinggalkan Indonesia bukanlah hal yang baru, tetapi
konsumen. Sadar akan hal ini, Sido Muncul telah berlangsung lama. Namun kita bias
pun melakukan transformasi, jamu yang melihat bahwa produk-produk obat herbal
awalnya berbentuk serbuk diubah menjadi dengan merek dagang masing-masing
bentuk cair. tetap eksis sampai sekarang. Melalui
strategi komunikasi pemasaran masing-
2). Antangin JRG masing perusahaan obat tradisional
tersebut masing-masing merek dapat
Sama seperti Tolak Angin, menembus pasar dan bahkan masing-
Antangin JRG cair juga telah melalui masing merek ini dapat membangun
perjalanan yang cukup panjang. Sebelum citranya.
menjadi Antangin JRG, Deltomed Citra yang telah tercipta ini tak
Laboratories pada tahun 1970-an lepas dari sejarah panjang perjalanan
mengeluarkan produk jamu anti masuk masing-masing merek dalam penelitian ini
angin dengan merek Antingin. Pada tahun meliputi Tolak Angin, Antangin JRG dan
1997 Antingin berganti nama menjadi Bintang Toedjoe Masuk Angin dibangun
Antangin JRG. Pada tahun itu Deltomed sedemikian rupa di dalam masyarakat.
Laboratories selaku pemilik merek lebih Temuan dilapangan dapat kita lihat
memosisikan Antangin JRG ke obat masuk bagaimana iklan televisi berperan besar
angin dalam bentuk kaplet yang dikemas dalam membangun citra merek masing-
secara modern dan praktis. masing produk. Penelitian menemukan
Deltomed Laboratories merasa beberapa fakta bagaimana iklan teleivisi
Antangin JRG cukup sukses di obat masuk ikut andil besar dalam pembangunan citra
angin dalam bentuk kaplet mulai merek, temuan-temuan meliputi pada
melebarkan sayap ke pasar yang lebih luas. penggunaan jargon dan kata-kata yang
Apalagi berkembangnya gaya hidup back to khas dan diulang-ulang dalam iklan-iklan
nature menjadikan pengobatan dengan produk, pemilihan talen utama sebagai
obat-obatan berbahan baku alam atau herbal representatif produk tersebut.
semakin diminati masyarakat. Konkretnya,
Deltomed Laboratories meluncurkan
Antangin JRG cair di tahun 2003.

73
1). Tolak Angin beragam. Beberapa Iklan Tolak angin
mengambil setting tempat tempat yang
Diawal-awal produksi Tolak modern bahkan beberapa iklan mengambil
Angin peranan iklan berfungsi untuk gambar di Luar Negeri.
memperkenalkan obat herbal yang bersifat
tradisonal untuk sarana menyembuhkan Tabel 1 : Karakteristik Iklan Tolak Angin
masuk angin tanfa efek samping dan Karakteristik Iklan Tolak Angin
ekonomis. Komunikasi yang dilakukan
masih berupa penjelasanbagaimana obat Tema Kegiatan Rutin seorang
masuk angin ini dihasilkan lewat proses Iklan public figure
produksi yang modern sehingga tidak lagi
dipersepsikan sebagai jamu, melainkan Talen Public figure yang sukses
produk herbal berkualitas. Utama dari berbagai kalangan
Untuk mendongkrak nilai penjualan (penyanyi, akademisi,
Tolak Angin, Sido Muncul mengubah menteri, petinju
strategi dengan memunculkan publik figur internasional dll)
yang berasal dari artis papan atas untuk
Jargon Orang Pintar Minum Tolak
menjadi talen iklannya. Tahun 1999 Sido Angin
Muncul memilih Sophia Latjuba untuk
menjadi talen. Pemilihan Sophia Latjuba Setting Beragam, beberapa Iklan
ini dengan alasan Sophia Latjuba adalah Tempat terakhir mengambil setting
perwakilan dari wanita kelas atas dengan di Luar Negeri.
gaya hidup yang modern dan dia adalah
berdarah campuran Indonesia Jerman.
Pemilihan talen ini ditujukan untuk 2). Antangin JRG
menyasar pada wanita-wanita perkotaan
dan bergaya hidup modern. Iklan Obat Herbal merek
Pemilihan Sophia Latjuba sebagai Antangin JRG pada masa kemunculannya
talen iklan ini menjadi awal terobosan baru membangun citra imagenya hamper sama
bagi Sido Muncul, dimana di tahun-tahun dengan Tolak Angin. Antangin JRG
setelahnya Tolak Angin menggunakan mengangkat produk tradional untuk
Talen yang berasal dari orang-orang yang mengobati Masuk Angin secara praktis
berhasil dibidangnya, seperti Renald dan tidak ada efek samping. Iklan
Khasali, seorang ahli ekonomi dari Antangin JRG termasuk iklan yang
Universitas Indonesia, Agnes Monica, menggunakan pendekatan langsung
Dahlan Iskan bahkan iklan yang terbaru kepada permasalahan. Sebagai contoh
menggunakan talen dari luar negeri. pada awal-awal kemunculannya Iklan
Iklan Tolak Angin selain Antangin JRG menggunakan Basuki
menggunakan talen iklan dari fublik figur sebagai talen iklannya. Di dalam Iklan di
yang sukses juga mengambil jargon yang ceritakan ada keluarga yang sedang
gampang diingat “Orang Pintar Minum rekreasi, ditengah jalan ada seorang
tolak Angin”. Produk Jargon ini memang anggota keluarga yang mengalami masuk
tidak ada hubungannya dengan produk angin. Basuki sebagai Talen utama
yang dipasarkan, namun jargon ini memperkenalkan Antangin JRG sebagai
berhubungan dengan positioning produk, obat untuk mengatasi masuk Angin.
dimana jargon ini ingin mengubah image Antangin cukup lama
jamu yang bersifat tradisional menjadi menggunakan komedian kawakan ini
produk yang berkelas. Penggunaan jargon untuk menjadi talen iklan. Basuki di dalam
ini tentunya untuk menyasar pasar dari iklan Antangin ini sejak tahun 1998
kalangan menengah ke atas. memperkenalkan jargon wess….ewes ewes
Selain penggunaan jargon yang bablas angine. Jargon Wess…ewes ewes
cepat diingat, iklan-iklan Tolak angin blablas angine ini berbicara tentang
menggunakan setting tempat yang

74
khasiat Antangin yang cepat tuntas dalam memasuki sengit pangsa pasar obat dengan
mengatasi masuk angin. menggunakan gebrakan yang menyerang
Memasuki perkembangan kompetitornya. Bintang Toedjoe Masuk
selanjutnya Antangin JRG tetap angin sebagai produk yang bersifat me too
mempertahankan Basuki sebagai talen dan tidak ada hal yang baru dibandingkan
utama dengan mengambil beberapa dengan kompetitornya.
momen yang sedang terjadi seperti Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin
Versi Sepak Bola yang mengambil memulai diperkenalkan dengan
moment Piala Dunia. Selain Basuki yang melancarkan serangan competitor dengan
dipilih sebagai talen utama, Iklan Antangin memplesetkan jargon yang dimiliki oleh
JRG dibintangi oleh public figur yang Tolak Angin. Bintang Toedjoe Masuk
berasal dari kalangan selebretis Indonesia Angin menggunakan jargon Orang Pintar
seperti Happy Salma, Kinaryosih dan yang Kalah dengan orang bejo.
terakhir adalah Soimah. Untuk memperkuat citra merek
Antangin JRG dalam setiap dengan jargon orang bejo tersebut Bintang
Iklannya tetap mempertahankan nilai-nilai Toedjoe menggunakan talen iklan seorang
tradisonal Indonesia dan nilai kebersamaan pengusaha yang tidak memiliki latar
dalam keluarga maupun persahabatan. Hal pendidikan tinggi, yaitu Komedian Butet,
ini senada dengan yang uraian dari Mulyo Mama Dedeh, Bob Sadino, Cesar, Mahmud
Rahardjo Managing Director Deltomed MD dan Citata.
dalam marketing.co.id berikut bisa Dalam pekembangan selanjutnya
dikatakan, merek Antangin tumbuh dan Bintang Toedjoe terus mempertahankan
berkembang sejak lama dan memiliki jargon orang bejonya, hal ini semakin
sejarah panjang… Rasanya tepat jika diperkuat dengan talen iklan yang diambil
menyampaikan iklan bernuansa Indonesia dari orang biasa tetapi mirip dengan tokoh
dan lantas dibawakan oleh endorser yang fenomenal di Indonesia yang saat ini
juga memiliki komitmen terhadap sebagai Presiden Republik Indonesia, yang
kebudayaan Indonesia. kala itu sebagai sosok pemimpin dari kota
kecil tidak banyak dikenal menjelma
Tabel 2 : Karakteristik Iklan Antangin JRG sebagai pemimpin Ibukota. Bintang
Toedjoe Masuk Angin mencoba
Karakteristik Iklan Atangin JRG menggunakan momentum ini untuk
memperkuat jargon orang bejo, dimana
Tema Kegiatan sehari-hari dan Jokowi KW ini seakan-akan adalah orang
nilai budaya Indonesia Bejo karena kemiripannya dengan Jokowi
menjadi terkenal.
Talen Utama Publik Figur yang berasal Fenomena tentang Jokowi ini
dari selebritis yang telah mendapat perlawanan dari pesaing politik
dikenal masyarakat sehingga Bintang Toedjoe harus mengubah
strategi pemilihan talennya. Bersamaan
Jargon Wes ewes ewes bablas
angine waktu dengan protes ini, munculah idola
baru di Indonesia yang booming dengan
Setting Tempat kegiatan yang lagu dangdut yang berjudul Sakitnya Tuh
memiliki risiko masuk Disini.
angin Bintang Toedjoe memilih artis
tersebut untuk membangun citra Bintang
Toedjoe Masuk Angin. Dengan backsound
lagu Dangdut yang sedang tenar dan artis
3). Bintang Toedjoe Masuk Angin pendatang baru ini Bintang Toedjoe
mencoba membangun citra pada kalangan
Bintang Toedjoe Masuk Angin menengah ke bawah.
sebagai merek yang baru dimunculkan
dipasarkan oleh Bintang Toedjoe mencoba

75
Tabel 3: Karakteristik Iklan Antangin
JRG a. Antangin JRG dalam membangun
Tema Disesuaikan dengan citra merek mengambil jalan yang
Iklan profesi dari talen iklan berbeda dengan Tolak Angin.
Antangin JRG tetap konsen pada
Talen Sosok Figur yang keunggulan produknya dalam
Utama sedang booming dan mengatasi masuk angin. jargon Wes
fenomenal di Ewess Ewes bablas Angine
masyarakat merupakan jargon yang langsung
pada sasaran. Citra Antangin JRG
Jargon Orang Bejo Lebih
dibangun sebagai obat yang
Untung dari orang mengatasi masuk angin secara
pintar. Diganti dengan
tuntas dalams segala suasana.
Orang Bejo minum
b. Pesan iklan Antangin JRG tidak
bintang toedjoe. mengkotak-kotak pangsa pasarnya
dalam kelompok-kelompok
tertentu. Bahkan dalam beberapa
Setting Disesuaikan dengan pesan Iklan Antangin JRG ada
Tempat profesi talen pesan tertulis “untuk semua”. Ini
berarti Antangin JRG membangun
citra cocok untuk semua tidak
peduli latar belakang dari target
Berdasarkan pesan Iklan yang dari waktu ke pasar.
waktu dari ketiga merek obat tradisonal
yang telah dipaparkan maka dapat didapat 3). Bintang Toedjoe Masuk Angin
dianalisa sebagai berikut :
a. Bintang Toedjoe Masuk angin dari
1). Tolak Angin kemunculan langsung memberikan
serangan pada salah satu
a. Iklan-iklan Tolak Angin Sido kompetitornya. Pemakaian kata
Muncul memilih pengambilan Orang bejo sengaja digunakan
tempat di beberapa Negara yang untuk menyerang Tolak Angin.
ada, ini menunjukkan bahwa Tolak Strategi ini memang membuat
Angin bukan hanya ada di orang tertarik dan mengingat akan
Indonesia saja, tetapi Tolak Angin jargonnya, tetapi kurang kuat untuk
sudah disukai oleh orang luar membangun citra merek yang
negeri. Pembangunan citra ini positif. Orang ingat dengan jargon
cukup pintar karena orang orang Bejo, tetapi banyak orang
Indonesia masih berkiblat pada yang tidak mengingat produk yang
orang-orang luar. Orang Indonesia sedang diiklankan.
akan merasa yakin bila produk- b. Pemilihan talen iklan yang
produk itu dipakai oleh orang-orang fenomenal di masyarakat dan dekat
di Luar Negeri. dengan kalangan bawah ini cocok
b. Pemilihan Jargon orang Pintar untuk menyasar kalayak dari
minum tolak angin sangat menarik kalangan bawah, namun menjadi
dan cocok untuk menyasar orang- kurang pas bagi orang-orang dari
orang yang terpelajar, namun justru kalangan menengah ke atas.
menjadi kurang menarik bagi
orang-orang yang tinggal di 4. Kesimpulan
pedesaan yang rata-rata merasa Penelitian tentang pembangunan
tidak pintar dan tidak terpelajar. citra merek dari Tolak Angin, Antangin
JRG dan Bintang Toedjoe Masuk Angin ini
2). Antangin JRG dapat disimpulkan :

76
a. Produsen dari produk obat [10]. Rangkuti, Freddy, 2009. Strategi
tradisional tersebut mengambil Promosi Yang Kreatif Dan
jalan yang berbeda dimana Tolak Analisis Kasus Integrated
Angin membangun citra sebagai Marketing Commu-nication.
obat untuk kalangan terpelajar dan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
kalangan menengah ke atas, [11]. Shimp, Terrence A, 2003.
Antangin JRG sebagai obat yang Periklanan Promosi Aspek
mengatasi masuk yang cepat dan Tambahan Komunikasi Terpadu,
baik semua kalangan sedangkan Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bintang Toedjoe Masuk Angin [12]. Sutherland, Max & Alice K.
dicitrakan sebagai obat masuk Sylvester 2005. Advertising and
angin yang tidak perlu usaha dan The Mind of The Consumer :
bagus untuk kalangan menengah ke Bagaimana Mendapatkan Untung
bawah. Berlipat Lewat Iklan yang Tepat.
b. Pemilihan talen iklan dan jargon Terjemahan, Setia Bangun.
dapat memperkuat pesan iklan Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
dalam membangun citra produk [13]. Weels, William et al, 2003,
Advertising, Principle and
5. Daftar Pustaka Practices. Edisi. New Jersey:
[1]. Aaker, David. 1991, Managing Prentice Hall, Inc.
Brand Equity; Capitalizing on the [14]. www.marketing.co.id/jaga-
Value of Brand Name, Free Press, keberadaan-merek-melalui-tvc/
New York.
[2]. Kriyantono, Rachmat. 2006.
Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta : Kencana.
[3]. Kotler, Phillip dan Gary
Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
[4]. Kotler, Philip, 2002. Manajemen
Pemasaran, Jakarta: PT
Prenhallindo.
[5]. Kotler, Philip dan Kevin Lane
Keller, 2009. Manajemen
Pemasaran. Edisi 13. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
[6]. Keller, Kevin Lane. 1998,
Strategic Brand Management :
Building, Measuring, and
Managing Brand Equity, Prentice
Hall, New Jersey.
[7]. Keller, L. 1993. How to Manage
Brand Equity. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
[8]. Madjadikara, Agus S. 2004.
Bagaimana Biro Iklan
Memproduksi Iklan?, Jakarta :
Gramedia Pustaka.
[9]. Peter, J. Paul dan Jerry C Olson.
2002. Perilaku Konsumen Dan
Strategi Pemasaran. Terjemahan.
Jakarta: Erlangga

77

Anda mungkin juga menyukai