Anda di halaman 1dari 37

1

KOMPONEN-
KOMPONEN-KOMPONEN
SISTEM PENGATURAN

PRODI TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Dasar Sistem Kontrol


Sistem Kontrol Proses (Tekanan)
2
Sistem Pengaturan Tekanan
3

Jika tekanan didalam tungku dibawah tekanan yang diinginkan,


damper akan selalu menutup sampai tekanan didalam tungku
perlahan untuk bertambah sampai dengan tekanan yang diinginkan

Jika tekanan didalam tungku diatas tekanan yang diinginkan,


damper akan membuka sampai tekanan didalam tungku perlahan
untuk berkurang sampai dengan tekanan yang diinginkan
KONFIGURASI SISTEM PENGATURAN
4

Energy Process Aktual


actuator
Under Output
input Control

Power
SENSOR
interface

Signal
Transmision conditioner

Set Point Process


Controller variable Transmision
Desire Output
Definisi tiap komponen pengaturan
5

 Proses, sebagai obyek pengaturan, dapat berupa satu


mesin, satu sistem penyegar udara, satu platform
meriam, satu sistem pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), atau
satu unit proses kimia.
 Elemen pengukur (sensor + pengkondisi sinyal +
transmisi), yang mengukur variabel dikendali dan
mengirim sinyal pengukuran ke kontroler. Peralatan
tersebut merasakan adanya perubahan tekanan,
temperatur, aliran, kecepatan dan variabel lain yang
harus dikendalikan.
Definisi tiap komponen pengaturan
6

 Kontroler, yang menerima sinyal pengukuran dan


membandingkannya dengan sinyal yang dikehendaki
(set-point) kemudian menentukan strategi apa yang akan
dilakukan dengan sinyal kesalahan yang diperoleh dan
mengirim sinyal keluaran ke aktuator.
 Aktuator (aktuator + penguat sinyal + transmisi),
yang merupakan mata-rantai terakhir sistem dan
melaksanakan tugas yang ditentukan oleh kontroler.
Peralatan demikian dapat berupa satu motor listrik,
satu silinder hidraulik, atau satu peralatan pneumatik.
Elemen Pengukur (Sensor/Transducer)
7

 Transducer adalah fisik dari perangkat keras yang didesain


untuk secara proporsional mentransformasikan (atau
mengkonversikan) variabel informasi sekarang pada suatu
sistem energi menjadi sistem energi yang lainnya.
 Sensor adalah tranduser yang digunakan untuk mendeteksi
(atau mengukur) besaran fisik menjadi besaran elektrik.
 Terdapat berbagai jenis sensor yang tersedia dan bentuk
serta ukurannya juga bermacam-macam, tergantung pada
prinsip kerja mereka. Sebagai contoh ada sensor yang
bentuknya besar dan kurang peka, lainnya kecil dan
sangat peka dan yang lainnya merupakan bentuk diantara
keduanya.
Karakteristik Elemen Pengukuran
8

Elemen pengukur harus bisa dipercaya dan


akurasi dalam pendeteksian perubahan yang
terjadi pada parameter ukur. Untuk proses
kontrol, instrumen pengukur menghasilkan sinyal
yang bisa memberikan tanda apabila diperlukan
perubahan manual ataupun aktifitas peralatan
secara otomatis. Untuk mengetahui performansi
optimal dari pengukuran dapat dilihat pada
karakteristik dasar pengukuran.
Karakteristik Statis Elemen Pengukuran
9

Karakteristik Statis ini terdiri dari bermacam-


macam,antara lain:
 Accuracy (Akurasi)

 Resolution (Resolosi)

 Repeatability (Pengulangan)

 Linearity (Linieritas)

 Hysterisis (Celah Diferensial)

 Response Rate (Kecepatan Beraksi)


Sensor Temperatur
10
What are thermocouples?
11

 Thermocouples operate under the principle that a


circuit made by connecting two dissimilar metals
produces a measurable voltage (emf-electromotive
force) when the two ends of the thermocouple circuit
are at different temperatures.

They are inexpensive, small in size, rugged and


remarkably accurate when used with an understanding of
their peculiarities
Seeback effect at Thermocouple
12
RTD (Resistance Temperature Detector)
13

 Bekerja berdasarkan perubahan resistansi logam karena


perubahan temperatur.
 Berbagai logam yang sering digunakan untuk RTD :
 platina (linier, sangat mahal, umum dipakai)

 Nikel (range temperatur lebih rendah, lebih murah, nonlinier)

 Nickle alloys (range temperatur lebih rendah, lebih murah)

 Tembaga (range temperatur lebih rendah)


Thermistor
14

Thermistor, nilai hambatannya dipengaruhi oleh suhu.


1. PTC Thermistor (Positive Temperatur Coefisien)
Tidak terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga
makin tinggi suhunya makin besar nilai hambatannya.
2. NTC Thermistor (Negative Temperatur Coefisien)
Terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin
tinggi suhunya makin kecil nilai hambatannya
Sensor Temperatur IC LM335
15
Sensor Temperatur IC LM34
16
Sensor Temperatur IC AD590/AD592
17
Perbandingan Respons
18
Sensor Posisi
19

 Resistive
– Potentiometers
 Inductive
– Linear Variable Differential Transformers (LVDTs)
– Synchros, Resolvers, and Inductosyn
 Electro-optical
– Optical encoders
 Capacitive, piezo-electric, ultrasonic, magnetostrictive,
 etc.
Potensiometer
20

 Sensor analog yang bekerja seperti divider


Potensiometer dan Proximity
21

 Potensiometer (rotary and linear)

 Proximity switch (mechanical)


Potensiometer untuk posisi
22
LVDT (linier variable Differential Circuit)
23

LVDT dianggap termasuk sebagai tranduser pasif karena


adanya pergeseran objek menyebabkan perubahan
tegangan induksi, meskipun catu daya dari luar diperlukan
untuk menghidupkan kumparan primer.
Kelebihan LVDT
24

 Sangat kecil gesekannya, sehingga tidak


mempengaruhi besaran yang diukur
 Memiliki impedansi keluaran yang rendah
 Menghasilkan pengukuran yang searah (bisa positif
atau negatif)
 Tersedia dalam bentuk yang kecil
 Sederhana dan kehandalannya tinggi
Pengolahan sinyal LVDT
25

 Menggunakan demodulasi

AC
LVDT
POWER

Power Carier Amplitude Current


Demodulator
Supply Oscilator Control Amplifier

Phase
Shifter
Synchro Transformers
26
Prinsip kerja synchro
27

Prinsip kerja dari trafo synchro yaitu dengan


memanfaatkan induksi bersama yang berfungsi
sebagai pengukur pergeseran angular.
Rangkaian Synchro
28
Synchro to Digital Converter
29
Resolver
30

 Uses an AC signal to excite the rotor winding.


 Stator has two windings at 90 degrees to each other.
 As the rotor turns the coupling to the two windings will change

Vo2=A.Vref. CosӨ

Vo1=A.Vref. CosӨ
Optical Encoder
 Sinyal Output Optical Encoder
31
Konstruksi Encoder Absolut
32
Sensor Kecepatan
33

 Inductive
– tachogenerators
– linear sensors
 Gyroscopes
 Differentiation of position
– analog
– digital
 Integration of acceleration
Tachogenerator
34

 Sensor ini konstruksinya mirip motor DC magnet


permanen.
 Tegangan keluaran yang dihasilkan berupa
tegangan DC.
Increment Encoder
35

 Encoder yang digunakan untuk pengukuran kecepatan


menggunakan encoder dengan output A, B, dan Z
 Output A dan B berbeda phase sebesar 90 derajat.
 Sedang output Z untuk zero index (untuk kecepatan
tinggi).
Kontroler
36

 PLC (Programable Logic Controller)


 DCS (Distributed Control System)
 Embeded System
 Sistem Minimum
Aktuator
37

 Roda Gigi
 Driver Amplifier
 Inverter
 Motor Listrik (DC, AC)

Anda mungkin juga menyukai