Anda di halaman 1dari 9

SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...

Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA


ANAK PASCA PERCERAIAN ORANGTUA

Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti


MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penerapan sand tray therapy untuk
menurunkan gejala depresi pada anak. Subjek penelitian ini adalah anak laki-laki
berusia 12 tahun yang mempunyai satu atau lebih gejala depresi. Penelitian ini
menggunakan single subject design. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, dan wawancara. Analisis data gejala depresi ini menggunakan analisis
kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan tujuan penelitian tercapai, bahwa sand
tray therapy dapat menurunkan gejala depresi pada anak.

Kata kunci: sand tray therapy, gejala depresi, anak

PENDAHULUAN
Kasus perceraian sering dianggap sebagai rahan, depresi, kebingungan, dan instabilitas
suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan emosional sehingga mempengaruhi kemam-
dalam kehidupan keluarga. Perceraian dalam puannya untuk secara sensitif merespon
keluarga pada umumnya berawal dari suatu kebutuhan-kebutuhan anak.
konflik antara anggota keluarga. Bila konflik ini Hetherington (dalam Dagun, 2002)
tidak teratasi dengan baik maka peristiwa mengadakan penelitian terhadap anak-anak usia
perceraian dapat terjadi. Peristiwa ini 4 tahun pada saat kedua orangtuanya bercerai.
mendatangkan ketidaktenangan berfikir dan Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah
ketegangan bagi anggota keluarga dalam waktu ada pengaruh pada perceraian terhadap anak
yang lama (Dagun, 2002). usia di bawah 4 tahun dan di atas 4 tahun. Hasil
Peristiwa perceraian dalam keluarga akan penelitian menunjukkan bahwa kasus perceraian
membawa dampak yang mendalam bagi anggota akan membawa trauma pada setiap tingkat usia
keluarganya. Peristiwa ini dapat menimbulkan anak, meskipun dengan kadar berbeda.
stres, tekanan, dan menimbulkan perubahan Perceraian juga dapat m enyebabkan
fisik dan mental bagi ayah, ibu, dan anak (Dagun, problem psikologis pada anak-anak, seperti
2002). ketakutan, rasa bersalah yang berlebihan, stres,
Perceraian dapat menyebabkan anak bahkan gejala depresi. Kasus-kasus depresi
tenggelam dalam konflik, dimana anak pada anak sebenarnya banyak, tetapi sering tidak
mengalami kebingungan mengenai fungsi dan terdiagnosis karena tidak semua anak mengeluh
peran kedua orangtuanya. Menurut Hetherington perasaan yang dialaminya. Insiden anak
(dalam Santrock, 2002), anak-anak (khususnya prapubertas yang mengalami depresi diper-
anak laki-laki) dari keluarga bercerai akan kirakan 1,5 - 2,5% dan meningkat menjadi 4 -
mem perlihatkan lebih banyak masalah 5% pada masa remaja (Santrock, 2004).
penyesuaian daripada anak-anak dari keluarga Depresi merupakan salah satu gangguan
utuh. Selama tahun pertama setelah perceraian, mood (mood disorder). Depresi sendiri adalah
kualitas pengasuhan yang dialami oleh anak gangguan unipolar, yaitu gangguan yang
seringkali jelek karena orangtua sibuk dengan mengacu pada satu kutub (arah) atau tunggal,
kebutuhan-kebutuhan dan penyesuaian diri yang terdapat perubahan pada kondisi
setelah bercerai. Orangtua mengalami kema- emosional, perubahan dalam motivasi,

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 42
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik, dikembangkan oleh terapis Dora M. Kalff dari
serta perubahan kognitif (Nevid, dkk, 2005). Swiss (1904-1990) dan Margaret Lowenfeld.
Gejala depresi dapat terlihat pada anak di Lowenfeld mengumpulkan mainan anak-anak
rentang usia manapun, mulai dari bayi hingga dan kemudian mengamati bahwa anak-anak
dewasa. Berdasarkan DSM V (APA, 2013) gejala secara alami mencurahkan perhatiannya dalam
depresi adalah didapatkan 5 atau lebih simptom memainkan benda-benda tersebut di atas pasir.
depresi selama 2 minggu. Gambaran umum Anak-anak saling berkomunikasi dengan bentuk-
diagnostik tersebut adalah: suasana perasaan bentuk im ajinatif, hasil pengamatan ini
depresif hampir sepanjang hari yang diakui mendorong Lowenfeld untuk menciptakan teknik
sendiri oleh subjek maupun hasil observasi orang dan proses sand tray-nya (Webber dan Mascari,
lain (pada anak-anak dan remaja perilaku yang 2008).
biasa muncul adalah m udah terpancing Menurut Webber dan Mascari (2008),
amarahnya). Di samping itu, timbul kehilangan tujuan utama dari sand tray therapy ini adalah
minat atau perasaan senang yang sangat untuk memadukan ingatan trauma dan kedukaan
signifikan dalam menjalani sebagian besar dengan suatu narasi. Jika proses treatment ini
aktivitas sehari-hari. Berat badan turun secara berhasil tercapai, maka kedukaan yang dialami
signifikan tanpa ada program diet atau justru ada anak terhenti. Sarana alami yang digunakan di
kenaikan berat badan yang drastis. Munculnya dalam sand tray menghasilkan suatu “dunia
keluhan insomnia atau hipersomnia ber- khusus dalam batas-batas sand tray” dimana
kelanjutan, agitasi atau retardasi psikomotorik, kejadian trauma, kedukaan, gejala depresi yang
letih atau kehilangan energi, perasaan tak bersangkutan akan dapat diakses dan kemudian
berharga atau perasaan bersalah yang eksesif, direkonstruksikan tanpa efek buruk lanjutan.
kemampuan berpikir atau konsentrasi yang Sarana alami ini tidak memerlukan keahlian seni
menurun, pikiran-pikiran mengenai kematian, lain dan klien merasa nyaman ketika diberi
bunuh diri, atau usaha bunuh diri yang muncul kesempatan untuk bermain-main secara bebas
berulang kali saat terjadinya distres. dengan pasir tanpa mendapat penghakiman
Salah satu metode yang dapat digunakan apapun dari terapis. Pendapat W eber dan
untuk menurunkan gejala depresi pada anak- Mascari ini juga didukung oleh Brandley dan
anak adalah dengan sand tray. Penggunaan Gould (dalam Thompson dan Henderson, 2007)
sand tray merupakan cara yang tepat untuk yang menyatakan bahwa berm ain pasir
melakukan pemulihan trauma dan kedukaan merupakan proses penyembuhan diri bagi anak.
(W ebber dan Mascari, 2008). Proses Penggunaan sand tray therapy ini mengacu
multisensory dalam treatment sand tray pada tahapan sand tray therapy dari Domenico
memudahkan mengingat peristiwa tentang (2002), yaitu sebagai berikut:
penyebab depresi yang sulit untuk diungkapkan. 1) Tahap pengenalan media pasir. Pada tahap
Efektivitas penggunaan sand tray therapy ini, terapis menunjukkan kepada klien
untuk menangani kasus-kasus trauma, depresi, bahan-bahan dan media yang digunakan
dan problem emosional telah diteliti. Hasil selama proses terapi berlangsung.
penelitian penerapan Sand tray therapy pada 2) Tahap bermain bebas dan spontan. Klien
anak-anak telah dilakukan oleh Nugrahaeni bermain dengan bahan dan media yang
(2010) yang meneliti tentang sand tray therapy disediakan tanpa campur tangan dari
untuk menurunkan posttraumatic stress disorder terapis.
(PTSD) symptom pada anak. Hasil penelitiannya 3) Tahap Builder experiencing. Klien
menyatakan bahwa sand tray therapy dapat membangun “dunianya” di bak pasir.
menurunkan gejala PTSD pada anak akibat Setelah selesai membangun “dunianya”,
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sand klien dapat berbagi secara asosiasi
tray therapy menggunakan media pasir dalam (penggunaan lambang mainan yang dipilih
pelaksanaan treatment-nya. Penggunaan pasir dalam membangun dunianya) kepada
dalam treatment karena pasir dianggap sebagai terapis.
sarana alami yang digunakan sejak masa kuno 4) Tahap client-therapist join experiencing.
dulu. Sand tray therapy pada m ulanya Pada tahap ini terapis bergabung dengan

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 43
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

klien di depan sandtray dan meminta untuk eksperimental adalah metode penelitian yang
diikutsertakan di dalam “dunia” yang diba- ingin mengetahui apa yang bakal terjadi
ngun oleh klien. Terapis mengalami “dunia” (Hadikusumo, 1996).
dari sudut pandang klien. Terapis meminta Penelitian ini menggunakan model single
klien untuk menciptakan pengalaman yang case design yaitu penelitian ekperimen dengan
berisi “Dunia dan karakternya”. Selama menggunakan satu jenis kasus saja untuk
tahap ini berlangsung terapis dan klien diselidiki, kemudian diberi satu perlakuan, dan
mengembangkan dan menggunakan dilihat apa yang terjadi (Tawney & David, 1987).
bahasa pengalaman yang sama. Peneliti akan mengukur dan melihat gejala-gejala
5) Tahap refleksi. Pada tahap ini, klien diberi depresi pada subjek dan kemudian subjek
pertanyaan tentang apa yang dia pikirkan diberikan perlakuan Sand tray Therapy oleh
dan rasakan selama permainan (penyu- terapis. Pengukuran menggunakan obervasi dan
sunan dunia yang dibangunnya). wawancara terhadap subjek, ibu, dan paman
6) Tahap pem otretan. Pada setiap sesi subjek.
pertemuan, setelah klien membangun 1. Variabel Penelitian
dunianya, terapis dan klien menentukan Variabel Tergantung dalam penelitian ini
“dunia” mana yang akan difoto. Fungsi adalah gejala-gejala depresi yang diamati
pemotretan ini adalah untuk memberikan dan dianalisa berdasarkan hasil observasi
dokumentasi dan hasilnya dapat digunakan dan wawancara. Gejala depresi merupakan
untuk sesi berikutnya. salah satu gangguan mood, dimana terjadi
7) Tahap pembongkaran. Merupakan tahap perubahan pada kondisi emosional,
yang bertujuan untuk membantu klien perubahan dalam motivasi, perubahan
melihat k esalahan mendasar (basic dalam fungsi dan perilaku motorik, serta
mistake). Pada tahap ini, terapis berdiskusi perubahan kognitif. Gejala-gejala depresi
dan mengkonfrontasikan logika berfikir klien yang dikeluhkan subjek dan significant other
yang keliru terkait gejala depresi yang adalah perasaan sedih, gangguan tidur,
dialaminya melamun, nafsu makan menurun,
8) Tahap therapist reflective and recovery. menyalahkan diri sendiri, perasaan lelah.
Tahap ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang positif kepada klien Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah
sehingga berdampak positif pula terhadap Sand tray Therapy. Sand tray Therapy
pemikiran, sikap, dan perilaku klien. Terapis merupakan terapi yang menggunakan
dapat membantu k lien untuk media pasir dalam pelaksanaan
memvisualisasikan alternatif rencana dan treatmentnya. Treatment ini membantu
tujuan ke depan. subjek untuk memvisualkan masalah yang
dihadapinya menggunakan media pasir dan
Tujuan Penelitian mainan yang ia bangun di atas pasir. Dalam
Tujuan dalam penelitian ini adalah sand tray penelitian ini, Sand tray Therapy yang
therapy dapat menurunkan gejala depresi pada diberikan diadaptasi dari Sand tray Therapy
anak pasca perceraian orangtua. dari De Demonico yang terbagi dalam 7
tahap , yaitu : pengenalan media pasir,
METODE PENELITIAN berm ain bebas dan spontan, builder
Metode yang digunakan dalam penelitian experiencing, client-therapist join
ini adalah metode eksperimen. Eksperimen experiencing, refleksi, pembongkaran, dan
adalah suatu cara untuk mencari hubungan tahap therapist reflective and recovery.
sebab akibat antara dua faktor yang sengaja Tahap pemotretan dilakukan setiap sesi
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi pertemuan saat treatment dengan
atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor persetujuan dari subjek.
lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu
dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat 2. Subjek Penelitian
dari suatu perlakuan (Arikunto, 2003). Metode

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 44
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu tidur (insomnia), perasaan mudah
orang, duduk di kelas 6 SD berusia 12 lelah, melamun, penurunan nafsu
tahun, tidak mengalami kesulitan belajar makan sebelum treatment dan setelah
sejak kelas satu hingga kelas enam, dan treatment.
mengalami gejala-gejala depresi sesuai
dengan kriteria di DSM-V (APA, 2013). 5. Pelaksanaan Treatment
Gejala depresi yang ada pada diri subjek Persiapan. Dalam tahap persiapan ini,
meliputi : perasaan sedih yang terjadi peneliti :
hampir setiap hari, melamun yang terjadi a. Mempersiapkan modul treatment
hampir setiap hari, penurunan nafsu makan, Sand tray Therapy. Modul ini disusun
mengalami gangguan tidur berupa berdasark an tahap terapi yang
insomnia, perasaan lelah yang dialami dilakukan oleh De Dominico (2002).
subjek walaupun tidak melakukan aktivitas b. Mem persiapkan seorang terapis
fisik yang berlebihan, menyalahkan diri dengan kriteria antara lain : harus
sendiri, dan penurunan minat terhadap telah menyelesaikan Strata I Psikologi,
aktivitas sosial (bermain bersama teman pernah mengikuti pelatihan Sand tray
sebayanya). Gejala ini berlangsung sejak Therapy, serta pernah menggunakan
subjek kelas 4 hingga sekarang kelas 6. Sand tray Therapy untuk menangani
Peneliti melakukan identifikasi gejala-gejala perm asalahan klinis sehingga
depresi sesuai dengan kriteria DSM-V. diharapkan terapis sudah memiliki
Subjek berjenis kelamin laki-laki bernama kompetensi dan pemahaman tentang
S berasal dari Semarang. Ia tinggal dasar-dasar terapi dan konseling serta
bersama ibunya. Semenjak kelas 4 SD sudah memiliki pengalaman meng-
hingga sekarang, ia mengalami konflik hadapi klien dan menggunakan Sand
psikologis berkaitan dengan permasalahan tray Therapy. Sebelumnya, terapis
kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya diberikan gambaran mengenai
sering bertengkar di depan subjek. pelaksanaan intervensi terlebih dahulu
3. Desain Penelitian agar dapat memberikan treatment
Penelitian ini menggunakan single subject kepada subjek sesuai dengan harapan
design, yaitu penelitian eksperimen untuk peneliti.
mengevaluasi efek suatu perlakuan
(intervensi) dengan subjek tunggal. Menyiapkan setting eksperimen atau
4. Pengumpulan Data ruangan. Penelitian ini dilakukan di rumah subjek
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang membuat subjek merasa nyaman dan
yang digunakan antara lain : aman.
a. Observasi Treatment Sand tray Therapy. Treatment
Observasi terhadap dilakukan saat diberikan seminggu 3 kali sebanyak 12 kali
pelaksanaan penelitian dimulai saat pertemuan. Selama pemberian treatment ini,
sebelum pelaksanaan terapi dan kondisi subjek diamati dan dicatat serta dilakukan
setelah pelaksanaan terapi. wawancara untuk mengetahui setiap perubahan
b. Wawancara. yang subjek alami. Tahap ini terdiri dari 7 tahapan
Wawancara diberikan sebagai data sebagai berikut :
utama pada subjek dan significant a. Tahap pengenalan media pasir. Pada tahap
person selama proses penelitian. ini, terapis menunjukkan kepada subjek
Pelaksanaan wawancara ini dilakukan bahan-bahan dan media yang digunakan
secara semi terstruktur. Pertanyaan selama proses terapi berlangsung.
pada wawancara ini yaitu terkait b. Tahap bermain bebas dan spontan. subjek
permasalahan-permasalahan yang bermain dengan bahan dan media yang
subjek alam i, serta mengenai disediakan tanpa campur tangan dari
kemunculan gejala-gejala depresi terapis.
antara lain: perasaan sedih, gangguan

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 45
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

c. Tahap Builder experiencing. Klien g. Tahap therapist reflective and recovery.


membangun “dunianya” di bak pasir. Tahap ini bertujuan untuk memberikan
Setelah selesai membangun “dunianya”, pemahaman yang positif kepada subjek
subjek dapat berbagi secara asosiasi sehingga berdampak positif pula terhadap
(penggunaan lambang mainan yang dipilih pemikiran, sikap, dan perilaku klien. Terapis
dalam membangun dunianya) kepada dapat membantu subjek untuk
terapis. memvisualisasikan alternatif rencana dan
d. Tahap client-therapist join experiencing. tujuan ke depan.
Pada tahap ini terapis bergabung dengan
subjek di depan sand tray dan meminta Setiap tahap treatment terdapat proses
untuk diikutsertakan di dalam “dunia” yang pemotretan dunia yang dibangun oleh subjek.
dibangun oleh subjek. Terapis mengalami Pemotretan dilakukan setelah mendapatkan
“dunia” dari sudut pandang subjek. Terapis persetujuan dari subjek.
meminta subjek untuk m enciptakan
pengalaman yang berisi “Dunia dan 6. Analisis Data
karakternya”. Selama tahap ini berlangsung Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
terapis dan subjek mengembangkan dan dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif
menggunakan bahasa pengalaman yang yang digunakan adalah kualitatif naratif
sama. yang diperoleh melalui observasi dan
e. Tahap refleksi. Pada tahap ini, subjek diberi wawancara mengenai hasil pelaksanaan
pertanyaan tentang apa yang dia pikirkan penelitian.
dan rasakan selam a permainan
(penyusunan dunia yang dibangunnya). HASIL PENELITIAN
f. Tahap pembongkaran. Merupakan tahap Subjek dalam penelitian ini adalah anak
yang bertujuan untuk membantu subjek kelas 6 SD yang berusia 12 tahun. Subjek tinggal
melihat k esalahan mendasar (basic bersama sang ibu, namun pada pagi sampai
mistake). Pada tahap ini, terapis berdiskusi malam hari subjek tinggal di rumah neneknya
dan mengkonfrontasikan logika berfikir klien bersama paman karena ibu bekerja. Dari hasil
yang keliru terkait gejala depresi yang observasi terhadap subjek dan wawancara
dialaminya dengan subjek, ibu, paman, dan guru di sekolah

Tabel 1. Kondisi Subjek Saat Skrinning Awal, Sebelum Treatmen,


Setelah Treatmen, dan Follow Up

No. Gejala depresi Skrining Sebelum Setelah Follow up


yang muncul awal treatmen treatmen

1 Sering merasa Perasaan Perasaan sedih Perasaan sedih Perasaan sedih


sedih sedih yang yang dialami berkurang berkurang.
dialami oleh oleh subjek (berdasarkan Muncul
subjek muncul muncul hampir penuturan perasaan sedih
hampir setiap setiap hari subjek dan secara tiba-
hari. berdasarkan significant other). tiba. Dalam
keluhan subjek Perasaan sedih seminggu
daan significant muncul secara perasaan sedih
other. tiba-tiba. Selama muncul
seminggu sebanyak 2
perasaan sedih kali.
muncul sekitar 2
– 3 kali.

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 46
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

No. Gejala depresi Skrining Sebelum Setelah Follow up


yang muncul awal treatmen treatmen

2 Sering melamun Hasil observasi Aktivitas Aktivitas Aktivitas


terlihat jelas melamun subjek melamun jarang melamun tidak
subjek terjadi di rumah ditemui kembali ditemui oleh
melamun di setiap sore hari oleh significant paman subjek
dalam kelas. berdasarkan other. Dalam selama kurun
Berdasarkan penuturan waktu seminggu waktu dua
penuturan guru significant otehr. subjek melamun minggu setelah
kelas subjek 2 kali. semua sesi
melamun selesai. Subjek
hampir setiap terlihat
hari. melakukan
aktivitas.

3 Gangguan tidur Muncul pada Muncul pada Subjek tidur di Subjek tidur di
(insomnia) saat malam saat malam hari. malam hari mulai malam hari
hari. Subjek tidur di jam 10 atau 11 mulai jam 10
Subjek tidur di atas jam 1 malam kecuali atau 11 malam.
atas jam 1 malam. bila malam
malam. minggu subjek
tidur di atas jam
11 malam karena
menonton acara
televisi

4 sering merasa Perasaan Perasaan Perasaan lelah Perasaan lelah


lelah mudah lelah mudah lelah dan dan capek yang dan capek
dan capek capek dikeluhkan muncul sekali
dikeluhkan dikeluhkan subjek dalam
subjek. subjek. berkurang. seminggu.
Perasaan ini Perasaan ini Perasaan lelah
muncul muncul ini muncul dalam
seminggu seminggu seminggu
sebanyak 4 – 5 sebanyak 4 – 5 sebanyak 2 kali.
kali. kali.

5 nafsu makan Setiap hari Setiap hari Subjek mulai Subjek


menurun subjek subjek bersedia makan bersedia makan
mengalami mengalami sehari 3 kali sehari 3 kali.
susah makan susah makan dengan porsi Porsinya sama
berdasarkan berdasarkan yang bertambah seperti
penuturan penuturan daripada pengukuran
significant other significant other sebelum setelah
dan subjek. dan subjek. treatmen namun treatmen.
Subjek dalam Subjek dalam masih suka
sehari makan sehari makan memilih-milih
sebanyak 2 kali sebanyak 2 kali makanan.
dengan porsi dengan porsi
sedikit. sedikit.

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 47
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

No. Gejala depresi Skrining Sebelum Setelah Follow up


yang muncul awal treatmen treatmen

6 Menyalahkan Subjek dalam Subjek dalam Muncul motivasi Motivasi positif


diri sendiri seminggu bila seminggu bila positif dari subjek. subjek tetap
malam hari malam hari Subjek berusaha bertahan.
menjelang tidur menjelang tidur untuk tidak Subjek
selalu selalu menyalahkan diri menerima
menyalahkan menyalahkan diri sendiri dan kenyataan bila
diri sendiri atas sendiri atas menganggap orangtuanya
peristiwa peristiwa peristiwa lebih baik
perceraian perceraian yang perceraian bercerai
yang terjadi terjadi orangtua terjadi daripada setiap
karena kehendak hari bertengkar.
Tuhan.

dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami di atas bak pasir. Energi yang dikeluarkan saat
gejala depresi yang jelas sehingga membuat membongkar figur ayah merupakan salah satu
orang dewasa di sekitar subjek menjadi prihatin. bentuk katarsis yang telah dikeluarkan oleh
Gejala depresi yang dialami oleh subjek subjek.
berlangsung dari kelas 4 hingga saat ini (kelas Penelitian ini menggunakan satu subjek
6 SD). Gejala depresi yang menjadi keluhan yang sedang mengalami gejala depresi pasca
subjek dan orang dewasa di sekitarnya meliputi: perceraian orangtua. Treatment yang digunakan
sering merasa sedih, sering melam un, adalah sand tray therapy yang tahap-tahap tiap
mengalami gangguan tidur (insomnia), sering sesi menggunakan tahap sandtray-worldplay
merasa lelah, nafsu makan menurun, dan yang telah diadaptasi dari Domenico (2002).
menyalahkan diri sendiri. Lamanya waktu yang dibutuhkan setiap sesi dan
Berikut ini kami sajikan tabel kondisi subjek tahap antara 15 sampai 60 menit mengikuti alur
saat skrining awal, sebelum tritmen, setelah dari kondisi subjek. Terapis tidak berhak
tritmen, dan sesi follow up. menentukan arah setiap sesi dalam treatment.
Subjek sepenuhnya menjadi sutradara
PEMBAHASAN sepanjang sesi treatment berlangsung. Hak
Hasil analisis penelitian ini menunjukan terapis hanya sekedar memberikan pertanyaan
bahwa terapi sand tray dapat menurunkan gejala tanpa mem berikan judge atas apa yang
depresi pada anak akibat perceraian orangtua. dikatakan atau diceritakan oleh subjek. Selain
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya itu, hak terapis adalah membantu membentuk
bahwa terapi sand tray telah terbukti dapat kesepakatan atas tahap yang berlangsung.
digunakan untuk menangani problem emosional Kesepakatan diambil berdasarkan kesimpulan
seperti gejala depresi, trauma, kecemasan dari apa yang subjek ungkapkan sepanjang
(Waber & Mascary, 2008). Waber & Mascary treatment, kesepakatan harus disetujui oleh
(2008) juga mengungkapkan bahwa sand tray subjek.
telah memberikan suasana lingkungan yang Simtom depresi yang dikeluhkan subjek
aman dan terlindungi sehingga anak dapat mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan
membangun pengalamannya kembali yang penuturan dari subjek, ibu, dan paman subjek.
menimbulkan depresi di atas pasir. Sand tray Keluhan yang sering diungkapkan oleh subjek
mampu membuka hati dan pikiran yang sulit adalah mengenai perasaan sedih yang sering
diungkapkan oleh anak. Kemarahan subjek pada ia rasakan, sering melamun, terkadang ingin
figur ayah dapat dikatarsiskan oleh subjek saat menangis, mengalami gangguan tidur
subjek harus bercerita tentang keluarganya dan (insomnia), sering merasa lelah, nafsu makan
saat subjek membongkar dunia yang ia bangun menurun, menyalahkan diri sendiri. Apa yang

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 48
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

dikeluhkan oleh subjek ini sesuai dengan kedelapan subjek mengalami sakit, sehingga
pendapat dari Greist dan Jefferson (1987) yang pada sesi kedelapan jadwal terapi mundur satu
menyatakan bahwa anak-anak juga mengalami hari dari jadwal yang telah ditentukan.
depresi walaupun tidak memperlihatkan depresi
seperti halnya orang dewasa. Suasana hati yang KESIMPULAN DAN SARAN
sedih pada diri anak, tidak akan dilukiskan dalam
kata-kata tetapi dapat dilihat dalam ekspresi- a. Kesimpulan
ekspresi sedih yang terus-menerus, seperti Berdasarkan dari hasil pembahasan dan
murung, terlihat ingin menangis. Tanda-tanda diskusi di atas, Sand Tray Therapy dapat
depresi pada anak, antara lain: tidak dapat menurunkan gejala depresi pada anak.
mencapai berat badan yang diharapkan karena Penggunaan Sand Tray Therapy pada penelitian
makan yang tidak teratur, timbul masalah- ini diberikan pada anak usia 12 tahun, tidak
masalah perilaku yang lain. mengalami kesulitan belajar sejak kelas satu
Dari penelitian yang telah dilakukan, tujuan hingga kelas enam, dan mengalami gejala
Sand tray Therapy dapat menurunkan gejala depresi sesuai dengan kriteria diagnostik DSM
depresi pada anak pasca perceraian orangtua V. Penurunan tersebut dapat dilihat dari gejala
dapat diterima. Sand Tray Therapy dapat secara depresi yang dialami oleh subjek. Subjek yang
efektif membantu subjek untuk menurunkan awalnya hampir setiap hari merasa sedih,
gejala depresi yang ia alami. Sand tray terapi melamun, mengalami gangguan tidur, nafsu
membantu subjek untuk memvisualisasikan makan menurun, menyalahkan diri sendiri,
pengalaman yang terkait dengan depresinya merasa lelah setelah diberikan treatment gejala-
akibat perceraian orangtua melalui bangunan gejala tersebut mulai menurun dari setiap hari
yang ia bangun di atas pasir. Ketika subjek dalam seminggu menjadi dua sampai tiga kali
diminta untuk membangun bangunan yang dalam seminggu.
bertema, bangunan tersebut membantu subjek Dengan demikian, tujuan dalam penelitian
untuk memvisualisasikan pengalamannya ini bahwa ada sand tray therapy dapat
secara nyata di atas pasir dan mempermudah menurunkan gejala depresi pada anak dapat
subjek untuk mengingat kembali kenangan masa tercapai.
lalu saat orangtua bercerai dan bagaimana
subjek membangun dunia yang menjadi b. Saran
harapannya. Katarsis yang dilakukan selama 1. Bagi Subjek
proses treatment berlangsung membuat subjek Subjek diharapkan tetap dapat melakukan
merasa lega. Sehingga depresi yang dialami oleh aktivitas-aktivitas positif seperti
subjek secara umum mengalami penurunan. menjalankan futsal, berkumpul bersama
Penelitian Sand Tray Therapy ini memiliki teman sebaya, menjalankan hobi disukai
kelemahan berupa panduan wawancara dengan yang telah digali selama proses treatmen
panduan observasi yang berbeda. Untuk berlangsung.
melakukan sebuah penelitian seharusnya 2. Bagi Orangtua Subjek
panduan observasi dan wawancara saling Orangtua dapat membantu subjek untuk
mendukung untuk memperoleh data yang lebih memberikan support dan komunikasi efektif
akurat. kepada subjek dalam mengelola emosinya.
Hambatan yang peneliti hadapi dalam 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
penelitian ini adalah jadwal terapi yang Peneliti lain dapat menggunakan metode ini
seharusnya awal Mei 2013 harus mundur pada sebagai alat terapi untuk kasus yang sama
tanggal 19 Mei 2013. Hal ini disebabkan karena dengan penelitian ini, namun dengan
jadwal terapi berbarengan dengan jadwal Ujian menggunak an terapis yang sudah
Nasional sehingga agar tidak mengganggu mempunyai sertifikasi sebagai terapis Sand
konsentrasi belajar subjek maka awal terapi Tray Therapy.
dilaksanak an pada tanggal 19 Mei 2013.
Hambatan selanjutnya adalah pada sesi

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 49
SAND TRAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA ANAK PASCA ...
Herdian Kurnia Lestari, V. Sri Sumijati dan Lita Widyo Hastuti

DAFTAR PUSTAKA Inventory in Community and Clinical


Albano, A.M. 2006. Mendampingi Anak Pasca Sample. The Spanish Journal of
Trauma. Jakarta :Prestasi Pustaka. Psychology. Vol.13 No.2, 990-999.
Barlow, D.H. and Hersen, M. 1984. Single Case Minetonka, M. 2008. What is Sand Tray Therapy.
Experimental Design. New Jersey : www.familyconnectionsmn.com.
Pergamon Press. Mirani, E. 2009. Pengaruh Konseling Genetik
Chen, C.L., Chen, C.H., and Feng, J. 2010. Case pada Tingkat Kecemasan dan Depresi
Report: Using Modified Sandplay Therapy terhadap Penentuan Gender Ambigus
as an Adjuvant Therapy in a Patient with Genitalia. Tesis (tidak diterbitkan).
Depression. Taiwanese Journal of Semarang : Universitas Diponegoro.
Psychiatry (Taipei). Vol. 24 No. 1, 67 – 73 Nelson, R.W., Israel, A.C. 2003. Behavior
Christensen, L. B. 2004. Experimental Disorder of Childhood. New Jersey :
Methodology : Ninth Edition. Boston : Prentice Hall.
Pearson Education, Inc.
Cohen, J.A, Mannarino, A.P., Deblinger, E. 2006. Nevid, J. S., Rathus, S.A., and Greene, B. (2005).
Treating Trauma and Traumatic Grief in Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid
Children and Adolescent. New York : The Pertama. Jakarta : Penerbit Erlangga
Guilford Press. Nugrahaeni, P. 2010. Sand Tray Therapy untuk
Dagun, S. M. 2002. Psikologi Keluarga: Peranan Menurunkan Posttraumatic Stress Disorder
Ayah dalam Keluarga. Jakarta : PT. Asdi (PTSD) Symptom pada Anak. Tesis (tidak
Mahasatya. diterbitkan). Semarang : Universitas Katolik
De Domenico and Gisela S. 2002. Sandtray- Soegijapranata.
W orldplay : A Psychotherapeutic and Oemarjoedi, A.K. 2003. Pendekatan Cognitive
Transformational Sandplay Technique for Behavior dalam Psikoterapi. Jakarta :
Individuals, Couples, Families, and Group. Kreativ Media.
Sandtray Network Journal. Vol. 6 No. 1. Rivera, C.L., Bernal, G., Rossello, J. 2005. The
De Paulo Jr, J. Raymond, and Horvitz, L.A. 2002. Children Depression Inventory (CDI) and
Understanding Depression : What We Know The Beck Depression Inventory (BDI): Their
and What You Can Do About It. New York : Validity as Screening Measures for Major
John & Sons, Inc. Depression in A Group of Puerto Rican
Diagnostic and Statical Manual of Mental Adolescents. International Journal of
Disorder Five Edition (DSM-V). 2013. Clinical and Health Psychology. Vol. 5 No
Washington, DC: American Psychiatric 003, 485-498.
Association. Rosello, J., & Bernal, G. 2007. Treatment
Greist, J.H., and Jefferson, J.W. 1987. Depresi Manual for Cognitive Behavioral Theapy
dan Penyembuhannya : Buku untuk for Depression. Adaptation for
Membantu Menyembuhkan Gangguan Puertorican Adolescents. Rio Piedras :
Mental Nomor 1. Jakarta : PT. BPK Gunung University of Puerto Rico.
Mulia. Santrock, J.W. 2002. Life Span Development :
Heaton, J. 2003. Facts of Major Depresive Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima.
Disorder. Diunduh 20 Oktober 2011, dari Alih Bahasa: Shinto B.A & Sherly S. Jakarta
http://allpsych.com/journal/depression.html. : Penerbit Erlangga.
Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Seifert, K. L and Hoffnunf R. J. 1991. Child and
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Adolescent Development. Boston:
Kaplan, H.I., Sadock, B.J, and Grebb, J.A. 1997. Houghton Mifflin Company.
Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Thompson, C.L. and Henderson, D.A. 2007.
Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta : Binarupa Counseling Children : Seventh Edition. USA
Aksara. : Thomson Brooks/Cole.
Masip, A.F., Campos, J.A.A., Benito, J.G., Webber, J. and Mascari, J.B. 2008. Sand Tray
Gandara, V.B. 2010. Psychometric Therapy and the Healing Process in Trauma
Properties of the Children’s Depression and Grief Counseling. New Jersey.

Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi - No. 1, Vol . 4 , Januari - Juni 2015, hal. 42 - 50 50

Anda mungkin juga menyukai