Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH ISLAM TERHADAP BANGSA ARAB

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA
Dosen Pembimbing: Ubaidillah, M.S.I

Disusun oleh:
1. Fadhil Muhamad Mukhtar (2117016)
2. Maulana Ilham (2117056)
3. Hafshah Nur Faizzah (2117104)

Kelas H

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamiin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia, hidayah, dan juga nikmat yang tak
terhingga kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pengaruh Islam pada Bangsa Arab ini tanpa suatu halangan apapun.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita
Nabi Agung Muhammad SAW dan semoga kita termasuk umat-Nya yang
mendapatkan syafa’at-Nya kelak di yaumil akhir.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua kami, dosen
pengampu, serta teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
dan juga untuk penulis.

Kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-
kata yang kurang berkenan bagi pembaca, karena kami sadar kami jauh dari kata
sempurna.

Pekalongan, 3 Maret 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab
adalah terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termaksud hukum-hukum
yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam
memenangkan kepercayaan Bangsa Arab relative singkat. Kemampuannya
dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab yang sebelumnya jahiliah
kejalan orang-orang yang bermoral Islam.
Dalam berdakwah Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan aspek
kenabiannya dengan menggunakan tablig namun juga menggunakan strategi
politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam
menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi
dua yaitu dakwah secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat
kita lihat adanya strategi Nabi dalam menyeru umat manusia untuk beribadah
kepada Allah Swt. Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi
mendapat banyak tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin
Allah segalah hal yang dilakukan Nabi dapat berjalan lancar.
Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin besar pula
tantangan yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatic di sertai
bujuk rayu hingga tindakan kekerasan di lancarkan orang-orang quraisy untuk
menghentikan dakwah Nabi. Namun Nabi tetap pada pendirian untuk
menyiarkan agama Islam.
Islam merupakan agama yang mulia, agama yang telah disempurnakan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala sehingga tidak lagi perlu menerima
tambahan ajaran atau bahkan pengurangan ajaran syariat.
Bangsa Arab yang awalnya penuh dengan kejahilan semakin lama
semakin memiliki pembaharuan peradaban yang lebih baik lagi dengan
adanya ajaran Islam. Banyak perubahan yang terjadi setelah berkembangnya
Islam di Bangsa Arab, dari banyaknya kemaksiatan maka lambat laun
semakin berkurang dengan adanya dakwah yang ditegakkan oleh Rasulullah

3
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pengaruhnya bukan hanya sekedar pada
bidang agama saja, namun juga pada bidang-bidang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
keagamaan?
2. Bagaimana pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
kemasyarakatan?
3. Bagaimana pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
kesusasteraan?
4. Bagaimana pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang politik?
5. Bagaimana Peletakan Dasar Peradaban Islam yang Dibangun oleh Nabi
Muhammad Saw?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk mengetahui pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
keagamaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
sosial kemasyarakatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
kesusasteraan.
4. Untuk mengetahui pengaruh Islam terhadap Bangsa Arab dalam bidang
politik.
5. Untuk mengetahui peletakan dasar peradaban Islam yang dibangun oleh
Nabi Muhammad Saw

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Islam Terhadap Bangsa Arab Bidang Keagamaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu pertamanya
pada umur 40 tahun dan menjadi titik awal lahirnya ajaran agama
penyempurna agama Tauhid dari Nabi Ibrahim, yaitu Islam. Jalan dakwah yang
dilaluinya cukup terjal dan mendapat tekanan dan penolakan dari berbagai
pihak. Namun tanpa mengenal putus asa, beliau tetap melanjutkan misi suci
menyampaikan wahyu Allah kepada manusia. Secara keseluruhan, beliau
menghabiskan waktu sekitar 23 tahun untuk berdakwah menyeru kepada Islam,
dengan rincian 13 tahun pertama dilaksanakan di Mekkah dan 10 tahun
selanjutnya di kota Yatsrib atau Madinah.1
Tujuan dakwah Nabi selama 13 tahun di Mekkah adalah penanaman
dasar-dasar keimanan dan segala yang berhubungan dengan aqidah. Hal
tersebut dapat dicermati dalam hal-hal yang dibahas dalam surah Makkiyah
yang kental dengan masalah aqidah dan keimanan. Berbeda dengan periode
selanjutnya, di Madinah Nabi mulai menerapkan syari’ah Islam, hukum-hukum
dan pembangunan ekonomi, sebagai dasar kehidupan bernegara dan
bermasyarakat. Secara lebih spesifiknya, berikut sedikit penjelasan mengenai
pengaruh Islam terhadap aspek keagamaan Bangsa Arab:
1. Al Qur’an
Rasulullah saw. diangkat sebagai utusan Allah pada usia empat puluh
tahun dan Allah berkehendak beliau pulang ke hadirat-Nya dalam usia enam
puluh tauhun sesudah beliau selesai menyampaikan risalah dan sesudah
beliau selesai menunaikan amanat yang diembannya. Selama itu wahyu
turun sesuai dengan kehendak Allah san sesuai dengan syarat yang hendak
diundangkan bagi hamba-hamba-Nya. Wahyu turun kepada beliau dari
waktu dalam jumlah satu ayat dan beberapa ayat dalam rangka menjawab
problema yang terjadi, dan dalam rangka mengantisipasi liku-liku yang
menghambat misi yang diemban beliau juga sebagai jalan terang untuk
menentukan strategi.
1
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik,” Al-Tsaqafa, 16:1, (Ponorogo: Juni 2019), hlm. 50

5
Ketika Rasulullah hijra ke Madinah beliau mulai mengadakan rincian
tentang ibadah dan prinsip-prinsip akhlak yang masih bersifat global pada
periode Makkah. Begitu juga beliau pun mulai meletakkan teori-teori umum
dan mengundangkan sistem muamalat, seperti: jual beli, pernikahan, dan
perceraian bagi kaum Muslimin. Kemudian beliau mengundangkan
pengharaman berbagai munkarat, seperti: arak, zina, dan judi bagi
mereka.selanjutnya hudud dan qishash pun sama diundangkan.
Sebagai kesimpulan Rasulullah saw. Mulai menata hal ihwal
masyarakat yang saat itu masih kecil dan baru tumbuh sehingga jiwa raga
mereka secara perorangan mudah dipantau. Begitu juga beliau pun mulai
mengundangkan sistem muamalat bagi mereka. Kesemua ini tidak
menghendai beliau harus bekerja keras dalam rangka menyebarkan dakwah
dan menyampaikan risalah. Sebab pada waktu itu Al Qur’an seluruhnya
sangat membantu bagi pelaksanaan misis yang diemban beliau, sehingga
apa yang diperlukan oleh beliau Allah pun segera menurunkan bantuannya
tanpa terlambat, pada periode ini di dalam Al Qur’an dikemukakan
pembahasan perihal kaum musyrikin di Makkah sebagai induk masalah
agama dan masalah-masalah agama secara tuhan-tuhan mereka dan
terhadapa sistem kemasyarakatan yang dianut oleh mereka.
2. Pengalihan Arah Kiblat
Ketika Rasulullah saw. Sedang giat melaksanakan dakwah di luar
Madinah terpikirlah olehnya soal arah kiblat. Beliau sering menengadahkan
mukanya ke langit menunggu turun wahyu dari sisi Allah, karena semasa di
Makkah dahulu beliau telah menjadikan Baitullah (Ka’bah) berada di antara
dirinya dengan Baitul Maqdis dalam shalatnya. Rasulullah terus menghadap
ke Baitul Maqdis dalam setiap shalatnya sampai bulan suci Ramadhan dari
tahun kedua hijriah. Maka sejak bulan ini Allah SWT menyuruh agar
mengubahnya ke Ka’bah sebagai ganti dari Baitul Maqdis. Ka’bah adalah
rumah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan sebagai sentral kebanggan
masyarakat Arab serta sebagai tempat yang sangat dimuliakan oleh merak
semuanya.

6
Orang-orang Yahudi telah menjadikan Rasulullah menghadap ke
Baitul Maqdis dalam shalatnya sebagai kesempatan baik untuk membantah
atas apa yang mereka ketahui dan yang tidak diketahui. Begitu juga keadaan
ini pun oleh masyarakat telah dijadikan sarana untuk memfitnah kaum
Muslimin agar di antara sesame mereka terjadi pertengkaran. Dalam pada
ini sebagian diantara orang-orang Yahudi ada yang berkata: kamilah yang
telah mengajrakan dan memberi tahu Muhammad akan tahu kea rah mana
harus menghadap. Sedangkan sebagian lagi terheran-heran dari sikap
Muhammad yang menyalahi agama mereka tetapi kiblatnya mengikuti
kiblat mereka.
Ibnu Hisyam telah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq bahwa ketika arah
kiblat dialihkan dari syam ke ka’bah yang mana peristiwa ini terjadi pad
abulan Rajab sesudah tujuh belas bulan dari kedatangan Rasulullah saw. Di
Madinah, datanglah kepada Rasulullah saw. Rifa’ah bin Qais, Fadrdan bin
‘Amr, Ka’b bin Al Asyraf, Ar Rabi’ bin Abu Rafi’, Al Hajjaj bin Amr
sekutu Ka’bbi Al Asyraf-Ar Rabi’ bin Abu Al Huqaiq, dan Kinanah bin
Abu Al Huqaiq, lalu mereka berkata: Ya Muhammad! Apa yang telah
mendorongmu untuk berpaling dari kiblat yang selama ini engkau hadapkan
mukamu ke sana, padahal selama ini pula engkau menyatakan diri sebagai
pengikut agama Ibrahim? Kembalilah menghadap ke kiblat sebelumnya
sehingga kami menjadi pengikut dan orang-orang membenarkanmu! Namun
hakikat yang mereka kehendaki dari teguran dan pernyataan mereka itu
hanya sebagai cara untuk menguji beliau tentang agama yang disampaikan.
Maka Allah Ta’ala pun menurunkan firman-Nya tentang mereka:
Gُ ‫اس َما َواَّل هُ ْم ع َْن قِ ْبلَتِ ِه ُم الَّتِي َكانُوا َعلَ ْيهَا ۚ قُلْ هَّلِل ِ ْال َم ْش ِر‬
‫ق‬ ِ َّ‫َسيَقُو ُل ال ُّسفَهَا ُء ِمنَ الن‬
‫ص َرا ٍط ُم ْستَقِ ٍيم‬ ِ ‫َو ْال َم ْغ ِربُ ۚ يَ ْه ِدي َم ْن يَ َشا ُء إِلَ ٰى‬
“Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata:
"Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul
Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah:
"Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus" (QS. Al Baqarah: 142)2
2
Qur’an Kemenag (Diakses pada hari Selasa, 3 Maret 2020 pukul 8:42 WIB,
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/142)

7
Terjadilah perasaan haru dalam diri Rasulullah saat Allah
mengalihkan kiblat untuk beliau dari kiblat orang-ornagn Yahudi ini. Sebab,
dia antara Sunnah Allah Ta’ala adalah menjadikan bagi tiap-tiap umat kiblat
tersendiri, sebagaimana difirmankan: Bagi tiap-tiap umuat adaa kiblatnya
(tersendiri) tempat ia menghadap kepadanya. (QS. Albaqarah : 148).
Begitu juga, sebab tidaklah Allah menjadikan kiblat ke Ka’bah melainkan
untuk menguji kaum muslimin agar diketahui siapa yang mengikuti
Rasulullah dan siapa yang berbalik kembali pada kekafiran. Dengan
demikian, Rasulullah sangat menanti adanya penyelesaian dalam urusan
kiblat dan untuk itu beliau selalu menanti keputusan hukum dari Allah.
3. Rukun Agama
Dalam Al Qur’an kaum muslimin disyariatkan agar beribadah dengan
berbagai bentuk dan jenisnya. Tujuan dari disyariatkan shalat, puasa, zakat,
dan ibadah haji adalah untuk mengarahkan kaum muslimin pada kebaikan
dan sebagai sarana untuk mengadakan hubungan antara hamba dengan
Tuhannya.
Shalat disyariatkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Maha Pemberi
nikmat atas sebagian karunia yang diillimpahkan dan sebagai sarana untuk
memohon pertolongan seorang muslimun kepada Allah swt. Tuhan pencipta
semesta alam dan pemeliharanya. Puasa disyariatkan agar hati terlindungi
dari dorongan hawa nafsu sehingga ia menjadi orang bertakwa. Sebab,
puasa memiliki daya yang dapat meneppis dorongan syahwat jasmani yang
akan menjadi perintang bagi ruh untuk meraih posisi tertinggi yang layak
untuk diduduki manusia.
Diantara ajaran-ajaran pokok dalam Islam adalah percaya terhadap
hari kebangkitan pada hari kiamat, di mana saat itu manusia akan
dibangkitkan dan dibalas atas segala amal perbuatan yang pernah dilakukan
semasa menjalani kehidupan di dunia.
B. Pengaruh Islam Terhadap Bangsa Arab Bidang Kemasyarakatan
1. Sistem Muamalah
Hukum Islam telah melarang melakukan praktek riba, karena praktek
riba ini dapat membut rasa malu di kalangan masyarakat menjadi hilang.

8
Kemudian daripada itu, Islam melarang memakan harta sesama dengan cara
yang batil, seperti dikemukakan dalam firman Allah Ta’ala:
ِّ‫الَّ ِذينَ يَأْ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَخَ بَّطُهُ ٱل َّش ْي ٰطَنُ ِمنَ ْٱل َمس‬
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila.” (QS. Al Baqarah:275).
‫ فَإِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوا‬. َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬
ْ ُ‫َظلِ ُمونَ َوال ت‬
َ‫ظلَ ُمون‬ ٍ ْ‫ بِ َحر‬G‫فَأْ َذنُوا‬
ْ ‫ب ِمنَ هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َوإِ ْن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُءوسُ أَ ْم َوالِ ُك ْم اَل ت‬
.... ‫ َوإِ ْن َكانَ ُذو ُع ْس َر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ إِلَى َم ْي َس َر ٍة‬.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang
yang beriman. Maka jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi
kalian. Dan jika kalian bertobat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian
pokok harta kalian; kalian tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan.” (QS Al Baqarah: 278-280).
Islam telah meletakkan asas-asas dan prinsip-prinsip umum yang
mengatur tentang muamalat antara tiap-tiap anggota masyarakat kaum
Muslimin seperti tentang jual beli. Islam juga sangat menaruh perhatian
terhadap keluarga sehingga diundangkan perihal nikah dan cerai. Kemudian
Islam mengharuskan suami memberi nafkah kepada isterinya, ayah kepada
anaknya, dan anak kepada orang tuanya. Islam telah menamai aqad nikah
sebagai suatu perjanjian hubungan cinta kasih. Dalam pernikahan ini Islam
telah menggariskan bahwa suami diharuskan membayar mahar dan memberi
nafkah kepada isteri yang tidak dibatasi masa berakhirnya. Dalam undang-
undang perkawinan Islam laki-laki dilarang beristerikan perempuan-
perempuan musyrik, dilarang menikahi ibu, dilarang menikahi saudara
perempuan, dan sebagainya. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya:
“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang
perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara
ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-

9
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang
menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu
(mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam
pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak
berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam
pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. An Nisa: 23).
2. Kedudukan Wanita Dalam Islam
Kaum wanita dalam pandangan Yunan dan Romawi serta bangsa-
bangsa lain di bad kuno dan abad pertengahan laksana perhiasan atau
binatang peliharaan. Mereka tidak mempunyai hak memiliki walau apa pun
alasannya. Mereka juga sama sekali tidak mempunyai hak menerima
warsan, sabagaimana mereka pun tidak berhak memperoleh pengajaran.
Islam telah memperlakukan sama antara laki-laki dengan wanita
hampir dalam seluruh hak. Kaum wanita edalam islam diperbolehkan
selama ia dianggap cakap dan mampu mengatur kekayaanya untuk
menentukan pernikahannya, dan mewakilkan kepada orang lain dalam
menentukan pernikahannya tanpa ada penolakan daripadanya. Selanjutnya,
Islam pun membolehkan kaum wanita mensyaratkan dalam aqad nikah agar
urusan dirinya berada dalam tangannya. Sehingga ia berhak menceraikan
dirinya dari sang suami kapan pun ia mau.
Sebagaimana telah menjadi konsekuensi para ulama ahli fiqih, bahwa
perceraian adalah sesuatu yang dilarang bilamana suami isteri dalam
keadaan konsisten mematuhi rambu-rambu hukum. Di antara mereka ada
yang berpendapat: sesungguhnya kedudukan larangan di sin adalah makruh.
Kemudian diantara mereka ada yang berpendapat: sesungguhnya kedudukan
larangan di sini adalah haram. Sedangkan madzhab Hanafi berpendapat:
sesungguhnya hukum perceraian adalah haram bilamana tanpa sebab dengan

10
alasan, karena itu menimbulkan penderitaan (madarat). Larangan tersebut
seperti telah dikemukakan oleh Rasulullah dalam sabdanya: “ Janganlah
membuat diri sengsara dan jangan pula membuat orang lain sengsara”.3
C. Pengaruh Islam Terhadap Bangsa Arab Bidang Kesusasteraan
Bangsa Arab telah mendapatkan sastera bernilai tinggi dalam Al-Qur’an
dan mereka telah mendapatkan sususnan kalimat yang sangat indah di
dalamnya sebagai sesuatu yang membuat mereka sangat kagum sehingga
mereka terdorong untuk menirunya. Hal ini terjadi seperti Labib bin Rabi’ah,
salah seorang pujangga (penyair) dari para ashhab al mu’allaqat . Dia telah
datang menemui Rosulullah beersama rombongan kaumnya untuk menyatakan
diri masuk islam. Dia begitu baik menjalani kehidupan sebagai seorang
Muslim. Ssesudah masuk Islam ia hanya membatasi diri dengan membaca al-
Qur’an, tidak mau lagi bersyair dan membacakan syairnya sebagai bidang yang
sangat ia kuasai.
Al-Qur’an dan susunan kalimatnya menjadi begitu memasyarakat
diseluruh kabilah arab sehingga khutbah (pidato) sangat terpengaruh olehnya.
Dengan demikian, bahasa Al-Qur’an menjadi bahasa yang populer dalam
percakapan dan imajinasi merekapun sangat terangsang karenanya.
Al Ustadz Kurd Ali berkata : Al-Qur’an merupakan setinggi-tinggi kitab
mereka tidak akan mempunyai kesusastraan dan syariat: kitab yang dijelaskan
ayat-ayatnya, yakni bacaan dan bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.
DR. Muhammad Husain berkata tentang cara Al-Qur’an membiming
manusia agar mampu memahami apa yang seharusnya diketahui: Al-Qur’an
membicarakan tentang semesta alam sebagai ciptaan Allah dengan suatu
bahasan yang menjadi bimbingan bagi kita sehingga kitapun menjadi mampu
untuk memahami karenanya. Al-Qur’an teah membicarakan tentang tanggal,
tentang matahari dan bulan, tentang siang dan malam, tentang bumi beserta apa
yang diciptakan disana dan langit bersama bintang-bintang yang menjadi
hiasannya.4
D. Pengaruh Islam Terhadap Bangsa Arab Bidang Politik
3
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, (Jakarta: Kalam Mulia), hlm.
330-347.
4
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam l, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001)
hlm. 371-374.

11
Islam telah mempersatukan kabilah-kabilah Arab berada dibawah
panjinya. Islam telah menjinakkah hati meraka dan mengikis fanatik suku
yang berbau jahili sehingga dendam diantara meraka lenyap. Islam sungguh
telah membuat mereka rela mati demi tersebarnya agama yang baru ini
mengingat pahala yang begitu besar yang dijanjikan untuk mereka, baik
didunia sekarang maupun diakhirat nanti.
Pendek kata sesungguhnya islam telah mengubah moral bangsa arab dan
menolong mereka untuk menjadi bangsa penyebar akhlak terpuji diantara
mereka sehingga muncullah dari kalangan mereka sejumlah tokoh terkemuka
yang terkenal dengan sifat wara’ dan takwa. Hanya saja diantara merekapun
ada sekelompok orang yang dikenal dengan sebutan orang-orang munafik.
Allah telah menyebutkannya dalam firman-Nya surah At-taubah ayat 97-98.
Sir Thomas Arnold berkata, bahwasanya pemikiran keagamaan telah
mempersatukan berbagai kabilah dibawah satu pimpinan dalam suatu sistem
poitik yang tunggal, yakni dalam sistem politik yang sayap-sayapnya berjalan
begitu cepat yang membangkitkan perasaan kagum. Satu pemikiran besar ini
adalah merupakan sesuatu yang telah membuahkan hasil akhir yang sangat
dahsyat dan mengagumkan.
E. Peletakan Dasar Peradaban Islam yang Dibangun oleh Nabi Muhammad Saw
1. Pendidikan
a. Upaya Pengentasan Buta Huruf
Masyarakat Arab dikenal dengan masyarakat yang buta huruf.
Kebanyakan penyair akan lebih bangga dengan pendaya gunaan
hafalannya dibandingkan dengan tulisan. Kedatangan Muhammad saw.
ke Madinah di awal-awal masa kehijrahannya membuat terbukanya
kesadaran baru terhadap baca tulis. Madinah yang sebagian penduduknya
merupakan orang Yahudi sedikit lebih maju dalam dunia tulis-menulis.
Pertemuan antar dua budaya, Makkah dan Madinah membawa pada
sudut pandang baru Rasulullah. Saat Muhammad saw. memasuki
Madinah, beliau melihat kaum Yahudi mengajari anak-anak baca tulis.
Nabi pun kemudian tertarik dan menyuruh sepuluh orang di antara para
sahabatnya untuk belajar pada orang Yahudi tersebut. di antara kesepuluh

12
sahabat tersebut adalah Zaid bin Sabit, Manzur bin ‘Amr, Ubay bin
Ka’ab dan tujuh sahabat lainnya. Apa yang dilakukan Nabi merupakan
sebuah pedoman semangat keilmuan. Kepada siapapun umat boleh
belajar bahkan kepada pemeluk agama lain.5
b. Ahl as-Suffah dan Semangat Keilmuan
Ahl as-Suffah merupakan sekelompok kalangan yang bisa
dikatakan cukup memiliki kedekatan dengan Nabi. Kedekatan ini tidak
hanya kedekatan dhahiriyah karena mereka tinggal di emperan serambi
Masjid Nabawi, namun juga kedekatan batiniyah karena perjumpaan
batin mereka dengan Rasulullah. Kedekatan batin ini terepresentasikan
ketika mereka berhijrah dari Makkah meninggalkan rumah, ternak, dan
harta bendanya untuk ikut setia bersama Muhammad saw. Di antara 70
orang dari Ahl as-Suffah adalah Abdullah Ibn Ummi Maktum, Bilal, dan
Abu Hurairah yang banyak mencatat hadis Nabi dengan hafalannya. 6
2. Sosial Budaya
a. Penghapusan Perbudakan
Pengangkatan derajat budak juga terlihat ketika bilal
mengumandangkan azan, sebuah posisi yang terhormat. Muhammad saw
lebih memilih posisi itu untuk diisi oleh seorang mantan budak sebagai
lambang kesetaraan.7

b. Pemberian Harta Waris kepada Perempuan dan Pembatasan Poligami


Datangnya Islam di Kawasan Arab juga memberikan dampak yang
signifikan terutama dalam dekonstruksi budaya bias gender. Bayi wanita
yang lahir dulu dianggap sebagai sebuah petaka dan bagi orang yang
masih memegang tradisi jahiliyah akan tega menguburnya hidup.
Kedatangan Islam tidak sekedar merupakan gerakan sosial keagamaan
namun juga gerakan kemanusiaan. Harta waris dan pembatasan istri
5
Tim Departemen Agama RI, Ulum atTafsir I (Jakarta: Departemen Agama RI, 1996),
hlm. 58.
Abdul Mu’in al-Hafni, Ensiklopedi Golongan, mazhab, pertain dan Gerakan Islam di
6

seluruh Dunia Terj. Muhtarom (Jakarta: Grafindo, 2005), hlm. 97.

7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah vol. 13 (Jakarta: Lentera Hati, 2003), hlm. 260.

13
merupakan salah satu upaya Islam mengangkat derajat wanita. Dahulu
wanita dan anak-anak tidak mendapatkan warisan. Bahkan dalam
hubungan pernikahan, seorang laki-laki bisa memiliki istri lebih dari
tujuh orang. Kedatangan Islam membangun budaya baru dengan
membatasi jumlah istri cukup empat orang. Hal tersebut pada masa itu
dianggap cukup adil mengingat posisi dan kedudukan perempuan yang
sejak dulu tidak diperhatikan.8
c. Toleransi antar Agama
Toleransi beragama yang paling terlihat selama dakwah Nabi
Muhammad adalah ketika berada di Madinah. Nabi Muhammad saw.
mulai meletakan dasar-dasar kehidupan sosial antar umat beragama.
Menurut Munawir Syadzali, beberapa poin yang bisa digaris bawahi dari
piagam Madinah adalah pembentukan ummat tamaddun (berperadaban)
dan toleransinya dengan pemeluk agama lain meliputi: saling bertetangga
baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela
mereka yang dianiaya, saling menasihati, dan menghormati kebebasan
beragama.9
3. Ekonomi
Riba dan Zakat Sebuah Upaya Pengentasan Kemiskinan. Beberapa
orang dalam kebudayaan Arab berpencaharian sebagai pedagang. Nabi
merupakan salah satu di antara sosok yang pernah masuk dan berada di
tengah-tengah komunitas tersebut. Penghapusan riba juga berkorelasi
dengan upaya pengentasan kemiskinan. Selain penghapusan riba, Islam juga
sangat memperhatikan praktik monopoli, untuk menanggulangi hal tersebut
dan agar harta tidak berputar pada satu pihak, maka diberlakukanlah
kewajiban zakat yang terdiri atas zakat mal dan fitrah.10

R. H. Tamimi , Muhammad SAW dan Peletakan Dasar Peradaban Islam, JURNAL


8

AQLAM -- Journal of Islam and Plurality, Volume 3, Nomor 1, Juni 2018.


9
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 65.
10
R. H. Tamimi, Op. cit, hlm. 27

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan agama yang sempurna, agama yang sudah tidak perlu
lagi diberikan penambahan atau pengurangan sebuah ajaran syariat. Islam
diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di Bangsa Arab melalui khatamul
anbiya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Banyak sekali pengaruh yang
diberikan oleh Islam terhadap kehidupan Bangsa Arab, mulai dari segi
keagamaan itu sendiri hingga dari segi politik.
Islam memberikan “warna baru” bagi lingkungan Bangsa Arab, terlebih
kedudukan perempuan yang dijadikannya lebih mulia dibandingkan sebelum
adanya Islam yang penuh dengan kerendahan dan kejahilan dalam hal agama.
Syariat yang telah ditetapkan oleh Allah tidaklah lain dan bukan untuk
keberlangsungan manusia itu sendiri, ditetapkan sebagai aturan yang terbaik
untuk umat itu sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafni, Abdul Mu’in. 2005. Ensiklopedi Golongan, mazhab, pertain dan
Gerakan Islam di seluruh Dunia Terj. Muhtarom. Jakarta: Grafindo.
Almanhaj.or.id, 4 Februari 2007, Kitab: Dasar Islam (Diakses pada hari Selasa, 3
Maret 2020 pukul 8:35 WIB, https://almanhaj.or.id/2043-islam-adalah-
agama-yang-sempurna.html)
Hasan, Hasan Ibrahim. 2001. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia.
Qur’an Kemenag (Diakses pada hari Selasa, 3 Maret 2020 pukul 8:42 WIB,
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/142)
Shihab, M. Quraish. 2003. Tafsir al-Mishbah vol. 13. Jakarta: Lentera Hati.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tamimi, R.H. 2018. Muhammad SAW dan Peletakan Dasar Peradaban Islam,
JURNAL AQLAM - Journal of Islam and Plurality, Volume 3, Nomor 1.
Tim Departemen Agama RI. 1996. Ulum atTafsir I. Jakarta: Departemen Agama
RI.
Yahya, Yuangga Kurnia2019. “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan
Afrika Utara: Studi Geobudaya dan Geopolitik,” Al-Tsaqafa Ponorogo.

16

Anda mungkin juga menyukai