DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
15101157510207
FAKULTAS PSIKOLOGI
PADANG
2017
A. Data identifikasi
Identitas Subjek
Nama (Inisial) : NJ
Usia : 21 tahun
Suku : Minang
Pekerjaan : Mahasiswa
Pada tahun 2017 lalu konseli pernah mencoba untuk membuka hati untuk laki-
laki yang juga merupakan teman sekolah konseli semasa SMA. Mereka intens
berkomunikasi selama sembilan bulan dan bertahan tanpa status yang jelas.
Konseli merasa nyaman selama dekat dengan teman SMAnya tersebut dan konseli
merasa temannya itu juga merasakan hal yang sama dengan konseli. Konseli
mengaku kepada konselor bahwa saat itu konseli menyayangi temannya itu
melebihi rasa sayang kepada teman dan berharap status hubungan mereka jelas.
Menurut pengakuan konseli, temannya itu pernah mengutarakan bahwa ia
menyayangi konseli melebihi rasa sayang kepada seorang teman namun belum
ada titik terang dari hubungan mereka. Saking sayangnya kepada temannya itu,
konseli merasa hubungan mereka lebih dari hubungan pacaran karena mereka juga
teman satu sekolahan, jadi sudah saling mengenal satu sama lain. Lebih dari itu,
konseli juga merasa bahwa temannya itu memberi kenyamanan kepadanya.
Konseli hanyut dengan suasana berbunga-bunga yang ia rasakan pada saat itu
hinggaa sembilan bulan lamanya, hingga pada akhirnya teman konseli tersebut
memilih untuk pergi meninggalkan konseli tanpa alasan tertentu. Menurut
penuturan konseli, saat itu ia merasa patah hati sekali, hatinya seperti hancur
berkeping-keping.
Sejak saat itu konseli merasa takut untuk memulai hubungan dan ketika ada
yang mengajak konseli untuk menjalin hubungan yang serius, konseli selalu
menolak dan mengajak untuk berteman saja.
Konseli memiliki darah asli Minang, ayah dan ibu konseli merupakan
penduduk asli disebuah kabupaten di Sumatera Barat. Sehingga sifat yang konseli
tunjukkan banyak yang mencerminkan tentang suku Minangkabau, seperti
kehidupan konseli yang islami.
D. Riwayat keluarga
Konseli memiliki keluarga yang utuh. Konseli memiliki ayah yang berusia
58 tahun serta ibu berusia 53 tahun. Pekerjaan ayah dan ibu konseli masing-
masing tani dan rumah tangga. Pendidikan terakhir kedua orang tua konseli adalah
SMA. Konseli memiliki hubungan yang sangat baik dengan kedua orang tuanya,
menurut konseli orang tuanya memiliki jiwa muda yang tinggi dan terbuka
terhadap apapun sehingga tak jarang konseli berbagi cerita dengan kedua orang
tuanya.
Ketika kelas dua SMA, konseli pernah ada pengalaman dengan konseling
yaitu ketika konseli dipanggil keruangan BK. Alasannya karena ada pengaduan
dari junior konseli di SMA tersebut bahwa ia dimarah-marahi oleh konseli. Alasan
konseli memarahi juniornya itu karena konseli tidak terima karena merasa bahwa
juniornya itu dengan sengaja meludahi konseli sehingga membuat konseli marah.
Pada saat konseling, konseli menggunakan kemeja berawarna putih, rok hitam
serta jilab berwarna putih. Proses konseling dilakukan disebuah café didaerah
Lubuk Begalung, Padang. Konseli memiliki tinggi 164cm dan berat badan 47 kg.
konseli memiliki kulit yang putih dan juga hidung yang mancung.
Pada saat konseling berlangsung, sekitar dua jam, konseli terlihat cukup rileks
dan sesekali bercanda dengan konselor dengan tujuan mengusir rasa bosan.
Konseli juga menunjukkan sikap senangnya terhadap konseling yang diberikan
kepadanya. Konseli terlihat antusias dalam menceritakan keluarganya. Pada saat
bercerita tentang masalahnya, sesekali konseli tampak sedikit cemberut dan
sedikit murung.
Dua jam melakukan konseling, konselor merasa bahwa konseling yang ia
berikan lancar tanpa ada gangguan apapun. Konseli juga tampak terbuka terhadap
masalah yang tengah ia hadapi, dan konseli juga tampak serius dalam melakukan
konseling.
Menurut konselor, cara berpikir konseli sangat logis. Beberapa hal yang ia
ceritakan sempat diperlihatkan buktinya kepada konselor, misalnya seperti
percakapannya dengan beberapa laki-laki yang tengah mendekati konseli.
Mengingat hubungan yang baik antara konseli dengan keluarga konseli, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungannya antara masalah yang dihadapi
konseli dengan riwayat hidupnya. Model konseling yang cocok digunakan adalah
listening, yaitu prosedur psikologis yang lebih kompleks dan melibatkan
penafsiran serta pemahaman pentingnya pengalaman sensori.
H. Definisi masalah
Ketika ada masalah lain yang muncul pada saat konseling, konseli
menyelesaikan masalah yang muncul tersebut terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan lagi kepermasalahan. Misalnya seperti hubungan baik yang dimiliki
pasangan konseli terdahulu dengan keluarga konseli
I. Komponen-komponen masalah
J. Pola peristiwa
Konseli memiliki orang tua yang begitu peduli dengan konseli. Orang
tua konseli memiliki hubungan baik dengan L yang merupakan mantan pacar
konseli yang dahulunya mereka berpacaran selama lima tahun. Konseli merasa
sedih ketika orang tua konseli menanyakan seputar hubungan konseli dengan
L. Seperti mengorek luka lama, konseli merasa perjuangannya selama lima
tahun menjaga hubungannya dengan L sia-sia.
K. Lamanya/durasi masalah
Masalah ini sudah terjadi dari tahun 2016, ditambah lagi pada tahun
2017 ketika teman SMA konseli memutuskan untuk pergi meninggalkan
konseli. Bisa dikatakan bahwa masalah telah ada sejak dua tahun terakhir.