Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN VERBATIM PRAKTIK KONSELING

Kelas 7
Dosen Pengampu:
Yohanis F. La Kahija, S.Psi., M.Sc. dan Fika Nadia Tirta Maharani, S.Psi., M.Psi. Psikolog

Disusun oleh:
Satrio Agung Guntoro
15000121120031

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
LAPORAN VERBATIM PRAKTIK KONSELING

A. Identitas

1. Nama konselor (NIM) : Satrio Agung Guntoro (15000121120031)


2. Nama/inisial konseli : Phs
3. Usia konseli : 20 Tahun
4. Tanggal dan jam praktik : 31 Maret 2023 jam 21.30- 22.01 WIB
5. Tempat praktik : Burjo

B. Verbatim konseling

No. Peran Pernyataan Keterangan


1 Konselor Sebelumnya perkenalkan nama saya Satrio selaku Pembukaan / building
konselor dari mas Phs. Sebelumnya saya ingin rapport
bertanya nih, sebelum kesini darimana?
Konseli Saya dari tempat tinggal.
Konselor Boleh perkenalan diri terlebih dahulu, singkat saja
seperti nama, asal, umur.
Konseli Nama saya Phs, saya berumur 20 tahun dan berasal
dari Jakarta Utara
Konselor Okei, sebelum saya memulai sesi konseling pada kali Informed Consent dan
ini, saya akan memberitahukan kepada mas Phs konselor menanyakan
bahwa nantinya akan saya berikan Informed Consent kabar konseli
yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan data
mas Phs. Ini berbentuk lembar persetujuan.Saya
announce juga kalua rahasia mas phs ini aka naman.
Kabar hari ini bagaimana?
Konseli Untuk kabar hari ini saya cukup baik dan mood saya
cukup stabil. Baik-baik saja
Konselor Baik-baik saja ya. Kesibukan akhir-akhir ini lagi
ngapain mas Phs?
Konseli Kesibukan akhir-akhir ini paling karena saya kuliah Konselor bertanya
jadi sedang sibuk mengerjakan tugas. mengenai kesibukan
konseli
Konselor Apa sebelumnya mas phs ini sudah pernah Konselor melakukan
konsultasi ke psikolog lain? klarifikasi dan
menanyakan Riwayat
konseling dengan cara
attending.
Konseli Sebelumnya saya sudah pernah ke psikolog tapi
diluar jam kerjanya karena beliau saudara saya
Konselor Sudah pernah ke psikolog tapi diluar jam kerjanya, Konselor
ya. mengklarifikasi
pernyataan dari
konseli.
Konseli Iya mas
Konselor Apa sih permasalahan mas phs hingga datang Bridging untuk masuk
kepada saya? kedalam sesi
konseling
Konseli Saya ingin menceritakan masalah ketika saya kecil
yang dimana saya didik cukup keras oleh orang tua
saya yang mana background orang tua saya itu dari
polri, jadi didikannya cukup keras. Saya waktu kecil
termasuk nakal, sering keluyuran, main dan ga
pernah nurut. Jadi waktu orang tua saya
mengingatkan ke say aitu caranya itu dengan
menjepret pake sabuk atau sapu. Jadi sampai
sekarang tuh, mau ketemu atau dimarahin orang tua
tuh jadi takut, rasanya tuh.
Konselor Rasa ketakutannya mas Phs tuh bagaimana tuh, bisa
dideskripsiin gak?
Konseli Kayak, takut aja gitu untuk buat masalah. Karena
langsung dipukul pakai sabuk. Takutnya bener-bener
takut.
Konselor Dari sana ada ga timbul rasa-rasa dendam atau
kemarahan terhadap orang tua? Atau bahkan mas
Phs pernah sampai berpikiran untuk membalasnya?
Konseli Kalau untuk membalasnya sih enggak ya, cuman
saya masih takut doang.
Konselor Okei, berarti apabila sewaktu-waktu terjadi hal
seperti itu lagi, mas Phs ini nakal lagi. Mas phs ini
takut banget berarti.
Konseli Jadi kayak dampaknya di waktu sekarang tuh jadi
gabisa dimarahin dan harus diberitahu pelan-pelan.
Konselor Itu tuh berarti berlangsung sejak kapan ya mas Phs?
Konseli Ini berlangsung ketika saya berumur 4 tahunan, pas
saya TK.
Konselor Berlangsung dari umur 4 tahun ya mas Phs, dari hal
tersebut tuh mempengaruhi gak hubungan mas phs
dengan orang lain?
Konseli Gaada sih, cuman kalua dimarahin sama yang lebih
tua masih tetep takut. Jadi cara saya kalau tiba tiba
untuk ga takut, saya pergi ninggalin
Konselor Berarti kalau mas phs ini takut, mas phs ini langsung
pergi ninggalin aja gitu ya.
Konseli Iya.
Konselor Selain itu ada gak coping lain yang mas phs lakukan?
Konseli Gaada lagi.
Konselor Tapi kalau sekarang dengan mas Phs di umur 20,
masih kebawa gak perasaan tersebut?
Konseli Masih banget, kek gimana yak ek susah dikendaliin
gitu mas.
Konselor Itu gimana tuh maksudnya susah dikendaliin?
Konseli Jadi kek saya susah mengendalikan tindakannya gitu.
Konselor Dari Tindakan tersebut tuh ada gak timbul keinginan-
keinginan yang mas Phs rasain? Keinginan buat
kabur dari rumah misalnya.
Konseli Pengen kabur sih mas biasanya terus saya pergi main
sama teman.
Konselor Okei, seandainya mas Phs ini berada di umur 4
tahun. Apa sih ekspektasi keadaan yang mas Phs
inginkan?
Konseli Harusnya anak kecil kalo nakal tuh diberi tahu baik-
baik ya gaperlu make kekerasan. Misalnya make
sabuk atau sapu gitu.
Konselor Perasaan-perasaan takut mas Phs tuh kebawa gak
sih kalo di umur sekarang?
Konseli Ya yang tadi saya bilang, saya takut kalo tiba-tiba
orang tua marah disaat saya melakukan kesalahan.
Takut tiba-tiba dipukul atau dijepret make sabuk.
Konselor Saya paham sih apa yang mas phs rasakan, karena
saya jujur pernah juga merasakan apa yang mas phs
rasain. Yang mana biasanya pola asuh orang tua dulu
tuh kan cenderung keras dan ditambah background
keluarga mas phs ini dari polri. Mungkin akan lebih
keras dari biasanya. Kalo dari mas Phs sendiri ada
gak perasaan lain yang dirasain selain perasaan
takut, seandainya orang tua mas Phs ada disini, terus
mas Phs ngelakuin kesalahan.
Konseli Gaada sih, paling nunduk dan ga liat. Kurang
lebihnya kek pengen menghindar.
Konselor Pengen menghindar. Berarti perasaan yang mas Phs
rasain ini, kalau di sekarang di umur mas Phs yang
sudah 20 tahun. Mas Phs ini seakan-akan
merepresikan atau menekan perasaan takut yang
mas Phs alami ketika mas Phs di umur 4 tahun.
Karena kalau mas Phs melakukan kesalahan, masih
ada rasa takut yang berasal dari kejadian di umur 4
tahun tersebut.Tapi mungkin akan lebih baik jika
mas Phs ngobrolin itu dengan orang tua, berbentuk
komunikasi dua arah. Kalau saya boleh tau pernah
ada gak obrolan-obrolan seputar itu?
Konseli Hmm, kayaknya dulu tuh gaada sih kek lebih saya
Cuma cara negur saya harusnya lebih baik dari
sebelumnya. Jadi kalau (konseli terdiam),
Konselor Baik, jika mas Phs ini jadi orangtua apakah bakal
ngelakuin hal yang sama?
Konseli Oh tidak. Saya akan menegur anak saya secara baik-
baik. Jikapun ada kesalahan saya akan memberitahu
dengan baik-baik.
Konselor Tapi jika anak mas Phs melakukan kesalahan yang
besar terlepas dari apapun kesalahannya itu yang
membuat mas phs marah. Apakah perasaan-
peraasan marah dari orang tua mas phs dulu akan
muncul di mas Phs.
Konseli Sepertinya tidak, saya bakal mencoba untuk
berbicara baik-baik dengan dia dan membuat dia
memikirkan kesalahannya.
Konselor Kalau boleh tau mas Phs dari berapa bersaudara?
Konseli Dua bersaudara.
Konselor Nah itu pola pengasuhan kepada saudara mas phs
sama atau berbeda?
Konseli Wah jauh banget, saudara saya dimanja banget.
Konselor Dimanja banget, berbeda dari mas phs.
Konseli Aneh ya, harusnya dua duanya sama-sama dimanja.
Kenapa ini berbeda. Anak satu malah didik dengan
keras sedangkan anak kedua malah dimanja
Konselor Dari hal itu ada timbul perasaan apa tuh mas phs?
Konseli Hmm, cemburu sih mas karena didikannya berbeda
dari orang tua.
Konselor Itu kira-kira kenapa orang tua seperti itu?
Konseli Kalo soal itu saya belum tau sampai sekarang.kenapa
bisa kayak gitu
Konselor Kalo menurut mas phs gimana soal didikan tersebut,
Konseli Yang saya tau biasanya anak pertama didik dengan
keras, supaya nanti dia udah sendiri, udah punya
keluarga, dia udah paham gimana sih rasa capeknya
cari uang, supaya ekonominya terpenuhi. Biar dia
tau dunia dewasa tuh seperti apa, sekeras apa. Biar
ga jadi manja. Biar dirinya bisa lebih kuat
menghadapi dunia.
Konselor Dengan pola asuh seperti itu mas phs ada gak
perubahan yang mas phs rasain. Terbentuk gak?
Konseli Kayak saya sekarang ketika kuliah saya capek. Tapi
dari didikan orang tua saya ga boleh cape, sebagai
contoh juga untuk adeknya karena saya anak
pertama.
Konselor Menurut mas Phs adek mas Phs kan tidak diberi pola
asuh yang sama nih dengan mas Phs, menurut mas
Phs dia akan jadi seperti apa?
Konseli Gimana ya, mungkin. Dia aja kalo dibentak gitu dia
gakuat. Mungkin nanti dia akan sadar dengan pola
pengasuhan dimanja itu dan akan kaget saat dia
dewasa menghadapi semuanya, yang semuanya
dilakuin sendiri.
Konselor Iya itu benar juga sih, maksudnya kayak kita
dihadapkan dengan kondisi hidup di tempat yang
keras kita akan biasa dengan pressure atau dengan
capek. Sedangkan dengan orang yang tidak dibiasain
akan lebih kaget akan hal itu
Jadi kalau dari yang saya lihat didikan orang tua mas
phisar ini ada efek positifnya juga. Disatu sisi
memang dia mendidik mas Phs dengan kurang
baik.Karena melakukan kekerasan disitu tapi disatu
disisi niat mereka membuat mas phs untuk bisa kuat
di kemudian hari.
Konseli Tapi bagaimana dengan trauma yang diberikan itu?
Konselor Kalau boleh tau mas Phs ngerasain trauma itu sudah
berapa lama?
Konseli Itu berlangsung cukup lama selama beberapa tahun
ini sih mas. Gimana ngerasain takut bahkan sampe
gak usah ada sekalian.
Konselor Nah tadi kan ada coping stressnya, misalnya seperti
yang disebutkan mas Phs tadi. Main sama teman,
pergi ke burjo, ngumpul, nyantai. Secara tidak
langsung itu bisa ngelepasin pikiran-pikiran negative
dari mas Phs.
Konseli Itu bisa dibilang efektif gak ya? Soalnya terkadang
masih teringat yang ditambah dlu saya masih
sempet dilarang keluar malam. Saya terkadang
masih takut untuk keluar malam karena ngerasa
takut dimarahin orang tua.
Konselor Sebenernya itu perlu komunikasi dua pihak mas Phs,
mas phs komunikasiin ke orang tua kalau mas Phs
udah gede, gabisa dikekang-kekang terus. Mas phs
udah bisa jaga diri sendiri. Biar seandainya mas Phs
keluar malam itu ga was-was untuk dimarahin. Kalau
saya boleh tau nih bagaimana keadaan mas Phs
setelah proses konseling ini
Konseli Saya merasa mendapat pencerahan dan membuat
saya sadar, Kemarahan orang tua dan ketegasannya
itu ada efek lain
Konselor Kalau dalam kasusnya mas Phs ini tidak bisa selesai
dalam satu konseling karena saya masih ingin
mengetahui apakah masih terdapat represi yang
terpendam dari mas Phs ini.
Konselor Sebelum saya mengakhiri sesi konseling nih,
bagaimana mas phs menggambarkan figure orang
tua mas phs. Misalnya jika saya menggambarkan
ayah saya orangnya mandiri.
Konseli Tegas sih, soalnya dia kek tertata gitu,kalo ibu juga
demikian
Konselor Orang tua pernah gak ngerasa salah nih didikanku?
Konseli Nah itu saya tidak tahu.
Konselor Mas phs belum pernah tanya ya ke orang tua?
Konseli Belum pernah sama sekali
Konselor Tapi pernah gak ada muncul perasaan ingin nanya.
Misalnya aku tanya ah buat menenangkan pikiranku.
Konseli Sebenernya sih ada
Konselor Kalo dari aku pribadi ya, mungkin bisa menjadi
masukan mas Phs, perlu komunikasi yang intens
antara mas Phs dan orang tua mas Phs untuk
membangun kedekatan.
Konselor Kalo dari mas Phs sendiri ada yang ingin ditanyakan?
Atau masih ada pikiran-pikiran terpendam yang
belum disampaikan?
Konseli Untuk itu ada cuman saya sudah cukup untuk buat
saya meluapkan masa lalu saya dan buat saya lebih
tenang ditambah ada feedback dari mas yang buat
saya ada mendapat pencerahan.
Konselor Baiklah, mungkin jika sudah tidak ada pertanyaan
lagi sesi konseling kali ini saya cukupkan dan terima
kasih sudah mempercayai saya selaku konselor dan
saya harap untuk kedepannya mas Phs mau cerita
lagi dengan saya. Baiklah untuk mas Phs bisa
langsung ke bagian administrasi dan juga jangan lupa
untuk mengisi informed consentnya.

C. Analisis praktik konseling

- Identifikasi problem yang dialami konseli.

- Problem yang dialami oleh konseli adalah konseli masih merasa ada ketakutan masa kecil
karena dia sering dimarahi oleh orang tuanya. Trauma yang timbul dari ketakutan tersebut
didapatkan oleh konseli ketika orang tuanya melakukan kekerasan fisik akibat dari perasaan
marah yang dilontarkan oleh orang tuanya.

- Hasil asesmen (pengumpulan data)

- Hasil pengumpulan data dari sesi konseling ini didapatkan hasil bahwa konseli hingga umurnya
yang sudah menginjak 20 tahun masih tetap terbayang-bayang perasaan takut akan traumanya
dimarahin oleh orang tuanya pada usia 4 tahun.

- Rencana Intervensi (pendekatan apa yang digunakan dalam konseling)

- Rencana intervensi yang ingin saya lakukan adalah menggunakan pendekatan psikodinamik,
yang dimana saya ingin lebih menelisik ke dalam bawah sadarnya mengenai problemnya
tersebut. Saya ingin melihat bagaimana perasaannya secara lebih detail terkait dengan problem
di masa lalunya.

D. Refleksi pribadi dari praktek konseling

Dari praktek konseling yang dilakukan, apa saja yang Anda sadari dan temukan? Dalam hal apa
Anda merasa sudah berkembang? Dalam hal apa saja Anda merasa masih perlu banyak belajar?
Seberapa puas Anda dengan konseling yang Anda lakukan?

Dari praktek konseling ini yang saya sadari adalah konseli yang awalnya datang dengan senyuman
berakhir dengan hilangnya senyum tersebut karena dia menceritakan hal-hal yang menjadi
problem dalam dirinya. Saya merasa berkembang karena saya merasa mendapatkan sisi empati
yang lebih baik dari sebelumnya, mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
cara merespons orang lain dengan hati-hati. Saya masih harus banyak belajar terutama dalam
pendekatan apa yang ingin saya gunakan di dalam konseling ini, karena ini akan mempengaruhi
bagaimana jalannya konseling saya dan juga probing yang akan saya lakukan. Dari sesi konseling
tersebut saya cukup puas untuk bisa mendengarkan cerita dari klien.

Anda mungkin juga menyukai