Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ALIFIYA YUNIKA PUTRI

NIM : G42181262

GOLONGAN : B

ANALISA VITAMIN C PADA BAHAN PANGAN

Vitamin C adalah salah satu kelompok vitamin yang larut dalam air. Tingkat stabilitas
kandungan vitamin C pada bahan pangan dipengaruhi oleh udara serta proses pengolahan
yang dilakukan. Vitamin C memiliki kandungan antioksidan yang kuat sehingga dapat
melindungi tubuh dari benda asing yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, menjaga
daya tahan tubuh, serta mempercepat penyerapan beberapa mineral seperti zat besi dan
kalsium. Kebutuhan vitamin C tergantung pada kondisi kesehatan setiap individu, individu
yang mengalami sakit memerlukan vitamin C yang lebih banyak. Sebaiknya, kebutuhan
vitamin C pada individu setara dengan rusaknya vitamin C dalam tubuh yang diakibatkan
oleh metabolisme dalam tubuh.

Metode analisa vitamin C pada bahan pangan dapat meliputi metode kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatif dapat menggunakan pereaksi benedict. Metode kuantitatif yang
sering digunakan dalam analisa vitamin C pada bahan pangan adalah metode titrasi asam
basa serta iodimetri, hal ini disebabkan karena pertimbangan biaya. Metode titrasi asam basa
dan iodimetri merupakan metode yang sederhana, sehingga tidak memerlukan banyak
peralatan yang dapat berpengaruh pada biaya penggunaan.

Penyimpanan dapat memengaruhi kandungan vitamin C pada bahan pangan.


Kandungan vitamin C lebih rentan mengalami penurunan selama penyimpanan yang
diakibatkan oleh suhu serta susut berat. Kandungan vitamin C lebih cepat mengalami
penurunan sebanding dengan peningkatan suhu, sehingga apabila suhu penyimpanan
meningkat maka kandungan vutamin C pada bahan pangan menurun. Bahan pangan
sebaiknya disimpan pada suhu rendah, untuk mencegah terjadinya kerusakan yang dapat
mengakibatkan pembusukan. Pada suhu rendah, proses metabolisme pada bahan pangan
melambat, sehingga terjadi penurunan proses respirasi serta terhambatnya perkembangbiakan
mikroba. Semakin lama penyimpanan, maka kandungan vitamin C lebih rentan mengalami
penurunan. Hal ini disebakan oleh adanya proses oksidasi serta respirasi yang terjadi pada
bahan pangan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan. Adanya penyusutan pada bahan
pangan yang mengandung vitamin C diakibatkan oleh peningkatan suhu penyimpanan.
Peningkatan suhu penyimpanan dapat meningkatkan proses transpirasi yang terjadi dalam
bahan pangan, sehingga dapat menguapkan air dalam jumlah lebih besar. Terjadi penguapan
air dapat meningkatkan persentase kehilangan air pada bahan pangan.

DAFTAR PUSTAKA

a. Yasin, Y. K., Kartasurya, M. I., Krisdjamiatun (2015). Pengaruh kombinasi vitamin C


dan vitamin E terhadap kadar melanoidialdehid plasma pasien diabetes melitus tipe 2.
Jurnal Gizi Indonesia. Diakses pada tanggal 12 juli 2019. Pada
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/12321
b. Fitasari, P., Syahrir, M., Mustarin, A (2018). Diversifikasi produk susu pasteurisasi
dengan penambahan sari buah jambu biji merah (psidium gujava linn). Jurnal Pendidikan
Teknologi Pertanian. diakses pada tanggal 12 Juli 2019. pada
https://ojs.unm.ac.id/ptp/article/view/6914

Anda mungkin juga menyukai