Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PERBEDAAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS) PADA BAYI, ANAK DAN DEWASA
MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun Oleh :

Anik Sulistiawati 220110170186

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Tugas Resume Terkait Perbedaan Basic Life Support pada bayi, anak dan dewasa

Resusitasi merupakan upaya yang dilakukan terhadap penderita atau korban yang berada dalam keadaan
gawat atau kritis untuk mencegah terjadinya kematian. Gawat adalah keadaan yang berkenaan dengan suatu
penyakit atau kondisi lainnya yang mengancam jiwa, sedangkan darurat adalah keadaan yang terjadi tiba-tiba
dan tidak diperkirakan sebelumnya, suatu kecelakaan, kebutuhan yang segera atau mendesak.
Resusitasi jantung paru (RJP) terdiri atas Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Lanjutan
(BHL). Bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan resusitasi tanpa menggunakan alat atau dengan alat yang
terbatas seperti bag-mask ventilation, sedangkan pada bantuan hidup lanjut menggunakan alat dan obat resusitasi
sehingga penanganan lebih optimal.
Resusitasi Jantung Paru segera dan efektif berhubungan dengan kembalinya sirkulasi spontan dan kesempurnaan
pemulihan neurologi. Beberapa penelitian menunjukkan angka survival dan keluaran neurologi lebih baik bila
RJP dilakukan sedini mungkin.
Saat jantung berhenti oksigenasi akan berhenti pula dan menyebabkan gangguan otak yang tidak dapat
diperbaiki walaupun terjadi dalam beberapa menit. Kematian dapat terjadi dalam 8 hingga 10 menit, sehingga
waktu merupakan hal yang sangat penting saat kita menolong korban yang tidak sadar dan tidak bernapas.
Resusitasi Jantung Paru bertujuan untuk mempertahankan pernapasan dan sirkulasi agar oksigenasi dan
darah dapat mengalir ke jantung, otak, dan organ vital lainnya.

ANAK >1 TAHUN-


INDIKATOR BAYI DEWASA
PUBERTAS
(<1 TAHUN)
Keaman lokasi Pastikan area tersebut aman untuk penolong maupun korban
Cek adanya reaksi Henti
Cek tanda
napas atau terengah-engah
serangan jantung
Tidak ada denyut nadi selama 10 detik
Pingsan = ambil AED baru lakukan CPR atau kirim orang Ambil AED baru
lain untuk mengambil AED dan langsung lakukan CPR lakukan CPR atau
Sistem tanggap Tidak pingsan = kirim orang lain
darurat  Berikan CPR selama 2 menit untuk mengambil
 Ambil AED AED dan langsung
 Lanjutkan CPR jika AED tersedia lakukan CPR

Melakukan
Teknik C-A-B
CPR
1.5 inchi (4 cm) 2 inchi (5 cm) 2 inchi (5 cm) minimal
Kedalaman Minimal 2 inci ( 5
minimal sepertiga sampai sepertiga diameter
kompresi dada cm) tapi tidak lebih
setengah diameter AP sampai setengah AP
dari 2,4 inci (6 cm)
Dada dada
Tingkat kompresi
100-120 kompresi /menit
dada
Kompresi dada dilakukan secara
push hard and fast, dengan
kedalaman sepertiga diameter
anteroposterior dada, harus
kembali sempurna (complete
recoil) setelah setiap Kompresi dilakukan di
kompresi dengan interupsi setengah lebih rendah dari
Teknik kompresi minimal. sternum setidaknya
dada Untuk 1 penolong, penekanan sepertiga dimensi anterior-
dilakukan di sternum posterior dada atau Kompresi dada
menggunakan 2 jari yang setengah bagian bawah dilakukan dengan
ditempatkan tepat di bawah tulang dada (sternum) atau menggunakan 2
garis intermammary dan tidak sekitar 5 cm (2 inchi) tangan di
boleh mengkompresi di tulang dengan menggunakan 1 atau pertengahan dada/
rusuk dan xiphoid 2 tangan atau pangkal
separuh bagian
pergelangan tangan. Tidak
boleh menekan/ bawah tulang dada
Untuk penolong ganda
mengkompresi di tulang (sternum)
menggunakan teknik 2- rusuk dan xiphoid.
thumb– encircling hands atau 2
tangan ibu jari bergerak
melingkar di tengah dada tepat
di bawah
baris putting.

Jika penolong seorang diri, lakukan 30


kompresi dada diikuti pemberian 2 bantuan
napas.
Koordinasi bantuan
Untuk 2 penolong, pemberian bantuan 1 atau 2 penolong 30
napas dan kompresi
napas dan kompresi dada dilakukan dengan perbandingan 15:2. kompresi : 2 napas
dada

Ganti kompresor setiap 2 menit. Jangan melakukan bantuan


napas dan kompresi dada pada saat yang bersamaan

Teknik mulut ke mulut, mulut


ke hidung dan dapat juga
Cara pemberian Teknik mulut ke mulut dengan menggunakan
dengan menggunakan alat
napas secara mouth barrier dengan catatan mengalami
dengan catatan mengalami
konvensional cardiac arrest dan disetujui oleh pihak keluarga.
cardiac arrest dan disetujui
oleh pihak keluarga

Pemberian
ventilasi dengan
pasien yang sudah 1 napas per 6 detik (10 napas/ menit)
dipasang
intubasi
Defibrilator manual
dengan dosis 2-4 J/kg
energy monophasic
dan bifasic

Jika terdapat ventricular


fibrillation tambah dosis Penggunaan AED yang
sampai 4 J/kg atau lebih dilengkapi dengan
tinggi namun tidak lebih pediatric attenuator dapat
dari 10 J/kg atau dosis Menggunakan AED
digunakan untuk anak-
Penggunaan umu dewasa anak kurang dari 8 tahun
defibrillation Jika menggunakan
Jika defribilator manual defribilator manual dosis
Jika tidak terdapat AED maksimal 10 J/kg
tidak ada maka dapat yang dilengkapi dengan
menggunakan AED pediatric attenuator dapat
yang dilengkapi dengan dikunakan AED tanpa
pediatric attenuator pediatric attenuator

Jika tidak terdapat AED


yang dilengkapi dengan
pediatric attenuator dapat
dikunakan AED tanpa
pediatric attenuator
Untuk anak-anak = 450-
Volume Bag and Pada bayi dengan 500 mL sedangkan Dewasa 1000 mL
Mask Devices 450-500 mL
Untuk remaja = 1000 mL

Lakukan recoil penuh dada setiap kali kompresi, jangan bertumpu diatas dada setelah
Rekoil dada
setiap kali kompresi
Daftar Pustaka:
American Heart Association. (2019). Bagian 11: Life Support Pediatric Dasar dan Cardiopulmonary Resusitasi
Kualitas. Diperoleh dari situs American Heart Association, Inc.: eccguidelines.heart.org
Mary fran hazinsky, d. (2015). fokus utama pembaruan pedoman AHA untuk CPR dan ECC. American heart
association , 20-23.
Yuniar, I. (2014). Bantuan Hidup dasar pada anak. continuing medical education , vol. 41 no 9.

Anda mungkin juga menyukai