Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


1. M. An’im Dewantoro 17110082
2. Zulham Dwi A. 17110086
3. Puan Anandani 17110095
4. Ghulam Fariqy 17110099
5. Yoga Gumelar A. 17110101
6. Riski Yanti 17110107
7. Miftah Rahmawati 17110109
8. Anissa Nur’aini 17110116

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2019
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Jl. Sidodadi Timur No. 24 – Dr. Cipto, Semarang. Telp. (024) 8316377 Fax. (024) 8448217

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A. Topik Permasalahan/Bahasan Topik Tugas (Kenakalan Remaja)


B Jenis Layanan Bimbingan Kelompok
C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan
E Tujuan Kegiatan Setelah kegiatan ini, siswa diharapkan
memahami:
1. Factor-faktor penyebab kenakalan
remaja
2. Memahami akibat dari kenakalan
remaja
3. Memahami upaya menanggulangi
kenakalan remaja.
F Hasil yang ingin dicapai - 1.Mahasiswa tidak mengikuti
kenakalan remaja
- 2. Mahasiswa bisa berperan dalam
pencegahan dan penanganan kenakalan
remaja
G Sasaran Kegiatan Teman Sekelas
Materi Layanan 1. Kenakalan Remaja
2. Factor penyebab
3. Akibat dari kenakalan remaja
4. Upaya menanggulangi kenakalan
remaja
H Tempat Penyelenggaraan Ruang BK
I Hari/Tanggal Selasa, 14 Mei 2018
J Waktu 1 kali pertemuan 45 menit
K Metode Diskusi, Tanya Jawab dan Permainan,
Dinamika Kelompok
L Teknik Bingo Game
M Alat dan Media                               Medianya “Bingo Game”. Alat dan
Bahan: Kardus, Gunting, Asturo,
Double Tipe, Penggaris, Spidol
N Uraian Kegiatan
Tahap Uraian
1. Tahap Pembentukan 1. 1. Menerima secara terbuka dan
mengucapkan terima kasih
2. 2. Berdo’a
3. 3. Menjelaskan pengertian bimbingan
kelompok
4. 4. Menjelaskan tujuan bimbingan
kelompok
5. 5. Menjelaskan cara pelaksanan
bimbingan kelompok
6. 6. Menjelasakan asas-asas bimbingan
kelompok
7. 7. Perkenalan dilanjukan dengan
permainan (Tebak Nama)
2. Tahap Peralihan 1. 1. Menjelasakan kembali kegiatan
kelompok
2. 2. Tanya jawab tentang kesiapan
anggota untuk kegiatan lebih lanjut
3. 3. Mengenali suasana apabila anggota
secara keseluruhan/sebagian belum
siap untuk memasuki tahap berikutnya
dan mengatasi suasana tersebut
4. 4. Memberi contoh topik bahasan yang
dikemukakan dan dibahas dalam
kelompok
3. Tahap Kegiatan 1. 1. Pemimpin kelompok
mengemukakan topik bahasan yang
telah dipersiapkan
2. 2. Menjelaskan pentingnya topik
tersebut dibahas dalam kelompok
3. 3. Tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan pemimpin kelompok
4. 4. Pembahasan topik tersebut secara
tuntas
5. 5. S  e  l  i  n  g  a  n (Bingo Game)
6. 6. Menegaskan komitmen para anggota
kelompok (apa yang segera dilakukan
berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran 1. 1. Menjelasakan bahawa kegiatan
bimbingan kelompok akan diakhiri
2. 2. Anggota kelompok mengemukakan
kesan dan menilai kemajuan yang
dicapai masing-masing
3. 3. Pembahasan kegiatan lanjutan
4. 4. Pesan serta tanggapan anggota
kelompok
5. 5. Ucapan terima kasih
6. 6. Berdoa
7. 7. Perpisahan.
5. Evaluasi
1.     a. Evaluasi Proses a.   1. Pemimpin kelompok terlibat dalam
menumbuhkan antusiasme peserta
dalam mengikuti kegiatan
b.   2. Pemimpin kelompok membangun
dinamika kelompok
c.   3. Pemimpin kelompok memberikan
penguatan dalam membuat langkah
yang akan dilakukannya
2.      b. Evaluasi Hasil a.   1. Mengajukan pertanyaan untuk
mengungkap pengalaman anggota
kelompok dalam bimbingan kelompok
b.   2. Mengamati perubahan perilaku
peserta setelah bimbingan kelompok
c.   3. Anggota kelompok mengisi
instrumen penilaian dari pemimpin
kelompok

Semarang, 14 Mei 2018

Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikan

Siti Fitriana, S.Pd.,M.Pd.Kons M. An’im Dewantoro


NIP. NPM. 17110082
MATERI

Pengertian Bimbingan Kelompok

1. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48),bimbingan kelompok yaitu


layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu
(terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
2. Menurut Prayitno ( 1995 : 62) menyatakan Bimbingan kelompok berarti
memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan
kepada individu-individu melalui kelompok.
3. Menurut Juntika (2003 : 31),bimbingan kelompok merupakan bantuan
terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas
kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan
sosial.
4. Menurut Prof. Mungin (2005 : 17) menyatakan bimbingan kelompok
adalah suatu kegiatan kelompok di mana pimpinan kelompok
menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota
kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
5. Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan
kelompok dilakukan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang.
Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya
dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling
kelompok), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier
kepada siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA.
Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang
perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok merupakan


salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu  yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok bertujuan menunjang pemahaman, pengembangan
dan pertimbangan pengambilan keputusan/ tindakan individu.
Tujuan Bimbingan kelompok

1. Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi perserta layanan (siswa).
2. Tujuan Khusus
Secara lebih khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu
peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal
para siswa.
Menurut Prayitno (1995 : 70) tujuan yang ingin dicapai dalam
bimbingan kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih
luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik
umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota
kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:17).Tujuan bimbingan
kelompok adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah
pembuatan keputusan dan tingkah laku.

Asas Bimbingan Kelompok

Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun


asas-asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1)   Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus
bersifat sukarela, tanpa paksaan.Klien secara sukarela dan tanpa adanya paksaan,
mau menyampaikan masalah yang dihadapi dengan mengungkapkan hal – hal
yang dialaminya pada konselor.
2)   Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika
ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran
dari anggota.
4)   Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat
sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang
dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari,
yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu
ataupun masalah waktu kecil.
5)   Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai
pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota
yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak
ada yang berebut.
6)   Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok
diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada
dalam kegiatan bimbingan kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain
selain orang-orang yang mengikuti kegiatan .

Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan


tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui
bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-
anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
Contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar :
- perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
- perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
- mengganggu teman;
- memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara;
- Merokok;
- menonton video atau media cetak yang tidak layak
- Corat-coret tembok sekolah
- Membolos dan
- Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
- Selalu melanggar tata tertib
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

     1.      Faktor Intern


      a)      Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada
system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter
psikisnya).  Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada
periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa.
Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan,
sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja
atau perilaku menyimpang.
      b)      Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi
jenis kelamin. Ada suatu  teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh
dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam
kenyataan hidup).  Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat
fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si
penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai 
perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
      c)      Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang
berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara),
sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana”
yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan
terasingkan.
     2.      Faktor Ekstern
      a.       Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang
tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin
karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang.
Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada
anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena
kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua kepada anaknya.
     b.      Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap
pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan
memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang  dari
hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang
wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap
kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan
semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.
      c.       Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.         
      d.      Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian
bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
      e.       Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi
komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih
anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih
rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai
dan norma yang berlaku.

Dampak/Akibat Kenakalan Remaja


Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila
tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan
dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan
dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa
mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti
gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih,
atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus
menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja
yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarganya.
Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja
yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian
terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa
depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang
terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk
melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk
mendapatkan barang berharga.

Upaya/Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan


remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
LAMPIRAN

A. Permainan Tebak Nama


1. Nama permainan : Tebak Nama
2. Tujuan permainan : Untuk meningkatkan konsentrasi
3. Nilai :
» Kekompakan
» Konsentrasi
4. Pemain : Semua AK
5. Cara bermain :
 Pemimpin kelompok mengumpulkan semua anggota kelompok
 Pemimpin kelompok menjelaskan tahaptahap dari kegiatan Bimbingan
Kelompok
 Pemimpin kelompok menjelaskan tentang tata cara bermain atau game
saat tahap perkenalan dan ice breaking
 Pemimpin kelompok membagikan clue kepada anggota kelompok
 Setiap anggota kelompok mendapat clue dari pemimpin kelompok,
yaitu siap bidik tembak dor
 Setiap anggota kelompok yang menyebutkan clue tersebut,
sebelumnya harus menyebutkan nama, hobi, dan tempat tinggal
 Clue tersebut di tunjukkan atau di gunakan ke orang sebelah kanan
kita
B. Bingo Game
1. PK membawa media gambar 3 deret kotak ke samping dan  3 deret
ke bawah sehingga jumlahnya menjadi 9 kotak ( jumlah kotak
boleh 16   kotak sesuai usia siswa)
2. Tulislah kotak-kotak tersebut dengan sub – sub topik yang telah
ditentukan.
3. PK membagi kelompok menjadi 2 kelompok, dengan masing-
masing papan Bingo
4. PK membagikan 5 stick note pada masing-masing anggota
5. Masing – masing kelompok membahas sub-sub topic yang ada
dalam Papan Bingo
6. Ketika AK sudah memamahi bagian-bagian sub topic,
menempelkan stick note pada kotak tersebut
7. Begitu seterusnya
8. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang berhasil
membuat garis diagonal, vertikal atau horizontal dari kotak-kotak
yang telah ditempel stick note.
9. Ketika Kelompok berhasil membuat garis dari 3 deret  kotak
bertempel stick note ( boleh diagonal, vertikal atau horizontal),
teriakkanlah BINGO!
10. Selanjutnya PK memberikan klarifikasi atas papan Bingo AK
11. PK mengecek pemahaman AK atas kotak-kotak yang penuh
stick note
12. PK dan AK membahas kotak yang tidak memperoleh stick note
hingga tuntas.

Semarang, 14 Mei 2018


Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikan

Siti Fitriana, S.Pd.,M.Pd.Kons M. An’im Dewantoro


NIP. NPM. 17110082

Anda mungkin juga menyukai