Anda di halaman 1dari 4

AKHLAK SAYA SEBAGAI MAHASISWA IKJ

TUGAS PAPER SINGKAT


Untuk Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Oleh
Mohammad Alfadho Asy-Syauqi
3150250079

FAKULTAS SENI RUPA


INSTITUT KESENIAN JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak diambil dari bahasa Arab yaitu khuluq dengan versi jamak menjadi
akhlaq yang berarti perangai, tabiat, dan agama. Sedangkan dari kamus besar bahasa
Indonesia, akhlak memiliki arti budi pekerti atau perlakuan. Dalam agama Islam,
akhlak merupakan aspek yang penting dalam setiap umat muslim sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda: ‫ أَ ْك َم ُل ال ُم ْؤ ِمنِينَ إِي َمانًا أَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬yang berarti: “Orang mukmin
yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi
no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284).

Mahasiswa secara administratif adalah seorang pelajar yang terdaftar di


perguruan tinggi baik di universitas, institut, maupun akademi. Akan tetapi makna
mahasiswa dan fungsinya memiliki perspektif yang lebih luas dimana mahasiswa
adalah sebuah agen pembawa perubahan dengan solusi atas permasalahan yang ada di
dunia. Maka dari itu mahasiswa sebagai calon penerus bangsa haruslah
mencerminkan akhlak yang baik terutama mereka yang beragama Islam.

1.2 Tujuan

 Menjabarkan akhlak penulis dalam kesehariannya dalam pandangan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

Institut Kesenian Jakarta (IKJ) merupakan salah satu institusi seni yang tertua
di Indonesia setelah Institut Seni Indonesia (ISI) dan Institut Teknologi Bandung
(ITB). Sebagai mahasiswa seni, penting untuk memiliki pemikiran yang kreatif
terutama di bidang desain komunikasi visual (DKV). Di bidang keilmuan DKV,
mahasiswa dituntut untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada dengan
sebuah karya visual yang tidak hanya estetik tetapi juga solutif.

Selama hampir 5 tahun saya berkuliah di IKJ dengan jurusan DKV konsentrasi
desain grafis. Di kampus ini saya belajar untuk membuat desain dengan mempelajari
elemen-elemen seni rupa yang ada dan menerapkannya dengan baik dan semaksimal
mungkin, saya juga dilatih untuk berbicara didepan umum dan juga menjalani kerja
praktik sebagai desainer grafis di industri nyata.

Dengan jarak rumah yang cukup jauh, saya memutuskan untuk tinggal di
indekos yang dekat dari kampus sehingga setiap minggu saya jauh dari keluarga dan
pulang ke rumah di akhir pekan. Dengan iklim kampus yang keras dan tugas yang
banyak, sebagian orang yang saya kenal cenderung melepas lelah mereka dengan hal-
hal negatif seperti meminum khamr atau berpesta pora.

Dibesarkan oleh keluarga yang ketat dalam agama, alhamdulillah saya selalu
dilindungi dari hal-hal negatif dan ketika saya pulang ke rumah, orang tua saya selalu
merangkul dan mengajak saya melakukan hal positif seperti sholat berjama’ah dan
mengaji bersama. Dan dengan adanya nasehat-nasehat dari kedua orang tua niscaya
saya kuat menahan diri dari hal-hal yang menyesatkan.

Akhlak saya jauh untuk dikatakan sempurna, karena saya terkadang


melalaikan sholat dan juga tidak menjaga tutur bicara. Akan tetapi suatu hal yang
menjadi kebiasaan sederhana saya sehingga menjadi hal kecil sebagai kebanggaan
orang tua adalah kesadaran saya dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Sudah sebulan ini saya berhasil menerapkan pola hidup minim sampah di kosan saya
sebagaimana kebiasaan tersebut saya yakini dapat berdampak ke lingkungan sekitar.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 25:

‫ث َوٱلنَّ ْس َل ۗ َوٱهَّلل ُ اَل ي ُِحبُّ ْٱلفَ َسا َد‬


َ ْ‫ك ْٱل َحر‬ ِ ْ‫َوإِ َذا ت ََولَّ ٰى َس َع ٰى فِى ٱأْل َر‬
َ ِ‫ض لِيُ ْف ِس َد فِيهَا َويُ ْهل‬

Yang memiliki arti : “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. Dari ayat tersebut sudah dijelaskan
bahwa kita harus menjaga bumi agar tidak rusak dan tercemar agar tercipta kehidupan
bagi manusia yang tentram dan juga agar kita dihindarkan dari laknat Allah SWT.
Setiap hari saya membawa tas kain untuk dipakai membawa benda-benda
seperti makanan yang saya beli sehingga saya tidak menggunakan kantong plastik
sekali pakai yang dapat menumpuk di TPA. Saya juga membawa wadah makanan dan
minuman sendiri agar menghindari sampah dari makanan dan minuman yang saya
konsumsi setiap harinya.

Kecintaan saya terhadap lingkungan menimbulkan akhlak positif bagi saya


untuk menghindari hal-hal yang dapat menjadi sampah yang mencemari bumi dan
juga menimbulkan rasa kecewa bila saya lupa membawa peralatan saya sehingga saya
harus memakai plastik sekali pakai walaupun plastik tersebut nantinya akan saya
gunakan kembali. Kebiasaan tersebut pun berimbas pada ketidaksukaan saya untuk
mengikuti pesta pora karena kegiatan tersebut sangat mengotori lingkungan sekitar.

BAB III
KESIMPULAN

Dengan pola hidup minim sampah yang saya jalani setiap harinya, saya sudah
mengamalkan perintah Allah untuk menjaga kelestarian bumi dan tidak berperilaku
yang binasa. Kesenangan dan ketulusan hati saya dalam melakukan hidup minim
sampah saya harap dapat mempengaruhi perilaku saya yang lainnya dalam keseharian
dan juga dalam beribadah kepada Allah SWT

DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/40677-keutamaan-berhias-dengan-akhlak-mulia.html
https://wahdah.or.id/dalil-seputar-dasar-pelestarian-dan-pengelolaan-lingkungan-
dalam-ajaran-islam/

Anda mungkin juga menyukai