Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Patofisiologis Dan Askep Pada Anak Dengan Kelainan


Kongenital Pada Sistem Respirasi: Bronkhomalasia Dan
Dampaknya Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Manusia (Dalam Kontek Keluarga)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu: Ns. Rita Dwi Pratiwi, S. Kep., M. Sc

Disusun Oleh:
Kelompok 2, Kelas 4I

1. Anggi Yulianti 181030100310


2. Dwina Salsadilla 181030100324
3. Hanna Sabila Nurromliah 181030100315
4. Nasreti 181030100318
5. Rizka Putri Selina 181030100299

Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada


Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2020.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-


Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Patofisiologis Dan Askep Pada Anak Dengan Kelainan Kongenital
Pada Sistem Respirasi” ini. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kami meminta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam makalah ini. Kami pun berharap pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami
agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih
sempurna lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya dalam
penyusunan makalah ini.

Tangerang Selatan, 31 Maret 2020


Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi keperawatan jiwa 3
B. Definisi kesehatan jiwa 3
C. Tanda dan gejala psikososial 6
D. Konsep dasar PPDGJ 6
E. Prinsip keperawatan jiwa 12
F. Perkembangan pelayanan keperawatan jiwa di Indonesia
13
G. Peran perawat kesehatan jiwa 19
H. Upaya keperawatan kesehatan jiwa 20
I. Definisi psikodinamika 22
J. Definisi sikap jiwa............................................................22
K. Proses terjadinya masalah gangguan jiwa.......................22
BAB III PENUTUP 24
A. Kesimpulan 24
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang


rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah
selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi
mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang
dari 6 tahun.(Children’s National Health System,2016). Bronkhomalasia
paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan
dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak
terbentuk dengan baik.
Prevalensi bronkomalasia di dunia sangat luas dan bervariasi secara
geografis. Di Indonesia, prevalensi bronkomalasia belum diketahui secara
pasti. Bronkomalasia sendiri dapat ditangani dengan tindakan pembedahan
atau trakheotomi. Dengan pertimbangan angka kejadian yang cukup tinggi,
maka sangat perlu dilakukan pencegahan yang lebih optimal. Tindakan asuhan
keperawatan yang te pat pada anak dengan kelainan kongenital bronkomalasia
penting dilakukan dan harus diperhatikan oleh perawat untuk memberikan
pelayanan yang optimal sehingga akan membantu mengurangi dampak yang
diakibatkan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak pada umumnya dan
untuk menambah pengetahuan tentang bronkomalacia pada khususnya.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa/i :
a. Mampu melakukan pengkajian pada Anak.A dengan
Bronkhomalasia
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada Anak.A dengan
Bronkhomalasia
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada Mampu
melaksanakan tindakan keperawatan pada Anak.A dengan
Bronkhomalasia
d. Mampu melakukan evaluasi pada Anak.A Bronkhomalasia
e. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan
praktik
f. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah pada Anak.A
Bronkhomalasia
g. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Anak.A
dengan Bronkhomalasia
C. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama bagi
mahasiswa keperawatan agar memahami mengenai konsep dasar dan
asuhan keperawatan pada anak dengan bronkomalasia, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang tepat bagi pasien.

A.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Definisi
Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab
obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian
pada populasi umum tidak diketahui. Malacia nafas berat atau malacia
berhubungan dengan sindrom tertentu biasanya diakui dan didiagnosis
awal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis anak dengan
malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil,
langka.
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan
tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah
trakea, atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit
lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau
mencegah dahak dan sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak
menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.(Children’s National
Health System,2016)

2. Etiologi
Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital)
dan mungkin berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak
diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.
3. Klasifikasi
a. Bronkomalasia primer
1) Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago
2) Diklasifikasikan sebagai kongenital
b. Bronkomalasia sekunder
1) Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)
2) Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari
pelebaran pembuluh-pembuluh darah, cincin vascular, atau
kista bronkogenik.
4. Patofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung
dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea),
yang terbagi menjadi dua cabang (kanan dan bronkus kiri) yang
masing-masing paru-paru.Trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak
lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat
mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa
didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil,
berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali
maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih
mungkin terjadi saat mengembuskan napas dan menangis. Hal ini
dapat menyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat.
Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu ke
waktu sehingga tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara lebih
umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orang dewasa.
Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut
bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang
sempit atau runtuh saat mengembuskan napas karena pelunakan
dinding saluran napas.
5. Manifestasi klinis
a. Batuk dengan suara brassy atau barking
b. Sesak nafas
c. Ditemukan suara wheezing(mengi)
d. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang
e. Kelelahan
f. Apnea
6. Komplikasi
a. Pneumonia
b. Bronkitis
c. Polychondritis
d. Asma
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Bronkoskopi
b. CT Scan dada
c. MRI dada
8. Penatalaksanaan Medis
a. Time
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian tekanan udara
positif yang kontinu.
b. Tekanan udara positif kontinu
Metode menggunakan respiratory ventilation.
c. Trakheotomi
Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat
saluran udara langsung melalui sebuah insisi di trakhe (the
windpipe).
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi : nama, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,anak-ke,
BB/TB, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat ,keadaan
umum lemah.
2) Riwayat kesehatan keluarga
3) Riwayat Kehamilan
c. Pemeriksaan Fisik
1) KU : Stidor Gagal nafas
2) TTV
TD : -
R:
S:
3) KESADARAN :
4) KEPALA,MATA DAN LEHER
5) HIDUNG
6) MULUT
7) TELINGA
8) THORAK
9) ABDOMEN
10) UROGENITAL
11) EKSTREMITAS
12) INTEGUMENT
BAB III
KASUS
A. Kasus semu

Anak berumur 2 bulan 28 hari di bawah ke rumah sakit, ibu mengatakan


anak menderita batuk & pilek serta nafas anak lebih cepat dari biasanya.
Terkadang muntah sekitar ¼ gelas kecil atau sesuai yang dimakan. Pasien
tidak menggigil, tidak mengalami kejang. BAK dengan jumlah cukup, warna
kuning serta bau khas. BAB tidak mengalami gangguan warna hijau,
konsistensi padat serta bau khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih
bersedia makan dan minum, BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu
anak masih batuk dan pilek.. Anak tampak lemas. Berat badan anak menurun
dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg. BAK dan BAB tidak ada kelainan. Lalu anak
dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa Lab. Darah dengan hasil : Hb : 9,7
g/dL ; Leu : 96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ; Hc : 30,9% Dan mendapat rujukan
ke RS. Dr. Kariadi. An.A belum pernah dilakukan tindakan operasi. An.A
tidak mempunyai riwayat alergi. An.A tidak pernah jatuh / cedera sampai
dirawat di RS.
B. Pengkajian
Tanggal masuk : 30 April 2018
Jam : 19.15 WIB
Ruang : C1L2 ( Anak )
No. Reg. : C346907
Identitas
Nama : An. A
Umur : 2 bulan 28 hari
Nama Ayah : Tn. J
Nama Ibu : Ny. I
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : Margohayu Rt/Rw 04/05, kec. Karangawen, Kab. Demak
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Ayah : SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA
1. Riwayat Perawatan Sekarang
Pasien menderita batuk serta pilek. Pasien tidak menggigil, tidak
mengalami kejang. BAK dengan jumlah cukup, warna kuning serta bau
khas. BAB tidak mengalami gangguan warna hijau, konsistensi padat serta
bau khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih bersedia makan dan
minum, BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu anak masih batuk
dan pilek. Nafas anak tampak lebih cepat dari biasanya, terkadang muntah
sekitar ¼ gelas kecil / sesuai yang dimakan. Anak tampak lemas. Berat
badan anak menurun dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg. BAK dan BAB tidak ada
kelainan. Lalu anak dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa Lab. Darah
dengan hasil : Hb : 9,7 g/dL ; Leu : 96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ; Hc :
30,9% Dan mendapat rujukan ke RS. Dr. Kariadi. An.A belum pernah
dilakukan tindakan operasi. An.A tidak mempunyai riwayat alergi. An.A
tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS.
2. Riwayat Keperawatan Kelahiran
a. Pre Natal
Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan ke bidan lebih dari
6 kali, imunisasi TT, tidak pernah menderita sakit selama hamil.
b. Intra Natal
An.A lahir ditolong oleh bidan, letak belakang kepala, spontan,
langsung menangis, berat badan lahir 2800 gram, panjang badan 50
cm, umur kehamilan 9 bulan.
c. Post Natal
Bayi diasuh oleh kedua orang tua, diberikan ASI eksklusif, mulai
awal bulan sudah diberikan makanan tambahan selerac.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Dari kedua keluarga tidak ada riwayat bronchomalasia
4. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh
An.A diasuh oleh kedua orang tuanya, kedua orang tua sangat
menyayanginya.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan antara anggota keluarga baik, ada komunikasi antar
anggota keluarga. Saat dirawat di RS orang tua selalu menjaga
pasien
c. Pembawaan secara umum
An.A terlihat kurang aktif
d. Lingkungan rumah
Keluarga mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih, ada
jendela.
e. Pola istirahat /tidur
An.A mempunyai kebiasaan tidur siang jam 13.00 dan jika malam
sering terjaga.
f. Pola kebersihan
An.A mandi masih dibantu oleh ibunya
g. Pola eliminasi
An.A sebelum sakit BAB 2X sehari, BAK 8 kali sehari, setelah
sakit BAB 1x sehari
5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis
Nadi : 124x/ menit dengan kekuatan lemah
Pernafasan : 50x/ menit dengan nafas cepat dan meningkat
Suhu tubuh : 37,2 0 C
Kulit :
a. Berkeringat, lembab, turgor baik.
b. Warna kulit sawo matang, lembab, tidak ada bekas luka, elastis.
Mata :
a. Konjungtiva : tidak anemis
b. Sclera : tidak ikteric
c. Pupil : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan kiri dan
reflek
cahaya ( + ) langsung
Kepala :
a. Rambut : warna hitam, lurus,
b. Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala berminyak.
Hidung :
a. Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip, rongga
hidung bersih, ada cuping hidung
Telinga :
a. Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
b. Liang telinga : tidak terdapat serumen
c. Fungsi pendengaran : bersih, tidak ada sekret/serumen, fungsi
pendengaran tidak ada gangguan, bentuk simetris
Mulut : Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna pucat, lidah bersih,
mukosa lembab
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ditemukan
distensi vena jugularis.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium (Tanggal 9 April 2018)
Hematologi
Hb : 8,20 gr/ dL
Hematokrit : 27,8 %
Erythrosit : 3,64 juta/ mmk
MCV : 76,4 fL
MCH : 22,5 pg
MCHC : 29,5 gr/ dL
Leukosit : 26,4 ribu/ mmk
Hitung Jenis Darah Tepi
Eosinofil : 2%
Basofil : 0%
Batang : 0%
Segmen : 58%
Limfosit : 30%
Monosit : 6%
Eritrosit : anisitosis ringan poikilositosis sedang
Trombosit : jumlah meningkat, bentuk normal
Leukosit : jumlah tampak meningkat, limfosit teraktivasi +,
smudge cell +
RDW : 17,4 %
MPV : 7,60 fL
BGA : pH: 7,20m, CO3: 21mmHg, pCO2: 48 mmHg, BE:
-3, pO2: 75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang
rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan).tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi
mnejadi terperangkap.Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari
6 tahun. (Children’s National Health System,2016) Bronchomalasia paling
sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan d engan
kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk
dengan baik.
Bronkomalasia terdapat 2 jenis yaitu bronkomalasia primer dan
bronkomalasia sekunder. Bronkomalais primer disebabkan oleh defisiensi
pada cincin kartilago diklasifikasikan sebagai kongenital sedangkan
bronkomalasia sekunder merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)
disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-
pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik. Pemeriksaan
penunjang dapat dilakukan dengan bronkoskopi, CT-Scan dada, dan MRI
dada. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pneumonia,bronchitis,
polychondritis, dan asma.
B. SARAN
Bagi petugas kesehatan sebaiknya memeriksa keadaan bayi secara lengkap
dikarenakan masalah bronkomalasia sering terjadi pada saat lahir, sehingga
saat terdeteksi secara dini maka akan lebih cepat untuk penanganannya.

Anda mungkin juga menyukai