Anda di halaman 1dari 7

Media Teknik Sipil, Volume XI, Januari 2011

ISSN 1412-0976

KORELASI KUAT TEKAN TERHADAP UMUR BETON


MENGGUNAKAN SEMEN YANG BEREDAR DI PASARAN
Yulita Arni Priastiwi1)
1)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro; Jl. Prof Sudarto, Tembalang ;Telp. 024-7474770.
Email: yulita_tiwi@ymail.com

Abstrak
Kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh umur dari beton. Kekuatan beton akan meningkat, sebagai fungsi
penambahan usia [1],[2],[3],[4] hingga mencapai batas optimumnya.Dalam prakteknya pengujian kekuatan tekan beton tidak
selalu dilakukan pada umur beton 28 hari, terutama pada penentuan proporsi campuran beton (job mix formula) yang akan
dipakai sebagai standar mutu beton pada campuran yang akan dibuat dengan waktu yang mendesak. Penggunaan merk
semen yang berbeda turut berpengaruh pula terhadap waktu pengerasan beton dan tingkat kekuatannya pada umur tertentu
[3], [4] sehingga hasilnya seringkali berbeda secara signifikan dengan korelasi umur beton yang dikeluarkan oleh PBI
(Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971 N.I.- 2 yang selama ini dijadikan panduan untuk mengetahui prosentase kuat
beton sebagai fungsi umur pengujian.Penelitian dilakukan bertujuan mendapatkan prosentase kekuatan tekan sebagai fungsi
usia tertentu, terhadap kekuatan tekan beton umur 28(dua puluh delapan) hari pada beton dengan menggunakan semen
Gresik, semen Tiga Roda(Indocement), semen Padang dan semen Holcim. Perencanaan mutu beton ditentukan sebagai
berikut: mutu normal dengan kekuatan 25 MPa dan beton mutu tinggi dengan kekuatan 45 MPa. Pencampuran beton
menggunakan proporsi campuran (job mix formula) yang sama untuk keempat merk semen dan menggunakan 3 benda uji
berupa kubus 15x15x15 cm untuk tiap merk semen, ditiap umur beton yang akan diamati yaitu 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90
hari. Hasil pengujian kuat tekan dengan alat Compression Test pada umur-umur beton yang ditentukan menunjukkan bahwa
prosentase kenaikan kekuatan tekan sebagai fungsi kekuatan tekan umur 28 dengan variabel bebas berupa merk semen,
sangat berbeda satu sama lain untuk umur beton yang sama dan tidak selalu sesuai dengan nilai yang ditentukan dalam PBI
1971. Penelitian menunjukkan bahwa penentuan prosentase 40% pada beton usia 3 hari yang ditentukan dalam PBI 1971
merupakan nilai konservatif untuk beton dengan semen Gresik, semen Tiga Roda/Indocement dan semen Padang
dikarenakan pada umur tersebut prosentase sebenarnya dari masing-masing semen telah lebih dari 40%, tetapi kurang tepat
untuk campuran beton dengan semen Holcim karena pada umur 3 hari kekuatan tekannya baru mencapai 38%. Korelasi
umur PBI 1971 untuk umur 7 hari yang menunjukkan prosentase 65% juga kurang tepat dipakai untuk semen Padang
karena kekuatan tekannya baru mencapai 60% untuk beton mutu normal. Sedang perkiraan korelasi waktu PBI 1971 sebesar
88% pada umur beton 14 hari kurang tepat diterapkan untuk korelasi waktu tekan menggunakan semen Holcim dan semen
Padang yang baru mencapai 80-81% dari kekuatan tekannya. Pada umur 21 hari perkiraan korelasi umur PBI 1971 sebesar
95% aman diterapkan untuk beton dengan semen Gresik dan Holcim, tetapi kurang tepat untuk semen Padang dan semen
Tiga Roda/Indocement yang baru mencapai 91% dari kuat rencananya. Untuk beton mutu tinggi korelasi umur dari PBI
1971 cukup dapat dipergunakan untuk memperkirakan mutu rencana bila dilakukan pengujian tekan pada umur 3,7,14
maupun 21 hari untuk keempat merk semen kecuali untuk semen Padang pada umur 21 hari yang menunjukkan prosentase
yang lebih rendah dari perkiraan PBI 1971.
Kata kunci : mutu normal, mutu tinggi, korelasi umur, job mix formula

Abstract
The concrete compression strength is a function of, among others, age; cement type, curing, wcf and concrete’s mix design [1],[2],[3],[4]. The
standard has mandated the characteristic of concrete compression’s strength at the age of 28 days. In practice, concrete is tested at ages below 28
days. This is essentially for detected concrete quality at early ages, especially as validation tool of job mix formulas. The correlation factors as given
by the Indonesian code PBI 1971 are found not to be compatible to the real values obtained from test results. Research is conducted to achieve an
exact correlation of concrete compression strength, as a function of concrete age with a range of cement types commonly used in Indonesia. Four types
of cement are investigated, Gresik, Tiga Roda(Indocement), Padang and Holcim. For every type and age range, three cubes 15 x 15 x15 cm3 are
prepared and tested at ages 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Two concrete compression strengths were tested, 25 MPa representing conventional
or normal concrete, and 45 MPa representing high strength concrete. The test specimens are subjected to a compression load. Compression stresses
are calculated. The test results demonstrated that a different correlation factor, as a function of concrete age is obtained for every type of cement. The
Indonesian code PBI 1971 s 40% gave a conservative value at age 3 days for all cement types, with the exception of Holcim which only reached a
38% at that age. At age 7 days, Padang cement showed a value of 60% which is below the predicted number of 65% mandated by the code. At
age 14 days, the code overestimated the obtained values by 7 to 8% for Padang and Holcim cement. Further, the tests results at 21 days showed
inconstancies for Padang and Tiga Roda cement giving a number of only 91% as compared to the 95% recommended by PBI 1971. Generally
concluding, the Holcim and Padang cement are more prone to deviations to the Indonesian standard PBI 1971, thus more accurate correlation
functions should be developed
Keywords: normal concrete, high strength concrete, correlation factor, job mix formula

48
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

1. PENDAHULUAN hari. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton ini


sangat dipengaruhi pada Faktor Air Semen (FAS) dan
Kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh umur suhu selama perawatan [6]. Kekuatan tekan
dari beton itu sendiri. Semakin bertambah umur, merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan
beton akan mengalami perkembangan kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya
hingga pada suatu saat akan mencapai batas tekan per satuan luas [7].
optimumnya.
Pengujian terhadap korelasi kuat tekan beton sebagai
Penggunaan merk semen yang berbeda akan fungsi waktu, telah lakukan sejak awal abad ke 20.
berpengaruh pada waktu pengerasan beton dan Withey [3] menunjukkan bahwa kuat tekan beton
tingkat kekuatannya pada umur yang ditentukan yang akan terus mengalami peningkatan, sampai bahkan
hasilnya seringkali berbeda secara signifikan dengan pada usia 50 tahun. Perilaku peningkatan kuat tekan
standar korelasi umur beton yang dikeluarkan oleh beton sebagai fungsi waktu, mengikuti fungsi
PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971 logaritma. Selanjutnya, penelitian membuktikan
N.I.-2 [5]. Sedangkan pengujian terhadap kekuatan bahwa FAS dan metoda perawatan akan sangat
tekan beton tidak selalu dilakukan pada beton dengan mempengaruhi peningkatan kuat tekan beton (Waddel,
umur 28 hari, yang selama ini dianggap sebagai umur J. J. and Dobrowolski, 1993). Ekspresi logaritma yang
beton dengan prosentase kekuatan telah mencapai diusulkan adalah:
100 % terutama pada saat penentuan proporsi
campuran beton (job mix formula) yang nantinya akan
dipakai sebagai standar mutu beton pada struktur Dimana:
bangunan yang akan dibuat dengan waktu yang
mendesak. Job mix formula dibuat dengan menyertakan Sc : adalah kuat tekan beton dalam psi
sampel benda uji yang biasanya diuji pada umur C: adalah konstanta yang tergantung jenis semen
tertentu, misalnya umur beton 3(tiga) ataupun D: adalah usia beton dalam hari
7(tujuh) hari yang kemudian akan dikorelasikan ke Mindess et. al. [4] mengemukakan bahwa laju
dalam kekuatan beton pada umur 28(dua puluh peningkatan kuat tekan beton merupakan fungsi
delapan) hari sesuai dengan korelasi umur dari PBI langsung dari hidrasi semen. Hidrasi semen sendiri
1971. Dengan penggunaan semen yang berbeda erat hubungannya dengan jenis semen yag dipakai.
diperoleh prosentase kekuatan beton yang berbeda FAS yang rendah, juga akan mengakibatkan
walaupun dilakukan pada umur beton yang sama, peningkatan prosentase partikel semen yang tidak
sehingga seringkali menimbulkan persepsi yang terhidrasi (unhydrated). Partikel semen yang tidak
berbeda terhadap proporsi campuran beton yang akan terhidrasi akan berkontribusi pada pembentukan kuat
dibuat (job mix formula ) tersebut. tekan awal, pada saat hidrasi dimulai, tetapi tidak
Tabel 1. Kekuatan tekan beton pada berbagai-bagai berkontribusi pada peningkatan kekuatan tekan beton
umur selanjutnya. Dengan demikian penentuan FAS yang
sesuai dengan karakteristik semen, menjadi sangat
penting.
Umur beton (hari 3 7 14 21 28 90 365
Semen Portland Biasa (%) 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35 Secara umum dapat disimpulkan, bahwa rasio kuat
Semen Portland dengan 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20 tekan beton usia 28 hari terhadap 7 hari berkisar
Sumber : PBI 1971 N.I.- 2 antara 1.3 sampai 1.7, tetapi umumnya tidak
Penelitian ini mempunyai arti penting karena dapat melampaui 1.5 [6].
memberikan informasi yang lebih tepat mengenai Semen sebagai bahan penyusun beton
prosentase kekuatan tekan beton dengan
Cement portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan
menggunakan merk semen Gresik, semen Tiga
dengan menggiling terak cement portland yang terutama
Roda(Indocement), semen Padang ataupun semen
terdiri dari kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan
Holcim pada umur-umur tertentu, sehingga dapat
digiling bersama-sama bahan tambahan berupa satu
diperoleh kepastian yang lebih tepat mengenai
atau lebih kristal senyawa kalsium sulfat (SII.0013-81)
kekuatan tekan pada umur rencana beton sesuai
dengan perencanaan proporsi campuran beton (job Komposisi semen menurut F.M. Lea [8] pada umunya
mix formula). terdiri dari : oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2),
oksida alumina (Al2O3) dan oksida besi (Fe2O3).
2. TINJAUAN PUSTAKA Setelah proses pembakaran akan membentuk
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO SiO2, dikalsium
mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen silikat (C2S) atau 2CaO SiO2, trikalsium aluminat
Portland, dan air (PBBI 1971 N.I.-2). Seiring dengan (C3A) atau 3CaO Al2O3 dan tertrakalsium aluminat
penambahan umur, beton akan semakin mangeras (C3AF) atau 4CaO Al2O3Fe2O3 (P.P.S. PT. Semen
dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 Gresik, 1978). C3S dan C2S merupakan bagian yang

49
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

dominan dalam memberikan sifat semen,


kandungannya dalam semen berkisar 70 – 80%.
Silika membentuk sekitar seperlima, sedangkan
alumina sekitar seperduabelas semen. Silika dalam
kadar tinggi yang disertai alumina dalam kadar rendah
menghasilkan semen dengan ikatan lambat dengan
kekuatan tinggi dan meningkatkan ketahanan
terhadap agresai kimia. Bila alumina berkadar tinggi
dan silika berkadar rendah, maka semen mengikat
dengan cepat dan kekuatan tinggi.
Senyawa-senyawa dari semen mempunyai kerakteristik
sebagai berikut :
- C3S : Senyawa ini apabila ditambah air akan
menjadi kaku dan beberapa jam saja pasta hidrasi
yang dilepaskan akan mengeras. C3S memberikan Gambar 1. Kuat tekan benda uji kubus
panas hidrasi yang tinggi dan kekuatan awal yang di laboratorium
tinggi pula. C2S : Memberi kekuatan awal yang 3. METODE
rendah. Kemudian mecapai kekuatan tekan akhir
hampir sama dengan C3S. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di
- C3A : Perkembangan kekuatan tekan terjadi pada laboratorium. Rancangan campuran beton mengacu
satu sampai dua hari, tetapi sangat rendah kepada ketentuan SNI. Material beton yang
- C4AF : Senyawa ini pengaruhnya terhadap dipergunakan seperti agregat halus dan agregat kasar
kuat tekan beton kecil tetapi dalam proses berasal dari Semarang dengan quari yang sama untuk
pembuatan semen sangat penting artinya yaitu semua pencampuran beton, baik yang
untuk mengurangi suhu pembakaran yang mempergunakan semen Gresik, semen Tiga
diperlukan. (P.P. S. PT. Semen Gresik, 1978). Roda/Indocement, semen Padang, maupun dengan
semen Holcim. Agregat kasar yang digunakan
Korelasi Waktu-Kuat Tekan Beton berukuran maksimum 20 mm dan memenuhi
persyaratan grading untuk agregat kasar berukuran
Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan maksimal 20 mm, sedangkan pasir yang dipergunakan
bertambahnya umur beton. Kecepatan bertambahnya telah memenuhi persyaratan diantaranya kadar
kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor, lumpurnya lebih kecil dari 5 persen yang merupakan
antara lain faktor air semen dan suhu perawatan. syarat kadar lumpur maksimal untuk pasir. Semen
Semakin tinggi fas semakin lambat kenaikan betonnya yang dipergunakan adalah semen yang banyak
dan semakin tinggi suhu perawatan semakin cepat mendominasi pasaran pada saat ini diantaranya semen
kenaikan kekuatan betonnya. Peraturan Beton Gresik, semen Tiga Roda/Indocement, semen
Bertulang Indonesia (PBI) 1971 menetapkan Padang, dan semen Holcim.
perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai-
bagai umur seperti terlihat pada Tabel 1 diatas. Mutu beton yang direncanakan adalah beton mutu
normal 25 MPa dan beton mutu tinggi 45 Mpa,
Kuat Tekan Beton dengan pencampuran menggunakan metode DOE
Mutu beton biasanya dapat ditinjau secara kasar hanya (Development of Envireonment). Untuk masing-masing
dari kuat tekannya saja, jika kuat tekannya tinggi maka mutu beton pada tiap umur beton yang ditentukan,
sifat yang lain juga baik. akan dibuat 3(tiga) buah sampel kubus berukuran
15x15x15 cm untuk tiap jenis semen yang berbeda.
Kuat tekan beton : Pengujian tekan dilakukan dengan menggunakan alat
Compression Test yang akan dilakukan pada umur beton
dalam satuan (N/mm2 = MPa) atau ( kg/cm2) 3, 7, 14, 21, 28, 56, dan 90 hari.
dimana P = Beban maksimum (N) atau (kg) Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk
A = Luas benda uji (mm2) atau (cm2) memperoleh data / informasi yang sangat berguna
untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan persoalan atau untuk mengembangkan ilmu
tekan beton yaitu faktor air semen, umur beton, jenis pengetahuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dan jumlah semen, serta sifat agregat. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

50
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

Mulai

Code : Semen
SKSNI, Pengujian Material penyusun beton Split
ASTM Pasir

Pencampuran penyusun beton mutu


dengan metode DOE

Pembuatan benda uji


kubus 15x15x15 cm

Slump

Perawatan beton

Uji Kuat Tekan


(Compression Test)

Analisis

Kesimpulan
Saran

Selesai

Gambar 2. Bagan alir tahap penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN membutuhkan jumlah air yang lebih banyak


dibandingkan ketiga semen lainnya untuk mencapai
Semen dengan kandungan C3A tinggi cenderung akan tingkat keplastisan yang sama. Gresik memiliki
menghasilkan setting time yang semakin pendek tetapi konsistensi normal 29,1 %, Semen Holcim 28,6 %,
kandungan Gypsum ( CaSO4.2H2O ) akan membuat semen Tiga Roda/Indocement 27,9 % dan semen
setting time semakin lama [7], dengan demikian bila
Padang 27,5 %. Konsistensi yang ada pada Semen
dilihat dari gambar 3 bisa disimpulkan bahwa Portland lebih banyak pengaruhnya pada saat
dimungkinan semen Tiga Roda/Indocement memiliki pencampuran awal, yaitu pada saat terjadi pengikatan
kandungan C3A lebih banyak dibanding semen yang sampai pada beton mengeras. Konsistensi tergantung
lain dan semen Holcim memiliki kandungan gypsum dari rasio antara semen dengan air dan aspek-aspek
yang tertinggi dari keempat semen tersebut karena bahan semen seperti kehalusan dan kecepatan hidrasi
waktu ikatnya yang paling lama dibanding ketiga
[7].
lainnya.
Nilai waktu ikat awal dan konsistensi normal dari
Dari hasil uji kosistensi normal dengan percobaan masing-masing merk semen terlihat pada Gambar 3
Vicat sesuai standar ASTM C191-08 “Standard Test dibawah ini :
Method of Time of Setting of Hydraulic Cement by Vicat
Needle” dibuat grafik dengan persentase air yang
diperlukan sebagai absis dan penurunan jarum sebagai
ordinat. Ditemukan bahwa semen Gresik

51
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

GRAFIK WAKTU IKAT-KONSISTENSI NORMAL sedangkan semen Tiga Roda/Indocement dan semen
140,0 Padang masih menunjukkan prosentase sebesar 91%
120,0
100,0
lebih rendah dari prosentase korelasi kekuatan tekan
80,0 beton pada PBI 1971 pada umur 21 hari. Diatas
60,0 umur 28 hari semua semen masih menunjukkan
40,0
20,0
peningkatan kuat tekan dibuktikan dengan umur 56
0,0
Tiga
hari rata-rata peningkatan kekuatan beton mencapai
Gresik Roda/Indo
cement
Padang Holcim 108% - 109% kecuali pada semen Tiga
Waktu Ikat (menit) 108,8 103,3 112,7 126,8 Roda/Indocement yang menunjukan prosentase lebih
Konsistensi Normal (%) 29,1 27,9 27,5 28,6 tinggi dari 112% pada perkiraan PBI 1971. Kenaikan
kekuatan beton dari umur 56 hari ke umur beton 90
Gambar 3. Grafik waktu ikat-konsistensi normal hari paling tinggi dipenuhi oleh semen Gresik dan
Laju kenaikan kekuatan beton semen Tiga Roda/Indocement jauh diatas prosentase
PBI 1971, sedangkan untuk semen Holcim dan semen
Kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh umur Padang mendekati angka yang ada pada PBI 1971
betonnya, bila kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 115-120%.
dianggap sudah mencapai nilai maksimum kekuatan
rencana dan pada umur 28 hari beton dianggap telah Sedangkan pada beton mutu tinggi laju kenaikan
mencapai kekuatan 100% maka dapat dibuat tabel kekuatan beton ditunjukkan pada tabel 3 berikut :
prosentase kekuatan beton pada umur yang Tabel 3. Korelasi umur beton-kuat tekan beton pada Y
dibandingkan terhadap umur beton 28 hari, dengan beton mutu tinggi.
menggunakan data kuat tekan beton yang telah
diperoleh baik pada beton mutu normal maupun pada MUTU TINGGI ( 45 MPa) Kekuatan Tekan Beton (%)
beton mutu tinggi untuk masing-masing merk semen. Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 56 90
PBI 1971 - PC Biasa 40.0 65.0 88.0 95.0 100.0 112.4 120.0
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan Semen Gresik 54.4 71.2 89.8 99.5 100.0 111.6 122.4
menggunakan alat compression test yang dilakukan pada Semen Holcim 54.5 70.8 90.4 96.1 100.0 114.3 138.8
umur-umur yang ada pada tabel konversi PBI 1971 Semen Tiga Roda/Indocement 60.7 67.4 87.5 96.1 100.0 103.2 105.3
yaitu umur beton 3,7,14,28, 56 dan 90 hari. Laju
Semen Padang 70.0 77.9 88.0 90.4 100.0 113.5 117.0
kenaikan kekuatan tekan beton pada beton mutu
Pada beton mutu tinggi korelasi umur beton pada
normal (25 MPa) dan beton mutu tinggi (45 Mpa)
umur 3, 7 dan 14 hari untuk keempat merk semen
pada umur-umur beton yang sama untuk ke-4(empat)
menunjukkan angka yang mendekati bahkan melebihi
merk semen terlihat seperti tabel 2 dan tabel 3 berikut
prosentase yang ada pada PBI 1971 terutama untuk
ini :
PC Biasa, tetapi pada umur 21 hari semen Padang
Tabel 2. Korelasi umur beton-kuat tekan beton pada memiliki nilai prosentase yang lebih rendah
beton mutu normal dibandingkan ketiga merk smen lainnya dan juga
terhadap PBI 1971 yaitu sebesar 90%. Pada umur 56
MUTU NORMAL ( 25 MPa) Kekuatan Tekan Beton (%) dan 90 hari semen Tiga Roda/Indocement memiliki
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 56 90 prosentase lebih rendah dari PBI 1971 sedangkan
PBI 1971 - PC Biasa 40.0 65.0 88.0 95.0 100.0 112.4 120.0 ketiga semen lainnya mendekati korelasi umur beton
Semen Gresik 61.4 67.9 94.9 98.1 100.0 108.4 141.4 PBI 1971.
Semen Holcim 37.9 65.0 80.4 98.6 100.0 108.2 120.7 Korelasi antara kuat tekan beton terhadap usianya bila
Semen Tiga Roda/Indocement 66.7 81.8 86.7 91.3 100.0 133.0 136.4 bila dihubungkan dengan suatu kurva logaritma akan
Semen Padang 47.9 59.7 81.4 91.4 100.0 109.7 118.6 membentuk kurva seperti ditampilkan pada Gambar 4
dan gambar 5, dimana untuk masing-masing merk
Pada mutu beton normal umur 3 hari hanya semen semen akan membentuk suatu persamaan dalam
Holcim yang menunjukkan prosentase yang lebih fungsi logaritma :
rendah dari 40% yang merupakan prosentase
kenaikan kekuatan beton PBI 1971 – PC Biasa, ketiga
semen lainnya prosentasenya lebih tinggi dari 40%. Dimana:
Pada umur 7 hari hanya semen Padang yang
mempunyai nilai lebih rendah dari 65%. Umur 14 hari Y : adalah kuat tekan beton dalam kg/cm2
ketiga merk semen yaitu semen Tiga C : adalah konstanta yang tergantung jenis semen
Roda/Indocement, semen Padang dan semen Holcim t : adalah usia beton dalam hari
menunjukkan prosentase yang lebih rendah dari 88%, D: adalah konstanta yang berhubungan dengan kekuatan
hanya semen Gresik yang menunjukkan nilai yang awal beton
lebih tinggi dari prosentase yang ada dalam PBI 1971.
Umur beton 21 hari semen Gresik dan semen Holcim
telah memiliki prosentase lebih besar dari 95%,
52
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

140 Korelasi kuat tekan terhadap usia beton mutu normal


120
yholcim = 22,21ln(t) + 16,09

Kuat Tekan beton ( kg/cm 2 )


100 ypadang = 21,13ln(t) + 21,89
ytigaroda = 18,68ln(t) + 32,54
80
ygresik = 15,47ln(t) + 23,30
60

40

20

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Usia Beton (hari )
Gresik Holcim Tiga Roda Padang

Gambar 4. Kurva korelasi kuat tekan terhadap usia beton mutu normal

Korelasi Kuat Tekan terhadap usia beton mutu tinggi


180
160 ytiga roda = 20,98ln(t) + 66,2
Kuat Tekan beton ( kg/cm 2 )

140
ypadang = 19,9ln(t) + 68,76
120
yholcim = 27,53ln(t) + 31,73
100
ygresik = 24,46ln(t) + 42,68
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95

Usia Beton (hari)


Gresik Holcim Tiga Roda Padang

Gambar 5. Kurva korelasi kuat tekan terhadap usia beton mutu tinggi

Bila konstanta C dan D ditampilkan dalam


bentuk tabel untuk masing-masing merk semen
5. SIMPULAN
akan terlihat seperti pada tabel 4 untuk beton Korelasi umur beton terhadap kekuatan tekannya
mutu normal dan tabel 5 untuk beton mutu tinggi untuk keempat merk semen yang banyak beredar
dibawah ini : di pasaran menunjukan prosentase yang cukup
Tabel 4. Nilai konstanta korelasi kuat tekan dan berbeda satu sama lain. Memperkirakan kekuatan
tekan karakteristik beton mutu normal pada umur
usia beton mutu normal
beton 3 hari dengan mengambil prosentase
Jenis semen C D
sebesar 40 % sesuai dengan korelasi umur yang
Gresik 15.47 23.30
ditetapkan oleh PBI 1971 aman diterapkan untuk
Holcim 22.21 16.09
merk semen Gresik, semen Tiga
Tiga Roda/Indocement 18.68 32.54
Roda/Indocement dan semen Padang
Padang 21.13 21.89
dikarenakan pada umur tersebut prosentase
Tabel 4. Nilai konstanta korelasi kuat tekan dan sebenarnya dari masing-masing semen telah lebih
usia beton mutu tinggi dari 40%, tetapi kurang tepat untuk campuran
Jenis semen C D beton dengan semen Holcim karena pada umur 3
Gresik 24.46 42.68 hari kekuatan tekannya baru mencapai 38%, hal
Holcim 27.53 31.73 ini terjadi dimungkinkan karena semen Holcim
Tiga Roda/Indocement 20.98 66.20 memerlukan waktu pengikatan awal yang lebih
Padang 19.90 68.76 lama dibandingkan semen yang lain. Korelasi

53
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54

umur PBI 1971 untuk umur 7 hari yang yang dipakai ataupun menerapkan rumus
menunjukkan prosentase 65% juga kurang tepat persamaan yang sesuai dengan semen dan juga
dipakai untuk semen Padang karena kekuatan mutu beton yang dipergunakan sehingga dapat
tekannya baru mencapai 60% untuk beton mutu diperoleh perkiraan kekuatan tekan yang lebih
normal. Perkiraan korelasi waktu PBI 1971 mendekati kekuatan tekan rencana betonnya.
sebesar 88% pada umur beton 14 hari juga kurang
tepat diterapkan untuk korelasi waktu tekan 7. DAFTAR PUSTAKA
menggunakan semen Holcim dan semen Padang [1] Mehta, P. K. and Monteiro, P. J. M., 1993,
yangbaru mencapai 80-81% dari kekuatan “Concrete: Microstructures, Properties and
tekannya. Pada umur 21 hari perkiraan korelasi Materials”, Third Edition, McGraw-Hill,
umur PBI 1971 sebesar 95% aman diterapkan pp. 56-57.
untuk beton dengan semen Gresik dan Holcim,
[2] Waddel, J. J. and Dobrowolski, J. A., 1993,
tetapi kurang tepat untuk semen Padang dan
“Concrete Construction Handbook”, Third
semen Tiga Roda/Indocement yang baru
Edition, McGraw-Hill, Inc, pp. 6.11.
mencapai 91% dari kuat rencananya. Sedang
untuk beton mutu tinggi korelasi umur dari PBI [3] Withey, M. O., 1961, “Fifty Year Compression
1971 cukup dapat dipergunakan untuk Test of Concrete”, ACI Journal Proceedings,
memperkirakan mutu rencana bila dilakukan vol. 58, no 12, pp. 695-7
pengujian tekan pada umur 3,7,14 maupun 21 hari
[4] Mindess, S., Young, J. F. and Darwin, D.,
untuk keempat merk semen kecuali untuk semen
2003, “Concrete”, Second Edition, Pearson
Padang pada umur 21 hari yang menunjukkan
Education Inc, Upper Saddle River, NJ,
prosentase yang lebih rendah dari perkiraan PBI
pp. 353-354.
1971.
[4] Neville, A., 2003, “Properties of Concrete”, Fourth
Dengan semakin bertambahnya umur beton,
Edition, Prentice Hall, New Jersey, pp.
perbedaan prosentase kekuatan tekan untuk
302-304.
keempat merk semen semakin kecil walau tetap
untuk tiap merk semen menunjukan prosentase [5] Anonim, (1971), PERATURAN BETON
yang berbeda. BERTULANG INDONESIA (PBI
1971), Departemen Pekerjaan Umum.
Dari penelitian didapatkan bahwa korelasi umur
beton terhadap kekuatan tekannya membentuk [6] Gardner, N. J. and Poon, S. M., 1976, “Time
suatu persamaan logaritma yang dapat and Temperature Effects on Tensile, Bond and
dihubungkan dengan konstanta yang terkait Compressive Strength”, ACI Journal Proceed
dengan semen yang dipakai baik untuk beton ings, Vol. 73, no 7, pp 405-409.
mutu normal maupun beton mutu tinggi.
[7] Mulyono, (2003), “TEKNOLOGI BETON”,
6. REKOMENDASI C.V. Andi Offset, Yogyakarta.
Dalam memperkirakan kekuatan tekan beton [8] Lea, F.M., 1970. ”THE CHEMISTRI OF
sebelum umur 28 hari sebaiknya menggunakan CEMENT AND CONCRETE”, Third
tabel korelasi umur beton sesuai dengan semen Edition, Chemical PublishiCompany, Inc.

54

Anda mungkin juga menyukai