124 455 1 PB PDF
124 455 1 PB PDF
ISSN 1412-0976
Abstrak
Kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh umur dari beton. Kekuatan beton akan meningkat, sebagai fungsi
penambahan usia [1],[2],[3],[4] hingga mencapai batas optimumnya.Dalam prakteknya pengujian kekuatan tekan beton tidak
selalu dilakukan pada umur beton 28 hari, terutama pada penentuan proporsi campuran beton (job mix formula) yang akan
dipakai sebagai standar mutu beton pada campuran yang akan dibuat dengan waktu yang mendesak. Penggunaan merk
semen yang berbeda turut berpengaruh pula terhadap waktu pengerasan beton dan tingkat kekuatannya pada umur tertentu
[3], [4] sehingga hasilnya seringkali berbeda secara signifikan dengan korelasi umur beton yang dikeluarkan oleh PBI
(Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971 N.I.- 2 yang selama ini dijadikan panduan untuk mengetahui prosentase kuat
beton sebagai fungsi umur pengujian.Penelitian dilakukan bertujuan mendapatkan prosentase kekuatan tekan sebagai fungsi
usia tertentu, terhadap kekuatan tekan beton umur 28(dua puluh delapan) hari pada beton dengan menggunakan semen
Gresik, semen Tiga Roda(Indocement), semen Padang dan semen Holcim. Perencanaan mutu beton ditentukan sebagai
berikut: mutu normal dengan kekuatan 25 MPa dan beton mutu tinggi dengan kekuatan 45 MPa. Pencampuran beton
menggunakan proporsi campuran (job mix formula) yang sama untuk keempat merk semen dan menggunakan 3 benda uji
berupa kubus 15x15x15 cm untuk tiap merk semen, ditiap umur beton yang akan diamati yaitu 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90
hari. Hasil pengujian kuat tekan dengan alat Compression Test pada umur-umur beton yang ditentukan menunjukkan bahwa
prosentase kenaikan kekuatan tekan sebagai fungsi kekuatan tekan umur 28 dengan variabel bebas berupa merk semen,
sangat berbeda satu sama lain untuk umur beton yang sama dan tidak selalu sesuai dengan nilai yang ditentukan dalam PBI
1971. Penelitian menunjukkan bahwa penentuan prosentase 40% pada beton usia 3 hari yang ditentukan dalam PBI 1971
merupakan nilai konservatif untuk beton dengan semen Gresik, semen Tiga Roda/Indocement dan semen Padang
dikarenakan pada umur tersebut prosentase sebenarnya dari masing-masing semen telah lebih dari 40%, tetapi kurang tepat
untuk campuran beton dengan semen Holcim karena pada umur 3 hari kekuatan tekannya baru mencapai 38%. Korelasi
umur PBI 1971 untuk umur 7 hari yang menunjukkan prosentase 65% juga kurang tepat dipakai untuk semen Padang
karena kekuatan tekannya baru mencapai 60% untuk beton mutu normal. Sedang perkiraan korelasi waktu PBI 1971 sebesar
88% pada umur beton 14 hari kurang tepat diterapkan untuk korelasi waktu tekan menggunakan semen Holcim dan semen
Padang yang baru mencapai 80-81% dari kekuatan tekannya. Pada umur 21 hari perkiraan korelasi umur PBI 1971 sebesar
95% aman diterapkan untuk beton dengan semen Gresik dan Holcim, tetapi kurang tepat untuk semen Padang dan semen
Tiga Roda/Indocement yang baru mencapai 91% dari kuat rencananya. Untuk beton mutu tinggi korelasi umur dari PBI
1971 cukup dapat dipergunakan untuk memperkirakan mutu rencana bila dilakukan pengujian tekan pada umur 3,7,14
maupun 21 hari untuk keempat merk semen kecuali untuk semen Padang pada umur 21 hari yang menunjukkan prosentase
yang lebih rendah dari perkiraan PBI 1971.
Kata kunci : mutu normal, mutu tinggi, korelasi umur, job mix formula
Abstract
The concrete compression strength is a function of, among others, age; cement type, curing, wcf and concrete’s mix design [1],[2],[3],[4]. The
standard has mandated the characteristic of concrete compression’s strength at the age of 28 days. In practice, concrete is tested at ages below 28
days. This is essentially for detected concrete quality at early ages, especially as validation tool of job mix formulas. The correlation factors as given
by the Indonesian code PBI 1971 are found not to be compatible to the real values obtained from test results. Research is conducted to achieve an
exact correlation of concrete compression strength, as a function of concrete age with a range of cement types commonly used in Indonesia. Four types
of cement are investigated, Gresik, Tiga Roda(Indocement), Padang and Holcim. For every type and age range, three cubes 15 x 15 x15 cm3 are
prepared and tested at ages 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Two concrete compression strengths were tested, 25 MPa representing conventional
or normal concrete, and 45 MPa representing high strength concrete. The test specimens are subjected to a compression load. Compression stresses
are calculated. The test results demonstrated that a different correlation factor, as a function of concrete age is obtained for every type of cement. The
Indonesian code PBI 1971 s 40% gave a conservative value at age 3 days for all cement types, with the exception of Holcim which only reached a
38% at that age. At age 7 days, Padang cement showed a value of 60% which is below the predicted number of 65% mandated by the code. At
age 14 days, the code overestimated the obtained values by 7 to 8% for Padang and Holcim cement. Further, the tests results at 21 days showed
inconstancies for Padang and Tiga Roda cement giving a number of only 91% as compared to the 95% recommended by PBI 1971. Generally
concluding, the Holcim and Padang cement are more prone to deviations to the Indonesian standard PBI 1971, thus more accurate correlation
functions should be developed
Keywords: normal concrete, high strength concrete, correlation factor, job mix formula
48
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
49
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
50
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
Mulai
Code : Semen
SKSNI, Pengujian Material penyusun beton Split
ASTM Pasir
Slump
Perawatan beton
Analisis
Kesimpulan
Saran
Selesai
51
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
GRAFIK WAKTU IKAT-KONSISTENSI NORMAL sedangkan semen Tiga Roda/Indocement dan semen
140,0 Padang masih menunjukkan prosentase sebesar 91%
120,0
100,0
lebih rendah dari prosentase korelasi kekuatan tekan
80,0 beton pada PBI 1971 pada umur 21 hari. Diatas
60,0 umur 28 hari semua semen masih menunjukkan
40,0
20,0
peningkatan kuat tekan dibuktikan dengan umur 56
0,0
Tiga
hari rata-rata peningkatan kekuatan beton mencapai
Gresik Roda/Indo
cement
Padang Holcim 108% - 109% kecuali pada semen Tiga
Waktu Ikat (menit) 108,8 103,3 112,7 126,8 Roda/Indocement yang menunjukan prosentase lebih
Konsistensi Normal (%) 29,1 27,9 27,5 28,6 tinggi dari 112% pada perkiraan PBI 1971. Kenaikan
kekuatan beton dari umur 56 hari ke umur beton 90
Gambar 3. Grafik waktu ikat-konsistensi normal hari paling tinggi dipenuhi oleh semen Gresik dan
Laju kenaikan kekuatan beton semen Tiga Roda/Indocement jauh diatas prosentase
PBI 1971, sedangkan untuk semen Holcim dan semen
Kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh umur Padang mendekati angka yang ada pada PBI 1971
betonnya, bila kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 115-120%.
dianggap sudah mencapai nilai maksimum kekuatan
rencana dan pada umur 28 hari beton dianggap telah Sedangkan pada beton mutu tinggi laju kenaikan
mencapai kekuatan 100% maka dapat dibuat tabel kekuatan beton ditunjukkan pada tabel 3 berikut :
prosentase kekuatan beton pada umur yang Tabel 3. Korelasi umur beton-kuat tekan beton pada Y
dibandingkan terhadap umur beton 28 hari, dengan beton mutu tinggi.
menggunakan data kuat tekan beton yang telah
diperoleh baik pada beton mutu normal maupun pada MUTU TINGGI ( 45 MPa) Kekuatan Tekan Beton (%)
beton mutu tinggi untuk masing-masing merk semen. Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 56 90
PBI 1971 - PC Biasa 40.0 65.0 88.0 95.0 100.0 112.4 120.0
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan Semen Gresik 54.4 71.2 89.8 99.5 100.0 111.6 122.4
menggunakan alat compression test yang dilakukan pada Semen Holcim 54.5 70.8 90.4 96.1 100.0 114.3 138.8
umur-umur yang ada pada tabel konversi PBI 1971 Semen Tiga Roda/Indocement 60.7 67.4 87.5 96.1 100.0 103.2 105.3
yaitu umur beton 3,7,14,28, 56 dan 90 hari. Laju
Semen Padang 70.0 77.9 88.0 90.4 100.0 113.5 117.0
kenaikan kekuatan tekan beton pada beton mutu
Pada beton mutu tinggi korelasi umur beton pada
normal (25 MPa) dan beton mutu tinggi (45 Mpa)
umur 3, 7 dan 14 hari untuk keempat merk semen
pada umur-umur beton yang sama untuk ke-4(empat)
menunjukkan angka yang mendekati bahkan melebihi
merk semen terlihat seperti tabel 2 dan tabel 3 berikut
prosentase yang ada pada PBI 1971 terutama untuk
ini :
PC Biasa, tetapi pada umur 21 hari semen Padang
Tabel 2. Korelasi umur beton-kuat tekan beton pada memiliki nilai prosentase yang lebih rendah
beton mutu normal dibandingkan ketiga merk smen lainnya dan juga
terhadap PBI 1971 yaitu sebesar 90%. Pada umur 56
MUTU NORMAL ( 25 MPa) Kekuatan Tekan Beton (%) dan 90 hari semen Tiga Roda/Indocement memiliki
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 56 90 prosentase lebih rendah dari PBI 1971 sedangkan
PBI 1971 - PC Biasa 40.0 65.0 88.0 95.0 100.0 112.4 120.0 ketiga semen lainnya mendekati korelasi umur beton
Semen Gresik 61.4 67.9 94.9 98.1 100.0 108.4 141.4 PBI 1971.
Semen Holcim 37.9 65.0 80.4 98.6 100.0 108.2 120.7 Korelasi antara kuat tekan beton terhadap usianya bila
Semen Tiga Roda/Indocement 66.7 81.8 86.7 91.3 100.0 133.0 136.4 bila dihubungkan dengan suatu kurva logaritma akan
Semen Padang 47.9 59.7 81.4 91.4 100.0 109.7 118.6 membentuk kurva seperti ditampilkan pada Gambar 4
dan gambar 5, dimana untuk masing-masing merk
Pada mutu beton normal umur 3 hari hanya semen semen akan membentuk suatu persamaan dalam
Holcim yang menunjukkan prosentase yang lebih fungsi logaritma :
rendah dari 40% yang merupakan prosentase
kenaikan kekuatan beton PBI 1971 – PC Biasa, ketiga
semen lainnya prosentasenya lebih tinggi dari 40%. Dimana:
Pada umur 7 hari hanya semen Padang yang
mempunyai nilai lebih rendah dari 65%. Umur 14 hari Y : adalah kuat tekan beton dalam kg/cm2
ketiga merk semen yaitu semen Tiga C : adalah konstanta yang tergantung jenis semen
Roda/Indocement, semen Padang dan semen Holcim t : adalah usia beton dalam hari
menunjukkan prosentase yang lebih rendah dari 88%, D: adalah konstanta yang berhubungan dengan kekuatan
hanya semen Gresik yang menunjukkan nilai yang awal beton
lebih tinggi dari prosentase yang ada dalam PBI 1971.
Umur beton 21 hari semen Gresik dan semen Holcim
telah memiliki prosentase lebih besar dari 95%,
52
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Usia Beton (hari )
Gresik Holcim Tiga Roda Padang
Gambar 4. Kurva korelasi kuat tekan terhadap usia beton mutu normal
140
ypadang = 19,9ln(t) + 68,76
120
yholcim = 27,53ln(t) + 31,73
100
ygresik = 24,46ln(t) + 42,68
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Gambar 5. Kurva korelasi kuat tekan terhadap usia beton mutu tinggi
53
Yulita Arni Priastiwi, Hariwarsianto, 2011. Korelasi Kuat Tekan... Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal 48 - 54
umur PBI 1971 untuk umur 7 hari yang yang dipakai ataupun menerapkan rumus
menunjukkan prosentase 65% juga kurang tepat persamaan yang sesuai dengan semen dan juga
dipakai untuk semen Padang karena kekuatan mutu beton yang dipergunakan sehingga dapat
tekannya baru mencapai 60% untuk beton mutu diperoleh perkiraan kekuatan tekan yang lebih
normal. Perkiraan korelasi waktu PBI 1971 mendekati kekuatan tekan rencana betonnya.
sebesar 88% pada umur beton 14 hari juga kurang
tepat diterapkan untuk korelasi waktu tekan 7. DAFTAR PUSTAKA
menggunakan semen Holcim dan semen Padang [1] Mehta, P. K. and Monteiro, P. J. M., 1993,
yangbaru mencapai 80-81% dari kekuatan “Concrete: Microstructures, Properties and
tekannya. Pada umur 21 hari perkiraan korelasi Materials”, Third Edition, McGraw-Hill,
umur PBI 1971 sebesar 95% aman diterapkan pp. 56-57.
untuk beton dengan semen Gresik dan Holcim,
[2] Waddel, J. J. and Dobrowolski, J. A., 1993,
tetapi kurang tepat untuk semen Padang dan
“Concrete Construction Handbook”, Third
semen Tiga Roda/Indocement yang baru
Edition, McGraw-Hill, Inc, pp. 6.11.
mencapai 91% dari kuat rencananya. Sedang
untuk beton mutu tinggi korelasi umur dari PBI [3] Withey, M. O., 1961, “Fifty Year Compression
1971 cukup dapat dipergunakan untuk Test of Concrete”, ACI Journal Proceedings,
memperkirakan mutu rencana bila dilakukan vol. 58, no 12, pp. 695-7
pengujian tekan pada umur 3,7,14 maupun 21 hari
[4] Mindess, S., Young, J. F. and Darwin, D.,
untuk keempat merk semen kecuali untuk semen
2003, “Concrete”, Second Edition, Pearson
Padang pada umur 21 hari yang menunjukkan
Education Inc, Upper Saddle River, NJ,
prosentase yang lebih rendah dari perkiraan PBI
pp. 353-354.
1971.
[4] Neville, A., 2003, “Properties of Concrete”, Fourth
Dengan semakin bertambahnya umur beton,
Edition, Prentice Hall, New Jersey, pp.
perbedaan prosentase kekuatan tekan untuk
302-304.
keempat merk semen semakin kecil walau tetap
untuk tiap merk semen menunjukan prosentase [5] Anonim, (1971), PERATURAN BETON
yang berbeda. BERTULANG INDONESIA (PBI
1971), Departemen Pekerjaan Umum.
Dari penelitian didapatkan bahwa korelasi umur
beton terhadap kekuatan tekannya membentuk [6] Gardner, N. J. and Poon, S. M., 1976, “Time
suatu persamaan logaritma yang dapat and Temperature Effects on Tensile, Bond and
dihubungkan dengan konstanta yang terkait Compressive Strength”, ACI Journal Proceed
dengan semen yang dipakai baik untuk beton ings, Vol. 73, no 7, pp 405-409.
mutu normal maupun beton mutu tinggi.
[7] Mulyono, (2003), “TEKNOLOGI BETON”,
6. REKOMENDASI C.V. Andi Offset, Yogyakarta.
Dalam memperkirakan kekuatan tekan beton [8] Lea, F.M., 1970. ”THE CHEMISTRI OF
sebelum umur 28 hari sebaiknya menggunakan CEMENT AND CONCRETE”, Third
tabel korelasi umur beton sesuai dengan semen Edition, Chemical PublishiCompany, Inc.
54