Anda di halaman 1dari 39

UNIVERSITAS WRMADEWA

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR
“Om Suastiastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugraha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Perenc. Pelaksanaan Proyek Konstruksi
ini tepat pada waktunya. Tugas ini berjudul “Perenc. Pelaksanaan Proyek Pemeliharaan
Jalan Pidada”.

Tugas Perenc. pelaksanaan proyek Pemeliharaan Jalan Pidada ini meliputi metode
persiapan dan metode pembuatan Peningkatan Jalan. Serta menghitung durasi atau
waktu pengerjaan dan menentukan jadwal pelaksanaan proyek tersebut.

Pada kesempatan ini juga kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ir.
Putu Gede Suranata.MT sebagai Dosen Pengajar yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini. Serta kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam menyusun tugas ini.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan sekiranya
dapat digunakan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya.

Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini
semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Denpasar, Desember 2019

Penyusun

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai
dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan
dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan. Bertitik
tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-
menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang
menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak
hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan
pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya. Suatu perkerasan
jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah
menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan
terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan saluran tepi di kiri-
kanan badan jalan menjadi penting dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar
karena genangan air hujan akan melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh.
Sedangkan retak rambut pada lapisan permukaan suatu perkerasan bila tidak segera
ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan yang berdampak terurainya
ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan menjadi kerusakan yang
lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila beban
lalulintasnya padat dan berat.

Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala.


Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan
dilakukan sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan
dan perbaikan dilakukan pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini
dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya yang relatif rendah dan cara
memperbaikinyapun relatif mudah/ringan. Pemeliharaan jalan secara berkala
dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan terhadap bahan
perkerasan maupun bahan lainnya. Selain itupun, dilakukan perataan kembali terhadap
permukaan jalan. Baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala, tidak
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan
perlu dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan beserta bangunan
pelengkap dan fasilitas pendukungnya sejak dini dapat diditeksi jenis dan volume serta
cara penanganan yang harus dilakukan segera. Selain itupun perlu diketahui lokasi
kerusakannya, khususnya pada lokasi tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang.
Pengendalian dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap
guna melayani lalulintas transportasi darat dan daerah-daerah yang berkembang.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah mengenai Perenc. pelaksanaan proyek konstruksi yang


akan kami bahas, antara lain :
1. Metode pelaksanaan persiapan proyek Pemeliharaan Jalan Pidada-Denpasar
2. Metode pelaksanaan pembuatan proyek Peningkatan Jalan pada proyek
Pemeliharaan Jalan Pidada Kota Denpasar
3. Perhitungan durasi/waktu pekerjaan persiapan dan pembuatan proyek
Peningkatan jalan
4. Penentuan jadwal pengerjaan persiapan dan pembuatan basement proyek
Peningkatan Jalan

1.3.TUJUAN

Tujuan dari penulisan yaitu :


1. Untuk mengetahui metode pelaksanaan persiapan dari proyek Pemeliharaan
Jalan Pidada Kota Denpasar
2. Untuk mengetahui metode pelaksanaan pembuatan proyek Peningkatan Jalan
pada Proyek Pemeliharaan Jalan Pidada Kota Denpasar
3. Untuk mengetahui cara perhitungan durasi/waktu pekerjaan persiapan dan
pembuatan proyek Pemeliharaan Jalan Pidada Kota Denpasar
4. Untuk mengetahui Penentuan jadwal pengerjaan persiapan dan pembuatan
Pemeliharaan Jalan Pidada Kota Denpasar

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1.4. BATASAN MASALAH
Disini kami akan membahas Perenc. pelaksanaan dah metode serta
persiapan dan pembuatan proyek Pemeliharaan Jalan Pidada. Perhitungan
durasi pekerjaan persiapan dan pembuatan Pemeliharaan Jalan dari proyek
tersebut, serta penentuan jadwal pengerjaan persiapan dan pembuatan
Pemeliharaan Jalan tersebut.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAB II
TINJAUNAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI


Standar metode pelaksanaan proyek Pemeliharaan Jalan, antara lain:

KEGIATAN UTAMA PEMELIHARAAN JALAN


Kegiatan utama pemeliharaan jalan dibagi dalam beberapa kategori pemeliharaan
sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu konstruksi jalan. Bagian-
bagian dari konstruksi jalan yang perlu dipelihara antara lain adalah sebagai berikut:

1. Struktur Perkerasan Jalan.


2. Bahu Jalan.
3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar
4. Fasilitas Drainase Jalan
5. Perlengkapan Jalan
6. Lereng/Talud Jalan
7. Struktur Pendukung Jalan

Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan mendesak/darurat adalah
apabila terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan jembatan terputus,
pengaturan lalulintas, dan lain-lain.

II.1. Struktur Perkerasan Jalan Kerusakan

Pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kerusakannya; berat, sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi
kerusakan ringan dapat segera diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan
tidak berkembang lebih lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk
perbaikannya. Sesuai dengan jenis perkerasan jalan yang umumnya dilaksanakan, maka
kerusakan yang terjadi umumnya mengikuti jenis perkerasan itu masing-masing. Pada
perkerasan lentur dengan lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah:

1. Lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.
5. Jembul.
6. kerusakan Tepi.
7. Retak Buaya.
8. Retak Garis.
9. Kegemukan Aspal.
10. Terkelupas.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Pada perkerasan lentur tanpa lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Lubang-lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.

Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan pengisi celah lubang.


2. Penurunan slab dan slab pecah/retak pada sambungan

Metode perbaikan pada perkerasan lentur dengan lapis penutup adalah;

1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/Pengaspalan.
4. Pengisian retak.
5. Penutupan retak.
6. Penebaran pasir.

Metode perbaikan pada perkerasan lentur tanpa lapis penutup adalah;

1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Perbaikan kemiringan.
4. Penambahan kerikil.

Metode perbaikan pada perkerasan kaku adalah;

1. Perbaikan celah.
2. Penyuntikan.
3. Penambahan.

II.2. Bahu Jalan

Bahu jalan ditepi kiri dan kanan perkerasan jalan diperlukan guna memberikan rasa aman bagi
pengemudi dan melindungi struktur perkerasan jalan dari kerusakan tepinya masing-masing.
Kerusakan pada bahu jalan dapat dikategorikan sebagai berikut;

Dengan Lapisan Penutup;

1. Lubang-lubang pada bahu jalan.


2. Bergelombang dan keriting.
3. Jembul pada permukaaan bahu jalan.
4. Retak buaya.
5. Kegemukan aspal.
6. Permukaan bahu jalan terkelupas.

Tanpa Lapisan Penutup;

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1. Letak setempat.
2. Ambles/terjadi alur dipermukaan.

Bahu jalan dari tanah;

1. Retak setempat.
2. Kehilangan permukaan.
3. Rumput panjang.

Metode perbaikan bahu jalan dengan lapisan penutup;

1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/pengaspalan.
4. Penebaran pasir.

Metode perbaikan bahu jalan tanpa lapisan penutup;

1. Perataan.
2. Pelandaian.
3. Pembuatan kemiringan.

Metode perbaikan bahu jalan dari tanah;

1. Perataan. Pelandaian.
2. Pembuatan kemiringan.
3. Pemangkasan rumput.

II.3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar

Fasilitas untuk pejalan kaki/trotoar sangat diperlukan guna keselamatan dan keamanan
di tepi jalan terhadap kecelakaan lalulintas. Trotoar sangat dibutuhkan pada jalan kota,
khususnya di daerah permukiman maupun di pusat-pusat kegiatan, seperti perkantoran,
sekolah, perdagangan, perbelanjaan, dan lain-lain.

Kerusakan yang sering terjadi pada trotoar suatu jalan bergantung kepada jenis bahan
yang digunakan pada pembuatan trotoar tersebut.

Trotoar dengan lapisan penutup;

1. Retak-retak pada lapisan penutup.


2. Kehilangan lapisan permukaannya

Trotoar tanpa lapisan penutup;

1. Terjadi lubang-lubang.
2. Ambles/penurunan permukaan.

Trotoar dari pasangan ubin/blok;

1. Permukaan tidak rata.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Susunan bergeser/tidak beraturan.

Trotoar dengan bahan beton;

1. Beton pecah/retak.
2. Permukaannya mengelupas.

Trotoar bagian tepi/penahan kerb;

1. Kerusakan pada inlet kerb/fungsi drainase.


2. Inlet kerb tersumbat/fungsi drainase.
3. Kerb terlepas/hilang/kabur.

Metode perbaikan fasilitas pejalan kaki/trotoar antara lain adalah;

1. Pengaspalan.
2. Pemadatan ulang.
3. Penggantian lantai.
4. Penambalan permukaan.
5. Penggantian yang rusak/hilang.
6. Pembersihan inlet kerb.
7. Pengecatan kerb yang pudar.

II.4. Fasilitas Drainase Jalan

Fasilitas drainase jalan yang berfungsi untuk membuang air berlebih pada permukaan
suatu jalan, umumnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan rutin agar dapat tetap
berfungsi secara optimal. Kerusakan yang sering timbul dan kurang berfungsinya fasilitas
drainase jalan tergantung kepada jenis bahan yang digunakan.

Tanpa pasangan batu;

1. Pendangkalan, sebagai akibat dari pengendapan lumpur.


2. Kerusakan pada saluran terbuka; dasar saluran tergerus, talud longsor/tergerus.
3. Tumbuh-tumbuhan pada saluran terbuka, mengganggu laju aliran air.

Dengan pasangan batu;

1. Pendangkalan, sebagai akibat dari pengendapan bahan/material yang hanyut.


2. Kerusakan pada saluran terbuka; retak-retak pada permukaaan saluran, terlepasnya
batu dari ikatannya.

Metode perbaikan drainase jalan tanpa pasangan batu adalah;

1. Pembersihan.
2. Perataan kemiringan.
3. Perataan kemiringan saluran.

Metode perbaikan drainase jalan dengan pasangan batu;

1. Pembersihan saluran pasangan batu.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Perbaikan yang retak dan pemasangan batu kembali.
3. Pembuatan ulang saluran pasangan batu.

Gorong-gorong;

1. Tersumbat; sampah/tumbuhan yang hanyut tertahan di inlet gorong-gorong


sehingga mengganggu aliran air.
2. Kerusakan pada struktur; retak, pecah, terlepas dari sambungan, dan lain-lain.
3. Kerusakan kepala gorong-gorong; baik inlet maupun outletnya.

Metode perbaikan gorong-gorong;

1. Pembersihan saluran gorong-gorong.


2. Perbaikan gorong-gorong.
3. Perbaikan dinding gorong-gorong.

Saluran;

1. Terjadinya timbunan sampah.


2. Pendangkalan; endapan lumpur/pasir.
3. Penggerusan pada struktur saluran.

Metode perbaikan saluran;

1. Pembersihan kotoran/sampah yang menyumbat.


2. Pengambilan pasir yang mengendap.
3. Perbaikan dasar saluran.

II.5. Perlengkapan Jalan dan Fasilitas Pendukung Lainnya

Perlengkapan jalan dan fasilitas pendukung lainnya dimaksudkan agar dapat


memberikan informasi bagi pengemudi kendaraan untuk dapat mengikuti dan mengetahui
keadaan di jalan raya yang dilaluinya. Perlengkapan/pendukung jalan yang dapat berfungsi
secara baik akan memberikan kejelasan kepada setiap pengemudi untuk dijadikan pedoman
selama berkendaraan di jalan raya. Kerusakan pada perlengkapan jalan akan menimbulkan
ketidak jelasan kepada pengemudi dan menimbulkan kesulitan lainnya.

Patok kilometer dan hektometer;

1. Kerusakan patok kilometer dan hektometer ; patah, pecah, terkelupas, tulisannya


hilang/kabur.
2. Patok kilometer/hektometer hilang dari tempatnya.
3. Patok kilometer/hektometer terhalang/tertutup akibat tertutup tumbuh-tumbuhan,
dan terhalang bangunan liar.

Rambu-rambu jalan;

1. Perubahan letak rambu lalulintas.


2. rambu lalulintas kotor, tertutup/coretan.
3. Rambu lalulintas rusak, dirusak, terbentur benda keras.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
4. Rambu lalulintas hilang, dilepas, dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Tiang rambu hilang/dicuri, atau dirusak akibat benturan keras.

Marka jalan;

1. Tampilan marka berkurang/pudar.


2. Posisi/penempatan marka salah/keliru/belum selesai.

Metode perbaikan patok kilometer dan patok hectometer;

1. Perbaikan patok.
2. Penggantian patok yang hilang.
3. Pemindahan penghalang patok.

Metode perbaikan rambu-rambu jalan;

1. Pelurusan rambu (tiang).


2. Pembersihan rambu.
3. Perbaikan rambu.
4. Penggantian rambu yang hilang.
5. Penegakan rambu.

Metode perbaikan marka jalan;

1. Pemberian garis marka yang benar/sesuai.


2. Pemindahan garis marka sesuai kondisi yang dibutuhkan.

II.6. Lereng/Talud Jalan

Pemeliharaan rutin pada lereng maupun talud jalan perlu dilakukan agar dapat dicegah
terjadinya kelongsoran/tanah longsor, khususnya pada musim penghujan sebagai akibat dari
erosi/pengikisan oleh air. Kerusakan pada lereng maupun talud jalan dikategorikan sesuai
dengan bahan yang digunakan pada lereng dan talud jalan tersebut.

Lereng/Talud dari kerikil;

1. Erosi atau pengikisan oleh air hujan.


2. Rembesan air (air tanah) pada lereng/talud.

Lereng /talud dari pasangan batu;

1. retak pada struktur penahan tanah di lereng/talud jalan.


2. Ambles pada lereng/talud akibat penurunan/longsor.

Lereng/talud ditanami rumput;

1. Rumput tumbuh panjang pada lereng, perlu dipangkas.


2. Rumput yang gundul pada lereng, perlu ditanam kembali.
3. Lereng/talud dari bongkahan batu; Sebagian batu hilang/lepas. Susunan batu tidak
teratur/penurunan/ambles.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Metode perbaikan lereng/talud dari kerikil;

1. Pengalihan aliran air.


2. Pelandaian kemiringan saluran air.
3. Saluran bawah tanah.

Metode perbaikan lereng/talud dari pasangan batu;

1. Perbaikan retak pada pasangan batu.


2. Pembuatan konstruksi telapak.

Metode perbaikan lereng/talud ditanami rumput;

1. Pemotongan rumput yang panjang.


2. Penanaman rumput yang gundul.

Metode perbaikan lereng/talud dari bongkahan batu;

1. Penambahan batu yang hilang.


2. Pemasangan kembali yang lepas.
3. Penyusunan kembali bongkahan batu.

II.7. Struktur Pendukung Jalan

Pemeliharaan struktur pendukung jalan seperti jembatan dan box culvert / gorong-
gorong (lubang > 3 m), perlu dilakukan guna memastikan berfungsinya struktur tersebut
memikul beban lalulintas jalan yang melaluinya. Kerusakan pada jembatan dan box culvert
ditangani secara khusus melalui pemeliharaan jembatan dan bangunan struktur pendukung
jalan.

Jembatan;

1. Dek/pelat lantai jembatan berpasir, mempengaruhi lintasan jalan.


2. Pagar/railing jembatan rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri.
3. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) jembatan.

Box culvert / gorong-gorong lubang > 3 m;

1. Dek/pelat lantai berpasir; mempengaruhi lintasan jalan.


2. Pagar/railing rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri.
3. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) box culvert / gorong-gorong.

Lain-lain;

1. Railing dari bahan yang mudah mengalami korosi/berkarat, catnya mengelupas.


2. Pembersihan endapan/tumbuhan pada inlet yang telah disediakan.
3. Pemeriksaan kekuatan dan kencang/kendornya baut (jembatan rangka baja).
4. Cat terkelupas.
5. Bagian-bagian struktur berkarat (baja).

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Metode perbaikan jembatan;

1. Pembersihan dek/pelat lantai jembatan.


2. Pengecatan pagar/railing yang pudar.
3. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Perataan jalan pendekat/oprit.

Metode perbaikan box culvert/gorong-gorong > 3 m;

1. Pembersihan dek/pelat lantai.


2. Pengecatan pagar/railing yang pudar.
3. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Perataan jalan pendekat/oprit.

Penanganan Darurat;

Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan
mengalami kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun
longsoran dari tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan
dibuatkan jalan sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada
badan jalan diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan.

Ada kalanya pohon besar tumbang melintang jalan sehingga perlu segera memindahkan atau
memotongnya dan membersihkannya agar jalan dapat berfungsi dan lalulintas tidak terhambat.
Dalam hal ini, perlu disiapkan regu-regu dengan peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan
darurat ini.

III. PENGENDALIAN MUTU PEMELIHARAAN JALAN

Pengendalian mutu dalam pemeliharaan jalan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi


dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan rutin.
Seorang petugas yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan rutin harus dapat mempertanggung
jawabkan seluruh pekerjaan pemeliharaan yang telah dilaksanakan.

III.1. Mutu Pelaksanaan

Mutu pelaksanaan dari kegiatan pemeliharan rutin dimonitor dan dipantau sesuai dengan
tingkat kerusakan yang perlu segera diperbaiki dan ditindak lanjuti. Tanggungjawab seorang
petugas pada suatu kegiatan pemeliharaan jalan adalah, bagaimana yang bersangkutan dapat
menjamin dipenuhinya tata cara penanganan jenis-jenis kerusakan yang telah disyaratkan
dalam pemeliharaan rutin tersebut.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain
sebagai berikut;

1. Melakukan monitoring dan pantauan secara terus-menerus terhadap kondisi jalan sesuai
dengan kewenangan dan tanggungjawab masing-masing.

2. Melakukan pencatatan yang dituangkan dalam bentuk laporan harian, tingkat dan jenis
kerusakan yang ada.

3. Melakukan usaha perbaikan sesuai tata cara yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemeliharaan jalan.

4. Melaporkan segera kepada atasan masing-masing bila terjadi hal-hal diluar kemampuannya
yang tidak dapat diatasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

III.2.Kuantitas Hasil Akhir

Hasil akhir dari suatu pekerjaan pemeliharaan rutin jalan perlu dicatat dan dievaluasi
serta dilaporkan secara periodik; harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan final/akhir.
Kuantitas hasil akhir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Kerataan permukaan dari struktur; menampilkan hasil akhir pekerjaan yang


berkualitas, sama seperti keadaan baru atau kembali seperti semula.
2. Kepadatan; pada lapisan perkerasan telah dicapai tingkat kepadatan yang sesuai
dengan peran dan fungsinya dalam struktur.
3. Bentuk; hasil akhir sesuai dengan bentuk yang telah direncanakan (gambar
rencana/kerja).
4. Fungsi; setelah dilakukan pemeliharaan/perbaikan, dapat berfungsi secara baik dan
benar, misal kelancaran air pada saluran tepi / tidak tersumbat.
5. Toleransi; perbedaan/selisih dari hasil akhir pekerjaan masih dalam batas-batas atau
koridor yang disyaratkan (tidak berpotensi menimbulkan kerusakan).
6. Jumlah; kuantitas hasil akhir pekerjaan sesuai dengan kuantitas yang telah
direncanakan dalam pemeliharaan/perbaikan.

III.3. Sumber Daya

Sumber daya yang diperlukan dalam suatu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan
antara lain adalah tenaga pekerja, peralatan dan bahan. Disamping itu, perlu diperhatikan pula
jadual kegiatan masing-masing pekerjaan dan mutu sumber dayanya yang dijelaskan sebagai
berikut;

1. Tenaga Pekerja: pentingnya tingkat keahlian dan tingkat keterampilan tertentu dari
masing-masing tenaga pekerja untuk menangani suatu jenis pekerjaan, sehingga dapat
disusun suatu jadual kegiatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tenaga
pekerja dalam menangani suatu pekerjaan.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Peralatan; penggunaan jenis dan kapasitas peralatan yang tepat/sesuai dengan
kebutuhan operasional dalam penanganan masing-masing jenis kegiatan
pemeliharaan/perbaikan agar diperoleh hasil pekerjaan yang optimal.
3. Bahan; tersedianya bahan/material yang diperlukan dan memadai dalam setiap
tahapan kegiatan pemeliharaan rutin sehingga pelaksanaannya dapat lancar dan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Pengendalian mutu sumber daya dilakukan secara terjadual dan senantiasa disesuaikan dengan
jenis pekerjaan/kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan agar penyelenggaraan
kegiatan berlangsung efisien dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan spesifikasi
yang telah dipersyaratkan. Penggunaan metode pelaksanaan dan ketersediaan biaya yang
diperlukan turut menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan jalan.

III.4. Waktu

Waktu penyelenggaraan suatu kegiatan/pekerjaan perlu pentahapan agar dapat


dikendalikan dan diawasi secara baik. Umumnya pentahapan waktu penyelenggaraan
pemeliharaan rutin dibagi sebagai berikut;

1. Perencanaan; seluruh kegiatan yang akan dilakukan direncanakan dan dijadualkan


terlebih dahulu baik mutu maupun jumlahnya, dan ditetapkan spesifikasi dan
persyaratan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.
2. Persiapan; hal-hal yang perlu disiapkan dan disediakan, dijadual sesuai dengan rencana
kegiatan yang akan dilakukan sehingga tidak terjadi hambatan pada saat pelaksanaan
pekerjaannya.
3. Pelaksanaan; waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan yang telah
terjadual diupayakan agar dapat dipenuhi sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah
ditentukan dalam spesifikasi. Dalam hal ini, perlu pengendalian dan pengawasan yang
akurat agar dapat dijamin kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan rutin
tersebut dan hasil yang optimal.
4. Pemantauan; agar kendali dan pengawasan pelaksanaan dapat berlangsung sesuai
dengan yang telah dijadualkan, waktu pemantauan dilakukan secara terus-menerus
untuk mengantisipasi bila terjadi penyimpangan atau kesalahan yang perlu segera
diperbaiki dan ditindak lanjuti.

III.5. Tempat/Lokasi

Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi kerusakannya,
jenis kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar
penanganannya dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu disiapkan/disediakan.

1. Lokasi kerusakan;
a. harus diketahui dengan jelas agar dapat segera dilakukan pengiriman petugas
pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan.
b. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi tanda (misal; cat semprot), dan dicatat
untuk bahan laporan/inventarisasi.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Jenis kerusakan;
a. Jenis kerusakan yang terjadi perlu diketahui untuk memastikan upaya
perbaikannya yang menyangkut masalah teknologi konstruksi.
b. Setiap jenis kerusakan perlu diinventarisasi untuk keperluan laporan evaluasi
selanjutnya.
3. Dimensi kerusakan;
a. Dimensi kerusakan yang terjadi perlu diketahui guna memastikan tingkat
kerusakan dan volume kerusakan yang terjadi sehingga dapat dipersiapkan
tenaga pekerja, bahan, alat, metode/cara, dan biaya yang sesuai.
b. Setiap dimensi kerusakan diinventarisasi untuk keperluan laporan dan analisa
perhitungan selanjutnya, khususnya dalam mempersiapkan rencana anggaran
biaya yang diperlukan.

III.6. Tuntutan

Dalam penyelenggaraan pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu
penanganan yang segera sebelum kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat dilakukan bila
koordinasi antara semua pihak yang terkait dengan masalah pemeliharaan rutin jalan berjalan
secara baik dan lancar. Selain itu, perlu diketahui bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih
besar bila tidak segera ditangani. Tingkat kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan
penyediaan sumber daya yang lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Kerusakan
jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh terhadap menurunnya tingkat layanan jalan
dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus lalulintas jalan terganggu, dan pada
gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus pergerakan manusia dan barang. Penanganan
kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara perbaikannya lebih mudah/sederhana,
biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan untuk melakukan perbaikan jauh
lebih singkat.

III.7. Tanggung Jawab

Dalam melakukan pengendalian dan pengawasan mutu pemeliharaan rutin jalan, pihak-
pihak yang terkait antara lain;

a. Juru Jalan.
b. Pengamat.
c. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/PU/UPR.
d. Kepala Satuan Kerja Sementara/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek
e. Unsur-unsur terkait dengan perencanaan / pemrograman, penganggaran,
pemantauan, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan Nasional dan Propinsi.

Masing-masing mempunyai tanggung jawab sebagai berikut;

1. Juru jalan;
a. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh regu-regu pekerja.
b. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh unsur-unsur dinas.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
c. Ketepatan laporan kondisi jalan serta waktu penyampaiannya (akurasi laporan)
kepada Pengamat.
2. Pengamat;
a. Mutu pelaksanaan yang dilakukan Juru Jalan.
b. Rencana pelaksanaan/sumber daya (sesuai program).
c. Jadual pengaturan bahan dan alat.
d. Laporan kerusakan jalan; perlunya penanganan sesegera mungkin.
3. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/UPR
a. Penyiapan dan penyediaan peralatan/perlengkapan untuk kegiatan pemeliharaan
rutin.
b. Pengaturan/penjadualan kegiatan pemeliharaan rutin.
4. Kepala Satuan Kerja Sementara /Pemimpin Proyek /Bagian Proyek;
a. Rencana, program, anggaran dan pantauan pemeliharaan rutin di wilayahnya.
b. Ketepatan waktu pengerahan peralatan pemeliharaan rutin.
c. Ketersediaan bahan dan dukungan logistik untuk kegiatan pemeliharaan rutin.
5. Unsur-unsur terkait lainnya;
a. Perencanaan/pemrograman pemeliharaan jalan.
b. Penganggaran biaya untuk keperluan pemeliharaan jalan.
c. Pemantauan kemajuan/kelancaran (progres) pemeliharaan jalan.
d. Evaluasi hasil-hasil yang dicapai kegiatan pemeliharaan jalan.

Dengan koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan, akan
dicapai pemeliharaan jalan yang optimal.

IV. PERALATAN

Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan kegiatan
pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan dalam kegiatan
pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk penanganan pekerjaan
dilapangan.

Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan
kondisi di lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara baik dan
lebih efisien. Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan menyebabkan inefisiensi
dan hasil akhir yang tidak memuaskan. Untuk mendukung keberhasilan penggunaan peralatan
yang sesuai, perlu mengetahui terlebih dahulu fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara
pengoperasiannya yang benar. Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan
untuk pekerjaan pemeliharaan rutin antara lain adalah sebagai berikut;

1. Vibrating Rammer;
a. Untuk pemadatan lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah
(subbase course), lapisan pondasi atas (base course); untuk lokasi setempat.
b. Tidak boleh digunakan untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran
aspal panas.
2. Vibrating Plate Compactor;
a. Untuk pemadatan lapisan campuran aspal.
b. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan dengan ketebalan < 10 cm (hanya
lokasi setempat).

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
c. Untuk pemadatan Asphalt Treated Base (ATB).
3. Baby Roller (Vibrating);
a. Untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran aspal panas, terutama
pada lapisan permukaan dari penambalan lubang atau perataan.
b. Untuk pemadatan pasir atau agregat halus pada laburan aspal.
c. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan.
4. Site mixer;
a. Untuk pembuatan campuran aspal dingin di lapangan (dengan aspal emulsi,
aspal cair/cutback atau asbuton) dengan ukuran maximum 0,1 m3.
5. Asphalt Sprayer;
a. Peralatan penyemprot aspal.

Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop, pembersih debu/sapu
lidi, dan lain-lainnya.

V. BAHAN / MATERIAL

Bahan/material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu
belah, agregat kasar/halus, dan bahan pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland
cement/Pc), dan lain-lain. Kebutuhan bahan/material tergantung dari jenis kegiatan/pekerjaan
yang harus ditangani dan dimensi serta tingkat kerusakan yang harus ditanggulangi.

Batu Belah/Kali;
Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan perbaikan talud atau lereng
badan jalan yang longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau perubahan level air
tanah. Bila badan jalan berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat dalam bentuk
bronjong (gabions) ataupun dinding penahan (retaining wall). Dimensi batu belah/kali pada
umumnya berkisar antara 15 sampai 20 cm. Jenis pengerjaan pasangan batu tersebut dapat
dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai kebutuhan dan kondisi di lokasi pekerjaan.

Agregat Kasar/Halus dan Bahan Pengisi/Mineral Filler;


Agregat kasar merupakan batu pecah/kerikil yang mempunyai minimum dua bidang
pecah, dengan dimensi butiran tertahan pada saringan 2,36 mm tidak kurang dari 65%. Untuk
penggunaan pada pekerjaan pemeliharaan jalan, material harus keras/tidak mudah pecah dan
bersih/bebas debu, kotoran, ataupun zat-zat lainnya yang dapat merusak kemampuan bahan
tersebut.
Agregat halus umumnya terdiri dari pasir kasar yang mempunyai dimensi butiran =/-
95% lolos saringan 2,36 mm. seperti halnya agregat kasar, agregat halus harus keras dan tidak
mudah pecah, serta bersih atau bebas dari debu, kotoran, ataupun zat-zat lainnya yang dapat

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
merusak kemampuan bahan tersebut. Dimensi butiran agregat dibatasi maximum 20 mm dan
antara 3%-5% lolos saringan 0,075 mm.
Bahan pengisi /mineral filler umumnya diambil dari debu batu pecah hasil pengerjaan dari
mesin pemecah batu (stone crusher). Persyaratan lainnya adalah bahwa bahan pengisi ini
dalam keadaan kering tidak berupa bongkahan.

Aspal;
Jenis aspal yang umumnya digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan antara lain
adalah aspal emulsi, aspal cair, dan aspal buton. Sesuai dengan keperluannya, penggunaan jenis
aspal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan pemanfaatannya di lapangan/lokasi pekerjaan
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan aspal tersebut antara lain adalah;
a. kekentalan
b. kerataan
c. kemudahan pengerjaan/workability.
Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam proses penggunaannya. Hal tersebut
terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability menjadi penting mengingat akan
berdampak terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari pemeliharaan jalan tersebut.

Semen (Portland Cement / Pc);


Semen yang umumnya digunakan dalam pengerjaan struktur adalah jenis Portland
Cement / Pc. Pc berfungsi sebagai bahan pengikat pada pekerjaan pasangan batu kali dinding
penahan, ataupun bangunan pelengkap/struktur seperti, untuk fasilitas drainase, parit tepi,
gorong-gorong, box culvert, dan jembatan. Penggunaan lain adalah sebagai campuran pada
bahan material base maupun subbase course.

Kapur;
Jenis bahan ini banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen pada
pekerjaan pasangan batu kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi tanah yang
lunak, basah, dan jenuh kandungan airnya. Kapur memiliki daya mengikat terhadap air yang
berada di dalam lapisan tanah yang lunak tersebut.  

VI. LAPORAN

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Setiap aktivitas di lapangan senantiasa harus dipantau, dan dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis, sesuai dengan tahap penyampaiannya yang telah ditentukan.
Laporan dimaksudkan antara lain untuk;

a. Mengetahui kemampuan melaksanakan pekerjaan setiap saat.


b. Mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan.
c. Mengetahui kondisi peralatan, material maupun tenaga kerja.
d. Mengetahui prestasi fisik dan keuangan.

Untuk mendukung sistem pelaporan sesuai dengan kondisi di lapangan, laporan dilakukan
dalam tahapan dan jenis keperluannya. Jenis laporan yang lazim dilakukan adalah;

a. Laporan Harian.
b. Laporan Mingguan.
c. Laporan Bulanan.
d. Laporan Triwulanan.
e. Laporan Akhir.

Laporan Harian;
Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan,
dicatat/direkam setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian. Dalam laporan
harian tersebut antara lain dicatat semua kejadian yang ada di lapangan seperti;

a. Jenis kegiatan/pekerjaan yang dilakukan pada hari itu.


b. Kondisi pekerjaan saat itu.
c. Cuaca yang terjadi sepanjang hari.
d. Hal-hal terkait/mendukung terselenggaranya pekerjaan pada hari yang
bersangkutan.
e. Hal penting lainnya yang mungkin berdampak negatif terhadap
penyelenggaraan kegiatan di lapangan.
f. Pengunjung/tamu proyek, saran, dan pendapat secara umum.

Laporan Mingguan;
Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam
satu minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi kerja
selama satu minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah negatif. Apakah
kegiatan pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami hambatan sehingga
terlambat/tertunda; belum sesuai yang telah direncanakan.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Bulanan;
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan selama periode waktu
dalam satu bulan. Dalam hubungan ini, prestasi kerja dalam satu bulan akan menunjukkan jenis
kegiatan yang berlangsung sesuai jadual maupun yang terlambat/tidak-belum sesuai jadual.
Prestasi kerja yang telah dilakukan selama periode satu bulan tersebut dapat segera ditentukan
apakah positif ataukah negatif.
Hasil/prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu
penyelenggaraan proyek, agar dapat segera diketahui kendala-kendala yang timbul selama
proses kegiatan dalam satu bulan, untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek.

Laporan Triwulanan;
Dalam laporan triwulanan dapat dilihat aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam
tiga bulan berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah dapat dilihat kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi kembali
bila masih belum dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang telah terjadi
sebelumnya.

Laporan Akhir / Final Report;


Laporan akhir merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan selama pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan. Dalam laporan akhir tersebut, dapat dilihat
perkembangan prestasi pekerjaan maupun biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai jadual yang telah ditentukan. Selain itu, dapat dilihat pula revisi maupun
perubahan-perubahan yang dilakukan guna mencapai target yang dimaksud sebelumnya.
Laporan akhir ini mencantumkan pula data-data proyek seperti antara lain;

a. Nama Proyek
b. Lokasi Proyek
c. Tahun Anggaran Proyek
d. Pelaksana dan Pengawas Proyek
e. Curva S (S-Curve) selama proses kegiatan proyek; rencana dan realisasinya
f. Lain-lain.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

VII. EFEKTIVITAS HASIL KERJA


Kegiatan pekerjaan pemeliharaan rutin yang telah dilaksanakan perlu diketahui hasil
akhir yang telah dicapai dalam periode tertentu yang telah dijadualkan. Hasil akhir tersebut
selain dipantau/dimonitor secara terus-menerus, juga dilakukan evaluasi sesuai masing-masing
jenis kegiatan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perlu adanya suatu kajian kembali
mengenai semua aktivitas yang telah dilakukan dalam pelaksanaan di lapangan.
Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan rutin tersebut, beberapa faktor
yang terkait harus dicatat/diinventarisasi dan dikaji/dievaluasi secara menyeluruh, sebagai
berikut;

a. Permasalahan dan kendala yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan


pemeliharaan rutin.
b. Evaluasi dan kaji ulang hasil kerja setiap kegiatan pekerjaan.
c. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menunjang kelancaran pekerjaan di
lapangan.

VII.1. Permasalahan dan Kendala Pelaksanaan


Permasalahan dan kendala yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
rutin senantiasa perlu dicatat dan diinventarisasi sebagai bahan pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana sistem pengendalian mutu dan cara pemeliharaan yang telah
dilakukan dapat mencapai hasil kerja yang optimal.
Untuk mengkaji efektivitas hasil kerja yang telah dilakukan dan harapan-harapan yang ingin
dicapai, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut;

a. Kualitas tenaga kerja/personil yang ada.


b. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan.
c. Mutu dan jumlah bahan/material yang harus disiapkan.
d. Metode/cara pelaksanaan yang dipakai dalam setiap kegiatan.

Pemeliharaan jalan secara menyeluruh selain memperhitungkan masa/kapasitas pelayanan,


umur rencana, peran/fungsi suatu jalan, juga tergantung dari mutu produk pekerjaan
pembangunan maupun peningkatan jalan tersebut. Semakin baik mutu yang dihasilkan,
semakin murah biaya pemeliharaannya.

VII.2. Evaluasi Hasil Kerja

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan, setiap komponen yang terkait
dengan proses penyelenggaraan pekerjaan perlu dikaji kembali sesuai dengan harapan yang
ingin dicapai. Dengan melakukan kajian tersebut, diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan
pengembangan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin dimasa yang akan datang.
Kualitas sumber daya manusia seperti pekerja maupun personil dalam suatu
proyek/penyelenggaraan pemeliharaan rutin, secara umum merupakan kunci keberhasilan
suatu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin. Disisi lain, mengingat sifat pekerjaan
pemeliharaan rutin yang merupakan pekerjaan sederhana dan relatif mudah dilaksanakan,
kualitas sumber daya manusia yang dipilih/ditugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut umumnya tidak perlu seterampil ataupun seahli dengan tenaga pekerja/personil untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan/peningkatan struktur/konstruksi.
Dalam hal jenis peralatan/perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin,
umumnya merupakan peralatan dan perlengkapan yang sederhana dan mudah
mengoperasikannya. Bahan/material yang perlu disediakan tidak dalam jumlah yang besar.
Metode pelaksanaan yang diterapkan umumnya tidak rumit atau sederhana.
Sehubungan dengan itu, biaya yang disediakan umumnya relatif kecil dan bahkan kurang
sesuai/memadai, atau terlupakan/terabaikan.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, harapan untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal akan
sulit dicapai.

VII.3. Upaya Menunjang Pekerjaan Pemeliharaan Rutin


Perlu diperhatikan bahwa dalam mengelola suatu ruas jalan yang telah ada, program
yang telah direncanakan umumnya adalah program pembangunan dan program pemeliharaan.
Program pembangunan bila ditinjau dari jenis pekerjaannya tidak selalu dilakukan pada suatu
ruas jalan. Program pemeliharaan justeru merupakan keharusan pada setiap ruas jalan. Setiap
ruas jalan harus dilakukan pemeliharaan rutin dalam setiap periode/waktu dalam setahun.
Sesuai dengan tujuan pemeliharaan jalan yang telah ditetapkan, yaitu mempertahankan jalan
mantap tetap mantap dan tercapai umur rencana serta tingkat pelayanan yang optimal, maka
pemeliharaan jalan merupakan hal penting dan perlu senantiasa dilakukan sesuai dengan
tingkat kebutuhannya. Secara nyata, suatu ruas jalan yang tidak dipelihara akan mengalami
kerusakan dan berakibat menurunnya tingkat pelayanan serta tidak tercapainya umur rencana
yang diharapkan.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 DATA PROYEK

1. INFORMASI PROYEK

Nama Paket : Belanja Modal Pengadaan Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Kawasan
Jalan Pidada di Kec. Denpasar Utara.

Nomor Kontrak : 620/4784/DPUPR

Tanggal Kontrak : 21 Juni 2019

Nilai Kontrak : Rp. 1.440.850.777,00

Tanggal SPMK : 21 Juni 2019

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nomor SPMK : 620/4784/DPUPR

Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender

Tanggal PHO (rencana): 21 Juni 2019

2. DATA PENGGUNA JASA

PPK : Belanja Modal Pengadaan Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Kawasan Jalan
Pidada di Kec. Denpasar Utara

Nama : I Wayan Dirgayasa,ST.

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Penandatanganan Kontrak Kegiatan Peningkatan


Jalan di Kota Denpasar

Alamat : -

Telepon/fax :-

3. DATA PENYEDIA JASA (KONTRAKTOR)

Nama : CV. TRI LAKSANA

Alamat : Jalan Negara Gilimanuk Km. 4 Desa Banyubiru Negara Bali

Direktur Utama : I Ketut Sarwa

Telepon: -]

4. LOKASI KEGIATAN

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

5. GAMBAR KERJA

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
6. ITEM PEKERJAAN

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

3.2 URAIYAN UMUM

Setelah kami mengikuti penjelasan pekerjaan baik di Kantor maupun peninjauan ke


lapangan, bahwa rencana konstruksi pekerjaan adalah :
 Perbaikan saluran drainase, dengan pasangan batu dengan mortar di beberapa
tempat
 Perbaikan aspal lama dengan patching atau Rekonsrtruksi
 Dilanjutkan Overlay dengan AC-BC dan AC-WC selebar dan sepanjang
perkerasan rencana
 Dan pekerjaan penunjang lainnya seperti pemasangan Marka jalan,

Secara garis besar pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :


1. Umum
2. Drainase.
3. Pek. Tanah.
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan aspal
6. Struktur
8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
9. Pek. Pemeliharaan Rutin

3.3 METHODE PELAKSANAAN

1. MOBILISASI
PEK. PERSIAPAN.
Apabila kami diberikan kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut atau
setelah kami menerima Surat Perintah Mulai kerja, maka persiapan yang akan
kami persiapan meliputi

1. Administrasi meliputi :
- Pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak terkait dengan akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
- Penyiapan Gambar – gambar kerja
- Peyiapan Jadwal pelaksanaan yang lebih detail.
- Penyiapan Dokumentasi 0 %
- Penyipana Cara pelaporan ( Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan)

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1.1. Pekerjaan ini meliputi sebagai berikut :
a. Penyiapan Lahan untuk base Camp (sudah siap di Akah-Klungkung).
b. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
c. Penyiapan fasilitas untuk akomodasi Kontraktor.
d. Penyiapan fasilitas lainnya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan (rambu lalu lintas, papan nama pekerjaan dan pembersihan
lapangan).
e. Pekerjaan Survey (Investigasi dan Rekayasa lapangan)

1.2. Uraian Pekerjaan.


Dalam uraian pekerjaan pada item mobilisasi kami tekanankan dalam
pelaksanaan pekerjaan Survey, dimana pekerjaan Survey merupakan titik
awal untuk pekerjaan selanjutnya.
Investigasi lapangan adalah survey (pengukuran) awal dari keadaan lapangan
untuk peninjauan kembali terhadap perkiraan kwantitas yang tercantum
dalam kontrak. Dari hasil Investigasi itu diadakan perhitungan kembali untuk
mendapatkan hasil sesuai kondisi lapangan yang baru dan membuatkan
gambar kerja baru dengan tetap mengacu kepada Kontrak awal.

1.3. Perhitungan Waktu pelaksanaan.

- Untuk Mobilisasi peralatan, Penyiapan Fasilitas Kontraktor seperti Kantor


lapangan dengan perlengkapannya, akan kami laksanakan dalam jangka waktu
14 hari kalender setelah pengambil alihan lapangan oleh Kontraktor.
2. Untuk pengadaan dan penyiapan fasilitas pengujian laboratorium akan
kami laksanakan selama 14 hari setelah pengambil alihan lapangan oleh
Kontraktor.
3. Sedangkan untuk pekerjaan Survey ( Investigasi dan Rekayasa lapangan)
akan kami laksanakan dalam jangka waktu 14 hari kalender setelah
pengambil alihan lapangan oleh kontraktor.
4. dan Demobilisasi selama 7 hari kalender.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KESELAMATAN KERJA K-3 dan Lingkungan
Dalam pelaksanaan pekerjaan kami akan tetap memperhatikan keselamatan kerja, baik
dari tenaga kerjanya maupun dari pihak lainya. Karena keselamatan kerja akan sangat
mempengaruhi hasil kerja yang akan kita harapkan serta Pelestarian Lingkungan Hidup.

KEBIJAKAN K3 DAN LINGKUNGAN

Utamakan:
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pelestarian Lingkungan
Patuhi:
 Peraturan Perundangan atau peraturan lainnya yang berlaku
 Prosedur-prosedur operasi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
 Program 5 R (Ringkas – Rapi – Resik – Rawat – Rajin)
Untuk mendukung hal tersebut keselamatan tersebut kami akan tetap menyiapkan :
- Rambu – Rambu lalu lintas
- Alat Penerangan kerja
- Topi dan Baju Rompi
- Dan alat pengaman lainnya
Dalam hal ini dapat kami sampikan scema / bagan K-3, sebagai berikut :

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
AWAL PROYEK

Membuat safe plant


Mempelajari Standar Fasilitas Safety dan targat yang
harus dicapai
Membuat Program Kerja K3
Perencanaan Site Instalation
PERENCANAAN Menghitung Biaya K-3
Membuat Schedulle K-2
Membuat Perencanaan Training K3
Membentuk Tim Penangganan Tanggap Darurat
Mendata Alamat Penting seperti Depnaker, Jamsostek,
Polsek, Rumah Sakit dll
PENGOLAHAN Membentuk Struktur Organisasi Tim K-3
Mengatur pembebanan Biaya
Menciptakan Standar Prosedur Operasional

Melaksanakan Safety Induction, Safety Talk dan Safety Meeting


Melaksanakan Inspeksi K3 dan Safety Patrol
PELAKSANAAN Melaksanakan Training K3 dan Simulasi Tanggap Darurat
Mengeluarkan Rekomendasi Safety
Melaksanakan House Keeping

Membuat Laporan Kegiatan K-3


PENGAWASAN
Evaluasi Hasil Pelaksanaan K-3
Review dan perbaikian

SELAMAT, AMAN,
BERSIH & SEHAT

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. DRAINASE

2.1. Pekerjaan ini meliputi item pekerjaan :


2.2(1). Pek. Pasangan Batu dengan mortar.

2.2Peralatan Yang Digunakan :


 Beton Molen : 1 Unit
 Peralatan survey : 1 Set
 Sekop, panyong, cangkul, dan alat bantu lainnya

2.3. Uraian Pekerjaan :


 Sedangkan pekerjaan pasangan batu dengan mortar mencangkup
pelapisan dasar selokan dan saluran air dan pembuatan lantai golak.
Setelah semua material tersedia dilapangan dilanjutkan pemasangan profil
untuk menentukan bentuk / tebal dan tinggi pasangan dengan tetap
mengacu kepada gambar kerja dan disesuaikan dengan petunjuk Direksi.

2.4. Perhitungan Waktu Pelaksanaan :


 Perhitungan waktu pelaksanaan sesuai time schedule yang kami
ajukan dan akan disesuaikan dengan Waktu yang tersedia dengan volume
yang harus dikerjakan.

3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Pekerjaan ini meliputi :
3.1(6) Galian Perkerasan beraspal dengan Cold Milling Machine

3.2. Peralatan Yang Digunakan :


 Dump Truck : 2 unit
 Cold Milling Machine : 1 Unit
 Peralatan Survey : 1 Set
 Peralatan laboratorium : 1 Set
 Peralatan kecil lainnya

3.3. Uraian Pekerjaan :


 Pekerjaan galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
diperuntukan untuk galian perkerasan aspal dan pembuangan.hasil galian
dengan Dump Truck

3.4. Perhitungan Waktu Pelaksanaan :

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Perhitungan waktu pelaksanaan sesuai time schedule yang kami
ajukan dan akan disesuaikan dengan Waktu yang tersedia dengan volume
yang harus dikerjakan.

4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.1 Pekerjaan ini meliputi :
4.2(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B

4.2. Peralatan Yang Digunakan :


 Dump truck : 2 Unit
 Tandem Roller : 1 Unit
 Pedestrian /Tamper Roller : 1 Unit
 Water Tank Truck : 1 Unit
 Peralatan Survey : 1 Set
 Peralatan laboratorium : 1 Set
 Peralatan kecil lainnya

4.3. Uraian Pekerjaan :


4.3.1 Di Base Camp
 Pembuatan JMF Agregat Klas B sesuai spesifikasi bersama pihak
terkait.
 Setelah JMF disetujui dan semua fraksi yang dibutuhkan tersedia,
dilanjutkan dengan pencampuran masing - masing fraksi tersebut
sesuai JMF yang telah disetujui, kemudian diangkut ke lapangan
dengan Duimp Truk.
4.3.2 Di Lapangan (site)
 Kemudian Agregat tersebut diatas di angkut dengan Dump Truk ke
lapangan sesuai dengan kebutuhan dan di hampar dengan tenaga
mekanis dan di bantu dengan tenaga Manusia
 Sedangkan pemadatannya dengan Pedestrian / Tamper Roller lapis
demi lapis (sesuai persyaratan) serta disiram dengan air sehingga
mendapatkan kepadatan sesuai yang disyaratkan.

4.4. Perhitungan Waktu Pelaksanaan :


 Perhitungan waktu pelaksanaan sesuai time schedule yang kami
ajukan dan akan disesuaikan dengan Waktu yang tersedia dengan volume
yang harus dikerjakan.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
6. PERKERASAN ASPAL
6.1. Pekerjaan ini meliputi :
6.1(1)b Lapis Resap Pengikat – aspal Emuksi
6.1(2)b. Lapis perekat. – aspal Emulsi
6.3(5a). Laston Lapis Aus (AC –WC )
6.3.(6a). Laston Lapis Antara (AC-BC )

Peralatan Yang Digunakan :


 Air Compressor : 2 Unit
 Asphalt Sprayer : 2 Unit
 AMP : 3 unit
 Wheel Loader : 3 unit
 Generator set : 3 unit
 Asphalt finisher : 2 unit
 Tandem roller : 2 unit
 Tire roller : 4 unit
 Tangki air : 1 unit
 Dump Truck : 16 Unit
 Alat bantu lainya

6.3. Uraian Pekerjaan :


6.3.1. Di base Camp
 Pembuatan Job Mix Formula (AC-WC ), (AC-BC ), Prime coat, Tack
coat, bersama - sama Konsultan pengawas dan PU disetujui oleh
Pemimpin proyek.

Proses Pencampuran Hotmix :


 Material ditaruh pada masing – masing hover sesuai jenisnya dengan
Wheel Loader
1* Berdasarkan bukaan cold bin material diteruskan oleh conveyor
cold bin ke conveyor TSM menuju dyer (pengering)
2* Di dyer material dipanaskan oleh burner dengan suhu 160 C – 170 C
C
3* Material panas di lanjutkan oleh hot elevator menuju penampung
panas (hot bin)
4* Setelah proses penakaran / timbangan per masing – masing hot bin
(I,II,III,IV) diteruskan ke Pug Mill / Pengaduk
5* Bila ada kelebihan material saat penakaran akan dikeluarkan
melalui overflow ke bawah.
6* Di Pugmill material diaduk dan disemprotkan dengan aspal yang
sudah dipanaskan (150 C) selama waktu tertentu ( + 45 detik)

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
7* Hotmix yang sudah matang / jadi dituangkan ke Dump truck lewat
opening gate pugmill
8* Hotmix siap diangkut.
9* Semua alat pencampur (AMP) diatas digerakkan dengan tenaga
listrik, yang dihasilkan oleh Genset.

Proses Pencampuran Prime Coat dan Tack Coat :


 Pencampuran prime coat dan tack dilaksanakan di Camp, dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dalam JMF.
 Setelah dicampur kemudian diangkut ke lapangan (site) dengan
Dump truck

6.3.2. Di Lapangan (site)


Penghamparan hotmix.
 Sebelum pekerjaan penghamparan dilapangan di laksanakan terlebih
dahulu diadakan Trial Compaction di lokasi pekerjaan, dengan
tujunan untuk mengetahui :
a) Prosentase tebal hamparan (loos) dan tebal padat yang
disyaratkan.
b) Jumlah lintasan masing - masing alat pemadat (Tandem Roller,
Tire Roller), sehingga mendapatkan hasil pemadatan yang
maximum sesuai dengan ketentuan spesifikasi.
 Hasil Trial Compaction ini setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan PU yang merupakan acuan di dalam
melaksanakan overlay (Hotmix) berikutnya.
 Setelah hasil trial compaction disetujui, maka sebelum overlay
dilaksanakan terlebih dahulu diadakan pembersihan medan
dengan air compressor.
 Penghamparannya dilaksanakan dengan asphalt Finisher dengan
ketebalan hamparan sesuai dengan hasil Trial Compaction.
 Sedangkan pemadatan akan dilaksanakan dengan menggunakan
Tandem Roller dan Tire Roller dengan Jumlah Lintasan sesuai hasil
Trial Compaction.
Penghamparan Prime coat dan Tack Coat :
 Sebelum penghamparan Hotmix dilakukan, diadakan penghamparan
/ penyemprotan Prime coat atau Tack Coat dengan Aspahl Sprayer
sesuai spesifikasi (Liter/m2)

6.4. Perhitungan Waktu Pelaksanaan :

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Perhitungan waktu pelaksanaan sesuai time schedule yang kami
ajukan dan akan disesuaikan dengan Waktu yang tersedia dengan volume
yang harus dikerjakan.

8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


8.1.1 Pekerjaan Struktur meliputi :
8.1(1) Lapis pondasi Agregat Klas A untuk pek. Minor
8.1(2) Lapis pondasi Agregat Klas B untuk pek Minor
8.1(5) Campuran Aspal Panas untuk Pek. Minor
8.4(1) Marka Jalan

Pek Minor :

Pek. Agregat Klas A dan B serta Campuran Aspal Panas, untuk perbaikan
aspal lama, baik dengan cara rekontruksi maupun patching atau
leveling
sebelum di overlay.

Pekerjaan Marka Jalan

Pekerjaan Marka Jalan dilaksanakan mengikuti selesainnya pekerjaan


Pengaspalan
Jenis kegiatan dan urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1* Pengukuran/setting out.
2* Sebelum pengecatan permukaan jalan harus kering dan bersih..
3* Pengecatan marka jalan harus sesuai dengan gambar-gambar yang disetujui
Direksi.
4* Perlengkapan peralatan pekerjaan menggunakan Compressor dibantu dengan
tenaga manusia yang perlu diperhatikan adalah hasil pengecatan sama rata, rapi dan
bersih.

7.4. Perhitungan Waktu Pelaksanaan :


 Perhitungan waktu pelaksanaan sesuai time schedule yang kami
ajukan dan akan disesuaikan dengan Waktu yang tersedia dengan volume
yang harus dikerjakan.

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Perkerasa, Rutin Bahu Jalan serta Rutin selokan,
saluran air Galian dan Timbunan dilaksanakan selama proyek. Hasil kemajuan
pekerjaan dimonitor dengan opname pekerjaan yang dilaksanakan bersama –
sama Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Bina Marga secara periodik
dituangkan kedalam laporan harian, mingguan maupun bulanan dalam bentuk
sertifikat bulanan (MC), yang dilengkapi dengan data – data pendukung (back up
data) lapangan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setiap metode yang digunakan pada masing-masing pekerjaan akan menentukan
hasil dari pekerjaan tersebut. Metode yang tepat akan menghasilkan pekerjaan yang
baik serta dapat menghemat biaya dan waktu. Sedangkan metode yang salah akan
menghasilkan pekerjaan yang kurang baik serta dapat mengeluarkan banyak dana
dan waktu.
Durasi yang diperlukan adalah hasil bagi antara kebutuhan komposisi sumber daya
keseluruhan dengan komposisi sumber daya yang tersedia, sedangkan komposisi
sumber daya keseluruhan adalah hasil kali antara kebutuhan komposisi sumber
daya tenaga per satuan volume (sesuai dengan analisa BOW) dengan volume
pekerjaan. Serta jadwal pengerjaan dibuat sesuai dengan rencana akan
dilaksanakan proyek.

4.2 SARAN
Membuat suatu metode pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan kondisi
tempat proyek serta kondisi alam di sekita proyek agar tercipta metode yang tepat
pada masing-masing proyek.

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1
UNIVERSITAS WRMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

DAFTAR PUSTAKA

http://smb-bali.blogspot.com/2013/01/contoh-standar-metode-pelaksanaan.html

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


1

Anda mungkin juga menyukai