FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR
“Om Suastiastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugraha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Perenc. Pelaksanaan Proyek Konstruksi
ini tepat pada waktunya. Tugas ini berjudul “Perenc. Pelaksanaan Proyek Pemeliharaan
Jalan Pidada”.
Tugas Perenc. pelaksanaan proyek Pemeliharaan Jalan Pidada ini meliputi metode
persiapan dan metode pembuatan Peningkatan Jalan. Serta menghitung durasi atau
waktu pengerjaan dan menentukan jadwal pelaksanaan proyek tersebut.
Pada kesempatan ini juga kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ir.
Putu Gede Suranata.MT sebagai Dosen Pengajar yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini. Serta kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam menyusun tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan sekiranya
dapat digunakan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya.
Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini
semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
1.3.TUJUAN
Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan mendesak/darurat adalah
apabila terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan jembatan terputus,
pengaturan lalulintas, dan lain-lain.
Pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kerusakannya; berat, sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi
kerusakan ringan dapat segera diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan
tidak berkembang lebih lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk
perbaikannya. Sesuai dengan jenis perkerasan jalan yang umumnya dilaksanakan, maka
kerusakan yang terjadi umumnya mengikuti jenis perkerasan itu masing-masing. Pada
perkerasan lentur dengan lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah:
1. Lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.
5. Jembul.
6. kerusakan Tepi.
7. Retak Buaya.
8. Retak Garis.
9. Kegemukan Aspal.
10. Terkelupas.
1. Lubang-lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.
Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/Pengaspalan.
4. Pengisian retak.
5. Penutupan retak.
6. Penebaran pasir.
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Perbaikan kemiringan.
4. Penambahan kerikil.
1. Perbaikan celah.
2. Penyuntikan.
3. Penambahan.
Bahu jalan ditepi kiri dan kanan perkerasan jalan diperlukan guna memberikan rasa aman bagi
pengemudi dan melindungi struktur perkerasan jalan dari kerusakan tepinya masing-masing.
Kerusakan pada bahu jalan dapat dikategorikan sebagai berikut;
1. Retak setempat.
2. Kehilangan permukaan.
3. Rumput panjang.
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/pengaspalan.
4. Penebaran pasir.
1. Perataan.
2. Pelandaian.
3. Pembuatan kemiringan.
1. Perataan. Pelandaian.
2. Pembuatan kemiringan.
3. Pemangkasan rumput.
Fasilitas untuk pejalan kaki/trotoar sangat diperlukan guna keselamatan dan keamanan
di tepi jalan terhadap kecelakaan lalulintas. Trotoar sangat dibutuhkan pada jalan kota,
khususnya di daerah permukiman maupun di pusat-pusat kegiatan, seperti perkantoran,
sekolah, perdagangan, perbelanjaan, dan lain-lain.
Kerusakan yang sering terjadi pada trotoar suatu jalan bergantung kepada jenis bahan
yang digunakan pada pembuatan trotoar tersebut.
1. Terjadi lubang-lubang.
2. Ambles/penurunan permukaan.
1. Beton pecah/retak.
2. Permukaannya mengelupas.
1. Pengaspalan.
2. Pemadatan ulang.
3. Penggantian lantai.
4. Penambalan permukaan.
5. Penggantian yang rusak/hilang.
6. Pembersihan inlet kerb.
7. Pengecatan kerb yang pudar.
Fasilitas drainase jalan yang berfungsi untuk membuang air berlebih pada permukaan
suatu jalan, umumnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan rutin agar dapat tetap
berfungsi secara optimal. Kerusakan yang sering timbul dan kurang berfungsinya fasilitas
drainase jalan tergantung kepada jenis bahan yang digunakan.
1. Pembersihan.
2. Perataan kemiringan.
3. Perataan kemiringan saluran.
Gorong-gorong;
Saluran;
Rambu-rambu jalan;
Marka jalan;
1. Perbaikan patok.
2. Penggantian patok yang hilang.
3. Pemindahan penghalang patok.
Pemeliharaan rutin pada lereng maupun talud jalan perlu dilakukan agar dapat dicegah
terjadinya kelongsoran/tanah longsor, khususnya pada musim penghujan sebagai akibat dari
erosi/pengikisan oleh air. Kerusakan pada lereng maupun talud jalan dikategorikan sesuai
dengan bahan yang digunakan pada lereng dan talud jalan tersebut.
Pemeliharaan struktur pendukung jalan seperti jembatan dan box culvert / gorong-
gorong (lubang > 3 m), perlu dilakukan guna memastikan berfungsinya struktur tersebut
memikul beban lalulintas jalan yang melaluinya. Kerusakan pada jembatan dan box culvert
ditangani secara khusus melalui pemeliharaan jembatan dan bangunan struktur pendukung
jalan.
Jembatan;
Lain-lain;
Penanganan Darurat;
Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan
mengalami kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun
longsoran dari tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan
dibuatkan jalan sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada
badan jalan diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan.
Ada kalanya pohon besar tumbang melintang jalan sehingga perlu segera memindahkan atau
memotongnya dan membersihkannya agar jalan dapat berfungsi dan lalulintas tidak terhambat.
Dalam hal ini, perlu disiapkan regu-regu dengan peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan
darurat ini.
Mutu pelaksanaan dari kegiatan pemeliharan rutin dimonitor dan dipantau sesuai dengan
tingkat kerusakan yang perlu segera diperbaiki dan ditindak lanjuti. Tanggungjawab seorang
petugas pada suatu kegiatan pemeliharaan jalan adalah, bagaimana yang bersangkutan dapat
menjamin dipenuhinya tata cara penanganan jenis-jenis kerusakan yang telah disyaratkan
dalam pemeliharaan rutin tersebut.
1. Melakukan monitoring dan pantauan secara terus-menerus terhadap kondisi jalan sesuai
dengan kewenangan dan tanggungjawab masing-masing.
2. Melakukan pencatatan yang dituangkan dalam bentuk laporan harian, tingkat dan jenis
kerusakan yang ada.
3. Melakukan usaha perbaikan sesuai tata cara yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemeliharaan jalan.
4. Melaporkan segera kepada atasan masing-masing bila terjadi hal-hal diluar kemampuannya
yang tidak dapat diatasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Hasil akhir dari suatu pekerjaan pemeliharaan rutin jalan perlu dicatat dan dievaluasi
serta dilaporkan secara periodik; harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan final/akhir.
Kuantitas hasil akhir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Sumber daya yang diperlukan dalam suatu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan
antara lain adalah tenaga pekerja, peralatan dan bahan. Disamping itu, perlu diperhatikan pula
jadual kegiatan masing-masing pekerjaan dan mutu sumber dayanya yang dijelaskan sebagai
berikut;
1. Tenaga Pekerja: pentingnya tingkat keahlian dan tingkat keterampilan tertentu dari
masing-masing tenaga pekerja untuk menangani suatu jenis pekerjaan, sehingga dapat
disusun suatu jadual kegiatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tenaga
pekerja dalam menangani suatu pekerjaan.
Pengendalian mutu sumber daya dilakukan secara terjadual dan senantiasa disesuaikan dengan
jenis pekerjaan/kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan agar penyelenggaraan
kegiatan berlangsung efisien dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan spesifikasi
yang telah dipersyaratkan. Penggunaan metode pelaksanaan dan ketersediaan biaya yang
diperlukan turut menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan jalan.
III.4. Waktu
III.5. Tempat/Lokasi
Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi kerusakannya,
jenis kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar
penanganannya dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu disiapkan/disediakan.
1. Lokasi kerusakan;
a. harus diketahui dengan jelas agar dapat segera dilakukan pengiriman petugas
pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan.
b. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi tanda (misal; cat semprot), dan dicatat
untuk bahan laporan/inventarisasi.
III.6. Tuntutan
Dalam penyelenggaraan pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu
penanganan yang segera sebelum kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat dilakukan bila
koordinasi antara semua pihak yang terkait dengan masalah pemeliharaan rutin jalan berjalan
secara baik dan lancar. Selain itu, perlu diketahui bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih
besar bila tidak segera ditangani. Tingkat kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan
penyediaan sumber daya yang lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Kerusakan
jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh terhadap menurunnya tingkat layanan jalan
dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus lalulintas jalan terganggu, dan pada
gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus pergerakan manusia dan barang. Penanganan
kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara perbaikannya lebih mudah/sederhana,
biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan untuk melakukan perbaikan jauh
lebih singkat.
Dalam melakukan pengendalian dan pengawasan mutu pemeliharaan rutin jalan, pihak-
pihak yang terkait antara lain;
a. Juru Jalan.
b. Pengamat.
c. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/PU/UPR.
d. Kepala Satuan Kerja Sementara/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek
e. Unsur-unsur terkait dengan perencanaan / pemrograman, penganggaran,
pemantauan, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan Nasional dan Propinsi.
1. Juru jalan;
a. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh regu-regu pekerja.
b. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh unsur-unsur dinas.
Dengan koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan, akan
dicapai pemeliharaan jalan yang optimal.
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan kegiatan
pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan dalam kegiatan
pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk penanganan pekerjaan
dilapangan.
Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan
kondisi di lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara baik dan
lebih efisien. Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan menyebabkan inefisiensi
dan hasil akhir yang tidak memuaskan. Untuk mendukung keberhasilan penggunaan peralatan
yang sesuai, perlu mengetahui terlebih dahulu fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara
pengoperasiannya yang benar. Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan
untuk pekerjaan pemeliharaan rutin antara lain adalah sebagai berikut;
1. Vibrating Rammer;
a. Untuk pemadatan lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah
(subbase course), lapisan pondasi atas (base course); untuk lokasi setempat.
b. Tidak boleh digunakan untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran
aspal panas.
2. Vibrating Plate Compactor;
a. Untuk pemadatan lapisan campuran aspal.
b. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan dengan ketebalan < 10 cm (hanya
lokasi setempat).
Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop, pembersih debu/sapu
lidi, dan lain-lainnya.
V. BAHAN / MATERIAL
Bahan/material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu
belah, agregat kasar/halus, dan bahan pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland
cement/Pc), dan lain-lain. Kebutuhan bahan/material tergantung dari jenis kegiatan/pekerjaan
yang harus ditangani dan dimensi serta tingkat kerusakan yang harus ditanggulangi.
Batu Belah/Kali;
Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan perbaikan talud atau lereng
badan jalan yang longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau perubahan level air
tanah. Bila badan jalan berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat dalam bentuk
bronjong (gabions) ataupun dinding penahan (retaining wall). Dimensi batu belah/kali pada
umumnya berkisar antara 15 sampai 20 cm. Jenis pengerjaan pasangan batu tersebut dapat
dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai kebutuhan dan kondisi di lokasi pekerjaan.
Aspal;
Jenis aspal yang umumnya digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan antara lain
adalah aspal emulsi, aspal cair, dan aspal buton. Sesuai dengan keperluannya, penggunaan jenis
aspal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan pemanfaatannya di lapangan/lokasi pekerjaan
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan aspal tersebut antara lain adalah;
a. kekentalan
b. kerataan
c. kemudahan pengerjaan/workability.
Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam proses penggunaannya. Hal tersebut
terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability menjadi penting mengingat akan
berdampak terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari pemeliharaan jalan tersebut.
Kapur;
Jenis bahan ini banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen pada
pekerjaan pasangan batu kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi tanah yang
lunak, basah, dan jenuh kandungan airnya. Kapur memiliki daya mengikat terhadap air yang
berada di dalam lapisan tanah yang lunak tersebut.
VI. LAPORAN
Untuk mendukung sistem pelaporan sesuai dengan kondisi di lapangan, laporan dilakukan
dalam tahapan dan jenis keperluannya. Jenis laporan yang lazim dilakukan adalah;
a. Laporan Harian.
b. Laporan Mingguan.
c. Laporan Bulanan.
d. Laporan Triwulanan.
e. Laporan Akhir.
Laporan Harian;
Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan,
dicatat/direkam setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian. Dalam laporan
harian tersebut antara lain dicatat semua kejadian yang ada di lapangan seperti;
Laporan Mingguan;
Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam
satu minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi kerja
selama satu minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah negatif. Apakah
kegiatan pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami hambatan sehingga
terlambat/tertunda; belum sesuai yang telah direncanakan.
Laporan Bulanan;
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan selama periode waktu
dalam satu bulan. Dalam hubungan ini, prestasi kerja dalam satu bulan akan menunjukkan jenis
kegiatan yang berlangsung sesuai jadual maupun yang terlambat/tidak-belum sesuai jadual.
Prestasi kerja yang telah dilakukan selama periode satu bulan tersebut dapat segera ditentukan
apakah positif ataukah negatif.
Hasil/prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu
penyelenggaraan proyek, agar dapat segera diketahui kendala-kendala yang timbul selama
proses kegiatan dalam satu bulan, untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek.
Laporan Triwulanan;
Dalam laporan triwulanan dapat dilihat aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam
tiga bulan berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah dapat dilihat kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi kembali
bila masih belum dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang telah terjadi
sebelumnya.
a. Nama Proyek
b. Lokasi Proyek
c. Tahun Anggaran Proyek
d. Pelaksana dan Pengawas Proyek
e. Curva S (S-Curve) selama proses kegiatan proyek; rencana dan realisasinya
f. Lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
1. INFORMASI PROYEK
Nama Paket : Belanja Modal Pengadaan Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Kawasan
Jalan Pidada di Kec. Denpasar Utara.
PPK : Belanja Modal Pengadaan Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Kawasan Jalan
Pidada di Kec. Denpasar Utara
Alamat : -
Telepon/fax :-
Telepon: -]
4. LOKASI KEGIATAN
5. GAMBAR KERJA
1. MOBILISASI
PEK. PERSIAPAN.
Apabila kami diberikan kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut atau
setelah kami menerima Surat Perintah Mulai kerja, maka persiapan yang akan
kami persiapan meliputi
1. Administrasi meliputi :
- Pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak terkait dengan akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
- Penyiapan Gambar – gambar kerja
- Peyiapan Jadwal pelaksanaan yang lebih detail.
- Penyiapan Dokumentasi 0 %
- Penyipana Cara pelaporan ( Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan)
Utamakan:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelestarian Lingkungan
Patuhi:
Peraturan Perundangan atau peraturan lainnya yang berlaku
Prosedur-prosedur operasi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
Program 5 R (Ringkas – Rapi – Resik – Rawat – Rajin)
Untuk mendukung hal tersebut keselamatan tersebut kami akan tetap menyiapkan :
- Rambu – Rambu lalu lintas
- Alat Penerangan kerja
- Topi dan Baju Rompi
- Dan alat pengaman lainnya
Dalam hal ini dapat kami sampikan scema / bagan K-3, sebagai berikut :
SELAMAT, AMAN,
BERSIH & SEHAT
3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Pekerjaan ini meliputi :
3.1(6) Galian Perkerasan beraspal dengan Cold Milling Machine
Pek Minor :
Pek. Agregat Klas A dan B serta Campuran Aspal Panas, untuk perbaikan
aspal lama, baik dengan cara rekontruksi maupun patching atau
leveling
sebelum di overlay.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setiap metode yang digunakan pada masing-masing pekerjaan akan menentukan
hasil dari pekerjaan tersebut. Metode yang tepat akan menghasilkan pekerjaan yang
baik serta dapat menghemat biaya dan waktu. Sedangkan metode yang salah akan
menghasilkan pekerjaan yang kurang baik serta dapat mengeluarkan banyak dana
dan waktu.
Durasi yang diperlukan adalah hasil bagi antara kebutuhan komposisi sumber daya
keseluruhan dengan komposisi sumber daya yang tersedia, sedangkan komposisi
sumber daya keseluruhan adalah hasil kali antara kebutuhan komposisi sumber
daya tenaga per satuan volume (sesuai dengan analisa BOW) dengan volume
pekerjaan. Serta jadwal pengerjaan dibuat sesuai dengan rencana akan
dilaksanakan proyek.
4.2 SARAN
Membuat suatu metode pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan kondisi
tempat proyek serta kondisi alam di sekita proyek agar tercipta metode yang tepat
pada masing-masing proyek.
DAFTAR PUSTAKA
http://smb-bali.blogspot.com/2013/01/contoh-standar-metode-pelaksanaan.html