BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan pendekatan desain pre and post test control group design. Dalam
rancangan ini responden penelitian dibagi secara random / acak menjadi dua
Berikut skema quasi experiment design dengan pre and post-test control
group design :
Post-test
KONTROL Pre-test EDUKASI DIET
Gambar 3.1 Skema desain penelitian pre and post test control group design
Keterangan :
Intervensi : Kelompok intervensi (kelompok yang mendapatkan perlakua
edukasi diet).
Kontrol : Kelompok kontrol (kelompok yang tidak mendapatkan
perlakuan / edukasi diet).
Pretest : Penilaian pengetahuan dan sikap responden dengan menggunakan
kuesioner dan perilaku dengan menggunakan form food recall
64
1. Populasi penelitian
anggota prolanis yaitu sekitar 157 pasien dan yang aktif mengikuti
pasien.
2. Sampel Penelitian
melitus yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kendal 02, yang aktif
1) Meninggal
kelompok perlakuan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus besar sampel
)
)
Keterangan :
n : Jumlah sampel
Zcrit : Nilai berdasarkan ketepatan untuk kriteria signifikansi
yang diharapkan (tabel 3.), ditetapkan sebesar 5%
(hipotesis dua arah) = 1,96 (Dharma, 2011).
Zpwr : Nilai berdasarkan ketepatan untuk kekuatan statistik yang
diharapkan (tabel 3.), ditetapkan sebesar 95% = 1.645
(Dharma, 2011).
66
untuk kedua kelompok. Pada penelitian ini tidak ada sampel yang drop
menulis di secarik kertas nomor urut jumlah populasi yang tersedia yaitu
1. Lokasi Penelitian
ini adalah :
a. Tempat penelitian ini sesuai dengan target peneliti dan besaran kasus
2. Waktu penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel Variabel
Independen Dependen
c. Variabel Perancu
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Pendidikan
4) Pekerjaan
5) Penghasilan
6) Lama menderita DM
7) Aktivitas
8) Edukasi sebelumnya.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Edukasi Diet terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Usia Tingkat kematangan penderita diabetes melitus mengenai Kuesioner 1. Dewasa Awal (18-39 tahun) Nominal
cara berfikir dan menerima informasi diabetes yang 2. Dewasa Tengah (40-60 tahun)
mempengaruhi pola pikir.
Jenis Kelamin Perbedaan identitas seksual penderita diabetes melitus yang Kuesioner 1. Laki – laki Nominal
mempengaruhi pola pikir 2. Perempuan
Pendidikan Kematangan tingkat pengetahuan klien berkaitan dengan Kuesioner 1. Pendidikan Dasar (SMP – Nominal
pengelolaan keluhan diabetes melitus. SMA)
2. Pendidikan Tinggi (PT)
Pekerjaan Aktivitas yang dilakukan responden dalam mendapatkan Kuesioner 1. Bekerja (Wiraswasta, PNS, Nominal
penghasilan serta dapat mempengaruhi kodisi kesehatan. Petani)
2. Tidak Bekerja (Ibu RT,
pensiunan)
Pendapatan Penghasilan yang didapatkan penderita diabetes untuk Kuesioner 1. < 1.400.000 Nominal
memenuhi kebutuhan diri dan keluarga yang mempengaruhi 2. ≥ 1.400.000
dalam pengelolaan kesehatan.
Lama menderita Waktu mulai pasien terdeteksi / menderita diabetes melitus Kuesioner 1. < 5 tahun Nominal
DM sampai sekarang (tahun). 2. ≥ 5 tahun
Edukasi Pendidikan kesehatan / pengetahuan tentang pengaturan Kuesioner 1. Belum Nominal
sebelumnya / yang makan /diet pada penderita diabetes melitus yang diperoleh 2. Sudah
pernah didapatkan penderita diabetes melitus sebelumnya.
Aktivitas Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh penderita diabetes 1. Ringan (ibu RT, Wiraswasta, Nominal
melitus berdasarkan jenis pekerjaannya. PNS, pensiunan)
2. Berat (Petani)
IMT Indikator sederhana dari korelasi antara tinggi badan (TB) Kuesioner 1. Normal (18,5 - 25) Nominal
dan berat badan (BB) pada penderita diabetes melitus. 2. Tidak Normal (< 18,5 dan > 25)
72
F. Instrumen Penelitian
1. IMT
Kedua alat tersebut sudah diuji coba dan dikalibrasi ulang untuk menjaga
keakuratannya.
responden mendapat skor > skor 75, tidak baik : apabila responden
setuju (TS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, dan sangat setuju
setuju (STS) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, setuju (S)
diberi skor 1, dan sangat setuju (SS) diberi skor 0. Berdasarkan total
skor yang diperoleh dari 10 pernyataan, maka skor tertinggi adalah 48,
32, tidak baik : apabila responden mendapat skor < skor 32.
Hasil ukur :
ketentuan 3 J, diantaranya :
kalori – 1500 kalori, diet klien berat badan normal 1700 kalori
kalori.
ketentuan diet 3 J :
1) Tidak sesuai jumlah yaitu : diet klien DM yang gemuk < 1100
kalori atau > 1500 kalori, diet klien berat badan normal < 1700
kalori atau > 1900 kalori, diet klien DM yang kurus < 2100
kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Booklet dan kuesioner dalam
penelitian ini telah melalui expert judgement (uji pakar) oleh 2 pakar ahli gizi
dengan hasil dinyatakan layak / relevan untuk digunakan. Setelah melalui uji
responden. Uji validitas ini diperoleh hasil seluruh komponen kuesioner pada
pengetahuan (0,566 – 0,846) dan sikap (0,552 – 0,899) yang mana nilai r
tersebut lebih dari 0,444 (hasil uji validitas terlampir). Nilai r- tabel untuk
Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang sudah dilakukan oleh
a. Tahap persiapan
pelaksanaan post-test.
a. Tahap pelaksanaan
3. Minggu IV :
Menentukan Populasi
1. Pengolahan data
yang tidak jelas atau butir pertanyaan yang tidak diisi, responden diminta
2. Analisa data
a. Uji Normalitas
Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah
Shapiro Wilk karena jumlah responden < 50, dikatakan normal jika p
value ≥ 0,05. Hasil uji normalitas data pada kelompok intervensi dan
b. Analisis Univariat
diagram batang.
c. Analisis Bivariat
J. Etika Penelitian
surat : 222/EP-FKIK-UMY/VI/2016.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Beneficiency (manfaat)
Manfaat diit /pengaturan makan pada pasien DM dari hasil penelitian ini
6. Veracity (kejujuran)
7. Justice (keadilan)