Anda di halaman 1dari 30

KEWIRAUSAHAAN DAN PROFESI (ENTREPRENEURSHIP)

1. GAMBARAN UMUM.

1.1. Inti dan Hakikat Kewirausahaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan


dan memandang KEWIRAUSAHAAN Identik dengan apa yang
dimiliki baru dilakukan usahawan atau wiraswasta (hanya untuk
orang-orang yang ber-usahawan/wiraswasta)

Pandangan diatas tidak tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan


tidak hanya dimiliki oleh usahawan, tapi dimiliki oleh setiap orang
yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, baik kalangan usahawan
maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai
pemerintah, mahasiswa, guru dan pimpinan organisasi lainnya.

KEWIRAUSAHAAN ENTREPRENEURSHIP) adalah Kemampuan


kreatif dan inovatif yang djadikan dasar, kiat,dan sumber daya untuk
mencari peluang menuju sukses.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan


sesuatu yang baru dan berbeda (crete new and different) melalui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Banyak orang dan perusahaan yang berhasil dan sukses karena


memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif

Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan


memunculkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran baru untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Dalam organisasi perusahaan proses kreatif dan inovatif dilakukan
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan ( reseach and
development) untuk meraih pasar.

Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan
Jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.
Jadi KEWIRAUSAHAAN merupakan suatu kemampuan dalam
menciptan nilai tambah dipasar melalui proses pengelolaan sumber
daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan Pengetahuan ilmiah baru

1
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih efisien.

KREATIF adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru


dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan
peluang (thingking new thing). Atau kemampuan untuk memikirkan
sesuatu yang baru dan berbeda.

INOVASI adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam


rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new
thing). Atau kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan
berbeda.

Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil
seperti BARANG DAN JASA, dalam bentuk proses seperti IDE,
METODE, dan CARA.
Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses kreatif
dan bertindak inovatif adalah nilai tambah (value added) dan
merupakan keunggulan yang berbeda.

1.2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan.

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang


memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
- Percaya diri ( yakin, optimis, dan penuh komitmen)
- Berinisiatif (energik dan percaya diri)
- Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil, dan berwawasan
kedepan)
- Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda)
- Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (suka akan
tantangan)

1.3. Proses Kewirausahaan

Kewirausahaan diawali dengan proses IMITASI dan DUPLIKASI,


berkembang kepada proses PENGEMBANGAN, dan berakhir proses
PENCIPTAAN sesuatu yang BARU dan BERBEDA (Inovatif).
Proses penciptaan yang baru dan berbeda ini yang disebut tahap
KEWIRAUSAHAAN.

Tahapan Inovasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari


pribadi dan lingkungan.

2
- Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah ; motif
berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan dan
pengalaman.
- Faktor dari Lingkungan adalah : peluang, model peran, dan
aktivitas.

1.4. Fungsi dan Peran Wirausaha

Secara umum, Wirausaha memiliki 2 peran yaitu :


1. Sebagai penemu (Inovator), yang menemukan dan menciptakan
produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru dan organisasi
usaha baru.
2. Sebagai perencana (Planner) dari kemampu kreativitasnya, yang
merancang usaha baru, strategi perusahaan baru, ide-ide dan
peluang dalam perusahaan, dan merancang organisasi perusahaan
baru.

1.5. Ide dan Peluang Kewirausahaan.


Untuk mendapatkan IDE dan PELUANG apabila wirausaha bersedia
melakukan :
- Evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui
penciptaan sesuatu yang berbeda.
- Mengamati pintu peluang
- Menganalisis proses secara mendalam
- Menmghitung resiko yang mungkin terjadi.

Untuk memperoleh Peluang Wirausaha harus memiliki berbagai


kemampuan dan pengetahuan yaitu :
- Kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang baru
- Merintis usaha baru
- Melakukan proses atau teknik baru
- Menghasilkan nilai tambah baru
- Mengembangkan organisasi baru.

1.5. Bekal Pengetahuan dan Ketrampilan Wirausaha.


Bekal Pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi :
1. Mengenai usaha yang kan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha
yang ada.
2. Tentang peran dan tanggung jawab
3. Tentang pengetahuan manajemen dan organisasi bisnis.

3
Bekal Ketrampilan yang perlu dimiliki adalah :

1. Ketrampilan konsepsual dalam mengatur strategi dan


memperhitungkan resiko.
2. Kreatif dan menciptakan nilai tambah
3. Ketrampilan dalam memimpin dan mengelola
4. Ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi
5. Teknik usaha yang akan dilakukan.

1.7. Merintis Usaha Baru.

Untuk memasuki usaha baru ada 3 cara yaitu :


1. Merintis usaha baru sejak dari awal
2. Membeli perusahaan yang telah ada
3. Kerja sama Manajemen (Franchising)

Untuk merintis usaha baru modal utama yang harus ada pertama kali :
- Ide untuk melakukan proses imitasi dan duplikasi
- Ide untuk melakukan pengembangan
- Ide untuk melakukan dan menciptakan yang baru dan berbveda.
- Lakukan analisis kelayakan usaha termasuk analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity,
and Treath – SWOT).

Selanjutnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis


usaha baru yaitu :

1. Bidang dan jenis usaha yang akan dirintis


2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan usaha yang akan dipilih
3. Tempat usaha yang akan dipilih
4. Organisasi usaha yang akan digunakan
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Untuk mengelola usaha tersebut harus diawali :


- Perencanaan usaha
- Pengelola keuangan
- Aksi strategis usaha
- Teknik pengembangan usaha.

4
1.8. Etika Berwirausaha.

Ada beberapa etika berwirausaha yang penting dan harus


diperhatikan:
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Menepati janji
4. Kesetiaan
5. Kewajaran
6. Suka membantu orang lain
7. Menghormati orang lain
8. Warga negara yang baik dan taat hukum
9. Mengejar keunggulan
10.Bertanggung jawab.

Dalam kontek ekonomi maupun sosial, kejujuran, integritas dan


tepat janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan
kepercayaan dan memelihara hubungan baik untuk jangka panjang.

2. KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN.

WIRAUSAHA yang sukses pada umumnya ialah mereka yang


memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan kualitas individu yang meliputi sikap,
motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan / kegiatan.
Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga
ketrampilan diantaranya ; Ketrampilan Manajerial (Manarial skill),
Ketrampilan konsepsual (Conseptual skill) dan Ketrampilan
memahami, mengerti. Berkomunikasi, dan berelasi (human skill) serta
ketrampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (dicion
skill), Ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu (time
mangement skill), Ketrampilan teknik lainnya secara spesifik.
Selanjutnya juga Wirausaha harus memiliki sikap positif, motivasi,
dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.

KOMPETENSI diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan


kemampuan individu (personality) yang langsung berpengaruh pada
kinerja.
Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapai.

5
Suatu sketsa hubungan untuk memperoleh modal intelektual sebagai
berikut :

Skill X Knowledge

Capabity X Authority

Competency X Commitment

Intellectual Capatal

Intellectual Capacity = Competence X Commitment, yaitu dengan


memiliki pengetahuan yang tinggi harus disertai komitmen yang
tinggi pula, maka baru dapat menggunakan modal intektual.
Commpetence = Capability X Authority, artinya Wirausaha yang
kompeten adalah wirausaha yang memiliki Kemampuan dan
Wewenang sendiri dalam pengelolaan (kemandirian).
Capability = Skill X Knowledge, artinya bahwa kapabilitas wirausaha
sangat ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan atau kecakapan
dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi membentuk
kepribadian wirausaha.
Dalam Bisnis yang disebut Inti kompetensi (core competency) adalah
Kreativitas dan inovasi gana menciptakan nilai tambah utk meraih
keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan.
Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan merupakan kompetensi
INTI WIRAUSAHA untuk menciptakan daya saing khusus agar
memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan.

6
2. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

2.1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu Kewirausahaan adalah : suatu disiplin ilmu yang mempelajari nilai,


kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang
mungkin di hadapinya. Dalam kontek bisnis Kewirausahaan adalah hasil
dari suatu disiplin, proses sitimatis penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Dahulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui


pengalaman langsung dilapangan dan merupakan bakat yang dibawa
lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan.
Sekarang Kewirausahaan nukan urusan lapangan, tetapi merupakan
disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.

Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal


potensi dan belajar mengembangkan untuk menangkap peluang serta
mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya.
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saj tidak cukup,
tapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek yang akan
ditekuni.

Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu


tersendiri yang independen karena :
1. Kewirausahan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata yaitu
ada teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi venture start-up
dan venture – growth
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek
tersendiri yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan
berusaha, pemerataan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang
adil dan makmur.

2.2. Objek Studi Kewirausahaan.

Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nailai dan kemampuan seseorang


yang diujudkan dalam bentuk perilaku, yang meliputi :

7
1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Disini perlu
perenungan, koreksi, yang kemudian berulang-ulang dibaca dan
diamati sampai memahami apa yang menjadi kemauannya.
2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekat
kemauan yang menyala nyala
3. Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang
baik tanpa menunggu perintah orang lain, dilakukan berulang-
ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif.
4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta)
setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.
Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari
berbagai kemungkinan baru atau kombinasi baru apa saja yang
dapat dijadikan piranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi
kemakmuran masyarakat.
5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal
(capital goods)
6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk
selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang
selalu tidak menunda pekerjaan.
7. Kemampuan mental dilandasi dengan agama
8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah
dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

2.3. Hakikat Kewirausahaan.

Dari beberapa konsep yang dikemukakan, ada 6 hakikat penting


kewirausahaan yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diujutkan dalam prilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan utuk menciptakan sesuatu
yang barudan berbeda (Drucker, 1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan /usaha (Zimerer, 1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture
growth) (Suharto Prawiro, 1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (crestive), dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang
bermanfaat memberikan nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah uasaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru

8
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baruuntuk
menghasilkan barang dan jasa baruyang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan.

2.4.1 Karakteristik Kewirausahaan


Banyak para ahli yang memberi pendapat dan salah satu menurut
M.Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) karakteristik
kewirausahaan adalah :
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya, dan akan selalu mawas diri,
2. Preference for moderate risk, lebih memilih resiko yang moderat,
artinya ia selslu menghindari resiko, baik resiko rendah maupun
tinggi.
3. Confidence in their ability to success, percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil.
4. Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik
yang segera
5. High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baaik.
6. Futere orientation, berorientasi ke masa depan, perspektif, dan
berwawasan jauh kedepan.
7. Skill at organizing, memiliki ketrampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi dari
pada uang.
Selanjutnya dikemukakan lagi bahwa beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki cirri-ciri antara
lain :
a. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive)
b. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin pada pandangan dan
bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi ,
mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan
monitoring.
c. Komitmen kepada orang lain, seperti dalam mengadaan kontrak
dan hubungan bisnis.

9
2.4.2 Nilai-nilai hakiki Kewirausahaan.

Ada empat nilai dengan orientasi dan cirri masing-masing Wirausaha


yaitu:
1. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi,
ciri-cirinya pengambil resiko. Terbuka terhadap teknologi, dan
mengutamakan materi.
2. Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan dan bukan untuk
mengejar materi. Hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab,
pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.
3. Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada
kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha
dengan kira-kira, sering menghadap kearah tertentu (aliran
fengshui) supaya berhasil.
4. Wirausaha yang berorientasi kepada non-materil, dengan bekerja
berdasarkan kebiasaan, model ini biasanya tergantung pada
pengalaman, berhitung dengan menggunaakan mistik, paham
etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.

Dari beberapa ciri kewirausahaan ada beberapa nilai hakiki yaitu :


1. Percaya diri (Self- confidence)
2. Berorientasi tugas dan hasil
3. Keberanian mengambil resiko
4. Kepemimpinan
5. Berorientasi ke masa depan
6. Keorisinilan Kreativitas dan Inovasi

2.4.3 Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan.

Menurut Zimmerer (1996), untuk mengembangkan ketrampilan berpikir,


seseorang menggunakan otak sebelah kiri, sedangkan untuk belajar
mengembangkan ketrampilan kreatif digunakan otak sebelah kanan, ciri-
cirinya adalah :
1. Selalu bertanya, “Apa ada cara yang lebih baik?”
2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin.
3. Berefleksi/merenungkan, berpikir dalam
4. Berani bermain mental, mencoba untuk melihat masalah dari
persepektif yang berbeda.
5. Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban
yang benar
6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk
mencapai sukses.

10
7. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah
untuk menghasilkan pemecahan inovatif
8. Memiliki ketrampilan helikopter (helicopters skill), yaitu
kemampuan untuk bangkit diatas kebiasaan rutin dan melihat
permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian
memfokuskan pada kebutuhan untuk berubah.

2.5 Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Seperti telah diuraikan wirausaha adalah ivator dalam mengkombinasikan


sumber-sumber bahan baru, teknologi baru, metode produksi baru, akses
pasar baru dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934). Menurut Ibnu
Soedjono (1993) perilaku kreatif dan inovatif dinamakan “Entrepreneurial
action” yang ciri-cirinya :
1. Selalu mengamankan investasi terhadap resiko
2. Mandiri
3. Berkreasi menciptakan nilai tambah
4. Selalu mencari peluang
5. Berorientasi ke masa depan.
Perilaku/sikap tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha
yaitu :
a. Nilai-nilai keberanian menghadapi resiko
b. Sikap positif dan optimistis
c. Keberanian mandiri
d. Memimpin
e. Kemauan belajar dari pengalaman.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik ekternal berupa kesempatan dan peluang, atupun internal
seperti kemauan, kemampuan, dan kelemahan.

2.6. Motif Berprestasi Kewirausahaan.

Minat berwirausaha seseorang karena adanya suatu motif tertentu disebut


motif berprestasi (achievement motive) yaitu suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mendapatkan
kepuasan secara pribadi. Faktor dasar adalah adanya kebutuhan yang
harus dipenuhi.
Teori kebutuhan pertama kali dikemukaan oleh Moslow (1934)
mengemukakan hirarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya,
kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkat pemuasannya yaitu
kebutuhan fisik (Physiological need) kebutuhan akan keamanan (security
needs), kenutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem

11
needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualzation needs)
sebagai berikut :

CONTOH UMUM CONTOH DALAM


ORGANISASI

Self
Pemenuhan actualizaton Tanyangan
Diri Needs Kerja

Status Esteem Needs Jabatan

Berteman Social Needs Teman Bekerja

Stabilitas Security Needs Jaminan Pensiun

Perlindungan Physiological Needs Gaji

Teori diatas dikembangkan oleh Clayton Alderfer dengan menjadikan


tiga kelompok dan dikenal dengan teori eksistensi (exitence), relatidness
and growth (ERG) yaitu :
- Pertama, kebutuhan akan eksistensi (existence) yaitu menyangkut
keperluan material yang harus ada (Physiological need and
security need)
- Kedua, ketergantungan (relatedness) yaitu kebutuhan untuk
mempertahankan hubungan interpersonal (social and esteem need)
- Ketiga, kebutuhan perkembangan (growth), yaitu kebutuhan
intrinsik untuk perkembangan personal (self-actualization and
esteem need).

12
Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Inginmengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara berimbang
(fifty-fifty). Jika tugas yang diembankan sangat ringan, maka
wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat sulit. Lanjutan kuliah

3. PROSES KEWIRAUSAHAAN.

3.1. Faktor Pemicu Kewirausahaan

Menurut David. C. McClelland (1961), Kewirausahaan dtentukan oleh


berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai
(Value attitudes) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atau
keberhasilan.

Prilaku Kewirausahaan dipengaruhi oleh factor Internal dan Eksternal.


Faktor Internal meliputi ; Hak Kepemilikan (property right – PR),
Kemampuan/kompetensi (ability/competency – C), dan Intensif
(incentive – I)
Sedangkan Faktor Eksternal meliputi Lingkungan (Environment –E).

Menurut Ibnu Soejono, karena kemampuan efektif mencakup sikap, nilai,


aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada
kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan efektif dan
kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan
kewirausahaan . Jadi kemampuan kewirausahaan merupakan fungsi dari
perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi,
kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko utk memperoleh peluang.

3.2. MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya INOVASI.


INOVASI dipicu oleh factor pribadi, lingkungan, dan sosiologi.

13
Faktor Individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of
control, toleransi, pengambilan resiko, nilai nilai probadi, pendidika,
pengalaman, usia, komitmen dan ketidak puasan .
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah ; peluang, model
peran, aktivitas, pesaing, incubator, sumber daya dan kebijakan
pemerintah.
Untuk factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi,
keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok.
Demikian halnya tahap PERINTISAN pertumbuhan kewirausahaan
sangat tergantung pada kemampuan pri badi, organisasi dan linkungan.
Faktor Lingkungan adalah pesaing, pelanggan, pemasok dan lembaga
keuangan yg membantu pendanaan. Faktor pribadi meliputi; komitmen,
visi, kepemimpinan dan kemampuan manajerial. Sedangkan factor
Organisasi ; kelompok, struktur, budaya dan strategi.

Orang yang berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat


menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal
pengetahuan , pengalaman, dan ketrampilan praktis.
Jadi pedoman, pengharapan, dan nilai, baik yang berasal dari pribadi
maupun kelompok, berpengaruh dalam membentuk perilaku
kewirausahaan.

3.3. CIRI PENTING TAHAP PERMULAAN DAN


PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN.

Pada usaha kecil proses pertumbuhan kewirausahaan memiliki 3 ciri


penting (hasil penelitian 115 perusahaan usaha kecil di bandung) yaitu :
1. Tahap Imitasi dan Duplikasi
2. Tahap Duplikasi dan pengembangan
3. Tahap penciptaan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.

Ad. 1. Tahap pertama atau proses imitasi dan duplikasi dimana para
wirausaha mulai meniru ide dari orang lain, misalnya menciptakan jenis
produk yang sudah ada , baik dari segi teknik produksi, desain,
pemrosesan , organisasi usaha maupun pola pemasarannya. Ketrampihan
pada tahap ini didapat dari proses magang atau pengalaman pribadi dari
lingkungan keluarga maupun orang lain.

Ad. 2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan ; Tahap ini mulai


mengembangkan ide-ide barunya. Disini mulai mengembangkan
produknya melalui Diversifikasi dan Difrensiasi dengan desain sendiri,
begitu pula utk kegiatan organisasi usaha dan pemasaran. Biasanya pada

14
tahap ini perkembangannya lambat dan cenderung kurang dinamis,
namun sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain dan teknik
cenderung monoton. Mungkin berubah dlm waktu 3 sampai 5 thn sekali.

Ad 3. Tahap Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide


sendiri sampai terus berkembang; Pada tahap ini biasanya wirausaha
sudah bosan dengan produk yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan
thd hasil yang sudah ada mulai timbul, sehingga tercipta semangat dan
keinginan utk mhasil yang lebih bagus dan unggul. Disini organisasi
usaha mulai diperluas dengan skala yang lebih besar. Penciptaan produk
sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen. Serta
adanya keinginan menjadi penantang , bahkan pemimpin pasar. Industri
kecil seperti sepatu dan konveksi cepat terjadi pada model ini.

3.4. LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN BERWIRAUSAHA.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seorang harus memiliki idea tau
visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian utk menghadapi
resiko, baik waktu maupun uang.
Langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha berhasil selain
gbekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus manpu
mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha dan semua pihak
yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Tahap Pembangunan Kewirausahaan seperti berikut :

 Bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan


 Membangun hubungan dengan pelanggan, karyawan, pemasok dll
 Bekerja keras
 Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan
 Berani mengambil resiko waktu dan uang
 Memiliki tujuan dan visi usaha.

3.5. PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRA


USAHA.
A. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh factor sbb
1. Kemampuan dan Kemauan
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.

15
B. Kegagalan Berwirausaha berbagai factor antara lain ;:
1. Tidak konpeten dalam hal manejerial
2. Kurang berpengalaman
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
4. Gagal dalam perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Kurang pengawasan peralatan
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
8. Ketidak kemampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan.

4. FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

4.1 Profil Wirausaha.


Para ahli mengemukakan profil wirausaha dengan berbagai
pengelompakan yaitu : berdasarkan pemiliknya, perkembangannya, juga
berdasarkan kegiatannya. Roope (1995) pengelompokan berdasarkan
perannya yaitu :

1. Kewirausahaan Rutin (wirt) yaitu wirausaha yang dalam kegiatan


sehari-hari cendrung menekan pada pemecahan masalah dan
perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi perbaikan-perbaikan
thd standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalokasian
sumber-sumber. Disini utk menghasilkan barang, pasar dan
teknologi. Contohnya seorang pegawai dan manajer yang dibayar
dalam bentuk gaji.
2. Kewirausahaan Arbitrase yaitu : selalu mencari peluang melalui
kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).
Misalnya jika tidak terjadi ekuilibrium dalam penawaran dan
permintaan pasar, akan membeli dengan murah dan menjualnya
dengan mahal. Kewirausahaan ini tidak melibat pembuatan barang
dan tdk menyerap dana pribadi. Kegiatan melibatkan spekulasidal
memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif yaitu wirausaha dinamis yang
menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda, merupakan
promotor, tidak hanya dalam teknik dan produk bareu, tapi juga
dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan teknik
manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses
dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pengadaan, dan
organisasi yang baru.

16
Menurut Zimmerer (1996) mengelompokan profil kewirausahaan sbb:
1. Part-time Entrepreneur, yaitu : wirausaha yang melakukan
usahanya hanya sebagian waktu saja sebagai hobby. Kegiatan
bisnis bersifat sampingan.
2. Home-based New Ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah
/tempat tinggalnya
3. Family-Owned Business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh
beberapa orang anggota keluarga secara turun-temurun.
4. Copreneurs, usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang
bersama-sama sbg pemilik dan menjalankkan bersama.

4.2 Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha.

1. Secara Makro, wirausaha berperan sbg penggerak, pengendali dan


pemicu ekonomi suatu bangsa. Kewirausahaan menjadi kekuatan
ekonomi negara tertentu , shg negara tsb menjadi kekuatan
ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi. Hasil dari penemuan ilmiah,
penelitian, pengembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi
rekayasa telah menghasilkan kreasi baru dalam produk barang dan
jasa-jasa yang berskala global. Semua itu merupakan hasil dari
proses dinamis wirausaha kreatif. Bahkan dapat berhasil
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Investasi pada perusahaan baru dapat terjadi dengan
dorongan, energi dan dedikasi para wirausaha yang berani
mengambil resiko, memimpin dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Menurut J.B.Say wirausaha adalah orang yang
menggeser sumber-sumber ekonomi dari produktivitas rendah
menjadi produktivitas tinggi dan berlimpah ruah. Secara kualitatif
peran wirausaha melalui usaha kecilnya adalah :
A. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonoomian nasional
melalui berbagai keterkaitan usaha, spt fungsi pemasuk,
fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil
produksi industri besar. Usaha kecil sebagai transformotor
antar sektor yang mempunyai kaitan kedepan maupun
kebelakang.
B. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
khusunya dalam menyerap sumber daya yang ada. Sangat
fleksibel krn dapat menyerap tenaga kerja lokal , smber daya
lokal, yang meningkatkan sumber daya manusia menjadi
wirausaha-wirausaha yang tangguh.

17
C. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian
pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan
pemerataan pendapatan, karena tersebar diperkotaan dan
dipedesaan.

2. Secara Mikro; Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan


ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber kedalam cara
yang baru dan berbeda utk menciptakan nilai tambah dan usaha-
usaha baru. Dalam melakukan fungsinya menurut Marzuki Usman
(1977) secara umum memiliki dua peran yaitu :
a. Sebagai Penemu ( innovator)
b. Sebagai Perencana (planner)

Sebagai innovator , wirausaha berperan daalam menemukan dan


menciptakan :
- Produk baru
- Teknologi baru
- Ide-ide baru
- Oreganisasi usaha baru

Sebagai Planner, wirausaha berperan dalam merancang :


- Perencanaan perusahaan
- Strategi perusahaan
- Ide-ide dalam perusahaan
- Organisasi perusahaan

4.3 Tantangan Dalam Kontek Global

Dalam kontek global sekarang ini yang semakin terbuka banyak


tantangan yang harus dihadapi, harus bersaing dengan menonjolkan
keunggulan sumber daya masing-masing.
Negara yang unggul dalam sumber daya akan memenangkan persaingan
yaitu Negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonomi dan
sumber daya manusia secara nyata. Sumber daya ekonomi dapat
diberdayakan apabila sumber daya manusia memuiliki ketrampilan
kreatif dan inovatif. Di Indonesia sumber daya manusia betul-betul
menghadapi tantangan dan persaingan yang komplek (Gambar 4.1).
yaitu :
Tantangan persaingan global, prtumbuhan penduduk, pengangguran,
tanggung jawab sosial, keanega ragaman ketenaga kerjaan, dan
taantangan etika, kemajauan teknologi dan ilmu pengetahuan, tantangan

18
gaya hidup beserta kecendrungannya merupakan tantangan yang terkait
antra sata dengan lainnya.
Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak
tanpa batas. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulan yang daapat
bertahan dalam bersaing. Demikian dengan pertumbuhan penduduk dunia
yang cepat disertai persauingan yang tinggi akanmenimbulkan berbagai
angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran
bagi yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.

5. IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

5.1 Ide Kewirausahaan

Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi


baru utk menciptakan nailai secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai
dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan
akhirnya menjadi pengendali usaha (business driven.
Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila ada inovasi, misalnya menciptakan
permintaan melalui penemuan baru.
Dengan penemuan baru para pengusaha (business innovation) perusahaan
mengendalikan pasar (market driven), dan akhirnya membuat ketergantung konsumen
pada produsen. Atau produsen tidak lagi tergantung .pada konsumen (seller-market)
seperti falsafah konvensioner.
Menurut Zimmerer; ide-ide berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil dipasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial dipasar
sekaligus menjadi peluang usaha.
Untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha) wirausaha perlu
mengindentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Pengurangan kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau mamfaat.

Ada 3 resiko yang dapat dievaluasi yaitu :


a. Resiko pasar atau resiko persaingan, akibat adanya ketidak pastian pasar
karena berbagai faktor seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan
sosial politik.
b. Resiko finansial, akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
c. Resiko teknik, akibat adanya kegagalan teknik

Ada beberapa cara untuk merubah ide menjadi peluang yaitu:


1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang
lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan
atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan

19
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan
atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yamng dihasilkan
perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri tapi hasil
pengamatan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.

5.2. Sumber-sumber Potensi Peluang


Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik
untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil, dilakukan dengan
langkah langkah sbb :

1. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda


Produk ini selain baru dan berbeda yang ada dipasar, harus menciptakan nilai
bagi pembeli atau penggunanya. Olehnya wirausaha harus benar-benar
mengetahui perilaku konsumen pasar, paling sedikit ada 2 unsur pasar yang
perlu diamati :
a. Permintaan thd barang/jasa yang dihasilkan
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Apabila wirausaha baru memfokuskan pada segmen pasar, maka secara


spesifik peluang sangat tergantung pada perilaku segmen pasar. Untuk ini
kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi :
a. Kemampuan utk menganalisis demografi pasar
b. Kemampuan untuk menganalisis sifat serta tingkah laku pasar
c. Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman
pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang.

2. Mengamati Pintu Peluang.


Wirasuha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing seperti :
- Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
- Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
- Dukungan keuangan
- Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing dipasar.
Kemampuan pesaing utk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi
dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam
menanamkan modal barunya.

Sketsa Peluang Bagi Usaha Baru sbb :


Kempuan dan sumber
Waktu pengembangan sumber yg diperlukan
untuk menghasilkan Kapabilitas dan utk mengantisipasi
Produk yang siap sumber utk serangan pesaing
dipasarkan + mencapai target + selama mengenalkan
produk dipasar

Pasar
VERSU VERSU VERSU yang
ditarget

Usaha Kapabilitas dan Keagresifan perilaku


pengembangan yang sumber sumber yg pesaing sebelumnya
dilakukan pesaing dimiliki pesaing utk dalam
mencapai pasar 20 mempertahankan pasar
target secara efektif yang mereka miliki
+ +
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan
peluang yang dapat kita peroleh diperoleh dengan beberapa analisa penting :

1. Analisa utk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing dalam pengembangan


produk.
- Kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk jika
dibandingkan dengan kemampuan yang kita miliki
- Track-record pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan produk.
2. Analisa untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas
dan sumber-sumber yang dimiliki,
- Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi
dalam pengembangan produk baru dan produk awal.
- Keunggulan pasar apa yang dimiliki oleh pesaing
3. Analisa untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak,
- Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk kepasar dapat
mendahului pesaing
- Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup
untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing.
- Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukupuntuk menguasai serangan
pesaing.

Menurut Zimmerer (1996) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang :
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu myang relatif
singkat
b. Kerugian teknik harus rendah, shg penggunaanya harus dipertimbangkan
sebelumnya
c. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strtegi dalam mempertahankan posisi
pasarnya
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produknya

3. Analisis Produk dan Proses Produksi secara Mendalam


Analisa ini untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan
memadai atau tidak. Apakah biaya yang dikeluarkan lebih efisien dari pada biaya
yang dikeluarkan oleh pesaing.

4. Menaksir Biaya Awal


Yaitu biaya awal yang diperlukan untuk usaha baru, sumber dan untuk apa dana
digunakan. Berapa biaya untuk operasi, perluasan dan biaya lainnya.

5. Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi


Misalnya resiko teknik, finansial dan resiko pesaing. Resiko pesaing adalah
kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar.

21
Analisis kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman atau analisis Strength, weakness,
opportunity, and threat (SWOT) sangat penting dalam ,menciptakan keberhasilan
perusahaan baru.

6. MERINTIS USAHA BARU DAN CARA PENGEMBANGANNYA DAN


MODEL PENGEMBANGANNYA

6.1 Cara Memasuki Dunia Usaha

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia
usaha yaitu :
1. Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang
sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu :
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship) merupakan bentuk usaha
yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
b. Persekutuan (partnership) berupa kerja sama (asosiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation) , perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama
(good will) dan organisasi usaha yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising) yaitu suatu kerja sama antara entrepreur
(francisee) dengan perusahaan besar (francisor/perent company) dalam
mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan
usaha (wiralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti
pemilihan tempat,rencana bangunan, pembelian peralatan, pola urus kerja,
pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akutansi, konsultasi,
penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan
sumber-sumber pemodalan.

6.1.1 Merintis Usaha Baru

Menurut survei oleh Peggy Lambing (2000), sebanyak 43 % wirausaha mendapatkan


ide bisnis dari pengalaman yang didapat ketika bekerja dibeberapa perusahaan atau
tempat-tempat profesional lainnya. Mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan
perusahaan dari pengalaman tersebut.
Sebanyak 15 % telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakan nlebih baik.
Sebanyak 1 dari 10 responden (11 %) dari wirausaha yang disurvei memulai usaha
untuk memenuhi pasar, sedangkan 46% lagi karena hobbi..
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru :
1. Pendekatan Inside-out atau disebut ‘idea generation” yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan,latar belakang, dsb yang
menentukan jenis usaha yang akan dirintis.

22
2. Pendekatan “the out-side in” yang juga disebut “opportunity recognition” yaitu
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan
berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.

Menurt Norman Scarborougt, seseorang untuk memulai usaha harus memiliki


kompetensi usaha meliputi.
1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara menyajikannya.
2. Kemampuan pemasaran yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan
pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial yaitu tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber
dana dan cara menggunakannya
4. Kemampuan hubungan yaitu tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta megosiasi.

Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha, dituntut tidak hanya memiliki
kemampuan. Tapi juga harus memiliki ide dan kemauan yang akan diwujudkan dalam
bentuk barang dan jasa yang laku dipasar.

BAGAN PROSES BISNIS YANG DIAWALI DGN KEPRIBADIAN DAN IDE

Anda + IDE + Uang + Fasilitas + Barang


Kredit Orang Jasa

+
PROFIT UANG PASAR
+ +

Dalam merintis usaha baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki


2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
3. Tempat usaha yang akan dipilih
4. Organisasi usaha yang akan digunakan
5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
6. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

Ad. 1. Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki


Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki diantaranya :

1. Bidang usaha pertanian (Agriculture) sepeti usaha pertanian, kehutanan,


perikanan dan perkebunan
2. Bidang usaha pertambangan (Mining) seperti galian pasir, batu, bata, batu bara
3. Bidang usaha jasa konstruksi (Construction) seperti Konstruksi bangunan,
jembatan, pengairan dan jalan raya
4. Bidang usaha pabrikasi (Manufacturing) seperti usaha industri, perakitan dan
sintesis

23
5. Bidang usaha Perdagangan (Trade) seperti usaha perdangan kecil,(retailer),
grosir, agen, dan ekpor-impor
6. Bidang usaha jasa keuangan (Financial Service) seperti perbankkan, asuransi
dan koperasi
7. Bidang Jasa Perorangan (Personal Service), seperti, potong rambut, salon,
loundry, catering
8. Bidang jasa-jasa umum (Pubic service) seperti pengangkutan, pergudangan,
wartel dan distribusi
9. Bidang usaha Jasa wisata (Tourism) terdapat 86 jenis usaha wisata yang dibagi
kepada 3 kelompok:
a. Kelompok usaha jasa wisata, seperti biro perjalanan, agaen perjalanan,
pramuwisata dll
b. Pengusaha objek dan daya tarik wisata seperti objek dan daya traik
wisata alam, budaya dan minat kusus
c. Usaha sarana wisata seperti Penyedia akomodasi, makanan dan
minuman, angkutan wisata dll.

Ad. 2. Badan Usaha dan Bentuk Kepemilikan


Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dipilih. Ini
penting agar perusahaan tidak melanggar hukum dalam menjalankan aktivitasnya.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis badan hukum yang dapat dipilih yang
berdasarkan Bentuk Kepemilikan usaha yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan.
Perusahaan ini merupakan usaha milik pribadi yaitu modal dimiliki oleh
perorangan. Pendiriannya sangat sederhana, tidak memerlukan persyaratan kusus dan
relatif tidak perlu modal besar.
Kelebihannya disamping mudah pendirian dan modal relatif kecil, juga tidak perlu
organisasi yang besar. Disamping itu semua wewenang keputusan manajemen ada
pada pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha.
Kelemahan perusahaan ini relatif sulit berkembang, karena biasanya menggunakan
manjemen keluarga. Kelanjutan usaha sering jadi masalah.
Contohnya adalah Usaha Dagang (UD), Toko-toko seperti Toko Bangunan dll

2. Firma (Fa)
Perusahaan yang pendiriannya oleh dua orang atau lebih dan menjalankan
perusahaan atas nama perusahaan. Pendiriannya dapat dilakukan dengan cara melalui
akte Notaris resmi dan sampai ke pengadilan Negeri yang diberitakan di berita
Negara, atau Akte dibawah tangan cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Kepemimpinan dan tanggung jawab sepenuhnya ditangan pemilik dan juga
bertanggung jawab terhadap resiko yang mungkin timbul seperti utang-piutang
Kelemahannya jika salah satu pemilik tidak ada, kelanjutan usaha menjadi tidak
menentu.

3. Perseroan Komaditer /Comamditer Vennotschap (CV)


Perusahaan ini merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan,
dalam perseroan komanditer terdapat beberapa orang yang bersekutu untuk
menjalankan usaha. Sekutu dalam perseroan ini menjadi dua yaitu sekutu yang secara
penuh bertanggung atas sekutu lainnya, dan satu atau lebih sekutu yang hanya

24
bertindak sebagai pemberi modal. Tanggung jawab sekutu komamditer hanya terbatas
pada sejumlah modal yang ditanam dalam perusahaan.
Perusahaan dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab atas semua
resiko atau kewajiban kepada pihak ketiga. Tanggung jawab ini juga sampai pada
penggunaan harta pribadi apabila perusahaan tidak cukup untuk menutupi
kewajibannya.
Kelebihan perusahaan ini adalah dalam hal tanggung jawab terutama bagi sekuti aktif
dan pasif. Kebutuhan akan modal dan pengembangnan usaha juga relatif lebih mudah.

4. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang. Badan
hukum koperasi melandaskan kegiatan prinsip koperasi yang dianggap sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas dasar kekeluarga. Koperasi dibentuk
melalui rapat anggota minimal 20 orang yang masing-masing memenuhi 3 syarat sbb:
a. Mapu melaksanakan tindakan hukum
b. Menerima landasan idiil,asa, dan sendi dasar ekonomi
c. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
koperasi.

5. Yayasan

Yayasan merupakan badan usaha yang tidak mempunyai tujuan mencari


keuntungan, lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal diperoleh ndari
sumbangan , wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya . Yayasan memiliki dewan
pengurus yang mengurusi kegiatan yayasan tersebut.
Pendirian Yayasan dilakukan untuk bidang pendidikan, kesehatan, panti sosial, atu
LSM (lembaga swadaya masyarakat)

6. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas
yaitu hanya sebatas modal yang disetorkan. Perusahaan ini paling banyak diminati
oleh para pengusaha, terutama utk usaha yang memiliki modal dan kapasitas besar
serta jangkauan luas. Kelebihannya antara lain tangung jawab masing-masing pihak
tergantung dari jumlah modal yang disetor, luas bidang usaha yang dimiliki dan
kemudahan untuk memperoleh modal atau ekspansi.

Jenis perseroan di Indonesia dapat dilihat dari dua segi sbb :


1. Dilihat dari segi kepemilikan, perseroan terdiri dari 3 jenis
a. Perseroan terbatas biasa yaitu yang para pendiri, pemegang saham, dan
pengurus warga negara indonesia dan badan hukum Indonesia (tidak ada
modal asing)
b. Perseroan Terbatas Terbuka; yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dan dimungkinkan warga negara asing dan atau badan hukum asing menjadi
pendiri, pemegang saham dan pengurusnya.
c. Perseroan Terbatas (Pesero); yang dimiliki oleh pemerintah melalui BUMN,
sebagian besar pengaturannya tunduk pada ketentuan tentang BUMN,
contohnya PT. Bank Mandiri (Pesero) dll

2. Dilihat dari segi status perseroan terbatas dibagi dalam dua jenis yaitu :

25
a. Perseroan Tertutup; merupakan perseroan terbatas yang modal dan jumlah
pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan
penawaran umum
b. Perseroan Terbuka; modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai peraturan di
bidang pasar modal. Pemberian PT disertai dengan Tbk dibelakang nama PT
tersebut, Contoh PT. Timah Tbk.

Untuk mendirikan Perseroan Terbatas dipersyaratkan memiliki modal tertentu yang


besarnya sesuai peraturan yang berlaku. Modal PT terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Modal Dasar (authorized capital) ; yaitu modal yang diperlukan pertama kali
perusahaan didirikan dan tersebut dalam akte Notaris. Misalnya PT. Tertentu
Tbk didirikan dengan modal dasar Rp. 1.000.000.000,- yang berbentuk saham.
2. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital); yitu modal yang telah
ditempatkan atau dikeluarkan oleh pemegang saham, atau modal yang telah
dijual , yang besarnya minimal 25 % dari modal dasar. Dari modal contoh
diatas 25 % adalah Rp. 250.000.000.
3. Modal Setor (Paid-up capital); yaitu modal yang harus disetor oleh pemegang
saham sebesar 50 % dari Modal yang ditempatkan, seperti pada contoh diatas
50 % adalah Rp. 125.000.000,-.

Persyaratan dan tata cara untuk mendirikan perseroan terbatas yang harus dipenuhi
adalah sbb:
1. PT didirikan sekurang kurangnya oleh 2 orang
2. Pendirian dituangkan dalam akte notaris
3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
4. Mencantumkan perkataan ”PT” dalam akte notaris
5. Disahkan oleh Menteri Kehakiman
6. Didaftarkan berdasarkan Undang-undang Wajib daftar Perusahaan
7. Diumumkan dalam Berita Negara
8. Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp. 20.000.000,-
9. Modal ditempatkan sekurang-kurangnya 25 Persen dari modal dasar
10. Menyetor modal setor 50 Persen dari modal yang ditempatkan pada saat
perusahaan didirikan.

Jika Perusahaan terbatas yang mengalami atau yang akan membuat perubahan
dipersyaratkan :
1. Mencantumkan nama, maksud, dan tujuan kegiatan perseroan
2. Memperpanjang jangka waktu perseroan
3. Meningkatkan atau menurunkan modal
4. Mengubah status perseroan terbatas dari tertutup menjadi terbuka atau
sebaliknya.

Ad. 3. Memilih Tempat Usaha


Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal sbb:
1. Harus mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan atau pasar dan
bagaimana akses pasarnya
2. Harus dekat dengan sumber tenaga kerja
3. Pertimbangan dekat dengan bahan baku dan bahan penolong lainnya, seperti
alat pengangkut dan jalan raya.

26
Dalam penentuan tempat usaha harus sangat dipertimbangkan thd aspek efisiensi dan
efektifitas. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan efisien baik bagi
perusahaan maupun bagi konsumen. Ada beberapa alternatif untuk menentukan lokasi
yang bisa dipilih yaitu :

1. Membangun bila ada tempat yang strategis


2. Membeli atau menyewa bila lebih strategis dan menguntungkan
3. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan.

Ad.4. Organisasi Usaha

Organisasi adalah tempat atau wadah mencapai tujuan perusahaan atau tempat
untuk melakukan kegiatan perusahaan. Organisasi juga diartikan berkumpulnya dua
orang atau lebih yang bekerja samauntuk mencapai tujuan bersama pula.
Struktur organisasi menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing bagian, sehingga perusahaan akan mempermudah melakukan
pengendalian.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya yaitu untuk
menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung
jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut.
Pertimbangan penentuan jenis dan bentuk organisasi disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Dalam prakteknya jenis-jenis organisasi yang umum adalah
1. Bentuk organisasi ditinjau dari jumlah pimpinan puncak
- Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak satu orang
- Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih satu orang atau dewan.
2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya.
- Wewenang lini
- Wewenang staf
- Wewenang fungsional

Pertimbangan penentuan organisasi ditentukan oleh beberapa hal :


a. Tujuan dan bentuk badan usaha perusahaan
Pendirian perusahaan mempunyai tujuan tertentu dan bentuk badan usaha sendiri
b. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki berkaitan erat dengan jumlah aktivitas usaha.
c. Jumlah aktivitas
Sebanyak kegiatan maka rentang kendali yang dibutuhkan banyak dan jangkauan
atau cabang yang dimilikipun luas
d. Fleksibelitas
Kemungkinan perusahaan utk berkembang ke depan juga perlu dipikirkan.
e. Efisiensi
Untuk maksimal perusahaan perlu efesiensi biaya yang akan dikeluarkan. Besarnya
Organisasi yang dibentuk akan berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

27
1. Organisasi Wewenang Lini / Garis

Direktur

Manajer A Manajer B

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja

2. Organisasi Lini dan Staf

Direktur
Staf

Manajer A Manajer B

Staf Staf

Unit A Unit B Unit C Unit D

3. Organisasi Fungsional

DIREKTUR

Manajer Keu Manajer Manajer SDM Manajer Oper


Pembangunan

28
Ad.5. Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupunpenghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha /perusahaan
adalah ligkungan mikro dan lingkungan makro.

A. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya dengan operasional
perusahaan seperti : pemasok, pemegang saham, majikan, manajer,direksi, distributor,
pelanggan/konsumen, dan lainnya. Sejalan dengan pergeseran strategi pemasaran
yaitu dari laba perusahaan (shareholder) ke manfaat bagi stakeholder, maka
lingkungan internal baik perorangan maupun kelompok yang mempunyai kepentingan
pada perusahaan akan sangat berpengaruh. Yang termasuk peorangan dan kelompok
perorangan serta kelompok yang berkepentingan thd perusahaan dan mengharapkan
kepuasan dari perusahaan diantaranya ;

1. Pemasok (supplier)
Agar perusahaan dapat memproduksi barang dan jasa yang bermutu tinggi,
maka bahan baku dari pemasuk berkualitas dan tepat waktu serta jumlahnya
cukup.
2. Pembeli atau pelanggan
Konsumen yang kecewa karena tidak memperoleh manfaat dari perusahaan
seperti mutu, harga dan waktu yang tidak memadai, akan cendrung untuk
pindah dari berlangganan ke perusahaan lain.
3. Karyawan
Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik apabila memperoleh manfaat
dari perusahaan. Semangat kerja tinggi, pelayanan yang baik, dan
produktivitas yang tinggi akan terjadi bilamereka mendapat gaji yang cukup,
masa depan yang terjamin, dan kenaikan jenjang kepangkatan yang teratur.
4. Distributor
Distributor yang kurang mendapat manfaat dari perusahaan akan menghambat
pengiriman barang, shg barang terlambat sampai ke konsumen atau pasar.

B. Lingkungan Makro
Lingkungan Makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat
mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi :
1. Lingkungan Ekonomi (Economic Environment)
Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional dan global akan mempengaruhi
terhadap peluang usaha. Hasil penjualan dan biaya perusahaan banyak
dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Variabel-variabel ekonomi seperti
tingkat inflansi, tingkat suku bunga dan fluktuasi mata uang asing baik
langsung maupun tidak akan berpengaruh pada perusahaan.
2. Lingkungan Teknologi (Technological Environment)
Kekuatan teknologi dan kecendrungan perubahannya sangat berpengaruh pada
perusahaan. Perubahan secara drastis dalam abat terakhir ini telah memperluas
skala industri secara keseluruhan. Teknilogi baru telah banyak menciptakan
produk-produk baru dan modifikasi produk lainnya, demikian juga bidang jasa

29
telah banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi telah
mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat.
3. Lingkungan Sosial Politik (Sosio Environment)
Kekuatan sosial dan politik, kecendrungan dan konteknya perlu diperhatikan
untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh pada tingkah
laku masyarakat. Dalam beberapa hal perubahan ini berpengaruh tehadap
perubahan permerintahan, secara tidak langsung berdampak pada perubahan
ekonomi. Misalnya ada kekacauan politik dan kerusahan yang terjadi selalu
membawa sentimen pasar. Perubahan investasi pemerintah dalam bidang
teknologi juga sangat berdampak pada kondisi ekonomi. Namun lingkungan
ini akan sangat bermanfaat apabila wirausaha pandai memanfaatkan peluang
dari lingkungan tersebut.
3. Lingkungan Demografi dan Gaya Hidup (Demography and Life Style
Environment)
Produk barang dan jasa dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan
demografi dan gaya hidup. Kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan
pendapatan, dan struktur masyarakat bisa menjadi peluang.
Pada prinsipnya semua lingkungan di atas bisa menciptakan peluang bagi
wirausaha.

30

Anda mungkin juga menyukai