Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL JURNAL REVIEW

Judul Artikel : Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah

Reviewer : Gomgom pasaribu

Nim : 3193121022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Identitas Jurnal

Judul Artikel : Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah

Penulis : Khaerudin Kurniawan

Nama Jurnal : Jurnal Handayani

Volume, Nomor : Volume 7, Nomor 1 Juni 2017, hlm 1-12

p-ISSN : 2355 – 1739

e-ISSN : 2407 – 6295

Institut Penerbit :Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Alamat Web : khaerudinkurniawan@upi.edu

B. Latar Belakang

Critical Jurnal Review merupakan sebagai evaluasi terhadap suatu artikel. Critical
Review itu diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku maupun artikel. Critical
Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel,
tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterpretasi serta
menganalisis. Dan Critical Review bukan merupakan pembuktian benar atau salah
suatu artikel atau buku. Di dalam perkuliahan, tugas Critical Review diberikan dengan
tujuan agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca dan berpikir sistematis
dan kritis serta dapat memberikan pendapat melalui tulisannya. Dalam hal ini, akan
sangat membantu mahasiswa yang kurang memiliki ability dalam mengungkapkan
pendapat secara lisan.

Alasan saya memilih artikel ini, karena dalam artikel ini terdapatKebijakan
Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah, Jadi dalam artikel ini
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah itu sangat
penting. Di dalam artikel ini membangun bahwa bahasa daerah itu sangat penting.

Pentingnya artikel ini untuk mahasiswa adalah untuk menganalisis bahwa bahasa itu
penting dan memiliki kebijakan di suatu negara tertentu, seperti Indonesia apakah
memelihara Kebahasaan dan melindungi bahasa daerah sendiri.critical jurnal review ini
memiliki keterbatasan dari refrensi yang dimuat. Oleh karena itu mahasiswa akan
menggali lebih dalam lagi apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan artikel.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Jurnal

Kebijakan terhadap Bahasa Daerah. Sejak tahun 1970-an penanganan bahasa di


Indonesia didasarkan pada Politik Bahasa Nasional dan Keputusan Kongres Bahasa
Indonesia. Sejak tahun 2004, Politik Bahasa Nasional dan keputusan kongres itu lebih
menjadi draf RUU Kebahasaan yang akhirnya lahir dalam bentuk Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2009 pada tanggal 9 Juli 2009. Selanjutnya, sejak tahun 2009 itu,
penanganan bahasa di Indonesia, baik bahasa negara, bahasa daerah, maupun bahasa
asing, didasarkan pada undang-undang itu. Berdasarkan Pasal 41 dan Pasal 42 Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2009, penanganan bahasa dan sastra daerah menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah dan dalam pelaksanaan tanggung jawab itu,
pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat sebagai pembuat
kebijakan nasional kebahasaan.

Penanganan terhadap bahasa dan sastra daerah diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Dalam
pengembangan bahasa dilakukan upaya memodernkan bahasa melalui pemerkayaan
kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, dan pengembangan laras bahasa.
Dalam pembinaan bahasa dilakukan upaya meningkatkan mutu penggunaan bahasa
melalui pembelajaran bahasa serta pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan
masyarakat.Selain itu, pembinaan bahasa juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kedisiplinan, keteladanan, dan sikap positif masyarakat terhadap bahasa itu.Sementara
itu, upaya pelindungan dilakukan dengan menjaga dan memelihara kelestarian bahasa
melalui penelitian, pengembangan, pembinaan, dan pengajarannya. Upaya
pengembangan, pembinaan, dan pelestarian bahasa dilakukan terhadap objek bahasa
dan sastra berdasarkan kondisi atau vitalitasnya.Pada tahun 2002 dan 2003, UNESCO
dengan bantuan kelompok linguis internasional menetapkan kerangka untuk
menentukan vitalitas bahasa untuk membantu pemerintah membuat kebijakan
penanganan bahasa di negaranya.Kesembilan faktor yang dijadikan kriteria vitalitas
suatu bahasa adalah jumlah penutur, proporsi penutur dalam populasi total, ketersediaan
bahan ajar, respons bahasa terhadap media baru, tipe dan kualitas dokumentasi, sikap
bahasa dan kebijakan pemerintah dan institusi, peralihan ranah penggunaan bahasa,
sikap anggota komunitas terhadap bahasanya, serta transmisi bahasa antargenerasi.

Berdasarkan kriteria itu, vitalitas bahasa digolongkan menjadi enam kelompok (baca
Salminen, 1999), yaitu 1. bahasa yang punah (extinct languages), bahasa tanpa penutur
lagi; 2. bahasa hampir punah (nearly extinct languages), bahasa dengan sebanyak-
banyaknya sepuluh penutur yang semuanya generasi tua; 3. bahasa yang sangat
terancam (seriously endangered languages), bahasa dengan jumlah penutur yang masih
banyak, tetapi anak-anak mereka sudah tidak menggunakan bahasa itu; 4. bahasa
terancam (endangered languages), bahasa dengan penutur anak-anak, tetapi cenderung
menurun; 5. bahasa yang potensial terancam (potentially endangered languages) bahasa
dengan banyak penutur anak-anak, tetapi bahasa itu tidak memiliki status resmi atau
yang prestisius; 6. bahasa yang tidak terancam (not endangered languages), bahasa yang
memiliki transmisi ke generasi baru yang sangat bagus.

B. Analisis Jurnal

Jurnal Pertama : Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah


Karya Khaerudin Kurniawan ini termasuk Jurnal yang terakreditasi dan hampir dapat
dikatakan sempurnalah karena penulis juga bersungguh-sungguh dalm penyusunan jurnal
ini. Dari judul jurnal ini dapat kita lihat bahwa penulis melakukan penelitian terhadap
Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah, dimana penulis meneliti
tentang bagaimana pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah.
Dalam pengembangan bahasa penulis melakukan upaya memodernkan bahasa melalui
pemerkayaan kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, dan pengembangan
laras bahasa.Dalam pembinaan bahasa dilakukan upaya meningkatkan mutu penggunaan
bahasa melalui pembelajaran bahasa serta pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan
masyarakat. Dan pembinaan bahasa juga dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan,
keteladanan, dan sikap positif masyarakat terhadap bahasa itu.

Jurnal Kedua : Kritik Terhadap Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan


BahasaKarya Ihksanudin. Dan termasuk jurnal yang terakreditasi. Dari judul jurnal ini
dapat dikatakan bahwa sipenulis mengkritik filsafat progresivisme dalam pendidikan
bahasa.Pikiran filsafat pendidikan progresivisme telah merasuk ke dalam pendidikan
bahasa, khususnya melalui filsafat pragmatisme bahasa dan pengajaran pragmatik. filsafat
progresivisme mengaji hal-hal yang terkait dengan manusia dan kemanusiaan. Setiap
manusia dilahirkan dengan potensi yang sama – meskipun dengan bakat dan minat yang
berbeda-beda – dan dengan tugas dan kewajiban sama.Hakikat pendidikan adalah upaya

menempatkan manusia pada takdirnya sebagai makhluk yang terbaik dan pada
kedudukannya sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi. Dengan kata lain,
pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia dan untuk berjalannya (mamuliakan)
kemanusiaan (to flourish humanity). membuat bahasa dan pendidikan berfungsi lebih
holistik karena dua alasan. Pertama, dengan perluasan pemikiran pendidikan, kebahasaan,
dan pendidikan bahasa ke arah religiusitas penutur bahasa dan pebelajar bahasa diharapkan
bahasa dan pendidikan bahasa akan dapat menjangkau kebutuhan manusia sebagaimana
hakikat, fungsi, dan misinya. Kedua, peningkatan pemikiran di luar religiusitas diharapkan
akan membuat bahasa dan pendidikan bahasa lebih berdayaguna.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penanganan terhadap bahasa dan sastra daerah diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Dalam
pengembangan bahasa dilakukan upaya memodernkan bahasa melalui pemerkayaan
kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, dan pengembangan laras
bahasa.Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagai
makhluk individu, manusia memerlukan bahasa untuk berpikir, berkomunikasi
intrapersonal, dan memahami dunia sekitarnya. Sebagai makhluk religius, manusia
memerlukan bahasa untuk mengekspresikan pengabdian dan menyampaikan doa-doanya
kepada Tuhan yang dipujanya.

B. Saran

Dengan adanya jurnal ini kami menyarankan kepada pembaca agar dapat mengetahui arti
penting dari Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Pelindungan Bahasa Daerah, dimana
penulis meneliti tentang bagaimana pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa
dan sastra daerah. Dan kami menyadari bahwa critical jurnal reviewini jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan dari refrensi untuk itu kami memerlukan kritik dan
sarannya untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal.unimed,ac.id

Jurnal unimed.ac.id.filsafatpendidikan

khaerudinkurniawan@upi.edu

Anda mungkin juga menyukai