Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi
yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi
dan mngidentifikasi diri. Bahasa merupakan alat yang sangat penting dalam berkomunikasi.
Terdapat lebih dari 6800 bahasa yang digunakan manusia di seluruh dunia. Hal tersebut dapat
mengakibatkan suatu bangsa mengalami kebingungan jika harus berkomunikasi dengan
bangsa lain yag menggunakan bahasa yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan suatu bahasa
yang dapat dijadikan Bahasa Internasional dalam berkomunikasi. Sebuah bahasa
internasional harus memiliki kharakteristik khusus untuk dapat menjadi bahasa internasional.

Salah satu bahasa yang digunakan di dunia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
memiliki jumlah penutur yang banyak. Irman Gusman Ketua Dewan Perwakilan Daerah
mengatakan bahwa jumlah penutur bahasa Indonesia atau bahasa Melayu berjumlah sekitar
400 juta orang atau 60 persen dari sekitar 650 juta total penduduk kasawan Asia Tenggara.
Jumlah penutur ini hampir sama banyaknya jumlah penutur bahasa Arab dan bahasa Rusia
tetapi lebih banyak dibandingkan jumlah penutur bahasa Perancis dan Jerman yang sudah
menjadi bahasa internasional. Selain itu, bahasa Indonesia juga telah memiliki sistem
kebahasaan yang telah baik. Sistem ejaan dari bahasa Indonesia telah memiliki aturan yang
baku. Penulisan ejaannya menggunakan huruf latin yang sudah digunakan secara
Intenasional. Bahasa indonesia juga relatif mudah beradaptasi dengan istilah asing dengan
menggunakan penyerapan. Berbagai hal trsebut telah menguatkan bukti bahwa bahasa
Indonesia memiliki potensi dmenjadi bahasa internasional. Namun untuk mewujudkannya
terdapat beberapa hambatan yang di alami bahasa Indonesia. Hambatan tersebut berupa
kualiatas sumber daya manusia yang rendah, kurangnya keccintaan terhadap bahasa
indonesia serta daya tawar politik dan ekonomi yang rendah. Berdasarkan latar belakang
diatas kami akan terinspirasi untuk membuat makalah yang berjudul Bahasa Indonesia
Berpotensi Sebagai Bahasa Internasional
1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah faktor internal dan eksternal yang membuat bahasa Indonesia berpotensi
sebagai bahasa internasional?

b. Apa saja hambatan yang dialami bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa
Internasional?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasn dalam makalah ini tidak terlalu luas maka kami akan menetapkan
batasan-batasan persoalan yang dibahas sebagai berikut:

a. Faktor pendukung bahasa Indonesia berpotensi sebagaai bahasa internasional yang


terdiri dari faktor internal dan eksternal

b. hambatan yang dialami bahasa indonsia dalam mewujudkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa Internasional

c. kami tidak membahas tentang tindak lanjut dan upaya untuk menindaklanjuti dari
langkah mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional

1.4 Tujuan

a. Mengetahui keunggulan bahasa indonesia sehingga layak dijadikan bahasa


internasional.

b. Mengetahui tantangan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

c. Memotivasi pembaca untuk mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa


internasional dengan meningkatkan kecintaan terhadap bahas Indonesia
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan
perilaku yang dapat di amati. Pengumpulan data yang kami teliti di dasarkan pada
sumber literatur dari buku, jurnal dan penelitian. Untuk analisi data yang telah
diperoleh dari berbagai sumber maka data tersebut diolah dengan langkah-langkah:

a. Data diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab


masalah peneliatian.

b. Data diolah sesuai dengan masalah penelitian.

c. Analisa data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana sebagai jawaban


terhadap rumusan masalah.

Hasil dari analisa data diintepretasikan secara kualitatif untuk menjawab rumusan
masalah. Kemudian hasil dari intepretasikan tersebut di kelompokkan dalam
kategorinya masing masing untuk menjawab masalah yang ada.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 BAHASA INTERNASIONAL

Bahasa internasional adalah bahasa yang digunakan secara resmi di tingkat internasional

berdasarkan penetapan dari PBB. Pada tahun 1946, ditetapkan bahwa

Aturan 57. Di semua bagian PBB selain Mahkamah Internasional, bahasa China, Perancis,

Inggris, Rusia dan Spanyol menjadi bahasa resmi, sedangkan Inggris dan Prancis menjadi

bahasa Pengantar.

Aturan 58. Pidato yang dibuat dalam suatu bahasa pengantar harus diterjemahkan ke bahasa

pengantar lainnya.
Aturan 59. Pidato yang dibuat dalam salah satu dari tiga bahasa resmi harus diterjemahkan ke

dua bahasa pengantar.

Arab menjadi bahasa resmi di PBB pada tahun 1973 (Jaln, 2004:23).

Menurut Prof. Berthold Damshauser (Rahardjo, 2011), Kepala Program Studi Bahasa
Indonesia Universitas Bonn, syarat menjadi bahasa Internasional adalah

a. harus digunakan dalam diplomasi dan perdagangan internasional

b. berperan besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan

c. banyak jumlah penuturnya

d. tingginya budi dan keagungan budaya penuturnya atau peradabannya

e. kesederhanaan sistem bunyi dan gramatikanya, sehingga mudah dipelajari.

f. pemiliknya harus memiliki rasa percaya diri dan peduli terhadap bahasanya sendiri

Tambahan lagi, Prof. Berthold mengungkapan bahwa alasan kolonialisme untuk menjadikan

syarat menjadi bahasa internasional tidaklah tepat untuk saat ini.

Sedangkan menurut Robert Phillipson dalam buku Linguistic Imperalism, dijelaskan lebih

lanjut alasan bahasa Inggris menjadi bahasa yang mendunia. Beberapa alasannya sebagai

berikut

a. penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing meningkat drastis

menjadi 300 atau 100 juta orang.

b. Adanya standarisasi Bahasa Inggris (ESL) di Negara-negara yang bahasa nasionalnya

bukan Bahasa Inggris tapi bahasa Inggris dipergunakan secara luas sebagai alat

komunikasi di lingkungan pendidikan dan pemerintahan, seperti di Nigeria dan

Singapura (Phillipson, 2008: 24)


c. Bahasa penghubung utama di politik, perdagangan, ilmu pengetahuan, teknologi,

aliansi milter, hiburan, dan turisme, terutama di daerah Afrika dan Asia (Phillipson,

2008: 30).

3.2 POTENSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , potensi adalah kemampuan yang


mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Dari arti ini
bahasa indonesia berpotensi sebagai bahasa internasional berarti bahasaa Indonesia memiliki
kemampuan yang mem punyai kemangkunan untuk dikembangkan, kekuatan serta
kesanggupan untuk menjadi bahasa internasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya para
ahli yang menuturkan bahwa bahasa indonesia memiliki faktor pendukung dari dalam
maupun dari luar yang membawanya menjadi bahasa internasional. Hal ini juga terus
dikembangkan mengingat terjadinya MEA sehingga hal ini juga mendorong bahasa indonesia
menjadi salah satu bahasa yang resmi digunakan di ASEAN ataun mungkin di dunia nanti

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Faktor Internal yang Mendukung Indonesia sebagai Bahasa Internasional

Faktor Internal atau bisa disebut faktor intrabahasa meliputi sistem bahasa. Sistem
bahasa Indonesia merupakan sistm yang baik, baku dan teratur hal itu disebabkan aspek yang
terkait dengan bahasa Indonesia sudah diatur dan sudah dibakukan. Pada aspek sistem ejaan
telah memiliki sistem yang mapan dengan diberlakukannya Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). Buku panduan untuk aturannya juga telah diterbitkan dengan judul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penulisan ejaan tmenggunakan
huruf Latin yang sudah digunakan secara internasional. Pada aspek peristilahan telah
diterbitkan buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah untuk pembakuan, pengembangan,
dan pengantisipasian pengaruh bahasa lain. Sifat dari peristilahan juga relatif mudah
beradaptasi dengan adanya penyerapan. Pada aspek pembakuan kaidah bahasa telah diatur
dalam buku Tata Baku Bahasa Indonesia. Buku tersebut telah melalui berbagai revisi untuk
terus menjadi lebih baik. Buku yang terakhir direvisi yaitu Edisi Ketiga tahun 2003. Di dalam
buku tersebut siapa pun dapat dengan mudah membaca dan mempelajari bahasa Indonesia.
Pada aspek kosakata, terdapat kamus yang telah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kamus di sini memiliki peran yang penting karena dengan adanya kamus kita
dapat mengetahui apakah suatu bahasa sudah dikodifikasi. Selain itu, kamus menunjukan
banyaknya kosakata dalam suatu bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan ide,
menjelaskan pengetahuan dan mengekspresikan sikap penutur. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi keempat pada tahun 2008 telah memuat lebih dari 90.000 kata yang
menunjukan bahwa bahasa Indonesia kaya akan kosakata dan terus berkembang dari waktu
ke waktu. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia mampu
sebagai sarana dalam komunikasi di dunia internasional karena berperan sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi, wahana komunikai di dunia politik, pariwisata, bisnis, seni,
budaya dan sebagainya.

4.2 Faktor Eksternal yang Mendukung Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Internasional.

Faktor eksternal atau biasa disebut faktor ekstra bahasa dikelompokkan menjadi dua yaitu
faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung dan yang tidak langsung. Faktor secara
langsung adalah dilihat dari jumlah penuturnya. Indonesia sendiri merupakan negara keempat
yang penduduknya terbesar di dunia. Menurut keterangan dari Irman Gusman, Ketua Dewan
Perwakilan Daerah, jumlah penutur bahasa melayu atau bahasa Indonesia adalah 400 juta
orang atau 60 persen dari sekitar 650 juta total penduduk kawasan Asia Tenggara. Jumlah
penutur ini hampir sama banyaknya dengan jumlah penutur bahasa Arab dan bahasa Rusia
tetapi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penutur bahasa Prancis dan Jerman yang
sudah menjadi bahasa internasional. Selain itu, dewasa ini negara Australia juga
menggunakan bahasa Indonesia sebgai bahasa kedua. Irman gusman menyimpulkan bahwa
dilihat dari jumlah penutur dan kawasan penggunanya bahasa Indonesia berpeluang jadi
lingua franca di negara ASEAN dan bahasa internasional ke lima setelah bahasa Inggris,
Prancis, Jerman dan Arab.

Irman Gusman juga berpendapat bahwa urgensi bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional atau bahasa di ASEAN karena mulai diberlakkannya masyarakat ekonomi
ASAN (MEA) mulai tahun ini. Usaha untuk mewujudkannya telah dilakukan pada pertemuan
kerja sama Parlemen ASEAN di Kamboja September 2011. Delegasi Parlemen Indonesia
secara resmi sudah mengusulkan bahasa Indonesia agar menajdi bahasa komunikasi resmi di
antara negara ASEAN. Namun, saat ini belum semua parlemen negara anggota ASEAN
menyetujui usulan tersebut walaupun telah banyak yang memberi dukungan atas hal tersebut.

Faktor lain yang dapat berpengaruh langsung yaitu sikap penutur bahasa. Agar dapat
mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, perlu diciptakan sikap yang
positif dari penutur bahasa Indonesia. Sikap yang positif penutur terhadap bahasa Indonesia
tersebut ditandai dengan kesenangan orang Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar. Kesenangan menggunakan bahasa Indonesia akan menimbulkan
kesetiaan dalam menggunakan bahasa indonesia. Kesetiaan penutur menggunakan bahasa
Indonesia ini akan membangkitkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Itulah yang
disebut sebagai penutur yang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Faktor ekstrabahasa yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung yaitu daya tarik
kekayaan alam dan budaya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan
kekayaan alam yang melimpah. Karena letaknya yang menguntungkan, negara ini memiliki
kekayaan flora, fauna maupun logam. Hal ini membuat tingginya ketertarikan pelaku
ekonomi dari mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia. Apabila investasi asing tinggi,
banyak orang dari mancanegara yang mempelajari bahasa Indonesia.

Selain kekayaan alam, kekayaan budaya di Indonesia ditunjukkan dengan berbagai budaya
berbeda dari 34 provinsi. Budaya ini dapat menjadi potensi wisata untuk menarik turis asing
datang . Tidak hanya budaya daerah, budaya masyarakat indonesia yang ramah dan baik hati
juga mnjadi pendukung kuat agar turis asing menyukai berwisata ke Indonesia.

Faktor lain dari segi kamanan, stabilitas politik, dan kemajuan teknologi juga membuat
Indonesia lebih dikenal di dunia sehingga semua itu mendukung bahasa Indonesia menjadi
Bahasa Internasional.

4.3 Tantangan Bahasa Indonesia untuk Menjadi Bahasa Internasional

Mewujudkan mimpi agar bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional


bukan merupakan persoalan yang mudah. Terdapat dua hal utama yang bisa
menjadi hambatan serius untuk mewujudkan mimpi semacam itu. Perama,
secara eksternal, bangsa kita belum mampu memainkan peran strategis dalam
melakukan diplomasi budaya antarnegara. Diplomasi budaya bangsa kita yang
cenderung melemah dan posisi tawar menawar yang rendah, membuat proses
transformasi sosial dan budaya kita di manca negara semakin memburuk. Sistem
pendidikan, kebudayaan, dan diplomasi yagn kurang dikelola dengan baik telah
menghasilkan sumber daya manusia yang kurang baik. Hal tersebut
mengakibatkan sistem tersebut gagal menjalankan tugas pokok dan fungsinya
dengan baik. Diplomasi budaya antarnegara serumpun pun gagal dilakukan
dengan baik. Hal ini terlihat pada kasus Ambalat yang dipicu ketika Malaysia
melakukan provokasi atas wilayah perairan Indonesia di utara Kalimantan Timur
dengan mengirim kapa-kapal perangnya melewati perairan Indonesia di Blok
Ambalat beberapa waktu yang silam atau ketika Malaysia mengklaim lagu Rasa
Sayange, batik, dan berbagai seni tradisi lainnya, sebagai bagian dari karya-
karya mereka. Bangsa kita gagal melakukan diplomasi budaya dengan baik. Jika
kondisi semacam itu terus berlanjut, bukan tidak mungkin upaya untuk
mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional akan semakin sulit
terwujud.

Kedua, secara internal, bangsa kita mulai kehilangan sikap bangga


terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Gejala semacam ini jelas
terlihat dari maraknya orang Indonesia yang merasa terpelajar, modern, dan
prestisius menggunakan kosakata asing dalam

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Terdapat dua faktor yang mendukung indonesia menjadi bahasa Internasional


yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dilihat dari sistem ejaan,istilah
dan kekayaan kosakata. Sedangkan faktor eksternal dibagi lagi menjadi dua. Yang
mempengaruhi langsung berupa jumlah dan sikap penutur sedangkan yang
mempengaruhi secara tidak langsung berupa kekayaan alam dan budaya, stabilitas
ekonomi, keamanan, serta kemajuan teknologi.

b.

c.

5.2 Saran
Bagi orang yang mneruskan tentang penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan
pendekatan-pendekatan serta langkah-langka untu mewujudkan bahasa indonesia menjadi
bahasa intrernasional

Anda mungkin juga menyukai