ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Hakikat Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai
persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-
Pendidikan. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam
penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian
atau bidang studinya. Untuk itu, skripsi mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan-permasalahan yang sesuai
dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa.
2. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau
penelaahan pustaka yang relevan.
3. Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai
dengan bidang keahliannya dan telah ditetapkan oleh surat tugas/SK Rektor
atau Dekan.
4. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program
studi jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris,
bahasa Arab, bahasa Perancis, dan lainnya), dengan menuliskan abstrak dalam
bahasa minat tersebut dan bahasa Indonesia.
5. Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim penguji yang
ditetapkan dengan surat tugas/SK Rektor atau Dekan.
1
1. Ketentuan Pengajuan Topik Skripsi
a. Skripsi mulai ditulis oleh mahasiswa S1 setelah yang bersangkutan
menyelesaikan 90 SKS tanpa nilai E
b. Topik skripsi dapat bersumber permasalahan-permasalahan yang sesuai
dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa.
c. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan atau telaah pustaka yang relevan
d. Skripsi ditulis oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan
bidang keahliannya dan telah ditetapkan dengan surat tugas dekan.
e. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di program studi
tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa
Arab, bahasa asing lainnya), dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat
dan bahasa Indonesia
f. Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim penguji yang
ditetapkan dengan Surat Tugas Dekan.
g. Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi seharusnya menggunakan
jurnal asing minimal 2 (dua) buah.
2
3. Ketentuan Pelaksanaan Ujian Skripsi
a. Mahasiswa telah mencantumkan mata kuliah skripsi dalam Kartu Rencana
Studi (KRS)
b. Mahasiswa menyerahkan naskah skripsi yang telah disetujui pembimbing
untuk diujikan.
c. Mahasiswa telah lulus semua mata kuliah yang disyaratkan sekurang-
kurangnya 130 SKS mata kuliah selain PPL, PKL, dan KKN.
d. Mata kuliah PPL, PKL, dan KKN telah dicantumkan dalam KRS.
e. Mahasiswa memenuhi persyaratan administrasi yang meliputi kartu tanda
mahasiswa dan bukti lunas SPP.
f. IP kumulatif minimal 2.00
g. Ujian skripsi dapat bersifat terbuka dengan persetujuan sekretaris panitia
ujian dan mahasiswa yang diuji.
h. Ujian dapat dilakukan apabila sekurang-kurangnya dihadiri penguji utama,
ketua atau sekretaris, dan salah satu pembimbing.
i. Pembimbing yang tidak dapat hadir dalam sidang ujian skripsi dapat menguji
pada waktu lain dan menyerahkan nilai ujian kepada Panitia Ujian Skripsi.
j. Ujian skripsi dilaksanakan di ruang ujian skripsi.
k. Pelaksanaan ujian skripsi sesuai dengan ketentuan prosedur yang
dikembangkan oleh setiap fakultas.
l. Panitia Ujian Skripsi berpakaian resmi PSL dan mahasiswa berpakaian baju
putih dan celana hitam (untuk mahasiswa putri memakai rok) dengan jaket
almamater.
m. Ujian skripsi dilaksanakan dalam waktu 90 menit sampai dengan 120 menit.
n. Pelaksanaan ujian dicatat dalam berita acara pelaksanaan ujian skripsi
3
b. Ketua Jurusan/Prodi mengusulkan dosen penguji dan jadwal ujian kepada
dekan.
c. Dekan menetapkan Panitia Ujian Skripsi yang terdiri atas ketua, sekretaris,
dan tiga orang penguji.
d. Dekan memberi Surat Tugas kepada Panitia Ujian Skripsi.
e. Ketua Panitia Ujian membuka ujian.
f. Mahasiswa mempresentasikan skripsi.
g. Mahasiswa menjawab pertanyaan penguji.
h. Panitia Ujian berdiskusi tentang keputusan hasil ujian skripsi.
i. Ketua Panitia Ujian menyampaikan keputusan hasil ujian kepada mahasiswa.
j. Keputusan hasil penilian skripsi disampaikan ke Jurusan/Prodi untuk diinput
di SIKADU.
4
4. Menjaga kerahasiaan data dan keamanan subjek penelitian terhadap resiko yang
diakibatkan dari penelitian. Peneliti berkewajiban untuk memastikan diri untuk
selalu menjaga kerahasiaan dari data atau informasi yang diberikan oleh subjek
penelitian, baik selama proses penelitian maupun penyusunan laporan dan
publikasi. Penggunaan inisal dalam penyebutan nama responden dan
penghindaran untuk menyebutkan tempat ataupun karakteristik tertentu yang
membuat subjek penelitian dapat dikenali merupakan cara penting untuk
menjaga kerahasiaan. Di samping itu, peneliti berkewajiban untuk mengingatkan
dan menghindarkan subjek penelitian dari resiko-resiko yang tidak diinginkan
yang dapat ditimbulkan dari bentuk-bentuk perlakuan (treatment) tertentu.
Apabila memang suatu perlakuan mengandung resiko atau dampak tertentu,
maka peneliti berkewajiban menginformasikan resiko tersebut sebelum
perlakuan diberikan sehingga subjek penelitian dapat memahami, menyiapkan
diri, dan mengantisipasi resiko tersebut. Jika responden tidak bersedia menerima
resiko tersebut, maka peneliti tidak diperkenankan untuk memaksakan subjek
penelitian untuk terlibat dalam perlakuan tersebut.
5
BAB II
BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI
Skripsi terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal, bagian pokok (nas), dan
bagian akhir. Bagian awal adalah bagian yang dimulai dari sampul sampai dengan
sebelum bab pendahuluan. Bagian pokok adalah bagian yang dimulai dari bab
pendahuluan sampai dengan bab penutup. Bagian akhir adalah bagian sesudah bab
penutup, yaitu daftar pustaka, lampiran, dan daftar indeks (bila ada).
A. Bagian Awal
Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo Universitas
Negeri Semarang berdiameter 13 cm, lembar judul, lembar pengesahan, lembar
pernyataan, lembar motto & persembahan, lembar abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar singkatan dan tanda teknis, daftar table, daftar gambar dan daftar lampiran
(bila ada).
Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf romawi kecil,
diletakkan di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman dimulai dari lembar
judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan.
1. Sampul
Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Unnes yang berwarna
berdiameter 3 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan huruf capital tebal
berukuran 14 atau 16 (sesuaikan dengan panjang dan pendeknya judul). Di
bawahnya tertulis kata “SKRIPSI” yang dicetak dengan huruf capital tebal
berukuran 14, diikuti pada baris berikutnya kalimat dengan huruf tebal dan ukuran
12, yang berbunyi “disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi” atau “disajikan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi …” (disesuaikan dengan jenis
program studi).
Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata “oleh” (tanpa tanda
titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya lagi NIM (hanya diisi
angkanya). Pada bagian bawah halaman dituliskan dengan huruf capital tebal
berukuran 14 atau menyesuaikan agar tampak serasi dalam menulis nama program
6
studi dan fakultas, dan huruf berukuran 16 untuk menuliskan nama Universitas
Negeri SemarangSemuanya itu dicetak dengan huruf Times New Roman tegak,
diatur secara simetris dengan komposisi serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di
punggung sampul dibubuhkan logo (berdiri), nama (memanjang, dengan huruf
biasa ukuran 12), judul (memanjang, dengan huruf capital ukuran 14), SKRIPSI,
dan tahun. Adapun contoh sampul dapat dilihat dalam Lampiran 1.
2. Lembar Berlogo
Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan lembar
judul. Logo berwarna, diameter 13 cm.
3. Judul
Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul, hanya saja
dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr. Pada bagian bawah
(footer) tengah ditulis nomor halaman yang ditulis dengan huruf romawi kecil,
4. Pernyataan
Lembar ini diberi judul “PERNYATAAN”, ditulis di tengah atas. Isi
pernyataan itu ialah bahwa skripsi ini hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri,
bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik
seluruhnya maupun sebagian. Adapun pengutipan yang terdapat di dalam skripsi
ini telah dikutip sesuai dengan kaidah yang berlaku. Contoh lembar pernyataan
dapat dilihat pada Lampiran 2.
5. Pengesahan Kelulusan
Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi dengan judul ………… ini telah
dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang pada hari …., tanggal ….. Untuk panitia skripsi
adalah panitia Fakultas. Bagian judul dari lembar ini ditulis “PENGESAHAN”
dengan menggunakan huruf kapital dan tembal yang diletakkan secara simetris.
Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia Penguji,
yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan beserta nama
lengkap dan NIP-nya. Adapun contoh lembar pengesahan dapat dilihat pada
Lampiran 3.
7
6. Motto dan Persembahan
Lembar ini boleh ada atau tidak. Jika halaman ini dikehendaki, maka
persembahan ditulis secara ringkas dengan hanya menyebutkan nama-nama yang
sangat penting saja tanpa didahului kata “Untuk”. Teks dapat ditulis di bagian atas,
bawah, maupun tengah baik di sebelah kiri ataupun kanan tanpa puntuasi apapun.
Motto adalah ungkapan bijak untuk kehidupan yang dikutip dari suatu
rujukan dan dipilih berkaitan dengan penyusunan skripsi. Motto ditulis tanpa bullet
dan numbering, tanpa tanda kutip, dengan huruf sesuai dengan bagian isi (nas) tanpa
miring maupun tebal. Contoh lembar moto dan persembahan dapat dilihat di
Lampiran 4.
7. Kata Pengantar
Lembar kata pengantar diberi judul “KATA PENGANTAR” yang diletakkan
di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan puji syukur,
namun yang pokok adalah ucapan terimakasih secara jujur dan wajar kepada orang-
orang, lembaga, atau lainnya yang langsung membantu pelaksanaan penelitian dan
penulisan skripsi.
Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin akan
adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi dan atas dasar itu penulis
minta maaf, serta mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau penulis meyakini
masih banyak kesalahan, maka skripsi itu harus diperbaiki dulu sebelum ujian
karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan maaf.
Lagipula harapan kritik tidak diperlukan sebab skripsi adalah karya ilmiah untuk
diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi diterbitkan, permintaan kritik itu
dinyatakan. Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua, tidak boleh lebih dari
dua halaman. Pada akhir teks kata pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa
disertai nama, diletakkan di pojok kanan bawah.
8. Abstrak
Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul “ABSTRAK” ditulis di tengah
atas, dicetak dengan huruf capital. Di bawahnya, dengan jarak dua spasi
dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan dan tengah
(kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda titik diikuti judul
8
skripsi. Selanjutnya dicantumkan kata “Skripsi” Jurusan…Fakultas…Universitas
Negeri Semarang diakhiri tanda titik disusul dengan pencantuman nama-nama
pembimbing.
Pada baris baru berikutnya dicantumkan “Kata-kata kunci: …..” Jumlah kata
kunci berkisar antara tiga sampai dengan lima kata.
Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak dengan spasi
satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pendekatan dan
metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan saran yang diajukan. Butir-butir
ini hendaklah ditulis dalam paragraf yang berbeda. Keseluruhan teks abstrak tidak
boleh lebih dari satu halaman A4. Contoh abstrak dapat dilihat dalam Lampiran 5.
9. Daftar Isi
Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal skripsi,
mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta sub bab dan anak sub babnya masing-
masing, dan judul-judul pada bagian akhir. Kecuali judul sub bab dan anak sub bab,
semuanya diketik dengan huruf kapital.
10. Daftar Singkatan dan Tanda Teknis
Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan tanda teknis
beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan dicampur,
tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja karena keduanya mempunyai fungsi
teknis yang sama, yakni untuk kemudahan pemberian.
11. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada
daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel
yang lebih dari satu halaman diketik dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang
satu dengan yang lain dalam daftar itu, satu setengah spasi.
12. Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.
13. Daftar Lampiran
Cara membuat daftar lampiran juga sama dengan cara membuat daftar tabel.
9
B. Bagian Pokok
Bagian pokok skripsi terdiri atas bab pendahuluan, kajian teori yang
digunakan untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan
penutup. Hasil penelitian tidak harus hanya disajikan dalam satu bab, bergantung
pada banyaknya materi yang akan disajikan dan perlunya pemilahan materi itu
menjadi unit-unit tertentu.
1. Pendahuluan (BAB 1)
Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui apa yang diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan. Oleh
karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang (1) latar belakang masalah
penelitian, (2) rumusan masalah, (3) identifikasi masalah, (4) tujuan penelitian, (5)
kegunaan / manfaat penelitian, (6) pembatasan masalah.
a. Latar Belakang Masalah
Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa
topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu perlu diteliti. Untuk menerangkan
keternalaran tersebut penelitian perlu dijelaskan dulu pengertian rumusan topik
yang dipilih untuk diteliti. Baru kemudian diterangkan argument yang
melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari posisi substansi topik itu dalam
keseluruhan system substansi yang melingkupi substansi topik itu. Dalam hal ini
dapat dikemukakan misalnya, adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
antara teori dan praktik.
Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik itu dilihat dari paradigm
penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-
hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat hasil yang diperoleh
dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah topik yang dipilih itu
memang masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu
dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang bisa
mengatasi kekurangan hasil penelitian itu, atau dalam penelitian yang baru itu
digunakan teori lain atau metode lain yang diduga dapat menghasilkan temuan yang
lain dari sebelumnya.
10
Dalam tesis dan disertasi, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran
(kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di bawah judul tersendiri,
misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu pembicaraan
dilakukan secara kronologis. Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang
dilakukan para peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam
deretan penelitian sejenis.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu tidak harus dalam
bentuk kalimat tanya, tetapi hendaklah mengandung kata-kata yang menyatakan
persoalan atau pertanyaan, yakni, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana, bagaimana
(bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di mana, ke mana, dari mana, mengapa,
dan sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar
dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakup semua
variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik. Kalau ada variabel umum dan
khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub – sub masalahnya. Jadi,
rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan
dicarikan datanya untuk pemecahannya. Rumusan masalah yang baik harus
memungkinkan untuk menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya.
Untuk masalah –masalah perlu diidentifikasi dengan baik. Identifikasi masalah bisa
ditaruh di bawah judul tersendiri, tetapi yang penting bukan judulnya, melainkan
materi identifikasinya itu sendiri. Dengan identifikasi masalah itu, permasalahan
perumusan masalah menjadi operasional maksudnya masalah-masalahnya dapat
dipecahkan, karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik
pemerolehannya dapat diperkirakan.
Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah –
masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa
masalah yang diteliti dibatasi. Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di bawah
judul tersendiri. Akan tetapi, kalau memang tidak ada pembatasan, tidak perlu ada
sub-judul Pembatasan Masalah
11
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian,
sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya kalau masalahnya apakah ada
pengaruhnya pemberian teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan atlet
sebelum bertanding, maka tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap kecemasan atlet sebelum
bertanding.
d. Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan,
baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktik. Adanya uraian ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk
diteliti
2. Landasan Teori (BAB 2)
Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan
kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga berupa teori
yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun yang digunakan harus
dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang memuat hasil
penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang berbeda. Teori
itu dikaji secara kronologis. dari yang lama sampai dengan yang mutakhir untuk
menunjang kemajuan hasil penelitian sejalan dengan perkembangan teori. Dengan
cara itu, di antara sederet teori, keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan kerja
penelitian menjadi tampak.
Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal ilmiah,
makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian. Namun, semua itu harus
relevan dengan topik penelitian. Lagi pula, kajian itu dilakukan dalam rangka
pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja penelitian. Kajian
pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu atau yang berkaitan dengan
topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang lain sudah diuraikan di bagian
pendahuluan.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip – prinsip teori itu perlu
diuraikan. Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel – varlabel
12
pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan teori yang
dipilih itu
Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi jelas.
Variabel–variabel, masalah, dan tujuannya terperikan secara operasional. Data pun
dapat diidentifikasi, sedangkan lahan pengambilan dapat ditentukan. Dengan
demikian, teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dapat dirancang. Jadi,
landasan teoritis tidak hanya melandasi identifikasi sasaran, tetapi juga melandasi
metode penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu, uraian tentang teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir dan rumusan
hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis antar variabel
dalam pemecahan masalah yang diteliti, sedangkan hipotesis menyatakan dugaan
atau ramalan tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka berpikir. Pada
penelitian tindakan hipotesis dinyatakan sebagai hipotesis tindakan. Adapun
penelitian kualitatitf tidak memerlukan hipotesis. Sementara pada penelitian
pengembangan hipotesis diajukan sesuai dengan kebutuhan prosedur
pengembangan.
3. Metode Penelitian (BAB 3)
Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri, yakni bab III.
Terdapat perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,
khususnya penelitian bahasa dan sastra. Akan tetapi, prosedurnya sama dimulai dari
pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data, lalu dilakukan analisis
data.
Hal yang perlu diuraikan dalam metode penelitian kuantitatif adalah: (a) jenis
dan desain penelitian, (b) variabel penelitian dan definisi operasional, (c) populasi
dan sampel, (d) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan
reliabilitasnya, (e) teknik pengumpulan data, dan (f) teknik analisis data.
Terdapat beberapa modifikasi yang diperlukan dari sistematika metode
penelitian kuantitatif di atas apabila jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian eksperimen, penelitian kualitatif, penelitian pengembangan (research
and development), dan penelitian tindakan kelas. Pada penelitian eksperimen,
13
bahasan tentang populasi dan sampel (poin (b)) dapat diganti dengan bahasan
subjek penelitian.
Pada penelitian kualitatif, bahasan tentang variabel penelitian dan definisi
operasional (poin (b)) diganti dengan uraian tentang wujud data atau aspek-aspek
yang akan diteliti (unit analisis). Selanjutnya, bahasan tentaqng instrumen
penelitian (poin (d)) diganti dengan sumber data.
Pada penelitian pengembangan, bahasan tentang jenis dan desain penelitian
(poin (a)) dapat diubah menjadi bahasan tentang desain pengembangan. Pada
bahasan tentang variabel dan definisi operasional (poin (b) diubah menjadi bahasan
tentang prosedur pengembangan. Adapun bahasan tentang teknik pengumpulan
data (poin (d)) dapat dihilangkan, sehingga poin (d) berisi tentang teknik analisis
data.
Pada penelitian tindakan kelas, bahasan tentang jenis dan desain penelitian
(poin (a)) dapat diubah menjadi bahasan tentang rancangan penelitian tindakan.
Bahasan tentang variabel dan definisi operasional (poin (b)), dapat diganti dengan
bahasan tentang prosedur penelitian tindakan. Bahasan tentang populasi dan sampel
penelitian (poin (c)) dapat diganti dengan subjek dan tempat penelitian. Setelah
bahasan teknik analisis data, dalam penelitian tindakan perlu ditambahkan bahasan
tentang indikator keberhasilan sebagai satu sub bab tersendiri.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah,
misalnya teknik wawancara. Prosedur pelaksanaan teknik wawancara itu perlu
diberikan penjelasan yang lebih rinci tentang pengaplikasiannya dalam proses
penelitian. Kalau dalam penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau
analisis data, kegunaannya masing–masing teknik pengumpulan data perlu
diterangkan.
Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian populasi dan
sampel sebagaimana tertulis dalam buku-buku teks metodologi penelitian. Hal
penting untuk diuraikan adalah populasinya siapa atau apa, dan dari jumlah
populasi itu diambil jumlah sampel berapa, dan seterusnya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan (BAB 4)
Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri, tetapi tidak harus dalam satu
14
bab. Bisa dua bab atau lebih, bergantung kepada organisasi temuannya dalam
pemecahan masalah. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa semua
masalah harus ada jawabannya. Jawaban atas masalah yang dirumuskan di bab
pendahuluan harus diuraikan dengan jelas, sistematis, dan tuntas.
Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta penjelasannya. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil Penelitian dan Pembahasan. Judul
hendaknya dirumuskan sesuai dengan topik (judul) skripsi.
Dalam penelitian kualitatif, temuan (hasil) penelitian itu berupa sistem yang
mungkin tersusun dari sub–sub sistem. Bangunan sistem itu hanya bisa dipahami
dalam keseluruhannya. Oleh karena itu, temuan (hasil) penelitian dan
pembahasannya tidak dapat dipisahkan.
Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena pemisahan
temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan merusak organisasi
substansi temuan (hasil) penelitian. Temuan (hasil) penelitian kuantitatif yang
dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan dengan kata per kata, dan tafsiran itu
perlu dijelaskan dan dibahas lebih lanjut.
5. Penutup (BAB 5)
Bab penutup merupakan bab terakhir dari rangkaian bagian utama dari
skripsi. Isinya adalah simpulan dan saran. Dengan demikian, bab ini bisa dibagi dua
sub bab.
Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian masalah, Dengan
dan uraian tentang hasil penelitian demikian, masalah yang dikemukakan di bagian
pendahuluan semuanya terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan telah
tercapai. Lagi pula uraian atau pembahasan masalah yang dilakukan secara panjang
lebar dalam bab sebelumnya semuanya ada simpulannya.
Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau temuan.
Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya. Kalau mungkin juga disertai jalan
keluarnya. Saran dapat bersifat praktis atau pragmatic, dapat juga bersifat teoritis.
Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian
lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara
tuntas dalam penelitian sekarang atau setelah selesainya penelitian sekarang ini
15
timbul masalah lain yang terkait.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada), penjurus atau
indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata kunci/istilah (kalau ada). Keberadaan
daftar pustaka adalah wajib, artinya hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi,
tesis dan disertasi yang harus ditulis dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu
pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari hasil - hasil penelitian
dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi, tesis, dan disertasi.
Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman baru
dengan judul “DAFTAR PUSTAKA". Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf
tegal, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari tepi kiri, jarak dengan teks di
atasnya empat spasi.
16
BAB III
PENULISAN
A. Penomoran
1. Sistem Penomoran Isi Laporan
Berikut ini adalah tata urutan sistem penomoran isi laporan:
a. Tingkat pertama, menggunakan angka Romawi besar seperti I, II, dan
seterusnya
b. Tingkat kedua, menggunakan huruf Latin besar diikuti tanda titik, seperti A, B,
C, dan seterusnya
c. Tingkat ketiga, menggunakan angka Arab yang diikuti tanda titik, seperti 1.,
2., dan seterusnya
d. Tingkat keempat, menggunakan huruf Latin kecil yang diikuti dengan tanda
titik, seperti a., b., dan seterusnya
e. Tingkat kelima, menggunakan angka Arab yang diikuti tanda tutup kurung,
seperti 1), 2), dan seterusnya
f. Tingkat keenam, menggunakan huruf Latin kecil yang diikuti tanda tutup
kurung, seperti a), b), dan seterusnya
g. Tingkat ketujuh, menggunakan angkaArab kecil di dalam kurung, seperti (1),
(2), dan seterusnya
h. Tingkat kedelapan, menggunakan huruf Latin kecil di dalam kurung, seperti
(a), (b), dan seterusnya
2. Tata Cara Penulisan Penomoran dengan Judul
Pola penulisan nomor dan judul untuk setiap tingkatan dapat dijabarkan
sebagai berikut.
a. Penomoran bab dituliskan di satu baris di awal halaman, sedangkan judul bab
dituliskan di bawahnya. Penomoran bab dan judulnya dituliskan di baris awal
halaman, diletakkan di bagian tengah baris, semua huruf kapital dan tebal.
b. Penomoran sub bab dituliskan satu baris dengan judul sub bab dan diletakkan
di tengah baris. Huruf yang digunakan adalah huruf besar di awal kata, kecuali
kata tugas, dan tebal.
17
c. Penomoran anak sub bab dituliskan satu baris dengan judul dan diletakkan di
sebelah kiri. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital di awal kata dan tebal.
d. Penomoran tingkat judul yang lebih rendah dituliskan satu baris dengan judul
dan diletakkan di sebelah kiri. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital di
awal kata, kecuali kata tugas, dan tebal.
3. Sistem Penomoran Halaman
Berikut ini tata cara penomoran halaman:
a. Pada bagian awal skripsi, penomoran halaman dilakukan dengan menggunakan
angka Romawi kecil yang diletakkan di tepi bawah-tengah bagian kertas.
b. Pada bagian isi dan lampiran, penomoran halam dilakukan dengan
menggunakan angka Arab yang diletakkan di tepi kanan-atas. Namun pada
halaman awal bab, penulisan angka Arab diletakkan di tepi bawah-tengah
bagian kertas.
c. Penulisan nomor halaman di tepi bawah dilakukan dengan jarak 2 cm dari tepi
bawah kertas, sedangkan penulisan nomor halaman di tepi atas dilakukan
dengan jarak 3 cm dari tepi atas kertas
18
atau informan itu dapat diganti dengan kode tertentu.
Mahasiswa yang melakukan kecurangan atau ketidakjujuran akan
dikenakan sanksi, yaitu berupa sanksi administrasi sampai pembatalan gelar
kesarjanaan. Bagi mahasiswa yang telah lulus sarjana dan terbukti melakukan
kecurangan, gelar akademik dan ijazah yang diperoleh dapat dibatalkan.
Kecurangan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Fabrikasi data yaitu membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau
membuat data fiktif.
2. Falsifikasi data yaitu mengubah data sesuai dengan keinginan peneliti,
terutama agar sesuai dengan simpulan yang “ingin” diambil dari sebuah
penelitian.
3. Plagiasi (plagiarisme) yaitu mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang
lain tanpa memberikan ucapan terima kasih dalam bentuk sitasi yang
secukupnya.
1. Penulisan Kutipan dalam Naskah
Pengutipan atau perujukan terhadap suatu rujukan merupakan hal yang
penting dalam penyusunan laporan penelitian, termasuk skripsi. Melalui pengutipan
penulis bisa membuktikan bahwa ide dalam tulisannya dapat diverifikasi dan
terdukung oleh pendapat, teori ataupun temuan empiris. Dalam mengutip atau
merujuk, penulis bertanggungjawab untuk menuliskan identitas referensi yang
menjadi rujukan baik dalam bagian utama naskah maupun dalam daftar pustaka.
Penulisan identitas referensi dalam bagian utama naskah dilakukan dengan
menuliskan nama akhir penulis dan tahun penerbitan referensi tersebut. Namun,
penempatannya disesuaikan dengan variasi teknik pengutipan.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang dibuat persis dengan sumbernya.
Penulisan identitas rujukan yang dikutip secara langsung, selain nama akhir penulis
dan tahun penerbitan, juga perlu dilengkapi dengan halaman dari bagian referensi
yang dirujuk. Pembuatan kutipan langsung ada dua macam, yaitu kutipan pendek
dan kutipan panjang.
1) Kutipan pendek dibuat dengan aturan : panjangnya kurang dari lima baris apabila
19
ditulis dalam naskah karya ilmiah, ditulis bergabung ke dalam kerangka kalimat
atau paragraph, gunakan tanda kutip ganda pada awal dan akhir kutipan, gunakan
spasi ganda, serta tuliskan rujukannya pada klausa pengantar atau di dalam tanda
kurung. Contoh:
Pemerintah secara tegas juga menyebutkan pentingnya pendidikan
diharapkan dapat membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan
2) Kutipan panjang dibuat dengan aturan: terdiri lebih dari lima baris, tulis dalam
paragraph tersendiri, gunakan spasi tunggal, beri pengantar seperlunya, tulis
dengan jarak lima spasi di sebelah kiri dan kanan margin. Contoh :
Faktor-faktor kendala kesetaraan perempuan dalam pendidikan,
20
diperuntukkan bagi laki-laki yang kelak akan menjadi pencari
nafkah.
21
C. Penyajian Tabel, Gambar, dan Grafik
1. Pertimbangan Penyajian Tabel dan Gambar
Penyajian data atau informasi dalam tabel dan gambar memeliki beberapa
tujuan, yakni:
a. Eksplorasi. Data berisi pesan dan informasi; penyajian data memungkinkan
pembaca mempelajari lebih lanjut tentang apa yang disajikan dalam laporan
penelitian atau skripsi
b. Komunikasi. Penyajian tabel, gambar memungkinkan peneliti untuk
menemukan dan menunjukkan berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian
kepada pembaca
c. Perhitungan. Tabel, gambar memungkinkan peneliti untuk menyajikan fungsi
statistik sebagai hasil perhitungan yang logis. Misalnya, dengan menyajikan
nilai derajat kebebasan (db) dalam tabel maka pembaca dapat mengetahui
jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian.
d. Penyimpanan. Penyajian data memungkinkan hasil penelitian tersimpan
dengan baik sehingga dapat dilakukan analisis lanjut di penelitian lain, seperti
meta-analisis.
e. Dekorasi. Penyajian tabel dan gambar menarik perhatian pembaca sehingga
pengkomunikasian informasi penting dari skripsi dapat lebih efektif
Guna mencapai tujuan penggunaan tabel dan gambar, maka tabel dan gambar
dibuat secara sederhana dan difokuskan untuk menyajikan ide-ide yang penting
saja. Memasukkan terlalu banyak data ke dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajiannya. Lebih baik menggunakan banyak tabel yang sederhana daripada
sedikit tabel yang isinya terlalu banyak dan kompleks.
Demikian pula ketika menyajikan hasil analisis data, khususnya analisis
statistik, peneliti tidak perlu menyajikan luaran atau ouput dari perangkat lunak
pengolah data secara mentah-mentah atau apa adanya ke dalam naskah utama.
Peneliti diharapkan meyajikan angka yang memang benar-benar relevan dengan
informasi yang hendak disampaikan dalam laporan penelitian atau skripsi. Berikut
ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain tabel dan gambar:
22
a. Tempatkan poin-poin atau butir-butir yang hendak dibandingkan secara
bersebelahan sehingga tingkat komparasinya dapat dengan mudah dipahami
pembaca
b. Buatlah judul tabel atau gambar secara jelas sehingga elemen-elemen yang
terdapat didalamnya benar-benar terwadahi
c. Masukkan semua informasi yang diperlukan dalam tabel atau gambar secara
jelas. Oleh karena itu, hindarkan penggunaan singkatan, gunakan catatan atau
keterangan di bawah tabel atau gambar, dan label-label yang terdapat dalam
tabel dan gambar
d. Hindarkan tabel dan gambar dari hal-hal yang tidak relevan dengan isi atau
tujuan utama dari penggunaan tabel dan gambar meskipun secara sepintas itu
menarik.
2. Tata Cara Penyajian Tabel
Berikut ini penjelasan tentang tata cara penyajian tabel:
a. Penomoran terhadap tabel dilakukan dengan menggunakan angka Arab dengan
diawali nomor bab. Contoh: 3.1, 3.2, 4.1, 4.2. Dengan demikian, maka nomor-
nomor tersebut secara berurutan memiliki arti tabel 1 yang terdapat bab III, tabel
2 yang terdapat pada bab III, tabel 1 yang terdapat pada bab IV, dan tabel 2 yang
terdapat pada bab IV.
b. Judul tabel dituliskan di atas tabel dengan huruf kapital pada setiap awal kata,
kecuali kata tugas (kata sambung dan kata depan). Adapun nomor tabel dan
judul tabel, sebagaimana yang diatur dalam APA (2010), dituliskan pada baris
yang berbeda. Berikut ini contohnya:
Tabel 4.1.
Rata-rata dan deviasi standar efikasi diri, atribusi, orientasi tujuan, dan
prestasi belajar
23
d. Judul tabel yang lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulissejajar
dengan huruf awal judul dan ditulis dengan jarak satu spasi. Judul tabel tidak
diakhiri tanda titik (lihat contoh pada poin b).
e. Jarak antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel diberi jarak 3 spasi.
Sementara huruf atau teks dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal (1 spasi).
f. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenainama
akhir penulis, tahun publikasi dan nomor halaman di bawah tabel. Adapun tabel
yang dibuat sebagai bagian dari proses penyusunan skripsi atau penelitian, maka
tidak perlu dituliskan rujukannya.Sebagai contoh: “Sumber: Analisis Data”
tidak perlu dituliskan jika yang dimaksud dengan rujukan tersebut merupakan
hasil analisis statistik dengan berbantuan perangkat lunak seperti SPSS.
g. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel
harusditempatkan pada halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurangdari
setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
h. Tabel dan gambar yang disajikan harus diberi narasi dan interpretasi
berupasimpulan mengenai pola atau kecenderungan yang terlihat pada
data,bukan berupa pernyataan yang mengulang dan menjelaskan isi tabel.
i. Berikut ini adalah contoh penyajian tabel.
Tabel 4.3.
Hasil Uji Post Hoc Efikasi Diri pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Kelompok
Perbedaan
Pengukuran Eksperimen Kontrol
Mean
M SD M SD
Pre tes 12,56 2,22 12,33 2,21 0,23
Pos tes 19,77 3,45 13,16 2,24 6,61**
Perbedaan Mean -7,21** -0,83
Keterangan: * p < 0,05 ** p < 0,01
Istilah gambar mengacu pada grafik, foto, peta, denah, dan gambar lainnya.
Sebagaimana penyajian tabel, penyajian gambar dimaksudkan untuk membantu
memperjelas informasi utama dalam laporan penelitian atau skripsi dan menarik perhatian
pembaca. Berikut ini kaidah dalam penyajian gambar:
24
a. Tata cara dan sistem penomoran gambar sama seperti penomoran tabel.
b. Judul gambar ditulis di bawah gambar, tidak di atasnya. Cara penulisan judul gambar
sama dengan judul tabel, tetapi diletakkan secara sumetris.
c. Gambar yang disajikan hendaknya sederhana sehingga dapat menyampaikan ide pokok
dengan jelas dan mudah dipahami meskipun tanpa penjelasan secaratekstual. Meskipun
demikian, penulis tetap perlu memberikan penjelasan/ interpretasinya terhadap setiap
gambar yang disajikannnya.
d. Gambar hendaknya digunakan secara hemat karena teks yang terlalu banyak disertai
gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
e. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditematkan pada
halaman tersendiri
f. Penunjukan gambar dalam teks harus menyebutkan nomornya, tidak menggunakan
kata-kata “gambar di bawah ini” atau “gambar di atas”, melainkan dengan
menggunakan kalimat seperti: “Berdasarkan Gambar 1 dapat dinyatakan bahwa ....”
Berikut ini adalah contoh bentuk penyajian gambar.
Gambar 4.1
Grafik Perubahan Perilaku on-task Siswa pada Pra-Tindakan, Siklus 1, dan Siklus 2
D. Penulisan Pustaka
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-
bahan pustaka yang digunakan penulis, baik yang dirujuk maupun yang tidak
dirujuk dalam teks. Daftar pustaka merupakan bagian yang memungkinkan
pembaca untuk menggunakan sumber bacaan, maka penulisannya harus benar dan
25
lengkap.
Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Di
samping itu, perlu pula diperhatikan kemutakhirannya. Pustaka yang memiliki nilai
keunggulan adalah pustaka yang berasak dari hasil-hasil penelitian dan jurnal
ilmiah yang relevan dengan topik skripsi.
Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman baru
dengan judul “DAFTAR PUSTAKA". Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf
tegak, kapital semua, berukuran 12, diletakkan di tengah baris, dan ditulis mulai
dari batas kiri jarak dengan teks di atasnya empat spasi.
1. Tata Cara Penulisan Nama Penulis
Demi tujuan konsistensi dengan APA style dan keseragaman, penulisan nama
penulis pustaka diatur seperti Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Tata Cara Penulisan Nama Penulis
Nama Penulis Nama Penulis Penulisan Pada
Berdasarkan Negara Daftar Pustaka
Nama penulis barat Molina Emil Lopez Lopez, M. E.
Nama Indonesia diikuti Hotman Paris Hutapea Hutapea, H.P.
nama keluarga
Nama Indonesia diikuti Zulaikah Anwar Anwar, Z.
nama suami
Nama Indonesia terdiri atas Soetjiningsih Soetjiningsih
satu kata
Nama Indonesia terdiri atas Zen Raflihudin Raflihudin, Z.
lebih dari satu kata Sri Achadi Nugraheni Nugraheni, S.A.
Nama Jepang dan Korea Hiroko Yakamoto Yakamoto, H.
Nama Belanda dengan kata- Guus vander Haar Vander Haar, G.
kata de, van, vanden,
vander, dan von pada nama
Jerman
26
koma digunakan untuk memisahkan nama keluarga/nama belakang dan inisial dan
memisahkan nama antar penulis. Tanda impresan (&) digunakan untuk
memisahkan antar nama jika ada dua penulis dan sebelum nama terakhir jika ada
lebih dari dua penulis. Berikut ini adalah paparan bentuk dan contoh penulisan
nama.
27
Contoh:
Widarti, P. (Ed.) (2005). Menuju Budaya Menulis: Bunga Rampai dalam
Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXVII. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Ismawati, E., Setiyadi, P., Pranawa, E., & Santoso G.B. (Ed.) (2010). Optimalisasi
Pemanfaatan Potensi Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan
Kebudayaan Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah
Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXXVII. Yogyakarta: Kerpel Pres
Jika pustaka tersebut berupa artikel dari surat kabar, nama surat kabar digunakan
pada posisi penulis.
Contoh:
KOMPAS. (2011, 15 Oktober). Penuntasan Buta Aksara melalui Keterampilan,
hlm.12.
28
Pemisahan anatara kota penerbit dan nama penerbit dengan tanda titik dua (:).
Berikut ini bentuk dan contoh tata cara penulisan daftar pustaka.
29
Contoh :
Sumarwati. (2010). Unsur Linguistik dan Struktur Wacana Berpengaruh terhadap
Kompleksitas Soal Cerita Matematika. Makalah disajikan pada Pertemuan
Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXXII, Universitas Widya
Dharma Klaten, Yogyakarta, 23-24 November.
Pustaka berupa skripsi, tesis, disertasi dan hasil pengamatan yang tidak dipublikasi
Contoh :
Sugiharti, A. (2011). Penerapan Diskusi Kelompok dengan Talking Stick untuk
Meningkatkan Aktivitas Oral dan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas
X-I SMA Negeri 1 Kartasura. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Pustaka berupa abstrak dari skripsi, tesis, disertasi dan hasil penelitian yang
dipublikasi
Contoh :
Sumardianingsih, S., Mulyani, E., & Supardi. (2011). Pengembangan Model
Pengintegrasian Pendidikan Karakter dan Pendidikan Kewirausahaan dalam
Pembelajaran di SMK Daerah Istimewa Yogyakarta. Kumpulan Abstrak
Hasil Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009-2010. Hal. 7.
30
Contoh :
Angka Melek Huruf. (2012). Diunduh tanggal 04 Juli 2012, dari
http://sp2010.bps.go.id
31
DAFTAR RUJUKAN
Prosedur Mutu Pelaksanaan dan Ujian Skripsi (PM-AKD-20 rev. 2). 2016, 29
Februari. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Prosedur Mutu Pengajuan Topik dan Bimbingan Skripsi (PM-AKD-24 rev. 2).
2016, 29 Februari. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
32
Lampiran 1 Contoh Sampul Skripsi
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
oleh
Nirma Latifatul Khafidhoh
1301412026
33
Lampiran 2 Contoh Lembar Pernyataan
PERNYATAAN
34
Lampiran 3 Contoh Lembar Pengesahan
PENGESAHAN
35
Lampiran 4 Contoh Lembar Motto dan Persembahan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
36
Lampiran 5 Contoh Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena pada kelas VIII MTs Al-Asror
Gunungpati, Semarang yaitu rata-rata siswa mendapatkan nilai yang rendah yaitu
dibawah kriteria kelulusan minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA, dan strategi
belajar yang digunakan siswa dalam belajar kurang efektif. Kebanyakan siswa
cenderung mendengarkan ceramah dari materi yang disampaikan oleh guru, dan
kemudian meringkasnya berbentuk catatan biasa (linier note). Akibatnya, siswa
menjadi mudah bosan dan tidak memiliki minat belajar yang tinggi dikarenakan
catatan mereka yang terlihat kaku dan monoton. Penggunaan strategi belajar
mind mapping dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan belajarnya
sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan apakah layanan penguasaan konten tentang
strategi belajar mind mapping memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group
pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
VIII MTs Al-Asror Gunungpati, Semarang yang berjumlah 38 siswa (20 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik cluster random sampling dengan sampel penelitian adalah siswa
kelas VIII C MTs Al-Asror Gunungpati, Semarang. Metode pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan tes prestasi dengan topik getaran dan
gelombang sebanyak 30 butir soal pilihan ganda. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPA sebelum dan sesudah diberikan treatment berupa layanan penguasaan konten
tentang strategi belajar mind mapping mengalami peningkatan rata-rata sebesar
8,4%. Layanan penguasaan konten tentang strategi belajar mind mapping
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa
kelas VIII (z= 4,567, p < 0,01).
Saran yang dapat diberikan hendaknya konselor dan guru mata pelajaran untuk
dapat memperkenalkan (mensosialisasikan) dan mengembangkan lebih lanjut
strategi belajar mind mapping kepada para siswa sebagai salah satu alternatif cara
belajar yang efektif.
37