Anda di halaman 1dari 11

DAMAR KURUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL

Ika Anggun Camelia


ikacamelia@unesa.ac.id
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Media pembelajaran berperan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif
dan mudah diterapkan.Pada kenyatannya, media pembelajaran sering terabaikan karena
keterbatasan waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya mencari media yang tepat, dan
minimnya biaya. Gambar menjadi salah satu jenis media yang mudah untuk dipahami. Pada
lukisan Damar Kurung selain memiliki unsur keindahan juga mengandung cerita keseharian
masyarakat Gresik yang dituangkan melalui lukisan naifisme gaya Masmundari. Lukisan Damar
Kurung dianalisis menggunakan pendekatan ikonografi dengan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Yang bertujuan untuk menemukan materi apa saja yang dapat diperoleh dari Damar
Kurung sebagai media pembelajaran berbasis kearifan budaya lokal. Damar Kurung memiliki
empat sisi dengan tema cerita yang saling bertautan. Cerita keseharian pada lukisan Damar
Kurung mengandung banyak makna baik dari sudut pandang pendidikan karakter, budaya,
ataupun sejarah. Lukisan yang ada pada setiap sikuen bisa dikembangkan sesuai dengan tema
materi yang disampaikan. Sehingga penggunaan media pembelajaran Damar Kurung dapat
diambil dari lukisan yang sudah ada ataupun dengan membuat lukisan baru sesuai dengan realita
kehidupan Gresik masa kini.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Damar Kurung, Budaya Lokal

ABSTRACT

Learning media an important role in the process of teaching and learning activities to be more
effective and easy to apply. In fact, learning media are often overlooked because of the limited
time to make teaching preparations, the difficulty of finding the right media, and the minimal cost.
Images become one type of media that is easy to understand. In the Damar Kurung painting,
addition to having an element of beauty it also contains the daily stories of Gresik community,
manifested in Masmundari's style of naiveism. Damar Kurung's paintings were analyzed using
an iconographic approach with descriptive qualitative research methods. This research to find
what material can be obtained from Damar Kurung as a learning medium based on local cultural
wisdom. Damar Kurung has four sides with interlocking theme themes. Everyday stories in
Damar Kurung's paintings have meanings character education, culture, and history. The
paintings in each sequence can be developed according to theme of the material presented. So
that use of Damar Kurung learning media can be taken from existing paintings or by making new
paintings in accordance with the reality of Gresik's present life.

Keywords: Learning Media, Damar Kurung, Local Culture

PENDAHULUAN
Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar,meskipun peran dan fungsi guru
dalam proses belajar mengajar sangat penting. Berdasarkan konsep behavioristik guru

136
beperan sebagai penyedia informasi sebanyak banyaknya kepada peserta didik. Informasi
tersebut dapat disampaikan melalui sumber belajar yang lain seperti Jenis sumber belajar
berbentuk pesan, merupakan sebuah informasi yang dipelajari dan diterima oleh peserta
didik. Pesan tersebut dapat disampaikan melalui bahan mengajar, alat mengajar, teknik
mengajar, dan lingkungan mengajar. Sedangkan bahan dan alat yang sering dikenal
dengan kata software dan hardware masuk dalam media pendidikan.
Persepsi salah yang harus dihilangkan adalah ketika peserta didik menganggap
tunduk dengan informasi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut akan memutus kreativitas
peserta didik dan menghalangi peserta didik untuk mencapai higer order thinking.
Dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya, peserta didik hanya akan meng-
copipaste dan kehilangan waktu untuk mengasah pikiran kritis untuk mengkonsep sebuah
materi.
Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat
yang murah dan bersahaja dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia.
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta
didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Hakikat dari pemilihan media
pembelajaran pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai atau
mengadaptasi media yang bersangkutan (Arief S. Sadiman dkk, 1993 : 84).
Adapun kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah :
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih berdasarkan tujuan
insrtuksional yang diterpakan secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga arah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi media yang berbeda, contoh film dan grafik memerlukan simbol dan
kode yang berbeda. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif,

137
media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes dan bertahan, jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber cara
lainnya memproduksi, maka tidak perlu dipaksakan. Kriteria ini menuntun para
guru/instruktur untuk memilih media yang ada yang ada, mudah diperoleh atau
mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan
dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta
mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
d. Guru terampil menggunakannya, ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun
jenis media yang digunakan, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
belajar mengajar. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuc kelompok besar belum tentu
sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Oleh
karena itu ada berbagai macam media yang digunakan untuk jenis kelompok
besar, kecil, dan perorangan.
f. Mutu teknis, pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Contohnya visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lainnya yang berupalatarbelakang ( AzharArsyad, 1997 :
72-74)
Kriteria tersebut merupakan landasan awal pemakaian media
pembelajaran.Namun dalam penelitian ini berusaha untuk memanfaatkan kearifan budaya
local sebagai media pembelajaran. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui penggunaan
gambar yang ada pada Damar Kurung. Damar kurung memiliki karakteristik gambar
yang merekam kegiatan masyarakat Gresik. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pendukung materi yang disampaikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang
materi apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui media pembelajaran Damar
Kurung.
Lukisan Damar Kurung dianalisis menggunakan pendekatan ikonografi dengan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Yang bertujuan untuk menemukan materi apa saja yang dapat
diperoleh dari Damar Kurung sebagai media pembelajaran berbasis kearifan budaya lokal. Untuk
memvalidkan media pembelajaran Damar Kurungmenggunakan pengembangan penelitian

138
research and development (R & D). Pengembangan (R & D)bertujuan untuk meningkatkan proses
rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang berdasarkan pada prosedur
pemeriksaan yang di generalisasi.

PEMBAHASAN

Media pembelajaran adalah semua alat pengajaran yang digunakan untuk untuk
membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.Untuk itu guru
harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran.
A. Media PembelajaranDamar Kurung sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu tahapan terpenting dalam proses belajar
mengajar. Penggunaan media pembelajaran Damar Kurung membantu
mengkomunikasikan materi dengan cara yang berbeda.Dapat diterapkan pada
jenjang sekolah dasar yang tematik, ataupun SMP dan SMA dengan cara
menceritakan isi materi melalui Lukisan Damar Kurung sesuai pakem. Pakem
yang sudah ada mempermudah guru untuk membuat tema yang diterapkan pada
Lukisan Damar Kurungdan alur penyampaiannya.Pakem yang terdapat dalam
lukisan Damar Kurung gaya Masmundari diantara adalah:
1. Memiliki Sikuen dalam layarnya. Damar Kurung memiliki empat layar yang
biasanya di isi dengan 1-4 sikuen. Sehingga setiap layar memiliki serangkaian
cerita, namun dapat digabungkan dengan layar yang lain. Pembagian sikuen
merupakan pakem yang tidak wajib dan dapat disesuaikan dengan cerita.
2. Menggunakan RWD (ruang waktu datar). Ruang waktu datar merupakan sudut
pandang dari bahasa rupa, Damar Kurung disebut bagian dari RWD karena
gambar tidak bergerak namun dapat menghasilkan sebuah cerita bila ditafsirkan.
3. Obyek berbentuk dua dimensi dan terlihat dari samping. Cara membacanya
dimulai dari tengah, bagian kanan dan dilanjutkan bagian kiri. Sehingga alur bisa
disesuaikan .
4. Tidak terdapat huruf. Damar Kurung mengandung sebuah cerita tanpa ada
keterangan seperti komik, hanya menggunakan tanda panah dan titik tiga. Tanda

139
tersebut dapat menarik peserta didik untuk mengasah kemapuan kritis
menyambungkan gambar bertema sesuai materi.
5. Gambar tidak saling menumpuk. Bila yang dimaksud gambar di belakang obyek
maka gambar tersebut terletak diatas obyek.
6. Arah panah kecil melambangkan gerak angin
7. Titik tiga melambangkan bahwa terdapat interaksi atau kegiatan yang dilakukan
gambar. Sebagaimana seperti tanda yang terdapat pada kitab gundul, titik tiga
berarti melakukan kegiatan.
Memahami pakem merupakan langkah utama yang harus dipelajari untuk
mendemontrasikan suatu tema kepada peserta didik. Pemahaman tata letak wimba
akan memudahkan guru menceritakan isi yang ada dalam Lukisan Damar
Kurung. Media pembelajaran merupakan alat sedangkan guru berperan penting
untuk menjalankan alat tersebut agar peserta didik memahami fungsinya. Tidak
hanya itu, kemampuan bercerita dan menyampaikan isi materi melalui media
pembelajaran Lukisan Damar Kurungjuga menjadi faktor ketersampaian materi.
B. Seluk-beluk Tema Pembelajaran
Tema pembelajaran merupakan poin utama yang disesuaikan dengan
media pembelajaran Damar Kurung. Cara mudah untuk menerapkannya melalui
analisis ikonografi terlebih dahulu. Mencari sebuah realita yang berhubungan
dengan tema, realita tersebut sebagai dasar pembuatan media pembelajaran
Damar Kurung. Dengan kerangka dan bentuk yang sama namun isi lukisan
Damar Kurungyang berbeda sesuai tema yang dibahas. Hal tersebut akan memacu
siswa untuk berpikir kritis sehingga pembelajaran memenuhi kriteria higher order
thinking skill.
Analisis ikonografi dapat dimulai dari ikon apa yang ingin diangkat,
hubungan ikon tersebut dengan materi, dan yang terakhir makna atau tujuan
pembelajaran yang dicapai melalui gambar Damar Kurung. Banyak sekali lukisan
Damar Kurungyang sudah menyebar di media sosial. Sehingga memudahkan para
guru untuk mencocokkan materi dengan lukisan Damar Kurung. Selain
mengambil gambar yang sudah ada, guru juga dapat membuat gambar secara
mandiri sesuai dengan pakem pembuatan lukisan Damar Kurung.
Salah satu lukisan Damar Kurungyang dapat digunakan sebagai materi

140
adalah Tayub. Karya Masmundari tersebut terdiri dari dua sikuen, sikuen
atas berisi tentang penari Tayub sedangkang sikuen bawah berisi tentang pemain
musik saja. Wimba utama yaitu penari tayub, sedangkan wimba pendukung yaitu
penonton yang berada di bagian kanan serta wimba pemain musik yang ada di
bagian kiri sikuen atas.

Gambar 4.2.11LukisanSunatNanggapTayub karyaMasmundari


KoleksikeluargaImang A.W

Komposisi layar terlihat penuh, bagian yang kosong diisi dengan


tanda panah dan titik tiga. Gambar tersebut tanpa menggunakan perspektif
dan gelap teranng. Seluruhnya menggunakan pewarnaan teknik blok. Pada
bagian atap terdapat goresan warna biru yang menandakan kegiatan
dilaksanakan malam hari.

141
Tabel 4.10 Sunat Nanggap Tayub
Gambar Deskripsi ekspresional
1.) Wimba utama berisi tentang penari tayub.
Busana yang digunakan sudah sopan dan
tidak lagi menggunakan kemben seperti
aslinya. Hal tersebut yang mengurangi
pendapat masyarakat tentang negatifnya
tayub
2.) Wimba pendukung yaitu penonton,
sebuah pertunjukan tidak akan berhasil
tanpa adanya penonton, sikap antusias
terlihat dari gestur yang mengangkat
salah satu tangan ke arah penari.
3.) Salah satu bagian penting dalam
pertujukan tayub adalah pemain musik.
Posisi kepala yang menghadap ke penari
memperlihatkan suasana yang rileks

Analisis ikon Tayub dapat dimasukkan dalam materi mengenal seni


pertunjukan. Hubungan Tayub dengan materi adalah membandingkan budaya di
lingkungannya sekarang dengan kegiatan Tayub. Makna dan tujuan pembelajaran
yang dicapai adalah mengetahui keragaman budaya seni pertunjukan daerah
Gresik dalam memperingati hari penting seperti nikahan atau sunatan, serta
pendidikan karakter yang diselipkan dalam setiap tema. Setelah analisis tersebut
dilakukan maka guru akan dengan mudah menggunakan media pembelajaran
damar Kurung.

C. R & D Pada Media Pembelajaran Damar Kurung


Metode merupakan cara penyampaian materi sedangkan media pembelajaran
merupakan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran dapat berupa ceramah, demonstrasi, berdiskusi, ataupun learning by
doing. Semua metode dapat digunakan dalam pemakaian media pembelajaran

142
Damar Kurung. Audio berupa story telling dan penjelasan guru saat menceritakan
tema yang ada pada lukisan Damar Kurung. Unsur visual diperoleh dari ikon yang
dilukis pada Damar Kurung. Sedangkan diskusi dan learning by doing merupakan
metode pengembangan setelah pendemonstrasial lukisan Damar Kurung.
1. Potensi dan masalah
Damar Kurungmemiliki pakem wimba yang dapat menceritakan tema secara
teratur, terdapat gambar yang memiliki banyak simbol sebagai daya tarik
peserta didik memahami carita yang sesuai dengan materi yang digunakan.
2. Mengumpulkan informasi
Lukisan pada Damar Kurungdigalih dari kegiatan sehari-hari masyarakat yang
berkaitan dengan tema yang dibahas. Seperti pada contoh sebelumnya yang
menggunakan lukisan dengan tema khitan dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran seni pertunjukan.
3. Desain produk
Desain Damar Kurungtetap sesuai pakem yang ada, yang disesuaikan hanyalah
lukisan sesuai dengan tema yang diangkat.
4. Validasi desain
Desail lukisan sesuai tema divalidasi oleh ahli media dan ahli bahasa, sengga
lukisan dapat difahami dan disampaikan dengan tepat
5. Perbaikan desain
Setelah divalidasikan maka akan diperbaiki tata letak atau ikon yang penting
untuk ditampilkan, sehingga lukisan bukan hanya bersumber dari lukisan
Damar Kurungyang ada, namun juga dapat membuat lukisan dari awal
menyesuaikan kebutuhan materi.
6. Uji coba produk
Damar kurung yang berisi tema sesuai materi diujicobakan ke siswa sehingga
mengetahui respon dan hasil pemahaman setelah memanfaatkan media
pembelajaran Damar Kurung.

7. Revisi produk lanjut


Setelah uji coba ke siswa, gambar yang seharusnya diperdetil ditabahkan sehingga
media pendidikan Damar Kurungsiap untuk diperbanyak

143
8. Pembuatan produk masal
Pembuatan produk sesuai dengan tema yang sudah dianalisis.
Media pembelajaran Damar Kurungmenyerupai komik yang tidak memiliki
petunjuk tulisan, hanya ada gambar dan pakem untuk membacanya, hal tersebut
dapat mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis membaca sikuen
sekaligus menautkan dengan materi dan memahami maknanya. Semua kembali pada
kekuatan instruksi dan imajinasi guru dalam pemakaian media pembelajaran Damar
Kurung.
D. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Pembelajaran akan menjadi suatu hal yang menyenangkan bila terdapat
inovasi didalamnya. media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya. Melalui media pembelajaaran peserta
didik akan lebih mudah memahami materi. Adapun jenis jenis media dapat
disesuaikan dengan mayoritas gaya belajar peserta didik. Meliputi audio, visual,
kinestetik ataupun pencampuran dari ketiga gaya belajar tersebut. Gaya belajar
audio merupakan gaya belajar peserta didik yang lebih paham ketika guru menberi
penjelasan ataupun bercerita. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar peserta
didik yang lebih paham ketika guru menberi contoh gambar atau benda langsung
yang dapat dilihat, sedangkan gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar peserta
didik yang lebih paham ketika guru mengintruksikan untuk learning by doing.
Lukisan Damar Kurunggaya Masmundari merupakan bagian dari media
pembelajaran untuk peserta didik yang memiliki gaya beajar audio visual. Selain
lukisan Damar Kurung juga ada story telling yang dimainkan oleh guru saat
menjelaskan. Memuat tema yang harmonis dan ceria. Karya yang telah dibuat
Masmundari tidak pernah mengandung unsur kekerasan, kesedihan, ataupun
konflik. Sebagian besar tema mengambil kegiatan sosial masyarakat Gresik.
Pakem tersebut tidak berhenti pada Masmundari, keturunan atau keluarga
Masmundari pun masih mempertahankannya hingga sekarang, bahkan sebagian
masyarakat sekitar pun turut menggambar sesuai dengan pakem yang biasa
dilakukan oleh Masmundari saat berkarya.Dewasa ini masyarakat kota Gresik
mulai mengembangkan Damar Kurung dengan mengisi lukisan sesuai dengan

144
tema kehidupan sosial masyarakat kekinian, sehingga banyak sekali jenisnya, hal
tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap budaya visual gresik
yang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang media pembelajaran sekaligus
mengenalkan warisan budaya.

KESIMPULAN
Media pembelajaran berperan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar
agar lebih efektif dan mudah diterapkan. Pada kenyatannya, media pembelajaran sering
terabaikan karena keterbatasan waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya
mencari media yang tepat, dan minimnya biaya. Gambar menjadi salah satu jenis media
yang mudah untuk dipahami. Memahami pakem merupakan langkah utama yang harus
dipelajari untuk mendemontrasikan suatu tema kepada peserta didik. Pemahaman tata
letak wimba akan memudahkan guru menceritakan isi yang ada dalam Lukisan Damar
Kurung.
Analisis ikonografi dapat dimulai dari ikon apa yang ingin diangkat, hubungan
ikon tersebut dengan materi, dan yang terakhir makna atau tujuan pembelajaran yang
dicapai melalui gambar Damar Kurung.Pada lukisan Damar Kurung selain memiliki
unsur keindahan juga mengandung cerita keseharian masyarakat Gresik yang dituangkan
melalui lukisan naifisme gaya Masmundari. Damar Kurung memiliki empat sisi dengan
tema cerita yang saling bertautan. Cerita keseharian pada lukisan Damar Kurung
mengandung banyak makna baik dari sudut pandang pendidikan karakter, budaya,
ataupun sejarah.
Lukisan yang ada pada setiap sikuen bisa dikembangkan sesuai dengan tema
materi yang disampaikan. Sehingga penggunaan media pembelajaran Damar Kurung
dapat diambil dari lukisan yang sudah ada ataupun dengan membuat lukisan baru sesuai
dengan realita kehidupan Gresik masa kini. Lukisan Damar Kurunggaya Masmundari
merupakan bagian dari media pembelajaran untuk peserta didik yang memiliki gaya
beajar audio visual. Selain lukisan Damar Kurung juga ada story telling yang dimainkan
oleh guru saat menjelaskan. Memuat tema yang harmonis dan ceria.Damar Kurungdapat
digunakan sebagai media pembelajaran karena memiliki bentuk yang menarik dah lukisan
yang dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran.

145
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Harsja W. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada


Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta:Gava Media
Dukut Imam Widodo dkk. (2004). Grissee Tempo Doeloe. Penerbit : Pemerintah
Kabupaten Gresik.
Gustami.2009. SeniKriyadanKearifanLokal.Yogyakarta:BID ISI Yogyakarta.
Mulyadi, epix. (2005). Katalog Pameran Seabad Masmundari. Jakarta: Bentara Budaya
Jakarta.
Munadi, Yudhi. 2013. Media PembelajaranSebagaiPendekatanBaru. Jakarta : GP Press
Group
Panofsky, Erwin. (1955). Meaning In The Visual Arts. Chicago: The Universty of
Chicago Press
Sugiono. 2011. Metode Penelitian KuantitatiF, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

146

Anda mungkin juga menyukai