Terdapat kaitan antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LPSAL) seperti gambar pada gambar berikut :
Penjelasan gambar di atas sebagai berikut. Misalkan di peroleh saldo total pendapatan LRA
sebesar Rp.6080 dan belanja Rp.3760 maka dapat dihitung surplus LRA sebesar Rp.2320. jika
pembiayaan neto yaitu penerimaan pembiayaan di kurangi pengeluaran pembiayaan sebesar Rp.300
(minus) maka diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Belanja (SILPA) sebesar Rp.2020.SILPA
tahun berjalan ini akan masuk ke dalam LPSAL sebagai penambahan saldo awal SAL sebesar Rp450
sehingga diperoleh SAL akhir sebesar Rp2470.
Pada laporan pelaksanaan financial. Terdapat keterkaitan antara Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca seperti pada gambar dibawah. Penjelasan atas gambar di
bawah adalah sebagai berikut. Misalkan dalam LO diketahui total pendapatan LO sebesar Rp. 6020 dan
beban Rp.3400 maka dapat diperoleh surplus LO sebesar Rp.2620 surplus LO ini akan masuk kedalam
Laporan Perubahan Ekuitas sebagi penambah ekuitas awal sebesar Rp50 sehingga diperoleh Ekuitas
akhir sebesar Rp2670. Ekuitasn akhir ini akan menjadi bagian dari Neraca. Laporan arus kas (LAK) juga
mempunyai keterkaitan dengan LRA dan neraca. Saldo kas dalam LAK harus sama dengan saldo SILPA
dalam LRA dan saldo kas yang ada di akun aset neraca
Laporan Operasional
Neraca
Perbedaan penyajian laporan keuangan pemda menurut SAP berbasis kas menuju akrual
(sebagaimana diatur dalam PP Nomor 24 tahun 2005) dan SAP akrual (PP Nomor 71 tahun 2010) secara
ringkas, perbedaan dpt disajikan seperti pd tabel di bawah :