Anda di halaman 1dari 12

ANCAMAN DISINTEGRASI IDEOLOGI DI

INDONESIA

Nama Anggota kelompok :


X MIPA 6
- Kimberly Ariana ( 19 )
- Tania Arnelita ( 29 )
- Triyana Elissa ( 31 )
- Valeria Vina ( 32 )

SMAK ST.LOUIS 1 SURABAYA


2018/2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………4
1.2 Rumusan Masalah ……………4
1.3 Tujuan Makalah ……………5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Ancaman Terhadap Ideologi
Pancasila di Indonesia ……………6
2.2 Ideologi yang Berusaha Mengganti Ideologi Pancasila ……………7
2.3 Upaya Konkret dan Peran Masyarakat Mengatasi
Ancaman Disintegrasi Ideologi ……………8
2.4 Artikel Disintegrasi Ideologi ……………9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………11
3.2 Saran ……………11

DAFTA PUSTAKA …………… 12

2
Kata pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga saat ini
masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “Ancaman Disintegrasi Ideologi di Indonesia ” tepat
pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga
dapat disusunnya makalah ini khususnya atas bimbingan guru PKN kami yaitu Ibu Lis.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang ancaman terhadap
ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya
terhadap makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi pembaca pada umumnya. 

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah
lainnya pada waktu mendatang. 

Surabaya, 16 Februari 2019

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ideologi adalah sistem kepercayaan atau tata nilai yang diperjuangkan dan dijabarkan
secara sadar oleh para pemeluknya dalam totalitas kehidupan. Ideologi berisi pemikiran dan
konsep yang jelas mengenai Tuhan, manusia dan alam semesta serta kehidupan, dan mampu
diyakini menyelesaikan problematika kehidupan. Dalam hal ini, manusia tanpa ideologi hanya
akan mengejar kemajuan material, namun mengalami kehampaan dalam aspek emosional dan
spiritual, sehingga teraliensi dan kehilangan identitasnya yang sejati, lalu mereka mengalami
disorientasi dan kegersangan hidup.

Ideologi Pancasila memiliki beberapa ciri-ciri yang


membedakannya dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah
Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia t e r h a d a p T u h a n
s e b a g a i p e n c i p t a d u n i a d e n g a n s e g a l a i s i n y a . K e d u a a d a l a h penghargaan
kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan
K emanus iaan yang A dil dan Beradab, K etiga adalah bangs a Indones ia
menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam
kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi.

Ideologi mempunyai peranan penting dalam menentukan pandangan hidup suatu


negara. Setiap negara di dunia mempunyai pandangan hidup masing-masing yang telah
disesuaikan dengan budaya dan karakter warganya. Pancasila sebagai ideologi Negara
Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan
bangsa. Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara, membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi pengaturan serta penyelengggaraan negara. Pengakuan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-
nilai Pancasilai itu ke dalam sikap dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang terjadinya ancaman?


2. Apa saja upaya kongkret yang bisa dilakukan juga peran serta masyarakat untuk
mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional ?

4
1.3 Tujuan Makalah

1. Memahami latar belakang terjaidnya ancaman

2. Untuk mengetahui upaya yang tepat dalam menghadapi berbagai ancaman ideologi

3. Mengetahui ancaman ideologi yang terjadi di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Ancaman Terhadap Ideologi Pancasila di


Indonesia

Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang dibangun dari nilai-nilai, adat istiadat,
kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dilain pihak, muncul argumentasi bahwa Pancasila sebagai ideologi negara dapat dikatakan
sebagai ideology ‘integralistik” yang mengatasi partikularitas paham perseorangan dan
golongan yang dalam pengertiannya bahwa dalam wilayah privat (keluarga) dan komunitas
(etnis,agama, dan golongan masyarakat), setiap perseorangan dan golongan masih 2 bisa
mengembangkan partikularitas ideologinya masing-masing, namun dalam wilayah publik
kenegaraan setiap persoarangan dan golongan tersebut harus menganut ideologi Pancasila
sebagai titik temunya.

Sering terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang bertentangan dengan ideologi


kita yaitu Pancasila menyebabkan banyaknya perpecahan di antara masyarakat Indonesia.
Penyebab penyimpangan itu adalah banyaknya perbedaan dalam kelompok-kelompok yang
ada di Indonesia. Kurangnya pendidikan yang diterima oleh orang-orang tersebut sehingga
kebanyakan dari mereka menerima informasi-informasi yang mentah dan tidak disaring
terlebih dahulu sehingga banyak informasi-informasi hoax tentang ideologi yang mereka
anggap benar.

Ancaman terhadap ideologi Pancasila di Indoensia , antara lain:

a. Masuknya Ideologi Asing

Derasnya arus informasi baik melalui media sosial, media massa dan media cetak sebagai
dampak dari globalisasi turut andil masuknya berbagai macam ideologi asing di Indonesia
seperti ideology liberal, komunis dan sebagainya. Tentunya hal ini sangat bertolak belakang
dengan nilai-nilai luhur ideologi Pancasila.

b. Terorisme dan Fundamentalisme Keagamaan Ekstrim

Aksi-aksi teror yang terjadi tingkat global memiliki imbas terhadap Indonesia. selama ini
aksi-aksi terorisme yang terjadi justru lahir dari fundamentalisme keagaaman yang lemah dan
bersifat global seperti ISIS dan sebagainya. Di era global, aksi-aksi terorisme dilakukan
sebagai upaya untuk merongrong keabadian dari Pacasila sebagai ideologi Negara Indonesia.

c. Hilangnya Kepribadian Warga Negara

Kepribadian bangsa Indonesia dikenal dengan adat ketimuran yang mengedepankan sifat
gotong royong, ramah tamah dan tingginya sifat toleransi. Arus globalisasai tidak hanya
membawa perubahan terhadap globalisasi ekonomi, namun globalisasi juga memiliki dampak
terhadap perilaku warga negaranya. Liberalisasi menuntut kebebasan individu secara mutlak
(sikap individualistis) yang akan mengikis rasa persatuan dan kesatauan bangsa. Tentu saja

6
hal ini menjadi ancaman terhadap nilai-nilai luhur pancasila yang menginginkan tingginya
rasa persatuan.

d. Lemahnya Pertahanan Negara

Globalisasi mengikis jarak geografis sebuah negara. Tentunya hal ini sangat bepotensi
dalam hal stabilitas pertahanan dan keamanan sebuah negara, karena tuntutan globalisasi
menginginkan otoritas negara berkurang dan memberikan ruang-ruang besar bagi
perubahanperubahan yang ada sesuai dengan tuntutan konstelasi politik global.

e. Menimbulkan Rasa Kebencian di Antara Masyarakat

Kebencian tersebut dapat timbul akibat adanya perbedaan yang kontras dalam
masyarakat. Dalam hal ini, perbedaan yang dimaksudkan adalah segala pola pikir dan usaha
bangsa yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia.

2.2. Ideologi yang Berusaha Mengganti Ideologi Pancasila

1. Komunisme
Komunisme adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial,
dan ekonomiyang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial
ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang,
dan negara.
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI
pada tahun 1920-an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut,
bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu
tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti
di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan
kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia, perubuhan komunisme
juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak
menimbulkan korban jiwa. Tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga
diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam
melakukan ikhtiar hidup mereka. Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-
kelompok sosialis, marxis, dan haluan kiri lainnya, secara hukum masih dilarang oleh
pemerintahan, dan komunisme sendiri termasuk dalam paham terlarang sebagaimana
dijelaskan dalam TAP MPRS.

2. Terorisme
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk
pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban
jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Contoh terorisme yang terjadi di
Indonesia adalah bom Bali, pengeboman gereja di Surabaya, dan bom Thamrin.
Menyadari hal ini dan lebih didasarkan pada peraturan yang ada saat ini yaitu Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) belum mengatur secara khusus serta tidak cukup
memadai untuk memberantas Tindak Pidana Terorisme, Pemerintah Indonesia merasa perlu
untuk membentuk Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan
menyusun Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002,
yang pada tanggal 4 April 2003 disahkan menjadi Undang-Undang dengan nomor 15 tahun
7
2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Keberadaan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di samping KUHP dan Undang-Undang Nomor 8
tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), merupakan Hukum Pidana Khusus. 

3. Khilafah
Khilafah didefinisikan sebagai sebuah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum
Muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke
seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya disebut Khalifah, dapat juga disebut Imam
atau Amirul Mukminin. Misalnya ketika Khalifahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau
dikenal dengan sebutan Khalifatu Ar-Rasulillah (penggantinya Rasulullah SAW), ketika
Khalifah Umar bin Khattab beliau disebut Amirul Mukminin (pemimpinnya orang beriman),
dan ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib beliau disebut Imam Ali. Ide khilafah di Indonesia
sudah gigih disuarakan oleh HTI sejak 20 tahun yang lalu, dan kini isu tersebut kembali
mengemuka.

2.3. Upaya Konkret dan Peran Masyarakat Mengatasi Ancaman


Disintegrasi Ideologi

Untuk mengatasi berbagai macam ancama terutama dalam bidang ideologi yang
mungkin timbul, tentunya dibutuhkan kerja sama seluruh masyarakat Indonesia. Hal tersebut
dalam dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : 

1. Bekerja sama dalam meningkatkan pendidikan spiritual agar mengerti nilai-nilai moral dan
mampu menahan diri dari pengaruh buruk yang berusaha menghancurkan bangsa.
2. Memperkuat kepribadian masyarakat Indonesia melalui seminar umum tentang pentingnya
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
3. Bagi masyarakat Indonesia yang terdiri dari para pelajar, diharapkan untuk memahami dan
menerapkan pelajaran tentang kewarganegaraan terutama tentang ideologi yang dianut oleh
bangsa Indonesia 

8
2.4. Artikel Disintergrasi Ideologi

KSAD: Kebangkitan Ideologi Komunis


Semakin Nyata, Waspada!
Elza Astari Retaduari - detikNews
Foto: Elza Astari/detikcom

Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono


menghadiri acara doa bersama memperingati hari pemberontakan
kelompok komunis, G30S/PKI. Dalam kesempatan tersebut, Mulyono
mengingatkan semua pihak untuk waspada.

"Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok


yang ingin memutar fakta sejarah seolah mereka adalah korban,"
ujar Mulyono. 

Hal tersebut diungkapkan KSAD kepada tamu yang hadir di lokasi


acara peringatan G30S/PKI di Monumen Pancasila Sakti, Lubang
Buaya, Jaktim, Rabu (30/9/2015). Ia pun juga mengingatkan bahwa
komunis sebagai sebuah ideologi tidak akan pernah padam.

"Komunis akan bermetamorfosa menjadi bentuk baru, gerakannya


makin sulit dikenali dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari,"
kata Mulyono.

Dipilihnya Lubang Buaya sebagai lokasi peringatan G30S/PKI


menurut Mulyono karena tempat ini menjadi salah satu bukti sejarah
peristiwa berdarah itu. Tujuh perwira TNI ditemukan wafat di sumur
tua yang berada di Lubang Buaya.

"Sebagai generasi penerus, kami harus pahami peristiwa 30


9
September yang dikenal pemberontakan 30S/PKI merupakan fakta
sejarah yang tak terbantahkan pemberontakan kelompok berideologi
komunis terhadap pemerintah negara," jelas Mulyono.

"Peristiwa sejarah terjadi di sini di mana pahlawan revolusi


ditemukan gugur dalam sumur tua di sini. untuk itu kita hadir di sini
untuk mengenang dan memanjatkan doa sekaligus saya ingin
mengajak merenungi untuk menggugah kewaspadaan agar peristiwa
itu tidak terulang lagi," sambung jenderal bintang 4 itu.

Untuk menghindari ideologi komunis kembali berkembang di


Indonesia, masyarakat diajak untuk berpegangan pada 4 pilar
kebangsaan. Hal tersebut agar faham tersebut tidak dapat
mempengaruhi dan berdampak yang tidak baik bagi bangsa dan
negara.

"Saya ingin meneguhkan pemahaman melalui empat pilar


kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan
NKRI. Keempatnya harus dipelihara," tegas Mulyono.

Hadir dalam acara doa bersama ini sejumlah tokoh penting. Di


antaranya Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana dan Kapolda
Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. Selain itu juga ada keluarga dari
para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Salah
satunya adalah putri dari Jenderal Ahmad Yani, Amelia Yani.

"Keluarga saya ada yang tidak bisa menerima karena kekejaman


sudah sangat tergambar dan terlihat. Dulu ayah saya dituduh PKI
sebagai jenderal pentagon berkulit sangat matang," tutur Amelia
dalam kesempatan yang sama.
(elz/hri)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ideologi suatu bangsa dan negara sangatlah penting artinya, sebab ideologi
merupakan pedoman suatu bangsa dalam menjalankan kehidupan bernegara. Tidak menutup
kemungkinan ideologi suatu negara dapat tergantikan dengan ideologi lainnya yang
bertentangan dengan ideology yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan keuletan dan
ketangguhan dalam mengembangkan perstauan nasional dalam mengatasi segala ancaman
baik yang datang dari dalam dan luar.

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari ancaman yang berusaha
menghancurkan keutuhan NKRI. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatannya.

3.2 Saran
Mengingat luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya suku bangsa serta budayayang
ada di Indoensia, membuat Indoensia rentan akan perpecahan di bidang ideology. Untuk
mengatasi perpecahan itu, mayarakat Indonesia harus bisa memilah mana pengaruh dari luar
yang baik dan yang buruk. Sebagai generasi milenial, pemikiran kita harus luas dan berbobot
agar bisa menjaga persatuan dan demi masa depan Indonesia yang maju dan terintegrasi oleh
ideologi Pancasila

11
DAFTAR PUSTAKA

https://news.detik.com/berita/3032290/ksad-kebangkitan-ideologi-komunis-semakin-nyata-
waspada

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/12481/mod_resource/content/1/Uraian
%20Materi%20Ancaman%20terhadap%20negara%20Indonesia%20di%20era
%20global.pdf

https://www.wikipedia.org/

https://www.coursehero.com/file/22415999/makalah-PKN/

12

Anda mungkin juga menyukai