Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN IPTEKS

Pemanfaatan Ekstrak Tanaman sebagai Pestisida Alami (Biopestisida) dalam


Pengendalian Hama Serangga

(Selvia Dewi Pohan)

Abstrak
Penggunaan pestisida sintetik saat ini diketahui telah memberikan dampak negatif bagi manusia dan
ekosistem. Selain membahayakan bagi kesehatan manusia, juga dapat mematikan organisme non-
target dan merusak keseimbangan ekosistem. Biopestisida merupakan pestisida alami yang berasal dari
tanaman. Penggunaan biopestisida ini diketahui lebih aman dibandingkan pestisida sintetik. Kandungan
metabolit sekunder pada beberapa jenis tanaman diketahui memiliki efektifitas dalam membasmi hama
serangga. Efek pemberian ekstrak tanaman diantaranya adalah sebagai repellent, anti-feeding, dan
toksik. Beberapa jenis metabolit sekunder seperti rotenon, azadirachtin, quassin, nicotine, pyrethrin,
piperin diketahui efektif mempengaruhi hama serangga baik secara fisik, fisiologis maupun genetis.
Beberapa jenis tanaman yang telah diketahui efektif sebagai biopestisida adalah Azadirachta indica,
Nicotiana tabaccum, Thymus satureoides, Origanum compactum, Acalypha gaumeri, Annona squamosa,
Artemisia absinthium dan Achillea millefolium. Jenis-jenis tanaman tersebut dapat memberikan efek
mematikan bagi beberapa jenis hama serangga seperti jenis Aphididae, Microtheca ochroloma,
Tribolium castaneum, Bemisia tabaci, Sitophilus oryzae, dan Sitophilus granarius.
Kata kunci : ekstrak tanaman, metabolit sekunder, biopestisida, hama serangga
PENDAHULUAN negatif terhadap kesehatan manusia serta
Masyarakat Yunani zaman dahulu keseimbangan ekosistem. Sekarang sekitar 2,5
adalah orang yang pertama sekali juta ton pestisida ini digunakan setiap
menggunakan tanaman untuk mengatasi tahunnya (Miller, 2002). Dari seluruh pestisida
gigitan serangga. Sampai saat ini, masyarakat yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75%
masih memanfaatkan tanaman dan derivatnya digunakan di negara-negara berkembang
sebagai pestisida alami (biopestisida) untuk (Miller, 2004).
mengendalikan hama. Pengetahuan ini Berdasarkan hasil penelitian yang
akhirnya menuntun manusia untuk dilakukan oleh Rachmawati dan Handoko
menemukan dan membuat pestisida sintetik. (2011) tentang efektifitas insektisida
Biopestisida seringkali bereaksi lambat tetapi Sipermetrin (Tombak 189 EC) terhadap hama
aman bagi manusia dan efek residunya minim tanaman kubis diketahui bahwa insektisida
terhadap lingkungan jika dibandingkan dengan dapat menyebabkan hama ulat kubis resisten
pestisida sintetik. terhadap insektisida kimia dan mikroba,
Pemakaian bahan sintetik memang menimbulkan resurgensi hama Plutella
sangat praktis dan kebanyakan memberikan xylostella terhadap Asefat, Permetrin dan
reaksi cepat dan efektif dalam penggunaannya. Kunalfos, selain itu residu insektisida juga
Dalam lima puluh tahun terakhir, hama membahayakan bagi kesehatan manusia,
serangga umumnya dikendalikan dengan terganggunya kehidupan dan peran parasitoid
pestisida sintetik. Tetapi kemudian timbul Diadegma semielausum sebagai musuh alami.
beberapa permasalahan, seperti resistensi Perkembangan ilmu pengetahuan
hama terhadap pestisida, efek negatif dan inovasi teknologi sejatinya mampu
terhadap organisme non-target, dan juga efek memberikan kemudahan bagi manusia

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 94


PENERAPAN IPTEKS

sekaligus memberikan dampak positif bagi tanaman. Sebagian besar tanaman penghasil
keberlanjutan hidupnya. Namun sangat senyawa metabolit sekunder memanfaatkan
disayangkan, jika ternyata perkembangan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri
IPTEK dan inovasi teknologi ini disalahartikan dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain
dapat mengatasi semua permasalahan hidup di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan
manusia. Jika hasil inovasi teknologi tidak metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid,
dipergunakan sebagaimana mestinya, justru tanin, dan lain-lain) yang membuat tanaman
akan menimbulkan permasalahan baru yang lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini
tadinya tidak ada. Sebagai makhluk yang disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa
diberikan akal oleh Tuhan, manusia hendaknya metabolit sekunder telah digunakan sebagai
lebih arif dan bijaksana dalam bertindak. obat atau model untuk membuat obat baru,
Tindakan-tindakan yang dilakukan saat ini akan contohnya adalah aspirin yang dibuat
menentukan bagaimana kehidupan manusia ke berdasarkan asam salisilat yang secara alami
depannya. Oleh sebab itu, sangat penting kita terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat
berpikir secara rasional dan jauh ke depan lain dari metabolit sekunder adalah sebagai
demi menjaga keberlangsungan hidup manusia pestisida dan insektisida, contohnya adalah
dan kelestarian ekosistem di bumi. rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit
Pemanfaatan dan pengeksplorasian sekunder lainnya yang telah digunakan dalam
tanaman-tanaman di sekitar untuk keperluan memproduksi sabun, parfum, minyak herbal,
hidup manusia bukan berarti manusia kembali pewarna, permen karet, dan plastik alami
ke belakang. Tetapi manusia diharapkan adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan
mampu dengan bijaksana memanfaatkan minyak volatil.
sumber daya yang telah ada dan menggali Metabolit sekunder memainkan
lebih dalam lagi nilai-nilai potensial dari peranan penting pada interaksi antara
sumber daya alam itu sendiri seperlunya untuk tanaman dan serangga baik secara konstitusif
kesejahteraan hidupnya. maupun secara induktif. Di bawah ini dapat
dilihat beberapa peranan metabolit sekunder
PEMBAHASAN dalam aktifitas sebagai insektisida menurut
Metabolit Sekunder sebagai Biopestisida Ibanez, Gallet dan Despres (2012) :
Pemanfaatan ekstrak tanaman
berarti mengisolasi materi yang terkandung di
dalam organ tanaman itu, materi yang
dimaksud umumnya mengarah kepada
kandungan metabolit sekunder yang ada pada

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 95


PENERAPAN IPTEKS

No. Jenis Metabolit Aktifitas Organisasi Jenis serangga yang


sekunder tumbuhan dipengaruhi
C-Based compound
1. Monoterpen Repellent Bunga Lasius niger
(Hymenoptera)
2. Diterpenoid Repellent, Pucuk Ostrinia nubilalis
anti-feeding (Lepidoptera)
3. Cardenolid Toksik Bagian aerial Danaus plexippus
dan (Lepidoptera)
suteranean
4. Iridoid glikosida Toksik Daun, Junonia coenia
nektar (Lepidoptera)
Fenolik dengan berat
molekul rendah
5. Fenolik glukosida deterrent, Bagian aerial Invertebrata
toksik
6. Ester aromatik Repellent Nektar Solenopsis xyloni
(Hymenoptera)
7. Flavonoid Repellent Daun Spodoptera exigua
(Lepidoptera)
8. Isoflavon feeding Akar Costelytra zealandica,
deterrent Heteronychus arator
(Coleoptera)
9. Furanokumarin, Toksik Daun Trichoplusia ni
Kumarin (Lepidoptera)
Fenolik dengan berat
molekul tinggi
10. Tannin Toksik Daun Orgyia leucostigma
(Lepidoptera)
N-based compound
11. Glukosida Cyanogenik Toksik Daun Spodoptera frugiperda
(Lepidoptera)
12. Glukosinolat Toksik Daun Pieris brassicae
(Lepidoptera)
13. Alkaloid repellent nektar, daun Lebah polinator
Arctiidae
Pyrrolizidin alkaloid toksik (Lepidoptera)
14. Azoglukosida toksik daun, biji Rhopalotria sp.
(mutagen) (Coleoptera)
15. Asam amino non- Toksik Daun Invertebrata
protein
16. Protease inhibitor Toksik Daun Spodoptera littoralis
(Lepidoptera)
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 96
PENERAPAN IPTEKS

17. Peptida (cyclotida) Toksik daun, Invertebrata


bunga,
pucuk, akar

Efektifitas Biopestisida dalam Pengendalian dengan ekstrak Oregano. Dosis 5% kematian


Hama Serangga serangga meningkat menjadi 65.89% pada
Berbagai macam tanaman yang semangka dengan ekstrak Thyme dan 92.17%
dapat dimanfaatkan sebagai obat pembasmi pada alfalfa dengan ekstrak Oregano.
hama dapat dipaparkan sebagai berikut : Pemberian ekstrak Neem (Azadirachta indica)
Hasil penelitian Kassimi dan El watik (2012) menimbulkan kematian lebih signifikan pada
tentang perbandingan efek insektisida ekstrak semangka baik dengan dosis 1% maupun 5%.
tanaman Azadirachta indica, Thymus Setelah 5 jam persentase kematian semangka
satureoides (Thyme) dan Origanum adalah 75.2% dengan dosis 1% dan 76.53
compactum (oregano) serta campuran ketiga dengan dosis 5%. Sedangkan setelah 7 jam
tanaman tersebut pada hama aphid (famili meningkat menjadi 90.83% dengan dosis 1%.
Aphididae) pada tanaman semangka (Citrullus Azadirachta indica telah dikenal luas
lanatus) dan alfalfa (Medicago sativa), sebagai biopestisida, bahkan di Indonesia
menunjukkan bahwa ekstrak tanaman sangat sendiri. Kandungan senyawa azadirachtin pada
efektif dalam membasmi hama. Metode tanaman tersebut terbukti dapat
ekstraksi adalah dengan membuat larutan mempengaruhi fisiologis serangga.
ekstrak minyak tanaman, masing-masing Berdasarkan hasil penelitian Samsudin (2008),
larutan stok sampel minyak tanaman diketahui bahwa azadirachtin mempengaruhi
dilarutkan di dalam air murni dengan pertumbuhan dan perkembangan serangga
konsentrasi 1% dan 5%. Ekstrak disemprotkan dengan mengganggu sistem hormonal
sebanyak 100 ml untuk masing-masing plot (1 (neuroendokrin) dan diduga bertindak sebagai
m2) sebanyak 4 kali ulangan. Pengamatan “ecdysone blocker” sehingga serangga gagal
terhadap persentase kematian aphid dilakukan ganti kulit.
setelah 3,5 dan 7 jam. Estrada, Angulo, Argaez dan Sanchez
Berdasarkan hasil penelitian (2012) juga meneliti bahwa ekstrak tanaman
menunjukkan bahwa persentase kematian Acalypha gaumeri, Annona squamosa,
hama bervariasi pada dosis 1% dan 5% Azadirachta indica, Carlowrightia myriantha,
tergantung peningkatan waktu. Persentase Petiveria alliace dan Trichilia arborea pada
kematian serangga dengan perlakuan konsentrasi 10 mg/mL menimbulkan kematian
campuran ekstrak tanaman dalam dosis 95-100% pada telur serangga Bemisia tabaci
rendah (1%) adalah 37.34% pada semangka (‘whitefly”).
dan 45.82% pada alfalfa. Persentase kematian Tanaman-tanaman yang bersifat
serangga lebih tinggi pada dosis 5%, yaitu insektidal tersebut umumnya mudah di dapat
55.3% pada semangka dengan ekstrak Thyme di sekitar kita, dan bahkan dipergunakan untuk
dan 54.43% pada alfalfa dengan ekstrak keperluan lain, misalnya sebagai bahan
Oregano. Setelah 7 jam, persentase kematian pembuatan rokok yakni tembakau. Tembakau
serangga ternyata meningkat. Pada dosis 1% sebenarnya telah dikenal luas sebagai
persentase kematian 43.47% pada semangka pembasmi serangga tertentu.
dengan ekstrak Thyme dan 93.7% pada alfalfa
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 97
PENERAPAN IPTEKS

Ekstrak daun tembakau diketahui lainnya yaitu Tribolium castaneum (red flour
sangat efektif membasmi hama Microtheca beetle). Berdasarkan hasil penelitian Jbilou,
ochroloma pada konsentrasi 10% (Bastos, Ennabili dan Sayah (2006), pertumbuhan
Sausen, Grendele dan Egewarth, 2008). serangga ini juga dihambat secara signifikan
Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, dengan pemberian ekstrak biji Peganum
sejenis neurotoksin (racun saraf) yang sangat harmala (terdapat di daerah Iran dan india).
ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini
sering digunakan sebagai bahan utama PENUTUP
insektisida. Distribusi nikotin pada tanaman Banyak sekali jenis tanaman yang
dewasa bervariasi yaitu : 64% pada daun, 18% dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida.
pada pucuk, 13% pada akar dan 5% pada Kandungan kimia organ tanaman yang
bunga. Selain itu tembakau juga mengandung dimanfaatkan adalah metabolit sekunder.
fitokimia lainnya seperti : anabasin (alkaloid Beberapa jenis metabolit sekunder seperti
seperti nikotin tapi tidak aktif), glukosida rotenon, azadirachtin, quassin, nicotine,
(tabsin, tabasinin), 2,3,6-trimethyl-1,4- pyrethrin, piperin diketahui efektif
naphthoquinon, 2-methylquinon, 2- mempengaruhi hama serangga baik secara
napthylamin, asam propionat, anatallin, fisik, fisiologis maupun genetis Bagian organ
anthalin, anethol, acrolein, anatabin, tanaman yang diekstrak bervariasi. Daun
cembrene, kolin, nicothellin, nicotianin dan adalah sumber yang paling banyak digunakan,
pyren. Bentuk nikotin sintetik antara lain lalu bunga, biji dan akar. Metode pembuatan
adalah imidachloprid, thiachloprid, larutan ekstrak umumnya adalah dengan
acetamiprid dan thiamethoxan (Tomizawa dan melarutkan di dalam air atau alkohol.
Casida, 2005). Efektifitas kedua larutan tersebut juga
Aplikasi penggunaan ekstrak bervariasi tergantung kepada jenis serangga
tanaman dalam membasmi hama serangga target dan jenis tanaman itu sendiri. Hal
pada umumnya banyak pada bidang pertanian, penting yang harus diketahui dalam
tetapi ternyata penggunaan ekstrak tanaman pemanfaatan biopestisida adalah jenis
ini juga telah dilakukan terhadap hama tanaman, konsentrasi larutan ekstrak dan
serangga yang terdapat pada produk-produk lamanya waktu pemberian. Efek yang diberikan
makanan yang dijual di toko. Jenis serangga terhadap hama serangga juga bervariasi, ada
yang terdapat pada beras seperti Sithopilus yang bersifat racun (toksik), repellent, anti-
oryzae (kumbang beras) ternyata juga dapat feeding dan mengganggu sistem fisiologis
dibasmi dengan menggunakan biopestisida. hewan.
Diketahui dari hasil penelitian Ciepielewska,
Kordan dan Nietupski (2005) bahwa ekstrak DAFTAR PUSTAKA
tanaman Artemisia absinthium dan Achillea Adeyemi, M.M. Hassan. 2010. The Potential of
millefolium dapat memberikan respon efektif Secondary Metabolites in Plant
terhadap serangga tersebut. Begitu juga Material as Deterents Againts Insect
ekstrak tanaman Cheliodonium maius dan Pests: A Review. African Journal of
Matricaria chamomila ternyata memberikan Pure and Applied Chemistry. Vol. 11
efek repelen yang kuat terhadap serangga yang (4) : 243-246.
masih satu genus yaitu Sithopilus granarius
(wheat weevil). Ekstrak tersebut juga Bastos, S., Sausen, C., Grendele, C., and
memberikan efektifitas repelen terhadap jenis Egewarth, R. 2008. Effects of plants
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 98
PENERAPAN IPTEKS

extracts as insecticides on Microtheca insektisida


ochroloma Stal (Col: Chrysomelidae. botani.http://www.pertaniansehat.
Revista Biotemas. 21: 41-46. or.id/index.php?pilih=news&mod=
yes&aksi=lihat&id=73
Ciepielewska, Dolores, Bozena Kordan dan
Mariusz Nietupski. 2005. Effect of Tomizawa, M. and Casida, J. 2005.
plant extracts on some stored- Neonicotinoid insecticide
product insect pests. Polish Journal of toxicology: Mechanisms of selective
Natural Sciences. Vol 1 (18). 2005. action. Annual review of
Pharmacology and Toxicology. 45:
Estrada, A.C dan M.G. Angulo, R.B. Argaez, E.R. 247-268.
Sanchez. 2012. Insectidal effects of
plant extracts on immature whitefly
Bemisia tabaci Genn. (Hemiptera :
Aleyroideae). Electronic Journal of
Biotechnology ISSN: 0717-
3458.Vol.16.

Jbilou, Rachid, Abdeslam Ennabili dan Fouad


Sayah. 2006. Insectidal activity of
four medicinal plant extracts againts
Tribolium castaneum (Herbst)
(Coleoptera: Tenebrionidae). African
Journal of Biotechnology. Vol. 5 (10) :
936-940.

Kassimi, Abderrahmane & Lahcen El watik.


2012. Comparison of Insecticide
Effect of Plant Extracts on Aphids of
Watermelon and Green Alfalfa.
Sustainable Agricultural Research.
Vol. 2 (1) : 302-307.

Miller, G.T. 2002. Living in the Environment


(12th Ed.). Belmont:
Wadsworth/Thomson Learning.

Miller, G.T. 2004. Sustaining the Earth, 6th


edition. Thompson Learning, Inc.
Pacific Grove, California. Chapter 9,
Pages 211-216.

Samsudin. 2008. Azadirachtin metabolit


sekunder tanaman mimba sebagai
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 99

Anda mungkin juga menyukai