Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MIKROTEKNIK 3

DISUSUN OLEH :

NAMA : JELVI F. A. FIKA

NIM : 2017-76-092

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
Tujuan Dan Fungsi Alat Dan Bahan Yang Digunakan Pada Penelitian Muntiha (2001)
“Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan
Hematoksilin dan Eosin (H&E)”

1. Tujuan dan Fungsi Bahan-Bahan Yang Digunakan

a. BNF (Buffer neutral formaline) 10%


Buffer neutral formaline (BNF) merupakan salah satu agen fiksatif (yang
berperan dalam proses fiksasi) yang paling banyak digunakan dalam proses
persiapan preparat histologi. Seperti yang kita ketahui bahwa fiksasi merupakan
tahap paling awal yang harus dilakukan dalam prsoes persiapan preparat
(mikroteknik). Jadi, BNF berfungsi sebagai agen fiksatif yang menjaga jaringan
agar tetap dalam keadaan life-like state atau mencegah jaringan mengalami proses
degeneratif. Tujuan digunakannya BNF 10% ini agar saat fiksasi, pH sel dapat
mendekati netral tekanan osmotik hampir sama dengan cairan ekstraseluler.

b. Ethanol absolute
Ethanol absolute atau etil alkohol merupakan salah satu senyawa kimia yang
biasanya merupakan komponen utama minuman beralkohol. Etanol sendiri
memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai desinfektan, bahan bakar kendaraan
bermotor (bioetanol), bahan furnish, bahan pelarut parfum, pengisi termometer
dan bahan bakar lampu spirtus. Etanol dalam proses mikroteknik digunakan
sebagai agen fiksatif maupun dehidran.

c. Xylol
Xylol merupakan salah satu senyawa yang digunakan dalam proses clearing
(penjernihan) pad persiapan preparat. Dalam persiapan preparat sendiri, Xylol
berfungsi sebagai agen untuk dealkoholisasi atau menghilangkan kadar alcohol
yang masih tersisa/terserap didalam sel/jaringan. Xylol murni fungsinya sebagai
zat untuk menjernihkan suatu spesimen atau preparat sehingga memudahkan
dalam pengamatan.
d. Parafin
Parafin atau alkana, memiliki banyak fungsi yaitu sebagai pelarut, bahan
bakar, sintesis senyawa kimia, bahan pembuatan plastik, sebagai bahan
perubahan menjadi olefin (alkena) melalui cracking (pemecahan), dan lain-lain.
Pada proses persiapan preparat, penggunaan parafin bertujuan untuk membuat
jaringan yang awalnya lembek menjadi keras sehingga lebih mudah untuk
dilakukan pemotongan menggunakan mikrotom.

e. Gliserin 99,5%
Gliserin adalah salah satu zat cairan yang kental dan tidak berwarna dan akan
dicampur dengan air dan alkohol yang diperoleh dari lemak hewan atau nabati
atau dari fermentasi glukosa. Gliserin sering digunakan sebagai bahan dalam
kosemtik, obat-obatan, produk makanan. Fungsinya sebagai agen denaturasi,
humectant, dan pelarut.

f. Ewit (albumin)
Albumin adalah suatu protein yang memiliki berat molekul 65.000 – 69.000
Da yang disintesis di hepar dan suatu komponen utama protein plasma yang
memiliki keampuan ikatan reversible dengan obat. Fungsi albumin diantaranya
adalah utuk mempertahankan osmotik plasma, sebagai alat pengikat dan transport
dan sebagai antioksidan. Pada pembuatan preparat histologi, albumin atau ewith
diolesi pada kaca objek sebelum jaringan diletakkan, dengan tujuan merekatkan
jaringan pada kaca objek.

g. Larutan Hematoksilin
Larutan hematoksilin adalah larutan pewarna yang paling sering digunakan.
Hematoksilin sendiri merupakan pewarna yang sifatnya permanen. Hematoksilin
ini dalam persiapan preparat berfungsi untuk memulas inti sel dan memberikan
warna biru (basofilik) pada sel/jaringan. Hematoksilin bekerja sebagai pewarna
basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan. Hematoksilin memulas
inti dan strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-
RNA dan matriks tulang rawan) menjadi biru.
h. Lithium Carbonate
Lithium carbonate digunakan sebagai pewarna biru tambahan jika preparat
menunjukkan warna yang tidak terlalu biru seusai diwarnai dengan hematoksilin.

i. Larutan Eosin
Larutan eosin merupakan salah satu pewarna yang sering digunakan dalam
pewarnaan preparat histologi. Larutan ini sering dipadukan bersama dengan
larutan hematoksilin. Lain halnya dengan hematoksilin yang bersifat basa, larutan
ini memiliki sifat asam. Eosin akan memulas komponen asidofilik jaringan
seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Eosin memberikan warna
merah muda pada sitoplasma dan kolagen.

j. DPX
DPX pada proses pembuatan preparat berguna sebagai cairan perekat antara
preparat dan kaca penutup. Cairan ini diperlukan untuk merekatkan preparat dan
kaca penutup agar pengamatan dibawah mikroskop dapat dilakukan dengan baik.

k. Larutan Dekalsifikasi
Dalam proses pembuatan preparat tulang, biasanya terdapat beberapa teknik
yang berbeda dengan pembuatan preparat jaringan pada umumnya. Teknik yang
diperlukan salah satunya ialah dekalsifikasi yang memerlukan larutan
deklasifikasi sebagai agennya. Larutan dekalsifikasi ini digunakan untuk
membuat tulang menjadi lunak dengan cara menghilangkan garam kalsium pada
jaringan.
Contoh larutan dekalsifikasi yang pada umumnya digunakan adalah larutan
asam (asam kuat dan asam lemah), agen dekalsifikasi seperti etylene
diamenotetraaceticacid (EDTA), dan larutan modifikasi seperti TBD-1 yang
mengandung EDTA dan asam klorida (HCl). Penggunaan larutan-larutan ini
bertujuan untuk melarutkan kalsium secara total dan meminimalkan kerusakan sel
dan jaringan serta dapat memberikan hasil pewarnaan yang baik.
2. Tujuan dan Fungsi Alat-Alat Yang Digunakan

a. Talenan
Talenan merupakan sebuah wadah kaku dan keras yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan dan memotong jaringan agar jaringan tidak mudah berpindah
atau bergerak saat proses pemotongan.

b. Pisau Scalpel
Pisau scalpel atau disebut juga dengan pisau bedah, merupakan pisau yang
biasanya digunakan dalam proses operasi maupun pembedahan. Dalam
menyiapkan preparat histologi, pisau scalpel berguna untuk menginsisi jaringan
dan memotong jaringan dengan tipis.

c. Saringan
Pada dasarnya saringan yang biasanya digunakan berfungsi dalam menyaring
suatu cairan/memisahkan bahan/material yang ingin digunakan dari yang tidak
digunakan. Kegunaan saringan dalam proses preparasi preparat jaringan adalah
meniriskan jaringan yang sebelumnya telah direndam selama 24 jam dengan
larutan fiksatif.

d. Pinset
Penggunaan pinset dalam laboratorium biasanya untuk mengangkat, menarik,
mengambil sampel yang notabennya kecil, tipis, ataupun sampel yang steril. Pada
proses persiapan preparat, pinset digunakan untuk mengambil/menarik jaringan
dalam tahapan preparasi preparat jaringan.

e. Tissue Casettee
Dalam pembuatan preparat histologi, tissue cassette berguna untuk
menyimpan/menahan jaringan usai dipotong.

f. Mesin Processor Otomatis


Mesin processor otomatis adalah alat yang digunakan untuk proses
pengolahan jaringan yang telah dipotong dan telah melalui tahap proses yaitu
fiksasi, gross examination, dan kemudian dilakukan pengolahan jaringan (tissue
processing). Mesin processor ini bertujuan untuk mengolah jaringan agar proses
mikrotom bisa dilakukan secara sempurna. Mesin processor terdiri dari beberapa
tahap yaitu dehidrasi, clearing, infiltrasi paraffin.

g. Mesin Vakum
Mesin vakum merupakan alat untuk menghilangkan udara pada jaringan. Di
dalam mesin vakum sendiri terdapat suatu tabung untuk menyimpan keranjang
yang diisi parafin cair dengan temperatur (59 - 60°C) di vakum selama 30 menit.

h. Mesin blocking
Mesin blocking adalah mesin yang digunakan untuk pembuatan blok parafin
agar nantinya jaringan dapat dipotong dengan mudah menggunakan mikrotom.

i. Freezer (-20°C)
Tujuan digunakannya freezer pada proses preparasi preparat histologi adalah
untuk menyimpan/membekukan blok paraffin setelah jaringan dimasukkan
didalamnya dan sebelum dilakukan pemotongan menggunakan mikrotom.

j. Mesin Mikrotom
Mesin mikrotom merupakan mesin yang digunakan untuk memotong/mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan
menggunakan mikroksop.

k. Pisau Mikrotom
Pada dasarnya pisau mikrotom berfungsi untuk memotong jaringan dengan
tipis, namun terdapat beberapa tipe pisau mikrotom yang terbagi sesuai fungsinya
masing-masing, diantaranya :
 Pisau plane-adge (siple wedge razor), merupakan pisau mikrotom
yang biasanya digunakan untuk senyatan beku dan blok paraffin.
 Pisau bikonkaf (flat –or half-groud razor), merupakan pisau mikrotom
yang biasanya digunakan untuk senyatan blok celoidin dan plastik.
 Pisau bikonkaf (hollow-groud razor), digunakan untuk menyayat blok
paraffin.
l. Waterbath 46°C
Waterbath atau disebut juga dengan floating bath digunakan dalam proses
pembuatan preparat untuk mengapungkan hasil pemotongan jaringan dari
mikrotom.
m. Kaca Objek
Pada umumnya kaca objek berfungsi sebagai tempat meletakkan objek/sampel
yang akan diperiksa atau diamati dibawah mikroskop. Pada pembuatan preparat
histologi juga kaca objek digunakan untuk meletakkan potongan jaringan (blok
paraffin) untuk selanjutnya dilakukan pewarnaan.

n. Kaca Penutup
Kaca penutup berfungsi untuk menutupi preparat yang akan diamati sehingga
ketika dilakukan pengamatan objek tidak terkontaminasi dengan media luar. Kaca
penutup pada proses pembuatan prepara histologi juga digunakan untuk menutup
spesimen jaringan yang telah diletakkan di atas kaca objek untuk diamati.

o. Rak Khusus Untuk Pewarna


Rak khusus pewarna merupakan satu set wadah gelas sebagai tempat larutan
pewarna yang akan digunakan dalam pewarnaan irisan jaringan.

p. Oven 60°C
 Oven menjadi alat laboratorium yang dapat mengondisikan suhu, baik suhu
tinggi dan suhu rendah, tak jarang juga terdapat oven yang bisa mengondisikan
kelembaban supaya perlakuan terhadap sampel menjadi lebih maksimal. Pada
pembuatan preparat histologi, oven digunakan untuk memanaskan dan
mengeringkan preparat yang telah diletakkan pada kaca objek untuk selanjutnya
dilakukan pewarnaan.

Anda mungkin juga menyukai