Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL PENGGUNAAN SDKI DAN SIKI

RUANG PENYAKIT DALAM TRIBRATA KOTA BENGKULU


RUMAH SAKIT TK III KEPOLISIAN BAYANGKARA BENGKULU
TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil pengkajian wawancara serta observasi terhadap ruangan


penyakit dalam ruang Tribrata rumah sakit kepolisian bayangkara Bengkulu tahun
2020, didapatkan kesimpulan bahwa masih kurang nya pengetahuan dan wawasan
tentang cara penggunaan atau update ilmu keperawatan yang belum di terapkan
seperti penggunaan buku panduan untuk menegakan diagnosa serta merumuskan
rencana tindakan keperawatan yang akan di berikan kepada pasien yang ada di
ruangan tribrata.
Pengembangan sumber daya manusia potensial harus dimulai dari diri sendiri
dan terus update seiring dengan perkembangan zaman, karena zaman yang terus
berkembang dan semakin majunya update ilmu kesehatan menuntut setiap tenaga
medis yang dalam hal ini ialah perawat untuk meng update juga ilmu lama yang
telah di temukan formula – formula barunya agar tidak ketinggalan dengan
pesatnya kemajuan zaman yang di penuhi dengan teknologi yang semakin
canggih.
Upaya pembinaan dalam memajukan tarap ilmu kesehatan di kalangan 1
perawat saat ini sudah seharunya beradadi level yang wajib di perhatikan
pembinaanya karna di dorong oleh bebrapa kepentingan dan desakan kemajuan
zaman yang tak terbendung, harunya di lakukan workshop pelatihan – pelatihan
dan shering gooling untuk mendapatkan update ilmu terbaru dirasa sangatlah
penting sebagai wadah perawat dalam mendapatkan update ilmu terbaru di bidang
kesehatan terutama di bidang keperawatan.
Bukan hanya tugas kepela ruangan maupun ketua tim atau pun dokter dan
kepala rumah sakit untuk membagikan update ilmu baru atau hal baru yang di
dapat di tempat lain, karna saat inilah harusnya kita sadar bahwa sesuatu yang
bergunabaiknya untuk di bagi terutama itu di bidang ilmu kesehatan terutama
keperawatn seperti SDKI dan Siki ini dalam penggunaan dan penerapanya yang
haruslah mulai di sosialisasikan caara penggunaan menentukan diagnosa dan
penerapatanya di bidang keperawatan untuk di terapkan kepada psaien kelolaan
yang sedang di rawat bukti bahwa ilmu keperwatan saat ini dalam menentukan
dignosa dan merencanakan intervensi bukan hanya berpanduan dengan NANDA
NIC NOC saja karna kita sudah memounya SDKI dan SIKI.
Dari beberapa uraian diatas yang telah dijelaskan bahwa penerapan hal baru di
bidang kesehatan terutama di keperawatan seperti penerapan cara menggunakan
SDKI dan SIKI bagi perawat memanglah di butuhkan bukti update terbaru di
bidang kesehatan terutama untuk perawat.

B. RENCANA TINDAKAN
1. Rencana tindakan
a. Himbauan serta mengajarkan tata cara menggunakan panduan penegakan
diagnosa serta perencanaan intervensi keperawatan berdasarkan SDKI dan
SIKI
2. Tujuan
a. Tujuan Umum

Setelah di berikan panduan menggunakan SDKI dan SIKI diharapkan


perawat dapat menerapkan nya di ruangan dan menularkan kebiasaan baru
ini ke ruangan – ruangan lainya, serta menjadi role model bukti update
ilmu keperawatan baru di dunia medis kesehatan di ruangan TRIBRATA
rumah sakit kepolisian BAYANGKARA Bengkulu tahun 2020.
b. Tujuan Khusus

Setelah di berikan pemehaman tentang penggunaan SDKI dan SIKI 1


diharapkan perawat mampu:
1) Memahami cara menggunakan menegakan diagnose dan
merencanakan intervensi berdasarkan SDKI dan SIKI.
2) Menginformasikan kepada perawat – perawat lainya sebagai role
model untuk berbagi update terbaru di bidang keperawatan tentang
penggunaan SDKI dan SIKI.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik/Judul Kegiatan

Kegiatan pemberian pedoman penggunaan dan penjelasan cara


menggunakan SDKI dan SIKI di ruangan TRIBRATA rumah sakit
kepolisian BAYANGKARA Bengkulu tahun 2020.
2. Sasaran
a. Sasaran:
Seluruh civitas ruangan bangsal penyakit dalam tribrata baik
karu dan perawtaan nya yang ada di ruangan TRIBRATA rumah sakit
kepolisian BAYANGKARA Bengkulu tahun 2020.
3. Metode
Metode yang digunakan untuk kegiatan ini adalah pemberian panduan
dan penjelasan singkat mengenai tata cara penggunaan SDKI dan SIKI.
4. Media dan Alat
a. Ppt dan proposal
5. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Senin, 13 April 2020
b. Jam : 09:00 s/d Selesai
c. Tempat : Ruangan TRIBRATA RS kepolisian
BAYANGKARA Bengkulu.

d. Setting Tempat
P M

L L L L
1
L L L L

L L L L
M : Karu
P : Mahasiswa ners

: Perawat ruangan

D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya persiapan proposal dan materi yang di berikan kepada karu
ruangan tribrata RS Bayangkara kota Bengkulu.
b. Kontrak tempat dan waktu sudah konfirmasi 2 hari sebelum
pelaksanaan serta setting tempat dan alat dilaksakan 1 jam sebelum
pelaksanaan dilakukan.
2. Evaluasi Proses
a. 80%-100% perawat hadir.
b. 80 % perawat aktif dalam kegiatan
c. 80 % perawat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat mampu mengulangi dan memahami cara penggunaan SDKI
dan SIKI.
b. Perawat mampu mengulangi dan memahami cara penggunaan SDKI
dan SIKI dalam menegakan diagnose dan merencanakan intervensiny,
75% dari peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

1
Lampiran materi

1
Trend dan Issue Penggunaan SDKI,
SLKI & SIKI
di sampaikan dalam seminar dan workshop di Universitas Muhammadiyah Lamongan, tanggal 12
Oktober 2019

A. Aziz Alimul Hidayat


Departement of Nursing, Faculty of Health Sciences, University Muhammadiyah of
Surabaya
Latar Belakang UU Keperawatan No.
SDKI, SLKI, SIKI 38 Tahun 2014
Perawat di Indonesia

Standar Profesi

Standar Kinerja Standar Komptensi


Profesional • Pendidikan : Vokasi,
• Penjaminan Mutu SK Ners Generalis, Ners
SKP
• Pendidikan Spesialis, Ners
• Riset Subspesialis
SAK • Kehususan : Gadar,
• Etika
• Penilaian Kinerja OK, Kritis, Jiwa
Maternitas, dll.
Standar Asuhan Keperawaan
• Diagnosis
• Intervensi
• Luaran
2
LANDASAN HUKUM

Pasal 13 UU No. 44 tahun 2009 tentang RS


Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan RS, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien
SDKI, SLKI, SIKI
Pasal 66 UU No. 36 tahun 2014 tentang Nakes
Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi, standar pelayanan profesi, dan
standar prosedur operasional

Pasal 36 UU No. 36 tahun 2014 tentang Nakes


Standar profesi dan standar pelayanan Profesi untuk masing-masing
tenaga kesehatan ditetapkan oleh organisasi profesi dan bidang
kesehatan dan disahkan oleh menteri

3
LANDASAN HUKUM

Pasal 28 No. 38 tahun 2014 tentang


Keperawatan
Praktik Keperawatan harus didasai pada kode etik, standar SDKI,
pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional
SLKI, SIKI

Pasal 30 UU No. 38 tahun 2014 tentang


Keperawatan
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat berwewenang, untuk menegakkan diagnosis keperawatan
Tujuan Ditetapkan
SDKI, SLKI, SIKI
Acuan dalam menegakkan diagnosis, luaran dan rencana intervensi
Meningkatkan otonomi perawat

SDKI,
Meningkatkan Komunikasi
SLKI, SIKI
Mengukur beban kerja dan
interprofesional reward perawat

Meningkatkan Mutu
Asuhan Keperawatan
5
Tantangan
DAYA SAING IPTEK &
INOVASI

Diagnosis Keperawatan
Penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan
baik actual maupun potensial
6
Perbandingan
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN

7
Jenis
DIAGNOSIS

Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien
dalam kondisi sakit atau
berisiko mengalami
sakit….sehingga butuh
tindakan sifatnya
penyembuhan, pemulihan
dan pencegahan. Diagnosis
tersebut terdiri atas: Aktual,
dan Risiko

8
Jenis
DIAGNOSIS

Diagnosis Positif……
menunjukkan bahwa klien
dalam kondisi sehat dan
dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau
optimal…..diagnosis promosi
kesehatan

9
Komponen anamnesa

DIAGNOSIS
Keperawat
an
Masalah
Terdiri atas penyebab, tanda/gejala
dan factor risiko…..penyebab
(etiologi) merupakan factor yang
mempengaruhi perubahan yang Indikator Diagnostik
mencakup 4 hal, a) fisiologis,
biologis/psikologi, b) efek
terapi/tindakan, c) situasional
(lingkungan atau personal), d)
maturasional. Tanda (sign) dan
gejala (symptom)….tanda
merupakan data obyektif dari hasil Tanda dan
pemeriksaan sedangkan gejala
Gejala
merupakan data subyektif dari
10
al da/gej harus
M a ala ditemuk
a ditemu an,
label diagnosis keperawatan yang h kan namun
menggambarkan inti dan respon klien s sekitar
terhadap kondisi kesehatan 80- ditemuk
K
o
A 100%
untuk
an
dapat
m G validas menduk
T a i ung
p N a a diagno penega
o
n O n
d
d
a
sis. kkan
diagnos
e S a 2. Tanda is
n / M Minor
I g ay …
D S e or tanda
j …. /gejal
I Keperawata
a ta a
n l n tidak
11
I s j
n t a
d i l
i k a
k
a
t T
o a
r n
d
D a
i
a d
g a
n n
o G
e
12
12
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

13
PROSES DIAGNOSIS
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

15
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

17
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI
CONTOH
KASUS Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pasien Anak A, MRS
dengan diagnosis Medis Penyebab:
Bronchopneumonia, Hipersekresi Jalan Nafas
setelah perawat
melakukan pengkajian Gejala dan Tanda:
didapatkan data batuk Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas
tidak efektif, ada sputum,
suara nafas ronkhi, ronkhi, ada dyspnea, gelisah, frekuensi
adanya dyspnea, gelisah, napas berubah dan pola nafas tidak teratur.
frekuensi napas berubah
dan pola nafas tidak Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
teratur. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan
Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan dengan batuk
Bagaimanakah Rumusan tidak efektif, ada sputum, suara nafas
Diagnosis Keperawatan? ronkhi, ada dyspnea, gelisah, frekuensi
napas berubah dan
pola nafas tidak teratur.
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
DEFINISI LUARAN
Jenis Luaran Keperawatan

Jenis Luaran Positif Bersihan Jalan


Jenis Nafas Keseimbangan
LuaranNegatif TingkatCairan Integritas
Nyeri Tingkat Kulit dan
Keletihan Jaringa
Tingkat A
Luaran Keperawatan
Citra Tubuh
merupakan aspek yang dapat
diukur dan diobservasi
meliputi kondisi, perilaku atau
persepsi pasien, keluarga dan
komunitas sebagai respon
terhadap intervensi
keperawatan (Germini et al,
2010, ICNP, 2015)

Arahnya Meningkatkan/me mperbaiki


KOMPONEN LUARAN
Kondisi, perilaku atau persepsi pasien yang dapat
diubah atau diatasi dengan intervensi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 jam, maka bersihan jalan nafa
Label

Penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai


Ekspektasi
Ada 3 penilaian:
Meningkat
Digunakan untuk luaran positif

Menurun
Kriteria Hasil Digunakan untuk luaran negatif

Membaik
Digunakan luaran yang tidak dapat
diekspektasikan menurun atau meningkat
KOMPONEN LUARAN

Label Indikator/Karakteristik:
Dari masing-masing kriteria hasil :
Dapat dalam bentuk Skor dengan skala 1 sampai dengan 5

Contoh :
Ekspektasi
1 2 3 4 5
Menurun cukup menurun sedang cukup meningkat Meningkat

Kriteria Hasil
CONTOH Label:
KASUS Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 jam, maka bersihan jalan nafas
Pasien Anak A, MRS
dengan diagnosis Medis EKspektasi:
Bronchopneumonia, Maka bersihan jalan nafas meningkat,
setelah perawat
melakukan pengkajian Kriteria Hasil:
didapatkan data batuk Dengan kriteria hasil Batuk efektif
tidak efektif, ada sputum, meningkat, Produksi sputum menurun,
suara nafas ronkhi, roncki menurun, sesak menurun,
adanya dyspnea, gelisah, frekuensi nafas membaik, pola nafas
frekuensi napas berubah membaik.
dan pola nafas tidak
teratur. Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Bagaimanakah Rumusan selama 3 jam, maka bersihan jalan nafas
Luaran Keperawatan? meningkat dengan kriteria hasil batuk
efektif meningkat, produksi sputum
menurun, roncki menurun, sesak menurun,
frekuensi
nafas
membaik,
pola nafas
membaik.
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
DEFINISI INTERVENSI DAN TINDAKAN
Klasifikasi Intervensi Keperawatan (5 kategori dan 14 sub kategor

Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang
dikerjakan perawat yang
Fisiologis Perilaku
didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai luaran
yang di harapkan
Psikologis Relational
Tibdakan keperawatan
Perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan
perawat untuk Lingkungan
mengimplementasikan
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor Intervensi


Label 1. Dukungan : menfasilitasi, memudahkan atau
melancarkan
2. Edukasi : Mengajarkan atau memberikan informasi
3. Kolaborasi : Melakukan Kerjasama atau interaksi
4. Konseling : Memberikan Bimbingan
Definisi 5. Konsultasi : Memberikan informasi tambahan atau
pertimbangan
6. Latihan : Mengajarkan suatu keterampilan atau
kemampuan
7. Manajemen : mengidentifikasi atau mengelola
Tindakan 8. Pemantauan : Mengumpulkan atau menganalisa data
9. Pemberian : Menyiapkan dan memberikan
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor Intervensi


Label 1. Pemeriksanaan : Mengobservasi dengan teliti
2. Pencegahan : Meminimalkan risiko atau komplikasi
3. Pengontrolan : Mengendalikan
4. Perawatan : Mengidentifikasi dan merawat
Definisi 5. Promosi : meningkatkan
6. Rujukan : Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
7. Resusistasi : Memberikan tindakan secara cepat
untuk mempertahankan kehidupan
8. Skrining : Meendeteksi secara dini
Tindakan 9. Terapi : Memulihkan kesehatan dan atau menurunkan
risiko
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Label
Ada 4 Jenis
Tindakan Observasi
Tindakan Terapeutik
Tindakan Edukasi
Definisi
Tindakan Kolaborasi

Tindakan
CONTOH
KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Pasien Anak A, MRS Bersihan Jalan Tidak efektif
dengan diagnosis Medis
Bronchopneumonia, Rumusan Luaran Keperawatan (SDKI)
setelah perawat Setelah dilakukan tindakan keperawatan
melakukan pengkajian selama 3 jam, maka bersihan jalan nafas
didapatkan data batuk
meningkat Dengan kriteria hasil Batuk
tidak efektif, ada sputum,
suara nafas ronkhi,
efektif meningkat, Produksi sputum
adanya dyspnea, gelisah, menurun, roncki menurun, sesak
frekuensi napas berubah menurun, frekuensi nafas membaik, pola
dan pola nafas tidak nafas membaik.
teratur.
. Intervensi Keperawatan :
Lihat level Intervensi : ada 2 level,
Bagaimanakah Intervensi yaitu intervensi utama dan intervensi
Keperawatan?
Penunjang
CONTOH Intervensi Keperawatan :
KASUS Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu intervei
utama
Pasien Anak A, MRS dan intervensi Penunjang
dengan diagnosis Medis
Bronchopneumonia, Intervensi Utama :
setelah perawat Latihan Batuk efektif
melakukan pengkajian Manajemen Jalan Nafas
didapatkan data batuk Pemantauan respirasi
tidak efektif, ada sputum,
suara nafas ronkhi, Intervensi Penunjang:
adanya dyspnea, gelisah, Dukungan Kepatuhan program
frekuensi napas berubah pengobatan Edukasi Fisioterapi dada
dan pola nafas tidak Edukasi pengukuran
teratur. respirasi Fisioterapi
dada
Bagaimanakah Intervensi Konsultasi via
Keperawatan? telephon
Manajemen Asma
Manajemen alergi
M Manajemen Isolasi
a
n
a
j
e
m
e
n

a
n
a
f
i
l
a
k
s
i
s
CONTOH KASUS

Intervensi Penunjang:
Pasien Anak A, MRS Manajemen ventilasi
dengan diagnosis Medis mekanik Manajemen jalan
Bronchopneumonia,
nafas buatan Pemberian
setelah perawat
melakukan pengkajian obat inhalasi Pemberian
didapatkan data batuk obat interpleural
tidak efektif, ada sputum, Pemberian obat intra
suara nafas ronkhi, dermal Pembrian obat
adanya dyspnea, gelisah, nasal Pencegahan aspirasi
frekuensi napas berubah Pengaturan posisi
dan pola nafas tidak Penghisapan jalan nafas
teratur. Penyapihan ventilasi
mekanik Perawatan
Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan? tracheostomi Skrining
tuberculosis Stabilisasi
jalan nafas
Terapi oksigen
CONTOH Intervensi Keperawatan :
KASUS Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan
Pasien Anak A, MRS respirasi)
dengan diagnosis Medis
Bronchopneumonia, Intervensi Utama :
setelah perawat Latihan Batuk efektif
melakukan pengkajian
didapatkan data batuk Observasi
tidak efektif, ada sputum, • Identifikasi kemampuan batuk
suara nafas ronkhi, • Monitor adanya retensi sputum
adanya dyspnea, gelisah, • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
frekuensi napas berubah • Monitor input dan output cairan
dan pola nafas tidak (jumlah dan karakteristknya)
teratur.
Terapeutik
Bagaimanakah Intervensi • Atur posisi semi fwler atau fowler
Keperawatan? • Pasang perlak dan bengkok dipangkuan
pasien
• Buang secret
pada tempat
sputum
CONTOH KASUS

Pasien Anak A, MRS Edukasi


dengan diagnosis Medis • Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Bronchopneumonia, • Anjurkan Tarik nafas dalam melalui
Pasien
setelahAnak A, MRS
perawat
dengan diagnosis Medis hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
melakukan pengkajian detik kemudian keluarkan dan mulut
Bronchopneumonia,
didapatkan data batuk
setelah perawat dengan bibir dibulatkan selama 8 detik
tidak efektif, ada sputum, • Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam
melakukan
suara nafaspengkajian
ronkhi,
didapatkan hingga 3 kali
adanya dyspnea,batuk
data gelisah, • Anjurkan batuk dengan kuat langsung
tidak efektif, ada sputum,
frekuensi napas berubah
suara nafas setelah Tarik napas dalam yang ke
dan pola nafasronkhi,
tidak tiga
adanya
teratur. dyspnea, gelisah,
frekuensi napas berubah
dan pola nafas tidak Kolaborasi
Bagaimanakah Intervensi • Kolaborasi pemberikan mukolitik atau
teratur.
Keperawatan? ekspektoran jika perlu
CONTOH
Bagaimanakah Intervensi KASUS
Keperawatan?
Intervensi Teraeutik
Utama : • Pertahankan kepatenan jalan nafas
Manajemen dengan head tilt atau chin lift(jaw thrust
jalan nafas jika curiga trauma servical)
• Posisikan posisi semi fowler atau fowler
Observasi • Berikan minum hangat
• Monitor pola • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
nafas • Lakukan penghisan lendir kurang dari 15
(frekuensi, detik
kedalaman • Lakukan hiperoksigenasi sebelum
dan penghisapan
usaha napas) endotrachea
• Monitor bunyi
nafas
tambahan
• Monitor
sputum
(jumlah,
warna dan
aroma)
CONTOH KASUS

Terapeutik
Pasien Anak A, MRS
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum
dengan diagnosis Medis
penghisapan
Bronchopneumonia,
endotracheal
setelah perawat
• Keluarkan Sumbatan benda padat
melakukan pengkajian
dengan forcep McGill
didapatkan data batuk
• Berikan oksigen jika perlu
tidak efektif, ada sputum,
suara nafas ronkhi,
Edukasi
adanya dyspnea, gelisah,
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
frekuensi napas berubah jika tidak kontra indikasi
dan pola nafas tidak • Ajarkan Teknik batuk efektif
teratur.
Kolaborasi
Bagaimanakah Intervensi • Kolaborasi pemberian
Keperawatan? bronchodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi

Pasien Anak A, MRS Observasi


dengan diagnosis Medis • Monitor frekuensi, irama, kedalaman
Bronchopneumonia, dan upaya nafas
setelah perawat • Monitor pola nafas
melakukan pengkajian • Monitor kemampuan batuk efektif
didapatkan data batuk • Monitor adanya produksi sputum
tidak efektif, ada sputum, • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
suara nafas ronkhi, • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
adanya dyspnea, gelisah, • Auskultasi bunyi nafas
frekuensi napas berubah • Monitor saturasi oksigen
dan pola nafas tidak • Monitor nilai analisis gas darah
teratur. • Monitor hasil x ray toraks

Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan?
CONTOH KASUS

Pasien Anak A, MRS


dengan diagnosis Medis
Bronchopneumonia, Intervensi Utama : Pemantauan Respirasi
setelah perawat
melakukan pengkajian
didapatkan data batuk Terapeutik
tidak efektif, ada sputum, Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
suara nafas ronkhi, Dokumentasikan hasil pemantauan
adanya dyspnea, gelisah,
frekuensi napas berubah
dan pola nafas tidak Edukasi
teratur. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informaikan hasil pemantauan jika perlu
Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan?
SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 1

Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang


Perawatan intermediate dengan keluhan sesak
napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 1. Apa
tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun Diagnosis
yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi Keperawata
n Tersebut?
nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit,
distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema 2. Apa Luaran
ekstremitas +2, sianosis, CRT >3 detik. Keperawatan
pada kasus
tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada
kasus
Tersebut?
KASUS

2 Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan


keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman.
Hasil pengkajian: mual sejak 2 minggu yang lalu,
pa Diagnosis Keperawatan Tersebut? nafsu makan menurun, BB menurun  5 kg (dalam 1
bulan), frekuensi napas 21 x/menit, frekuensi nadi
89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien riwayat
Luaran Keperawatan pada kasus tersebut?minum alkohol sejak 20 tahun yang lalu.

a Intervensi Utama pada kasus Tersebut?


KASUS 3

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan


keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan
1. Apa
memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian Diagnosis
didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak Keperawata
efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi n Tersebut?

100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg. 2. Apa Luaran


Keperawatan
pada kasus
tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada
kasus
Tersebut?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai