Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WAWASAN IPTEKS

“INTEGRALISME IPTEKS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Arfandy Adimurfiq (D121191039)

Nur Annisa Yusrah Putra Djaya (D121191056)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Integralisme Ipteks ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Wawasan Ipteks (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Gowa, 29 September 2019

Kelompok 6

2|INTEGRALISME IPTEKS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3 Tujuan …………............................................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Posisi Kemajuan IPTEKS................................................................... 6


A. Menempatkan Ilmu Pengetahuan pada Jaringan Interkoneksitas..6
B. Menuju Teknologi yang Mampu Mengendali............................. 7
C. Menuju Seni yang Mewujudkan Harmoni................................... 8
D. Pemadu-serasian IPTEKS............................................................ 8
E. Upaya Sistematis menuju Integralisme IPTEKS......................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………...……. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 12

3|INTEGRALISME IPTEKS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan, budaya bangsa merupakan tiga


unsur yang sangat erat hubungannya dalam peradaban manusia yang tinggal di
planet bumi. Kondisi adaptasi terhadap lingkungan bagi pijakan manusia telah
melahirkan pengetahuan dan cara atau teknologi yang tepat guna untuk
kesinambungan kehidupan dimuka bumi. Lingkungan tempat seluruh kehidupan
makhluk hidup dimuka planet bumi merupakan kondisi awal yang kemudian akan
memberi tantangan bagi para penghuni untuk beradaptasi yang kemudian
berlanjut dengan perkembangan perilakunya.

Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat dari aktivitas untuk memenuhi


kebutuhan hidup manusia,baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani.
Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.

Adaptasi yang telah berlangsung sejak manusia pertama ada dan berlanjut
secara turun temurun memberi peluang munculnya pemikiran adaptasi dalam
kelangsungan hidup. Kondisi adaptasi terhadap lingkungan bagi pijakan manusia
telah melahirkan pengetahuan dan cara atau teknologi yang tepat guna untuk
kesinambungan kehidupan di muka bumi.Konsep dasar pemikiran munculnya
pengetahuan dan teknologi ini, berdasarkan pada kenyataan bahwa kondisi
lingkungan menjadikan dasar bagi munculnya iptek dan budaya/perilaku dalam
adaptasi dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dipelajari dari kondisi
lingkungan yang kerapatan penghuninya yang padat/rapat dengan munculnya
tantangan dari alam yang sering memberikan bencana seperti yang umumnya
terjadi dikawasan daerah sub tropis. Sehingga kawasan sub tropis umumnya
memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam peradaban dan budaya manusia
dari jaman dulu hingga kini. Dari perkembangan yang sedang berlangsung,
memberikan arah dan pandangan bahwa iptek dan budaya lahir dari kondisi

4|INTEGRALISME IPTEKS
lingkungan dan upaya adaptasi dalam menyikapi kondisi lingkungan alam dan
sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Dimana posisi pengembangan IPTEKS agar menyesuaikan gambaran
masa depan manusia?
2. Apa itu integralisme IPTKES?
3. Bagaimana upaya menuju integralisme IPTEKS?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui letak pengembangan IPTEKS agar menyesuaikan
gambaran masa depan manusia.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan integralisme IPTEKS.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya sistematis dalam menuju integralisme
IPTEKS.

5|INTEGRALISME IPTEKS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Posisi Kemajuan IPTEKS

Secara umum, pengembangan IPTEKS hrus mampu berada pada posisi


kemajuan sebagai berikut :
1. Sudut ilmu pengetahuan, berada pada peran interkoneksitas,
2. Sudut teknologi, berada pada peran kendali, dan
3. Sudut seni, berada pada peran harmoni.

A. Menempatkan ilmu pengetahuan pada jaringan interkoneksitas

Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab “ilm” yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris, “science” atau
bahasa latin “Scientia” yang mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan. ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya
dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa
meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi
umum dari perilaku manusia yang konkret. Paradigma interkoneksitas ini
berasumsi bahwa untuk memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang
dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun, baik keilmuan
agama, keilmuan sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri.
Kerjasama, saling tegur sapa, saling membutuhkan, saling koreksi dan saling
keterhubungan antar disiplin keilmuan akan lebih dapat membantu manusia
memahami kompleksitas kehidupan yang dijalaninya dan memecahkan persoalan

6|INTEGRALISME IPTEKS
yang dihadapinya. Memasuki era informasi ini, semakin terasa kita dituntut untuk
bisa menghubungkan ilmu yang satu dengan yang lain. Kalau tidak maka akan
kebingungan dibanjiri informasi yang kadang sampah dan tidak logis. Dengan
mengetahui prinsip-prinsip dasar disiplin ilmu, kita akan terkondisikan berpikir
interdisipliner sehingga bisa memahami alam semesta relatif utuh.

B. Menuju Teknologi yang Mampu Mengendali

Perkembangan kehidupan manusia dari jaman ke jaman tidak lepas dari


perkembangan ilmu dan teknokogi. Persaingan antar peradaban juga menjadikan
teknologi sebagai anasir penting untuk mengukur keunggulan satu peradaban
dibanding peradaban yang lain. Siapa yang menguasai kebutuhan hidup orang
banyak, maka mereka menjadi superior diantara bangsa-bangsa di dunia. Itulah
superioritas bangsa barat saat ini yang memanfaatkan teknologi kebutuhan hidup
manusia menjadi penopang superioritas mereka. Hal yang tidak diinginkan adalah
perkembangan teknologi semakin menjadi-jadi dan tak terkendali hingga menjadi
bumerang bagi manusia. Bukannya manusia yang mengendalikan teknologi,
malah terbalik teknologi yang mengendalikan dan berkuasa atas manusia. Oleh
karena itu, kita harus mengarahkan perkembangan teknologi menuju teknologi
yang mampu berperan memulihkan kerusakan. Contohnya seperti teknologi nano
bubble. Teknologi ini menghasilkan gelembung oksigen (bubble) di dalam air
sungai sehingga ekosistem sungai berangsur pulih dan air sungai tak secoklat saat
ini. Oksigen berukuran nano itu di lab dapat bertahan di kolom air selama 30 hari.
Beda dengan gelembung oksigen biasa yang hanya beberapa menit. Karena itulah,
dalam rentang waktu sekitar sebulan itu, maka oksigen gelembung nano
bercampur dengan aliran air, bereaksi, dan mengurai pencemar. Sehingga
meningkatkan transparansi air, oksigen terlarut, menurunkan bakteri e-coli dan
total coloform, dan parameter kualitas air lainnya.

7|INTEGRALISME IPTEKS
C. Menuju Seni yang Mewujudkan Harmoni

Agar seni membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia, maka


perkembangan seni yang mengungkap keindahan harus dipandu oleh rambu-
rambu estetika. Seni mengungkap keindahan dan Manusia tidak akan bisa lepas
dari keindahan dan merindukan keindahan. Memang memaknai keindahan akan
sangat kompleks namun seni bisa diukur dengan jelas, artinya kita bisa
mengatakan bahwa sebuah karya seni itu indah atau tidak berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu misalnya berdasarkan keharmonisannya, keteraturannya,
simetrisnya, warna-warna yang bisa dikatakan rapi dan teratur, maka pada zaman
kontemporer ini kita merasa kesulitan untuk mengatakan bahwa sebuah karya seni
itu indah atau tidak. Persoalan indah atau tidak merupakan persoalan estetika.
Dengan estetika yang memiliki ukuran tertentu itulah kita akan mengukur
seberapa besar sebuah karya seni itu indah. Sebagaimana kita ketahui, harmoni
adalah pokok penting dalam seni. Bahkan harus dikatakan dengan tegas bahwa
dalam semua bidang seni, harmoni menentukan bagus tidaknya tampilan luarnya,
indah tidaknya sebuah garapan atau gubahan sebuah komposisi musik. Harmoni
merupakan pernyataan rasa, gagasan, keselarasan, keserasian antara irama dan
gerak. Tanpa adanya harmoni misalkan dalam unsur musik, maka musik akan
terdengar sumbang atau kacau.

D. Pemadu-serasian IPTEKS

Integralisme adalah menurut kamus besar bahasa Indonesia, integralistik


memiliki makna keseluruhan/kesatuan. Dan mungkin dapat dijabakan lebih rinci,
integralistik adalah sebuah sifat kesatuan dalam diri individu dengan
lingkungannya. Jadi integralisme IPTEKS adalah menyatupadukan seluruh bagian
antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk menjadikannya lengkap dan
utuh. Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan,Teknologi  dan
Seni atau yang sering disingkat dengan IPTEKS. IPTEKS merupakan tiga unsur
utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajuan
IPTEKS,manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan

8|INTEGRALISME IPTEKS
Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas
kehidupannya. Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui
keberadaan beragam dunia,Teknologi ddikembangkan dengan tujuan untuk
mengelola keberadaan beragam dunia dan Seni dikembangkan dengan tujuan
untuk mengapresiasi (penghargaan terhadap sesuatu) keberadaan beragam dunia.

Upaya-upaya dalam memadukan IPTEKS tidaklah semudah jalan pikiran


yang ditempuh seperti sekarang yang kita alami. Terkadang implementasi hal ini
pada suatu lembaha pendidikan tinggi, seperti universitas misalnya, menemui
jalan buntu. Alasan umum terhadap kenyataan ini adalah karena keberadaan
sebuah universitas dibentuk oleh berbagai fakultas dalam rumpun keilmuan,
rumpun terapan, rumpun teknik yang masing-masing rumpun terbagi kedalam
berbagai jurusan dan setiap jurusan terbagi lagi menjadi beberapa program studi.
Sehingga arah menuju keterpaduan berbenturan dengan arah menuju keterpisahan.

Dalam pemahaman kita, keberadaan IPTEKS tidak hanya untuk IPTEKS


sendiri tetapi dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui


keberagaman dunia. (misalnya dunia material, dunia atom, dunia remaja,
dunia lansia, dunia binatang, dunia tumbuhan dll)
2. Teknologi dikembangkan dengan tujuan untuk mengelola keberagaman
dunia
3. Seni dikembangkan dengan tujuan untuk mengapresiasi keberagaman
dunia.

Suatu hal yang aneh apabila dalam diri manusia terdapat potensi untuk
memadukan IPTEKS, sementara dalam kehidupan bermasyarakat justru sulit
dalam perwujudannya. Oleh karena itu, upaya seperti ini cukup mengundang,
menantang, dan menanti partisipasi semuapihak untuk turut merealisasikannya.
Penyajian matakuliah Wawasan IPTEKS merupakan salah satu awal dari proses
sosiologis yang harus ditempuh dan perwujudannya dapat diperluaskan kearah
penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.

9|INTEGRALISME IPTEKS
E. Upaya Sistematis Menuju Integralisme IPTEKS

Selama ini kontribusi IPTEKS sebagai outcomes dari sistem pembelajaran


manusia telah dapat memacu kecepatan, ketepatan, tingkat efesiensi, dan
pengorganisasian. Semakin tinggi IPTEKS yang digunakan, maka nilai tambah
ekonomi pada produk industri semakin tinggi pula. Namun demikian, kita juga
menyadari bahwa untuk mengembangkan IPTEKS diperlukan waktu yang
panjang dan biaya yang tinggi, sehingga ketika sudah digunakan, maka nilai
ekonomi dari produk harus meningkat agar dapat mengembalikan investasi yang
pernah ditanam.

Dengan berjalannya waktu, energi yang digunakan secara irreversibel akan


melesap menjadi energi yang tidak dapat digunakan kembali. Energi yang masih
dapat dipergunakan semakin lama akan semakin menipis, maka demi
kelangsungan hidup manusia, energi harus dihemat. Keharusan ini menuntut
IPTEKS untuk dapat merekomendasikan proses-proses yang lebih efisien.
Tuntutan inilah yang memotivasi untuk tidak henti-hentinya kita sebagai suatu
bangsa berupaya meningkatkan kualitas peran IPTEKS yang integral meliputi
bentengan empiris, non-empiris, sosial kemasyarakatan, dan kemanusiaan.

10 | I N T E G R A L I S M E I P T E K S
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
IPTEKS merupakan singkatan dari Ilmu pengetahuan Teknologi
dan Seni yaitu ilmu pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang
berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat
dan prinsip hal yang sedang dipelajari dan dituangkan dalam sebuah
perangkat ide, metode, teknik bena-benda material yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Secara umum pengembangan IPTEKS harus mampu berada pada
posisi kemajuan seperti berikut :
1. Sudut ilmu pengetahuan, berada pada peran interkoneksitas;
2. Sudut teknologi, berada pada peran kendali; dan
3. Sudut seni, berada pada peran harmoni.

11 | I N T E G R A L I S M E I P T E K S
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2013. Pengetian Integrasi Interkoneksi. http://isic-


suka.blogspot.com/2013/01/pengertian-integrasi-interkoneksi.html

Arman, Sobary. 2018. Jangan Sampai Dikendalikan Teknologi.


https://kumparan.com/sobary-arman/jangan-sampai-dikendalikan-
teknologi

Herawati, Andi. 2016. Peran Keindahan Dalam Kehidupan Manusia.


https://www.kompasiana.com/andihera/56f618268323bdcb04c201f7/peran
-keindahan-dalam-kehidupan-manusia?page=all#

Hidayat, Komaruddin. 2016. Interkoneksitas Ilmu Pengetahuan.


http://budisansblog.blogspot.com/2016/06/interkoneksitas-ilmu-
pengetahuan.html
Suriamihardja, Dadang, Amiruddin, Eddyman W. Ferial. 2015. Wawasan Ipteks.
Makassar : Erlangga

12 | I N T E G R A L I S M E I P T E K S

Anda mungkin juga menyukai