DETI NURHAYATI
701170003
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-
Nyalah tugas praktek belajar lapangan Stase Keperawatan Gadar dan Intensif di
Rumah Sakit Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Asuhan Keperawatan Anak pada An. L dengan Diagnosa Gastro Enteritis Akut
Diruang Anyelir RSUD Soreang . Hasil analisa atau pengkajian terdapat diagnosa
masih perlu banyak belajar, bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.Harapan penulis, mudah-
Deti Nurhayati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis atau penyakit diare adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peradangan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi (Cakrawardi et.
al,2009). Penyakit ini ditandai dengan gejalanya terutama diare, muntah atau
keduanya dan dapat juga disertai dengan demam, nyeri abdomen dan anoreksia
(Elliott J. E., 2007). Secara global, setiap tahun diperkirakan dua juta kasus
gastroenteritis yang terjadi di kalangan anak berumur kurang dari lima tahun.
penyakit ini tetap menyerang anak terutamanya yang berumur kurang dari dua tahun.
gastroenteritis juga menimbulkan beban kepada ibu bapa dari segi biaya pengobatan
dan waktu. Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan dan minuman yang
terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk (Howidi et. al, 2012).
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan (Depkes) dari tahun 2000 sehingga tahun 2010 terlihat kecenderungan
insidens naik. Pada tahun 2000 incidence rate penyakit diare 301/1000 penduduk,
tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), studi mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari
tahun ke tahun diketahui bahawa diare masih menjadi penyebab utama kematian
balita di Indonesia. Penyebab utama kematian karena diare perlu tatalaksana yang
mempunyai tujuan mengembalikan cairan yang hilang akibat diare. Kegagalan dalam
bakteri. Hal ini karena antibiotik merupakan obat andalan untuk terapi infeksi bakteri.
Namun, ketepatan dosis dan lama pemberian antibiotik adalah sangat penting agar
tidak terjadi resistensi bakteri dan infeksi berulang (Cakrawardi et. al, 2009).
karena dapat mengancam nyawa dan menyebabkan penyakit yang lebih serius (A
B. TUJUAN KEGIATAN
C. MANFAAT KEGIATAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi Diare
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan
padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah
buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan
B. ETIOLOGI
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
dan sebagainya.
terutama canalida.
mineral.
B. PATOFISIOLOGI
Sebanyak kira-kira 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap hari yang
berasal dari luar (asupan diet) dan dari dalam tubuh sendiri (sekresi cairan lambung,
empedu dan sebagainya). Sebagian besar jumlah tersebt diresorbsi di usus halus dan
sisanya sebanyak 1500 ml memasuki usus besar. Sejumlah 90% dari cairan usus besar
akan diresorbsi sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml cairan ikut membentuk tinja.
sama lain. Misalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan menyebabkan
usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan
penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Bagan patofisiologi diare dan
mekanisme kompensasi dengan larutan gula garam secara sederhana dapat dilihat
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare akut karena infeksi
adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah
menimbulkan diare akut yang terdiri atas faktor-faktordaya tahan tubuh atau
lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus dan
menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih
tinggi terhadap infeksi V.cholera. Hipomotilitas usus pada infeksi usus memperlama
waktu diare dan gejala penyakit serta mengurangi kecepatan eliminasi agen sumber
yang lebih tinggi pada mereka yang kekurangan Ig-A. Percobaan lain membuktikan
bahwa bila lumen usus dirangsang suatu toksoid berulangkali akan terjadi sekresi
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang
bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus
DIARE
Gangg. Tumbang
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik
Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik
merusak mukosa
usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri
dan elektrolit ke sempat diserap
lumen usus Endotoksin berlebih
Hipersekresi cairan
dan elektrolit
Isi lumen usus ↑
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Keterangan
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c. Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi N (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernapasan
Kulit Biasa Agak cepat Kusz maull
Uub
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering/asidosis
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein, lemak
dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila
Kebutuhan
Umur Berat Badan Total/24 jam Cairan/Kg
BB/24 jam
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono,
Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan bahwa
jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik
(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap
satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan
BJ Plasma – 1,025
---------------------- x BB x 4 ml
0,001
- Metode Pierce
- Metode Daldiyono
* Rasa haus/muntah =1
* Facies cholerica =2
* Vox cholerica =2
* Ekstremitas dingin =1
* Sianosis =2
Kebutuhan cairan =
Skor
15
3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena. Larutan
orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 g KCl
stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga
Jadual rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem skor
diberikan dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal secepat
mungkin. Jadual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam ke-3 didasarkan pada
kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya. Dengan demikian, rehidrasi
keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan
biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap.
pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ plasma.
Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan
empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat dianjurkan.
Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul
darah.
2) V. parahaemolyticus,
4) C. perfringens, spesifik
5) A. aureus : Kloramfenikol
6) Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon seperti
Siprofloksasin
8) Helicobacter: Eritromisin
1. Medis
pemberiannya.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak
diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
c. Obat-obatan
GASTROENTERITIS AKUT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi
pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan
dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug).
Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua
terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa
malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat
hitungan (GK)
9. Pemeriksaan Fisik
menurun.
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum
normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian
menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
PENATALAKSANAAN DIARE
Rehidrasi
1. jenis cairan
b) Cara parenteral
o Cairan I : RL dan NS
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
2. Jalan pemberian
c) Rumatan (maintenance).
o BB (kg) x 50 cc
atau 5 tetes/kg/mnt
Terapi
1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi
Supportif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
terhadap diare
frekwensi diare.
5. koreksi
keseimbang
cairan dan
elektrolit, BUN
untuk mengetahui
3. Timbang berat faal ginjal
badan setiap hari (kompensasi).
- Mengganti
cairan dan
elektrolit secara
adekuat dan
cepat.
- anti sekresi
4. Anjurkan untuk
keluarga untuk menurunkan
memberi minum sekresi cairan dan
banyak pada kien, elektrolit agar
2-3 lt/hr simbang,
5. Kolaborasi : antispasmolitik
Pemeriksaan
untuk proses
laboratorium
absorbsi normal,
serum elektrolit
antibiotik sebagai
(Na, K,Ca, BUN)
anti bakteri
berspektrum luas
untuk
- Cairan
menghambat
parenteral ( IV
line ) sesuai endotoksin.
dengan umur
- Obat-obatan
: (antisekresin,
antispasmolitik,
antibiotik)
2 Perubahan nutrisi setelah dilakukan 1. Diskusikan dan 1. Serat tinggi,
kurang dari tindakan jelaskan tentang lemak,air terlalu
kebutuhan tubuh perawatan selama pembatasan diet panas / dingin
(makanan berserat dapat
dirumah di RS
tinggi, berlemak merangsang
kebutuhan nutrisi dan air terlalu mengiritasi
terpenuhi panas atau dingin) lambung dan
sluran usus.
Kriteria : 2. situasi yang
2. Ciptakan
lingkungan yang nyaman, rileks
- Nafsu makan
bersih, jauh dari akan merangsang
meningkat nafsu makan.
bau yang tak
- normal sesuai sedap atau
sampah, sajikan
umur
makanan dalam
keadaan hangat
3. Berikan jam
istirahat (tidur)
serta kurangi
kegiatan yang 3. Mengurangi
berlebihan pemakaian energi
4. Monitor intake yang berlebihan
dan out put dalam
24 jam
4. Mengetahui
jumlah output
5. Kolaborasi dapat
dengan tim merencenakan
kesehtaan lain : jumlah makanan.
a. terapi gizi : 5. Mengandung zat
Diet TKTP rendah yang diperlukan ,
serat, susu untuk proses
pertumbuhan
b. obat-obatan
atau vitamin ( A)
3 Resiko penyakit : Stelah 1. Monitor suhu 1. Deteksi dini
berulang dilakukan tubuh setiap 2 jam terjadinya
tindakan perubahan
abnormal fungsi
perawatan selama
tubuh ( adanya
3x 24 jam tidak infeksi)
terjadi 2. Meningkatkan
peningkatan suhu personal hygen
tubuh
3. Mencegah
Kriteria hasil : perkembangbiaka
2. Ajarkan teknik
suhu tubuh dalam n bakteri dan
cuci tangan 6
sterilisasi
batas normal ( 36- langkah
37,5 C) 3. Anjurkan
keluarga untuk
- Tidak menjaga
4. Menajaga agar
terdapat tanda kebersihan alat
anak tidak
infeksi (rubur, makan dan
terkontaminasi
dolor, kalor, minum
bakteri
tumor, fungtio 4. Bersihakan alat
lingkungan
leasa) main dan
likungan yang
sering terjangkau 5. Merangsang
orang tua pusat pengatur
panas di otak
5. Kolaborasi
pemberian
antibiotik
4 Resiko kerusakan setelah dilakukan 1. Diskusikan dan 1. Kebersihan
integritaskulit tindaka jelaskan mencegah
perianal keperawtan pentingnya perkembang
menjaga tempat biakan kuman
selama di rumah
tidur
sakit integritas 2. Demontrasikan 2. Mencegah
kulit tidak serta libatkan terjadinya iritassi
terganggu keluarga dalam kulit yang tak
merawat perianal diharapkan oleh
Kriteria hasil : - (bila basah dan karena kelebaban
Tidak terjadi mengganti dan keasaman
iritasi : pakaian bawah feces
kemerahan, lecet, serta alasnya)
kebersihan terjaga 3. Atur posisi tidur 3. Melancarkan
atau duduk vaskulerisasi,
- Keluarga dengan selang mengurangi
mampu waktu 2-3 jam penekanan yang
mendemontrasika lama sehingga tak
n perawatan terjadi iskemi dan
perianal dengan irirtasi .
baik dan benar
5 Kecemasan anak setelah dilakukan 1. Libatkan 1. Pendekatan awal
tindakan keluarga dalam pada anak
perawatan selama melakukan melalui ibu atau
tindakan keluarga
3 x 24 jam, klien
perawatan 2. mengurangi rasa
mampu 2. Hindari persepsi takut anak
beradaptasi yang salah pada terhadap perawat
perawat dan RS dan lingkungan
Kriteria hasil : RS
Mau menerima 3. Berikan pujian 3. menambah rasa
tindakan jika klien mau percaya diri anak
perawatan, klien diberikan akan keberanian
tampak tenang tindakan dan
dan tidak rewel perawatan dan kemampuannya
pengobatan 4. Kasih saying
4. Lakukan kontak serta pengenalan
sesering diri perawat akan
mungkin dan menunbuhkan
lakukan rasa aman pada
komunikasi baik klien.
verbal maupun 5.
non verbal
(sentuhan,
belaian dll)
5. Berikan mainan
sebagai
rangsang sensori
anak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT
KEPERAWATAN ANAK
I. PENGKAJIAN
I. Biodata
A. Identitas Klien
4. A g a m a : ISLAM
5. Pendidikan : SD kelas 4
- Bio 2x lbks Po
1. Ayah
a. N a m a : Sohibul Arifin
b. U s i a : 40 Tahun
c. Pendidikan : SMA
e. A g a m a : ISLAM
2. Ibu
a. N a m a : Tuti
b. U s i a : 40 Tahun
c. Pendidikan : SMP
e. Agama : ISLAM
Tiga hari sebelum rumah sakit klien mengalami mencret-mencret, satu hari setelah
klien mengalami mencret klien diberikan obat Oralit, dua hari setelah itu orang tua klien
pindahkan ke ruangan Anyelir pada pukul 20:00 WIB klien ditempatkan di ruangan 2 bad
1.
Pada tanggal 28-desember-2019 pukul 08:00 WIB dilakukan pengkajian. Pada Saat
Pengkajian : klien mengeluh mencret lebih dari 3 kali dalam sehari, mencret berkurang
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit tertentu seperti hipertensi,
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 22 kg
1. Berguling : 5 bulan
2. Duduk : 6 bulan
3. Merangkak : 6 bulan
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 1 tahun
V. Riwayat Nutrisi
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
¤ Hubungan antar anggota keluarga : Baik, dari pihak saudara lain baik
¤ Support sistem dalam keluarga : Selalu berusaha dan berdo’a untuk kesembuhan
anaknya
Hanya memahami bahwa dia sakit perut dan tidak enak makan, serta ketakutan dengan
2. GCS : E : 4 M : 5 V : 5 = 14
3. Kesadaran : Composmentis
c. Suhu : 36,4 o C
d. Pernapasan : 21 x/ menit
5. Berat Badan : 22 kg
7. Kepala
Inspeksi
a) Keadaan rambut & Hygiene kepala : kurang bersih karena kulit kepala
berminyak
c) Penyebaran : Merata
Palpasi
8. Muka
Inspeksi
Palpasi
Mata
Inspeksi
Tidak Radang
Conjungtiva Anemis
b. Pupil : - Isokor
- Myosis
pen light)
c. Posisi mata :
gerakkan
- Tidak Diplopia
Palpasi
Inspeksi
1. Posisi hidung : Sejajar dengan telinga
ii. Telinga
Inspeksi
3. Aurikel : Normal
Palpasi
telinga)
kepala)
c. Swabach : Normal
iii. Mulut
Inspeksi
1. Gigi
2. Gusi
3. Lidah
4. Bibir
iv. Tenggorokan
v. Leher
Inspeksi
Palpasi
1. Kelenjar thyroid : Tidak Teraba
Palpasi
Auskultasi
b. Suara tambahan : Tidak ada wheezing, ronchi, grugling, cracles dan stridor.
Perkusi : Resonan
vii. Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
1. BJ I : Lub
2. BJ II : Dub
3. BJ III : Tidak ada
viii. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
c. Nyeri tekan : Ada nyeri tekan di abdomen kuadran kiri dan bawah
Auskultasi
Peristaltik : 20 x/mnt
Perkusi
a. Tympani : Tympani
ix. Genitalia dan Anus: Bagian anus terasa nyeri dan kemerahan
x. Ekstremitas
Ekstremitas atas
1. Motorik
- Tonus otot kanan / kiri : 5,tangan kanan dan kiri dapat memegang
sendok
2. Refleks
3. Sensori
Ekstremitas bawah
a. Motorik
b. Refleks
c. Sensori
- Nyeri : Ada, dengan tes cubit
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : Baik, mengikuti dengan cahaya Pen
Light
4. Nervus V (Trigeminus)
8. Nervus XI (Assesorius)
A. LABORATORIUM
Waktu Fungsi
No Nama Obat Dosis Cara
P S S M
1 L-BIO 2x1 08 20 O Membantu
mempercepat
penyembuhan
diare, dan
melindungi sistem
pencernaan
2 zinc 1x1 08 O Memperkuat
sistem kekebalan
tubuh
3 Cefotaxim 3x1 750mg 04 14 22 IV antibiotik
4 omeprazole 1x1 22 gram 08 IV antiemetik
DATA FOKUS
ANALISA DATA
DO :
Peningkatan asam lambung
Klien nampak lemas
Waktu BAB 2-3 jam
sekali
Peristaltik 20 x/mnt
Hasil laboratotium
feses : bakteri positif
Distensi abdomen
Mual muntah
Nafsu makan menurun
Diare
Diare
Distensi abdomen
Anus kemerahan
Terdapat lesi
Skala nyeri 4 (1-10)
Mencret lebih dari 3x/hari
Lemas
Terlihat kelelahan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. D tidak adekuatnya intake dan output
3. Kerusakan integritas kulit peri analberhubungan dengan nyeri di tandai dengan klien
meringis
4. Gangguan pola tidur tidak efektif berhubungan dengan kurang kontrol tidur di tandai
Kriteria Hasil :
TTV dalam Observasi turgor
Mengetahui turgor
batas normal kulit,ubun-
kulit yang baik
Tidak ada ubun,dan mata
tanda-tanda secara rutin
dehidrasi
Turgor kulit Monitor bising
elastis,membra usus Memantau kondisi
ne mukosa peristaltik usus dalam
basah batas normalkurang
Mata tidak dari 20 x/mnt
cowong,ubun- Rehidrasi cairan
ubun besar mengmbalikan cairan
tidak cekung yang hilang
Peristaltik usus Memantau frekuensi
dalam batas dan konsistensi BAB
normal 15-30 Memantau agar
Berikan minum
x/mnt kondisi kenaikan
sedikit tapi sering
Konsistensi asam lambungnya
BAB menurun
liat/lembek dan
frekuensi 1 kali
dalam sehari Ukur Mempercepat
Tidak diare/keluaran pemulihanbagi klien
mengalami BAB
diare Ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasikan
pemberian obat
dengan dokter
sesuai advice yang
diberikan
2 Perubahan Setelah dilakukan Mandiri
nutrisi tindakan selama 2x Berikan makanan
kurang dari 24 jam klien dapat yang terpilih Untuk memantau
kebutuhan (sudah di pemenuhan nutrisi
tubuh b. d Status nutrisi : konsultasikan dan kebutuhannya
tidak pemenuhan dengan ahli gizi) Memantau kebutuhan
adekuatnya makanan dan kalori perhari dan
Monitor jumlah
intake dan cairan nutrisi yang
nutrisi dan
output Status nutrisi : kandungan kalori dibutuhkan tubuhnya
pemenuhan Memantau intake
nutrisi yang diberikan agar
Kontrol berat tidak keluar
badan sepenuhnya dan
berapa banyak yg di
muntahkan
Kriteria Hasil
Monitor mual Memantau cara
Mampu makan dan makanan
mengidentifika muntah
yang diinginkan
si kebutuhan memperbaiki minat
nutrisi makannya
Tidak ada Memantau BB
tanda-tanda dengan setiap harinya
malnutrisi dilakukan
Menunjukkan pemeriksaan
peningkatan Memberikan
fungsi informasi kepada
pengecapan Monitor interaksi
anak atau keluarga mengenai
Tidak terjadi kebutuhan nutrisi
penurunan orangtua selama
makan anaknya yg harus
berat badan diberikan
yang berarti
Agar tetap
terpenuhinya
kebutuhan nutrisi
Monitor adanya harian yang
penurunan berat didapatkan
badan
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kolaborasi:
Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menenukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien
3 Kerusakan Setelah dilakukan 6. Monitor suhu 6. Deteksi dini
integritas tindakan tubuh setiap 2 terjadinya
kulit peri keperawatan
jam perubahan
anal b.d selama 2 x 24 jam
frekuensi klien dapat abnormal fungsi
diare di merasakan tubuh ( adanya
tandai kenyamanan
infeksi)
dengan klien dengan kriteria
meringis hasil : 7. Meningkatkan
personal hygen
Status 7. Ajarkan teknik
lingkungan
cuci tangan 6
nyaman
Kualitastidur langkah
dan istirahat 8. Anjurkan
adekuat 8. Mencegah
keluarga untuk
Status perkembangbiaka
kenyamanan menjaga
n bakteri dan
meningkat kebersihan
sterilisasi
Support social alat makan
dan minum
9. Bersihakan
alat main dan
likungan yang
sering 9. Menajaga agar
terjangkau anak tidak
orang tua terkontaminasi
bakteri
lingkungan
10. Kolaborasi
pemberian
antibiotik
10. Merangsang
pusat pengatur
panas di otak
4 Gangguan Setelah dilakukan Memfasilitasi Efek sholawat dapat
pola tidur tidndakan aktivitas yang merelaksasikan tubuh
tidak efektif keperawatan 1x24 akan dilakukan dan menciptakan
berhubungan jam, klien dapat sebelum tidur ketenangan untuk
dengan mengontrol tidur (sholawatan) beristirahat
kurang dengan kriteria Lingkungan nyaman
kontrol tidur hasil : akan mengurangi
di tandai gangguan terhadap
dengan Jumlah tidur Ciptakan tidur
sering dalam batas lingkungan yang MenyeSesuaikan
abngun pada norma 8 nyaman waktu makan dan
malam hari jam/hari minum agar tidak
Perasaan segar terganggu pada
sesudah tidur Monitor waktu waktu tidur
Pasien terlihat makan dan minum Terpantaunya
segar dengan waktu kebutuhan tidur
tidur klien,
Monitor
kebutuhan tidur
klien setiap hari
dan jam
- IMT : 18,9
Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi : diet tinggi
kalori tinggi protein
Memberikan teknik relaksasi
dengan kompres air hangat di
bagian perut
A : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini pengkajian meliputi keluhan utama klien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan keluarga, pemeriksaan fisik dengan hasil dapat diketahui klien
Dari hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien GEA ditemukan beberapa diagnose
peri anal dan gangguan pola tidur. Setelah di berikan tidakan keperawatan dan kolaborasi
B. Saran
Penulis berharap laporan asuhan keperawatan Anak ini menjadi acuan bagi perkembangan
ilmu keperawatan khusunya keperawatan untuk dapat memberian asuhan keperawatan dengan