Anda di halaman 1dari 17

Laporan Resmi

Praktikum Biofarmasetika

Materi : “ Absorbsi Obat Secara In Vitro”

Dosen Pengampu :

M. Dzakwan, S.Si.,Apt.

Nama Kelompok i ( 6 ) :

1. Aprilya Dewi K.S 19133984A


2. Brigita Maria F.A 19133985A
3. Kharisma Gustinoor F 19133987A
4. Widuri Sweet J. 19133988A

Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta
2015 / 2016
Absorbsi Obat Secara In Vitro
I. TUJUAN
Mengetahui pengaruh pH terhadap absorbsi obat melalui saluran pencernaan
secara in vitro.
II. DASAR TEORI
Absorbsi obat berkaitan dengan mekanisme input obat ke dalam tubuh dank e
dalam jaringan atau organ di dalam tubuh. Disposisi dapat dibedakan menjadi
distribusi dan eliminasi. Setelah obat memasuki sirkulasi sistemik pbat didistribusikan
ke jaringan tubuh. Penetrasi obat ke dalam jaringan bergantung pada laju aliran darah
ke jaringan, karakteristik pasrisi antara darah dan jaringan tercapai (Sinko, 2012).
Absorbsi adalah suatu proses pergerakan obat dari tempat pemberian ke dalam
saluran sirkulasi umum dalam tubuh ( darah ). Pada umumnya obat diabsorbsi di
saluran cerna secara pasif yaitu tanpa diperlukan suatu energi karena pelaluan
molekul transmembrane dari konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah, dimana
sebagai gaya pendorongnya adalah perbedaan konsentrasi tersebut.
Pada obat yang diberikan secara peroral absorbs obat dapat terjadi pada
saluran cerna. Jadi saluran cerna memegang peranan penting terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan laju dan keberadaan absorbs obat. Faktor-faktor
tersebut diantaranya:
1. Sawar membrane saluran cerna
2. pH saluran cerna
3. Kestabilan obat dalam saluran cerna.
4. Interaksi obat dan kompleksasi
Bila diasumsikan bahwa dalam saluran cerna tidak ada yang menghalangi
absorbsi setelah obat berada dalam keadaan terlarut, maka obat (molekul) harus
kontak dengan saluran cerna kalau obat itu telah terdifusi dari cairan salran cerna ke
permukaan membran (Syukri, 2002).
Menurut Henderson-Hasselbalch, derajat ionisasi bergantung pada pH larutan
dan pKa obat, seperti terlihat pada persamaan berikut :

.
Faktor-faktoryang mempengaruhi absorpsi obat :
a. Ukuran partikel obat
b. Kecepatan disolusi obat berbanding langsung dengan luas permukaan
yang kontak dengan cairan/pelarut. Bertambah kecil partikel,
bertambah luas permukaan total, bertambah mudah larut
c.   Pengaruh daya larut obat
d. Pengaruh daya larut obat/bahan aktif tergantung pada :
 Sifat kimia: modifikasi kimiawi obat
 Sifat fisik: modifikasi fisik obat
   Prosedur dan teknik pembuatan obat
 Formulasi bentuk sediaan/galenik dan penambahan eksipien 
Beberapa faktor lain fisiko-kimia obat ialah :
 Temperatur
 pKa dan derajat ionisasi obat (Joenoes, 2002).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Tabung Crane dan Wilson yang dimodifikasi
2. Spektrofotometer
3. Water-bath (penangas air)
4. Timbangan analitik
5. pH meter
6. Alat-alat untuk operasi
7. Alat-alat gelas
Bahan :
1. Usus Halus Sapi
2. Cairan lambung buatan tanpa pepsin (pH 1,2)
3. Cairan usus tanpa pankretin ( pH 7,5 )
4. Larutan NaCl ( 0,9% b/v )
5. Asam salisilat
6. Eter
7. Gas oksigen
8. Alcohol
IV. CARA KERJA
A. Pembuatan Dapar Asetat pH 4,5 0,05 M sebanyak 1000 ml :
1) Menimbang 2.99 g Na Asetat.
2) Lalu ditambahkan 1.66 ml asam glacial dalam labu takar 1000 ml.
3) Kemudian di tambahkan aquadest ad tanda batas.
B. Pengujian absorbsi in vitro :
1) Menimbang asam salisilat dengan seksama 500 mg dan menambahkan
aquadest 100 ml.
2) Memasukkan dalam usus halus sapi yang sudah dicuci bersih, bagian
ujung ditali.
3) Usus halus sapi tersebut dimasukkan dlam media disolusi larutan dapar
500 ml.
4) Setiap 15 menit diambil larutan uji 2 ml kemudian dimasukkan dalam
labu takar 10 ml, dan diencerkan dengan ad tanda batas ( larutan uji ).
5) Membaca absorbsinya pada λ = 265 nm, gunakan blanko dapar asetat.
C. Membuat larutan baku :
1) Kurang lebih 14 mg dimasukkan labu takar 50 ml diencerkan dengan
dapar ad tanda batas.
2) Dari larutan tersebut dipipet 2 ml larutan dan dimasukkan dalam labu
takar 50 ml diencerkan dengan dapar ad tanda batas
3) Dan dibaca absorbansinya pada λ = 265 nm, gunakan blanko dapar asetat

V. HASIL PENGAMATAN
a. Kondisi Analisa

Dalam cairan Dalam cairan


Keterangan
lambung usus
a. Nama bahan obat Acetosal Acetosal
b. Volume media disolusi 500 ml 500 ml
c. Faktor pengenceran cuplikan 5 5
d. Kadar pada larutan baku (mg/ml) 0,112 mg/ml 0,112 mg/ml
e. Kadar acetosal 500 mg 500 mg

b. Data Absorbansi
Absorbansi Larutan Uji Absorbansi kurva baku
T(menit) Usus Lambung Absorbansi
1 2 3 1 2 3
15 0,286 0,278 0,276 0,760 0,719 0,797 0,119 0,151
30 0,332 0,325 0,326 0,200 0,201 0,203 0,161 0,145
45 0,446 0,445 0,446 0,201 0,206 0,200 0,161 0,144
60 0,496 0,500 0,497 0,206 0,202 0,206 0,163 0,121

Rata-rata Abs Kurva Baku :

0,119+0,161+0,161+ 0,163+ 0,151+ 0,145+0,144+ 0,121


= 0,146
8

ANALISA DATA

1. Perhitungan Konsentrasi Acetosal


a. Dalam Lambung
- 15 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,760
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 5,830 mg %

Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,719
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 5,516 mg %
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,797
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 6,114 mg %
Rata-rata = 5,820 mg %

- 30 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,200
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,534 mg %
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,201
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,542 mg %
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,203
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,557 mg %
Rata-rata = 1,544 mg%

- 45 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,201
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,542 mg %
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,206
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,580 mg %
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,200
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,534 mg %
Rata – rata : 1,552

- 60 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,206
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,580 mg %
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,202
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,550 mg %
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,206
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 1,580 mg %
Rata-rata : 1,570 mg %

b. Dalam usus
- 15 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,286
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,194 mg %
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,278
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,133 mg%
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,276
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,117 mg%
Rata-rata¿ 2,148 mg %

- 30 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,332
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,547 mg%
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,325
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,493 mg%
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,326
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 2,501 mg%
Rata-rata ¿ 2,514 mg %

- 40 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,446
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 3,421 mg%
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,445
= x 0,0112 x 100 %
0,146
=3,413 mg%
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,446
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 3,421 mg%
Rata-rata ¿ 3,418 mg %

- 60 menit
Au
a) x Cb x 100 %
Ab
0,496
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 3,805 mg%
Au
b) x Cb x 100 %
Ab
0,500
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 3,836 mg%
Au
c) x Cb x 100 %
Ab
0,497
= x 0,0112 x 100 %
0,146
= 3,813 mg%
Rata-rata ¿ 3,818 mg %

2. Kadar Acetosal
a. Dalam lambung
- 15 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,760 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 5,830 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,719 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 5,516 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,797 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 6,114 %
Rata-rata : 5,820 %
- 30 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,200 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,534 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,201 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,542 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,203 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,557 %
Rata-rata = 1,544 %

- 45 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,201 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,542 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,206 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,580 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,200 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,534 %
Rata-rata : 1,552 %

- 60 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,206 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,580 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,202 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,550 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,206 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 1,580 %
Rata- rata: 1,570 %

b. Dalam usus
- 15 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,286 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,194 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,278 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,132 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,276 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,117 %
Rata-rata¿ 2,148 %

- 30 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,332 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,547 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,325 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,497 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,326 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 2,502 %
Rata-rata ¿ 2,514 %

- 45 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,446 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,421 %
Au Cb
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,445 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,414 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab K e
0,446 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,422 %
Rata-rata¿ 2,514 %
- 60 menit
Au Cb
1) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,496 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,805 %
Au C b
2) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,500 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,836 %
Au Cb
3) Q = V x Fu x x x 100 %
Ab Ke
0,497 0,0112
= 500 mg x 1 x x x 100 %
0,146 500 mg
= 3,812 %
Rata-rata: 3,818 %
3. Perhitungan Lag Time

Di Lambung Di Usus
T (menit) Q (%) T (menit) Q (%)
15 5,820 15 2,148
30 1,544 30 2,514
45 1,552 45 3,419
60 1,570 60 3,818

Persamaan Garis Usus


Lambung
: :
a = 5,807
1,4896
b = -0,0849
0,0394
r = -0,7714
0,9847
Persamaan Garis :
y = a + bx
y = 5,807
1,496 –+ 0,0849x
0,039x
1,496
5,807
Jika p = 0, maka t = =38,359
=68,398
0,0849
0,039
Jadi lag Time = 68,398
38,359 menit
4. Grafik T sampling Vs Q

Grafik T sampling Vs Q di Lambung


7

5
grafik T sampling Vs Q di
4 Lambung
Q (%)

0
15 30 45 60

Grafik T sampling Vs Q di Usus


4.5
4
3.5
3
Grafik T sampling Vs Q di Usus
2.5
Q (%)

2
1.5
1
0.5
0
15 30 45 60

5. AUC
a. Dalam Lambung
15 Q15+t 0 ( 5,820+ 0 ) x 15 menit
15 menit = [ AUC ]0 + = =43,65 % menit
2 2
30 Q15+Q 30 ( 5,820+1,544 ) x 15 menit
30 menit = [ AUC ]15+ = =55,23 % menit
2 2
45 Q30+Q 45 ( 1,544 +1,552 ) x 15 menit
45 menit = [ AUC ]30 + = =23,22 % menit
2 2
60 Q60+Q 45 ( 1,522+1,570 ) x 15 menit
60 menit = [ AUC ]45 + = =23,42 % menit
2 2
AUC Total = (43,65 +55,23 + 23,22 + 23,42 ) % menit
= 145,52 % menit

b. Dalam Usus
Q15+t 0 ( 2,148+0 ) x 15 menit
15 menit = [ AUC ]15
0 + = =16,11
2 2
Q15+Q 30 ( 2,148+2,514 ) x 30 menit
30 menit = [ AUC ]30
15 + = =69,93
2 2
45 Q30+Q 45 ( 2,514 +3,419 ) x 30 menit
45 menit = [ AUC ]30 + = =133,493
2 2
60 Q60+Q 45 ( 3,419+3,818 ) x 30 menit
60 menit = [ AUC ]45 + = =217,11
2 2
AUC Total = 16,11 + 69,93 + 133,493 + 133,493 + 217,11
= 436,643

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian absorbsi obat secara in vitro
dengan menggunakan usus sapi. Pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pH
terhadap absorbsi obat melalui pencernaan secara in vitro. Obat yang digunakan
adalah asetosal yang merupakan turunan salisilat yang sering digunakan sebagai
senyawa analgesik, antipiretik dan juga memiliki efek antikoagulan.
Pengujian secara in vitro ini menggunakan volume media disolusi 500ml
dengan menggunakan faktor pengenceran 5x, dimana kadar asetosal pada larutan
baku 0,112 mg/ml dan kadar asetosal 500 mg. Berdasarkan data pengamatan nilai
absorbansi yang didapat sesuai dengan hokum Lambert Beer, yaitu konsentrasi yang
baik itu berada direntang 0,2 – 0,8 yang dideteksi dengan spektro UV. Hasil
absorbansi dimasukkan kedalam perhitungan untuk mencari konsentrasinya. larutan
lambung dan larutan usus. Namun, pada nilai absorbansinya pada pH lambung lebih
tinggi dibandingkan pada pH usus dimana sesuai menurut hokum Lambert Beer dan
obat yang bersifat asam akan terabsorbsi optimum pada pH asam (lambung) dan
obat yang bersifat basa terabsorbsi optimum di pH basa (usus). Praktikum kali ini,
senyawa obat asetosal dimana senyawa obat ini bersifat asam sehingga obat ini akan
terabsorbsi baik di pH asam. Pada perhitungan konsetrasi asetosal diperoleh data-
data absorbsi pada pH lambung konsentrasi paling tinggi pada waktu ke menit 15 ;
absorbansi 5,820 dan pada pH usus konsentrasi paling tinggi pada waktu ke menit
60 ; absorbansi 3,818. Setelah dilakukan perhitungan konsentrasi asetosal,
dilakukan perhitungan berikutnya dengan mencari kadar asetosal.
Dari data yang diperoleh pada kadar asetosal dapat digunakan untuk mencari
lag time yang absorbansinya didapat dari hasil (Q) vs (t). Persamaan regresi linier
pada pH lambung y = 5,807 – 0,0849x sedangkan persamaan regresi linier pada pH
usus y = 1,496 + 0,039x dan diperoleh lag time lambung 68,398 menit serta lag
time usus 38,359 menit. Kemudian data kadar asetosal dapat digunkan juga untuk
menghitung AUC total dimana pada pH lambung 145,52 % menit dan pada pH usus
436,643 % menit. Sehingga obat asetosal dapat tereabsorbsi dengan baik pada
cairan lambung, dimana grafik pada cairan lambung mengalami penurunan pada
menit ke-15 dan cairan usus grafik mengalami kenaikan sering seiiring
bertambahnya waktu pada menit ke-60. Adapun kesalahan data dapat uuga
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam percobaan yaitu adanya pengotor saat
pembacaan absorbansi, bisa juga dikarenakan kesalahan pembacaan absorbansi dan
kurang adanya ketelitian dalam melakukan percobaan.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbedaaan
variasi pH cairan lambung dan pH cairan usus absorbsi obat melalui saluran
pencernaan secara in vitro dengan interval waktu berbeda menunjukkan konsentrasi
yang berbeda. Konsentrasi tertinggi pada pH lambung dimana pada menit ke-15 dan
pada pH usus pada menit ke-60. Obat asetosal dapat tereabsorbsi dengan baik pada
cairan lambung, dimana grafik pada cairan lambung mengalami penurunan pada
menit ke-15 dan cairan usus grafik mengalami kenaikan sering seiiring
bertambahnya waktu pada menit ke-60.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Sinko. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin. Diterjemahkan oleh
Djajadisastra. EGC. Jakarta.
Syukri. 2002. Biofarmasetika.  UII Press. Yogyakarta.
Joenoes, Z. N. 2002. Ars Prescribendi Jilid 3. Airlangga University Press.
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai