Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“Bangunan dan Sarana Laboratorium”

OLEH:

KELOMPOK 2

Andika Dandi Pratama (184840105)

Anggy Wulandari (184840106)

Devitasari (184840111)

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok
dengan judul “Bangunan dan Sarana Laboratorium”.

Adapun tujuan menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen yang
membimbing dalam mata kuliah Kesehatan Keselamatan Kerja/K3.Harapannya makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk ke depannya.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Pangkalpinang, 16 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

1.1 Deskripsi Singkat...........................................................................................................4

1.2 Relavansi........................................................................................................................5

1.3 Capaian Pembelajaran....................................................................................................5

BAB II URAIAN MATERI.........................................................................................................6

2.1 Definisi..........................................................................................................................6

BAB III RANGKUMAN.............................................................................................................12

TES FORMATIF.........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Singkat

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama.Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara


umum diperkirakan termasuk rendah.Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang
buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.Kondisi tersebut
mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih
sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefesienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal
kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.Karena itu di
samping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu mamfasilitasi dengan peraturan atau
aturan perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikum, dosen dan
peniliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang beresiko tinggi bagi
praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan.

4
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan
bahaya kerja di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik
yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat
menyebabkan penyakit kronis maupun akut serta kerusakan terhadap fasilitas dan peralatan
penunjang praktikkum yang sangat mahal harganya.Semua kejadian ataupun kecelakaan
kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para praktikan
mengetahui dan selalu mengkuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.

Bangunan dan sarana laboratorium adalah suatu hal yang harus diketahui oleh
seorang pekerja atau oleh seseorang yang akan membuat suatu usaha, baik itu apotek
maupun yang lainnya. Alat-alat yang mudah terinfeksi oleh zat kimia akan sangat
berbahaya jika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Di dalam makalah
ini, penyusun akan menjelaskan bangunan dan sarana yang baik untuk membuat
laboratorium, sebab apabila tidak mengetahui tentang laboratorium dan bangunan dengan
ruangan yang tidak kondusif maka akan sangat dikhawatirkan akan bahaya yang juga bisa
berdampak kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.

1.2 Relevansi

Mata kuliah ini berhubungan dengan bangunan dan sarana di laboratorium dengan
kesehatan dan keselamatan kerja, dengan diharapkan seorang pekerja atau oleh seseorang
yang akan membuat suatu usaha, baik itu apotek maupun yang lainnya mengetahui
keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.

1.3 Capaian Pembelajaran


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menengetahui fungsi bangunan


2. Mengetahui bahaya jika bangunan tidak kondusif
3. Mengetahui fungsi dan sarana laboratorium
4. Mengetahui peralatan APD (Alat Pelindung Diri)

5
BAB II
URAIAN MATERI

2.1 Definisi

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikum, dosen dan
peniliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang beresiko tinggi bagi
praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan.

Fungsi bangunan serta rancangan peralatan untuk laboratorium :

a. Bangunan

Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran, rancangan


konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja,
pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Adapun tiap sarana kerja hendaklah
memadai, sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai
kesalahan lain dapat menurunkan suatu mutu obat dapat dihindarkan, yaitu :

1. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya


pencemaran lingkungan sekelilingnya seperti pencemaran dari udara, tanah dan
air maupun dari kegiatan didekatnya
2. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang
produksi obat
3. Dicegah resiko bercampurnya bau obat atau komponen obat yang berbeda
kemungkinan terjadinya pencemaran silang oleh obat atau bahan-bahan lain
4. Disediakan ruangan terpisah untuk membersihkan alat yang dapat dipindah-
pindahkan dan ruangan untuk menyimpan bahan pembersih
5. Hewan ditempatkan dalam gedung terpisah

6
6. Kamar ganti-simpan pakaian berhubungan langsung dengan daerah pengolahan
tetapi letaknya terpisah
b. Peralatan

Berdasarkan dalam pembuatan obat peralatan yang digunakan hendaklah


memiliki rancangan bangunan dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta
ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang rancang bagi tiap produk obat terjamin
secara seragam dari batch ke batch, serta untuk memudahkan pembersihan dan
perawatan.

a. Rancang-bangun dan konstruksi

Hendaklah memenuhi persyaratan berikut :

1. Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk, misal
bocornya katup, menetesnya zat pelumas, karena perbaikan, pemeliharaan,
modifikasi atau adaptasi yang salah
2. Bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas atau
pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah karena
hal ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan antara,
produk ruahan atau obat jadi
3. Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun
bagian luar
4. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah
terbakar atau ditempatkan di daerah dimana digunakan bahan yang mudah
terbakar, hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris
5. Peralatan yang digunakan menimbang, mengukur, menguji dan mencatat
hendaklah diperiksa ketelitiannya secara teratur serta tertera menurut suatu
program dan prosedur yang tepat
6. Penyaringan untuk cairan tidak boleh melepaskan serat ke dalam produk

7
b. Pemasangan dan penempatan
1. Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil
kemungkinan pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama
2. Semua bahan mekanis terbuka dan kerekan hendaklah dilengkapi dengan
pengaman
3. Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas. Nomor
pengenal ini akan dipakai pada semua perintah dan catatan pembuatan batch
untuk menunjukkan unit atau alat tertentu yang dipakai pada proses pembuatan
tertentu untuk batch yang bersangkutan, kecuali bila alat tersebut hanya
digunakan untuk satu jenis produk saja.
4. Semua pipa, tangki selubung pipa uap atau pipa pendingin hendaklah diberi
isolasi yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil
kehilangan energy
5. Sistem-sitem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, suhu udara, air minum,
pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan dan gas hendaklah
divalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi
sesuai dengan tujuannya

c. Pengolahan

Merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya.

(Luther, M., 1993) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah


pengelolaan, perencanaan, pengorganisasian, pelaporan dan penganggaran.

Dalam pengelolaan laboratorium, meliputi beberapa aspek :

1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan dan pengawasan

8
Adapun tujuan peraturan keselamatan kerja yaitu :

1. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akan kegiatan di


laboratorium
2. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun;
dan mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan

Berikut ini adalah aturan-aturan umum yang harus ada :

1. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan
2. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat-alat dan cara pemakaian
3. Harus tau cara memakai alat emergency : pemadam kebakaran, eye shower, respirator
dan alat keselamatan kerja lain
4. Dilarang makan, minum, merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala
laboratorium

Adapun peralatan dan pakaian pelindung untuk pegawai laboratorium :

1. Pakaian pribadi

- pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar (terbuka) tidak cocok di laboratorium
tempat digunakan bahan kimia berbahaya.

- kenakan jas laboratorium yang sesuai dealam keadaan dikancingkan dan lengan tidak digulung.
Selalu kenakan pakaian pelindung jika ada kemungkinan bahwa pakaian pribadi dapat
terkontaminasi atau rusak karena bahan berbahaya secara kimia.

- jas laboratorium harus tahan api. Jas katun tidak mahal dan tidak langsung langsung terbakar,
tetapi bereaksi cepat dengan asam.Jas polyester tidak cocok untuk pekerjaan membuat kaca atau
pekerjaan dengan bahan-bahan mudah terbakar.Apron dari plastik atau karet bisa memebri
perlindungan yang baik dari cairan korosif, tetapi mungkin tidak cocok jika terjadi kebakaran.
9
- pakaian sekali pakai yang sudah digunakan saat menangani bahan karsinogenik atau bahan lain
yang sangat berbahaya harus dipindah tanpa memaparkan bahan beracun kepada satu orang pun.

- jangan menggunakan pakaian atau aksesoris yang terbuat dari kulit pada situasi ketika bahan
kimia bisa meresap ke dalam kulit dan dekat dengan kulit.

2. Perlindungan kaki

Kenakan sepatu yang kuat di daerah tempat bahan kimia berbahaya digunakan atau kerja
mekanik dilakukan.Sepatu kayu, sepatu berlubang, sandal, dan sepatu kain tidak memberikan
perlindungan terhadap bahan kimia yang tumpah.Untuk keselamatan kenakan sepatu dengan
dilapisi baja di depannya (steel toe) saat menangani benda yang berat seperti silinder gas.

3. Perlindungan mata dan wajah

Selalu kenakan kacamata pengaman dengan pelindung samping untuk bekerja di


laboratorium dan terutama dengan bahan kimia berbahaya.

Adapun peralatan keselamatan kebakaran :

Semua laboratorium kimia harus memiliki pemadam api jenis karbondioksida dan bahan
kimia kering. Sediakan pemadam api jenis lain tergantung pekerjaan yang dilakukan di
laboratorium.

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Merupakan perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang seseorang di


tempat kerja yang dapat melindunginya dari salah satu atau lebih resiko terhadap keselamatan

10
dan kesehatan.Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara spesifik
mampu melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan kerja tidak dikategorikan ke
dalam APD.

a. Alat pelindung, dikenakan pada keadaan seperti berikut ini :


Bekerja di luar ruangan atau dengan cuaca yang tidak kondusif, bekerja di lingkungan dengan
temperature ekstrem, bekerja di jalan raya yang memerlukan kemudahan penglihatan oleh
lingkungan sekitar.

b. Pelindung kepala, digunakan pada keadaan berikut ini :


Pekerjaan pada tangga, di bawah maupun didekatnya, pekerjaan konstruksi bangunan tinggi
dan besar, bekerja di saluran dan terowongan, aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan
benda.

Adapun alat APD yaitu full body hardness, hard hat, safety back support belt, respirator,
masker, safety spectacles/kacamata pelindung, earplug/sumbat telinga, safety shoes/sepatu
pelindung, sarung tangan kain, sarung tangan karet, sarung tangan kulit, faceshield/pelindung
wajah, safety google/pelindung mata.

11
BAB III

RANGKUMAN

Bangunan dan sarana laboratorium sangat penting untuk diketahui, sebab apabila kita
tidak mengetahui fungsi daripada bangunan dan tempat untuk sarana laboratorium yang baik dan
benar maka akan berakibat fatal. Alat-alat laboratorium memiliki zat kimia yang mudah bereaksi
sehingga apabila kita tidak bisa menempatkan alat-alat atau bahan-bahan kimia di tempat aman
akan berakibat buruk bagi kita dan lingkungan sekitar.

12
TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksud dengan bangunan dan sarana labiratorium?


2. Apa perbedaan masing-masing laboratorium?
Jawab:
1. Bangunan dan sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah laboratorium
2. Istilah laboratorium juga digunakan untuk fasilitas tertentu lainnya di mana proses atau
peralatan yang digunakan serupa dengan laboratorium ilmiah. Ini termasuk:
 Laboratorium film atau kamar gelap
 Laboratorium klandestin untuk produksi obat ilegal
 Laboratorium komputer
 Laboratorium kriminal digunakan untuk memproses bukti yang diperoleh dari TKP
 Laboratorium bahasa
 Laboratorium medis (melibatkan penanganan senyawa kimia)
 Laboratorium kesehatan masyarakat
 Laboratorium industri

13
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen, POM. 1988. Cara Pembuatan Obat Yang Baik.Jakarta : Depkes

Arikunto, s. 1993.Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.Jakarta :


Raja Grafindo Persada

Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Penelitian
IPA.Jakarta : Depdikbud

Soenarto dan Satunggalno.1996. Strategi Implementasi Motivasi dan Evaluasi Kebijakan dalam
Perawatan dan Prasarana.Yogyakarta : IKIP

Soemardjo dan Sumardjito.1996. Aturan Perundangan Bangunan dan


Sarana/Prasarana.Yogyakrta : IKIP

14

Anda mungkin juga menyukai