Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PATOFISIOLOGI

GANGGUAN SISTEM KESEIMBANGAN CAIRAN

DAN ELEKTROLIT SERTA ASAM BASA

Kelompok : 9

Nama Anggota :

1. Sukmawati M. Suan
2. Valentine R. Bani
3. Wilhelmina S. Sani
4. Yemmima N. Pekuwali
5. Yuni E. Seo
6. Gracelia Hannoe

Kelas : IB

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami kelompok 9 (Sembilan) dapat menyelesaikan tugas makalah Patofisiologi yang
berjudul “Gangguan Sistem Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta asam basa” dengan tepat
waktu. Terima kasih kami ucapkan kepada para dosen yang telah membimbing sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan akan dapat memberikan pengetahuan
tambahan tentang “Gangguan Sistem Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta asam basa”
dimasa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi bagi mereka yang membutuhkan
informasi tentang makalah yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Seperti halnya pepatah
“Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Untuk itu, sudilah kiranya pembaca memberikan masukan
dan saran yang bersifat membangun sehingga makalah ini dapat lebih baik kedepannya.

Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam ejaan kami
mohon maaf. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Kupang, 26 Maret 2020

Penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Dehidrasi.........................................................................................2

2.1.1 Pengertian Dehidrasi................................................................2

2.1.2 Gejala Dehidrasi......................................................................2

2.1.3 Faktor Dehidrasi......................................................................3

2.1.3 Penyebab Dehidrasi.................................................................3

2.2 Asidosis ..........................................................................................4

2.1.1 Pengertian Asidosis.................................................................4

2.1.2 Penyebab Asidosis...................................................................4

2.1.4 Gejala Asidosis........................................................................6

2.3 Alkalosis..........................................................................................7

2.1.1 Pengertian Alkalosis................................................................7

2.1.2 Gejala Alkalosis.......................................................................7

2.1.4 Penyebab Alkalosis..................................................................7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................9

3.2 Saran................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan  asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.

Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam  memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat
badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak
dalam tubuh.

Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah, antara lain:
1. Apa itu Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis?
2. Bagaimana gejala dari Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis?
3. Apa saja penyebab Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis
2. Untuk mengetahui gejala dari Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis
3. Untuk mengetahui penyebab Dehidrasi, Asidosis dan Alkalosis

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 DEHIDRASI

2.1.1 Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi adalah kondisi di mana terjadi kekurangan kandungan air pada tubuh
secara keseluruhan, disertai dengan gangguan proses metabolisme tubuh. Dehidrasi
juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan zat elektrolit di dalam tubuh, seperti
hipernatremia (tingginya kandungan ion natrium di dalam darah).

2.1.2 Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi awal dan sedang pada orang dewasa, antara lain:

 Rasa haus.

 Warna urine lebih pekat atau gelap.

 Jumlah dan frekuensi pembuangan urine menurun.

 Mulut kering dan lengket.

 Mudah mengantuk dan cepat lelah.

 Sakit kepala.

 Sembelit.

 Pusing.

Gejala dehidrasi ringan dan sedang yang dirasakan oleh  anak dan bayi, antara
lain:

 Saat menangis tidak ada air mata.

 Mata terlihat cekung ke dalam.

 Ubun-ubun menyusut.

 Popok tetap kering selama 12 jam.

 Kulit terasa dingin dan kering.

2
 Mudah marah dan lesu.

 Mulut kering dan lengket.

 Kelelahan dan pusing.

Gejala dehidrasi berat yang dirasakan oleh orang dewasa, anak, dan bayi, antara
lain:

 Mudah marah dan merasa kebingungan.

 Mulut terasa kering.

 Denyut jantung cepat tetapi lemah.

 Bernapas dengan cepat.

 Mata tampak cekung.

 Demam.

 Elastisitas kulit berkurang

 Tekanan darah rendah.

 Kejang-kejang.

 Kesadaran menurun.

 Pada anak-anak dan bayi, kaki dan tangannya akan teraba dingin dan tampak
ruam-ruam kecil (blotchy-looking) tanpa rasa gatal atau nyeri.

2.1.3 Faktor Resiko Dehidrasi

Kelompok orang yang rentan mengalami dehidrasi, antara lain:

 Bayi dan anak-anak.

 Orang lanjut usia.

 pengidap penyakit kronis (jangka panjang).

 Olahragawan atau atlet.

 Orang yang berolahraga di tempat yang panas dan lembap.

3
 Orang yang tinggal, bekerja, dan berolahraga di dataran tinggi.

2.1.4 Penyebab Dehidrasi

Beberapa penyebab dehidrasi, antara lain:

 Berkeringat secara berlebihan.

 Demam.

 Berolahraga atau melakukan latihan yang berat.

 Bekerja di tempat yang panas karena banyaknya keringat yang dikeluarkan.

 Pengidap diabetes, kadar glukosa dalam darah naik dan tidak terkontrol.

 Pengidap diare (gastroenteritis) dan muntah yang parah bagi anak-anak dan
bayi.

 Pengguna alkohol yang mengonsumsi secara berlebihan.

 Pengidap anoreksia nervosa.

 Pengidap cystic fibrosis.

 Mengalami luka bakar yang luas dan heat stroke (sengatan panas).

2.2 ASIDOSIS

2.2.1 Pengertian Asidosis

Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat
tinggi. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, misalnya napas pendek, linglung,
atau sakit kepala.

4
Normalnya, pH darah di dalam darah adalah sekitar 7,4. Asidosis terjadi saat pH
darah kurang dari 7,35 (asam). Hal ini berkebalikan dengan kondisi alkalosis yang
terjadi saat pH darah lebih dari 7,45 (basa). Perubahan pH ini akan sangat
memengaruhi fungsi dan kerja berbagai organ tubuh.

2.2.2 Penyebab Asidosis

Asidosis terjadi saat keseimbangan asam-basa di dalam tubuh terganggu, sehingga


kadar asam menjadi sangat tinggi. Ada 3 mekanisme yang menyebabkan munculnya
asidosis, yaitu produksi asam yang berlebihan, pengeluaran asam yang terganggu, dan
proses keseimbangan asam-basa di dalam tubuh yang tidak normal. Hal-hal ini akan
menyebabkan terjadinya penumpukan asam di dalam tubuh.

Ketiga mekanisme tersebut bisa disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme


asam di tubuh (asidodis metabolik) atau gangguan pada proses pertukaran oksigen dan
karbon dioksida (asidosis respiratorik). Berikut adalah penjelasannya:

Asidosis metabolik

Kondisi ini terjadi ketika produksi asam di tubuh terlalu berlebihan atau saat
ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam tubuh. Ada beberapa jenis asidosis
yang termasuk asidosis metabolik, yaitu:

 Asidosis diabetik
Asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik disebabkan oleh produksi badan
keton (asam) yang berlebihan. Kondisi ini terjadi saat diabetes tidak terkontrol.
 Asidosis laktat
Asidosis laktat atau lactate acidosis disebabkan oleh produksi asam laktat yang
berlebihan. Kondisi ini terjadi saat tubuh melakukan metabolisme anaerob
(kadar oksigen rendah). Asidosis laktat dapat disebabkan oleh kanker,
konsumsi alkohol yang berlebihan, gagal hati, gagal
jantung, hipoglikemia dalam jangka waktu lama, sepsis, dan kelainan genetik,
seperti MELAS.

 Asidosis hiperkloremik
Peningkatan kadar asam dalam tubuh pada kondisi ini disebabkan oleh
kehilangan natrium bikarbonat (basa) yang berlebihan dalam waktu yang lama.
Kondisi ini biasanya terjadi karena diare atau muntah-muntah yang
berkepanjangan.
 Asidosis tubulus renalis
Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui urine,

5
sehingga asam terkumpul di dalam darah. Hal ini biasanya terjadi saat
kerusakan ginjal disebabkan oleh penyakit autoimun atau gangguan genetik.

Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik juga akan meningkatkan kadar asam di dalam tubuh, namun
dengan mekanisme yang berbeda. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sistem
pernapasan yang meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah.

Berikut ini adalah beberapa gangguan pada sistem pernapasan yang dapat memicu
asidosis respiratorik:

 Gangguan pada saluran pernapasan, seperti asma dan PPOK (penyakit


paru obstruksi kronis)
 Gangguan pada jaringan paru, seperti fibrosis pulmoner
 Gangguan pada tulang dada yang bisa mempengaruhi pernapasan,
seperti skoliosis dan kifosis
 Gangguan pada sistem saraf yang mempengaruhi proses pernapasan,
seperti myasthenia gravis, GBS (Guillain-Barre Syndrome), dan ALS
(amyotrophic lateral sclerosis)
 Penggunaan obat-obatan yang yang dapat mempengaruhi sistem
pernapasan, seperti penggunaan opioid atau kombinasi obat
golongan benzodiazepine dengan alkohol
 Kondisi lain yang bisa mempengaruhi pernapasan,
seperti obesitas dan sleep apnea

2.2.3 Gejala Asidosis

Gejala asidosis tergantung pada penyebabnya, apakah gangguan metabolisme


asam (asidosis metabolik) atau gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida
(asidosis respiratorik).

 Gejala asidosis metabolik dapat berupa:

6
 Napas pendek dan cepat
 Sakit kepala
 Linglung
 Mual dan muntah
 Lelah atau mengantuk
 Nafsu makan menurun
 Denyut jantung meningkat
 Sakit kuning
 Bau nafas tercium seperti aroma buah

Sedangkan gejala asidosis respiratorik dapat berupa:

 Napas pendek dan cepat


 Lelah atau mengantuk
 Pusing
 Sakit kepala
 Linglung
 Gelisah

Jika penderita mengalami asidosis respiratorik berkembang dalam jangka waktu


yang lama (kronis), gejala tidak selalu dirasakan. Namun, tanda-tanda seperti
kehilangan ingatan, kesulitan tidur, dan perubahan perilaku dapat terjadi.

2.3 ALKALOSIS

2.3.1 Pengertian Alkalosis

Alkalosis adalah sebuah kondisi di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu
banyak basa atau alkali. Kondisi ini dapat terjadi karena kadar asam

7
atau karbondioksida dalam tubuh berkurang, serta terdapat penurunan kadar elektrolit
klorida dan kalium dalam tubuh.
Darah dalam tubuh mengandung kadar asam dan basa yang ukurannya ditetapkan
melalui pemeriksaan darah dalam skala pH. Keseimbangan kedua zat tersebut diatur
dengan baik oleh ginjal dan paru-paru dengan nilai pH normal sekitar 7,4. Kadar
pH lebih kecil dari normal menandakan kandungan asam dalam tubuh lebih banyak,
sedangkan pH yang lebih besar dari normal menujukkan kandungan basa dalam tubuh
lebih banyak.

2.3.2 Gejala Alkalosis


Gejala yang ditunjukkan alkalosis berbeda-beda. Pada tahap awal, gejala
ditunjukkan dengan:

 Mual
 Tubuh terasa kaku
 Otot yang tegang dan mengalami kedutan
 Tremor pada tangan
 Cepat marah
 Gangguan kecemasan yang menimbulkan napas cepat dan kesemutan pada
wajah, tangan, atau kaki.

Pada beberapa kasus, alkalosis tidak menimbulkan gejala sama sekali. Di sisi lain,
gejala yang parah dapat terjadi jika alkalosis tidak segera ditangani, yaitu sesak napas
dan penurunan kesadaran (hingga koma).

2.3.3 Penyebab Alkalosis

Keseimbangan kadar asam-basa dalam tubuh dijaga ketat dengan mekanisme dari
paru-paru, ginjal, dan sistem penyangga kimia dalam tubuh. Saat terjadi
gangguan keseimbangn di mana nilai pH berbeda dari normal, maka kondisi banyak
organ dapat terganggu. Berdasarkan penyebabnya, terdapat empat jenis alkalosis,
yaitu:

Alkalosis metabolik. Jenis ini terjadi jika kandungan asam tubuh terlalu rendah,
sehingga tubuh lebih banyak mengandung basa. Kondisi ini dapat disebabkan karena
muntah yang berlebihan dan berkepanjangan hingga kehilangan elektrolit (terutama
klorida dan kalium), konsumsi obat tertentu yang berlebihan (diuretik, antasida, atau

8
obat pencahar), penyakit kelenjar adrenal, konsumsi bikarbonat, serta kecanduan
alkohol.

Alkalosis respiratorik. Kondisi ini terjadi karena tidak cukup karbondioksida


dalam aliran darah yang disebabkan bernapas terlalu cepat (misalnya dalam kondisi
kecemasan), kekurangan oksigen, keracunan salisilat, kondisi medis (demam tinggi,
penyakit paru-paru, penyakit liver), atau berada di tempat yang tinggi. Hiperventilasi
karena kecemasan merupakan penyebab yang paling sering ditemui dalam alkalosis
respiratorik.

BAB III

PENUTUP

9
3.1 KESIMPULAN

Dehidrasi adalah kondisi di mana terjadi kekurangan kandungan air pada tubuh secara
keseluruhan, disertai dengan gangguan proses metabolisme tubuh.

Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, misalnya napas pendek, linglung, atau sakit
kepala. Asidosis terjadi saat keseimbangan asam-basa di dalam tubuh terganggu, sehingga
kadar asam menjadi sangat tinggi.

Alkalosis adalah sebuah kondisi di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak
basa atau alkali. Kondisi ini dapat terjadi karena kadar asam atau karbondioksida dalam
tubuh berkurang, serta terdapat penurunan kadar elektrolit klorida dan kalium dalam tubuh.

3.2 SARAN

Penyusun menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
meberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik dan
saran yang membangun dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi

10
ttps://www.halodoc.com/kesehatan/dehidrasi

https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa

https://www.alodokter.com/alkalosis

https://www.academia.edu/22337964/MAKALAH_KESEIMBANGANCAIRAN_DAN_ELEKT
ROLIT_DALAM_TUBUH_MANUSIA

11

Anda mungkin juga menyukai