DISUSUN OLEH ꓽ
KELOMPOK 3
AKPER ꓽ I A
KELOMPOK IV
Elvira Yanti (219008)
Glediska Chikita Amaral (219012)
Muh. Rifki Apriansyah (219022)
Nur Annisa Juliana Ananda (219026)
Nur Cahyani (219027)
Nur Farahbiba Aslina (219028)
Parju (219030)
Risma (219034)
Sarmila (219036)
Sucialiefia Putri (219041)
Syamsul (219044)
Wahyuni Regzianti (219056)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Konsep dan Patofisiologi Oedem.......................................................3
B. Konsep dan Patofisiologi tentang Hipoelektrolit dan Hiperelektrolit. .5
C. Konsep dan Patofisiologi tentang Asidosis dan Alkalosis.................5
PENUTUP....................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar dapat berfungsi dengan normal, jarigan membutuhkan
sirkulasi darah yang baik, keseibangan cairan tubuh intra- dan
ekstravaskuler, dan konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap,
termasuk elektrolit.[CITATION Soe15 \l 1057 ]
Sel-seltubuh kita berada dalam suatu cairan elektrolit dengan
keseimbangan asam basa yang dipertahankan dalam kisaran yang
sempit. Perubahan konsentrasi elektroit yang memengaruhi akifitas
kelistrikan sel-sel saraf dan otot, sehingga terjadi perpindahan cairan
antar kompartmen. [CITATION Har16 \l 1057 ]
Ketidakseimbangan asam basa akan merusak fungsi sel. Selain
itu,fluktuasi cairan juga memengaruhi volume darah dan fungsi
sel.Gangguan tersebut umum terjadi dan dapat mengancam
keselamatan dengan cepat. Pemahaman tentang terjadinya proses
perubahan dan bagaimana tubuh melakukan kompensasi atau
mengatasi gangguan tersebut adalah kunci dasar dalam memahami
berbagai Patofisiologi penyakit. [ CITATION Har16 \l 1057 ]
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada latar belakang maka
permasalahan materi ini adalah
1. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Proses Oedem ?
2. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Hipoelektrolit atau
Hiperelektrolit ?
3. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Asidosis dan Alkalosis ?
C. Tujuan
1
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi
tentang Proses Oedem, Hipoelektroit atau Hiperelektrolit,
Asidosis, dan Alkalosis.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Proses Oedem ?
b. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Hipoelektrolit atau Hiperelektrolit ?
c. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Asidosis dan Alkalosis ?
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
Akibatnya pada ujung vena tidak terdapat tekanan osmotik
koloid yang akan menarik cairan kembali, dan terjadilah
kehilangan cairan darah yang hebat.
Hal ini dapat menimbulkan keadaan bahaya yang disebut
syok. Sbagai contoh sderhana, fenomenaini dapat terlihat bila
kulit disengat lebah atau disuntik dengan histamin.
b. Tekanan Kapiler-kapiler Vena yang Terlalu Tinggi
Gradasi penurunan Tekanan sepanjang seluruh kapiler akan
disesuaikan dengan air yang keluar. Keadaan ini dapat terlihat
pada orang yang memakai sabuk elastik yang sempitpada
betisnya, misalnya : memakai kaoskaki panjang yang murah.
Sebab Edema yang paling penting adalah berkurangnya daya
pompa jantung yang disebut Dekopensasi Skordis. Salah satu
gejala dini dari gagal jantung adalah Edema pada tungkai
bawah, terutama pada sore hari setelah berdiri dan berjalan
sepanjang hari
c. Tekanan Osmotik Koloid Terlalu Rendah
Sebagian besar hal ini disebabkan oleh kadar albumin dalam
serum yang terlalu rendah. Seperti yang diketahui biasanya
kadar albumin adalah 4,5 gr%. Bila kadar tertsebut turun
dibawah 2,5gr % Edema akan terjadi. Jumlam persediaan
Albumin kira-kira 140gr, semuanya berada dalam aliran darah.
Albumin hanya dibuat di dalam hati. Produksinya kira-kira
10gr/hari, tetapi dapat meningkat hingga 15gr/hari.
Defisiensi Albumin Timbul bila :
1) Produksi berkurang
2) Terjadi kehilangan albumin yang lebih lebih besar dari yang
dihasilkan.
4
1. Pengertian Gangguan Elektrolit.
Hipo/Hiper Elektrolit adalah kondisi dimana kondisi didalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit bisa menimbulkan
berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh.
5. Patofisiologi Gangguan Elektrolit
Biasanya, seseorang akan kehilagnaamn mineral setiap harinya.
Sejumlah kecil hilang setiap kali seseorang pergi ke kamar
mandi atau berkeringat terlalu banyak. Namun, hal ini tidak
akan menimbulkan masalah karena mineral yang hilang bisa
dengan mudah diganti, caranya dengan meminum cairan dan
makan makanan yang mengandung
kehilangan mineral. Contohnya adalah ketika seseorang mineral
tersebut.
Masalahnya timbul saat tubuh kita tidak bisa mengganti mineral
yang hilang lebih cepat daripada saat tubuh kehilangan banyak
darah akibat luka traumatis. Hal ini juga bisa terjadi jika organ
tubuh tidak bekerja dengan benar karna penyakit tertentu,
seperti jenis kanker dan penyakit ginjal kronis.
1. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
2. Penyalahgunaan alkoholPola makan buruk yang rendah
nutrisi dan mineral
3. Penyakit yang menyebabkan diare, muntah, dan demam
4. Ketidakmampuan menyerap nutrisi dari makan karna
masalah pencernaan
5. Meminum obat tertentu untuk pengobatan penyakit tertentu.
5
Asidosis adalah penigkatan sisteik konsentrasi ion Hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru
mengeuarkan karbondioksida atau apabila terjadi produksi asam-
asam yang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan.
[CITATION Her12 \l 1057 ]
Asidosis juga dapat timbul apabila terjadi pengeluaran basa
bikarbonat karena diare persisten atau ginjal gagal menyerap
bikarbonat atau mensekresi ion hidrogen.[ CITATION Her12 \l
1057 ]
Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat turun akibat pengeluarn karbon
dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-
asam yang tidak mudah menguap melalui muntah atau asupan
basa yang berlebihan. [ CITATION Her12 \l 1057 ]
6. Patofisiologi Asidosis
a. Asidosis Metabolik
Disebabkan karena peningkatatn konsentrasi asam Non
karbonik, kehilangan Bikarbonat, dari cairan ekstraseluler, atau
penurunan produksi bikarbonat ginjal.[ CITATION Har16 \l
1057 ]
Apabila Asidosis terjadi karena gangguan Metabolik atau
Ginjal, maka sistem pernafasan berespons dengan
meningkatkan atau menurunkan kecepatan pernafasan, untuk
mengembalikan pH ke normal.
b. Asidosis Respirasi
Asidosis respirasi adalah penurunan pH arteri yang terjadi akiat
gangguan respirasi primer. Apabila timbul asidosi kaena
penyakit paru, maka ginjal berespons dengan mengubah
penanganan terhadap ion hidrogen dan basa bikarbonat agar
pH kembali ke normal
c. Alkalosis Metabolik
6
Apabila tubuhkehilangan asam secara berlebihan, konsentrasi
bikarbonat akan meningkatdan timbul alkalosis metabolik. Saat
asam hilang karena muntah, kompensasi ginjal tidak bekerja
secara efektif karena klorida (anion) turut hilang dala bentuk
asamklorida (HCl), sehingga menstiulasi retensi ginjal terhadap
bikarbonat (anion).
d. Alkalosis Respirasi
Alkalosis Respirasi adalah peningkatan pH arteri yang terjadi
akibat gangguan pernafassan. Alkalosis respirasi terjadi
apabila kadar karbon dioksia turun dibawah 38 mmHg. Pada
penurunan karbon dioksida, persamaan 14.2 terdororng ke kiri,
sehingga terjadi penurunan konsentrasi ion hidrogen bebas
dan pengingkatan pH.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Edema adalah pembengkakan jaringan subkutan, yang bila
ditekan akan meninggalkan cekungan (seperti sumur). Kulit tampak
mengkilat dan pucat. Hal ini disebabkan penumpukan cairan yang
abnormal diantara sel diluar pembulh darah.
Hipo/Hiper Elektrolit adalah kondisi dimana kondisi didalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
Asidosis adalah penigkatan sisteik konsentrasi ion Hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru
mengeuarkan karbondioksida atau apabila terjadi produksi asam-asam
yang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan
Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat turun akibat pengeluarn karbon
dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-asam
yang tidak mudah menguap melalui muntah atau asupan basa yang
berlebihan
F. Saran
Pemberian cairan Infus yang mengandung natrium klorida bisa
membantu mengembalikan cairan tubuh dan elektroit yang hilang
akibat diare atau muntah. Selain melalui infus, dapat diberikan
suplemen yang mengandung elektrolit.
Terkadang dibutuhkan obat-obatan untuk mengurangi jumlah
elektrolit berlebihan di dalam darah, misalnya diberikan insulin saat
terjadi hiperkalemia. Namun yang penting adalah mengatasi penyebab
dari gangguan elektrolit itu sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sudiono, J., Kurniadhi, B., Hendrawan, A., & Djimantoro, B. (2003). Ilmu
Patologi. Yogyakarta: EGC