Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Haslinda DS, S.K.M., S.Kep., M.Kes

“Proses Oedem, Hipoelektrolit/Hiperelektrolit, Asidosis, dan


Alkalosis”

Mata kuliah : Patofisiologi

DISUSUN OLEH ꓽ
KELOMPOK 3
AKPER ꓽ I A

KELOMPOK IV
Elvira Yanti (219008)
Glediska Chikita Amaral (219012)
Muh. Rifki Apriansyah (219022)
Nur Annisa Juliana Ananda (219026)
Nur Cahyani (219027)
Nur Farahbiba Aslina (219028)
Parju (219030)
Risma (219034)
Sarmila (219036)
Sucialiefia Putri (219041)
Syamsul (219044)
Wahyuni Regzianti (219056)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
TAHUN AJARAN 2019/2020
          Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PROSES
OEDEM, HIPOELEKTROLIT/HIPERELEKTROLIT, ASIDOSIS, DAN
ALKALOSIS.
          Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karena itu penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. 
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan temdn-teman. Aamiin.Terima kasih.

Makassar, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Konsep dan Patofisiologi Oedem.......................................................3
B. Konsep dan Patofisiologi tentang Hipoelektrolit dan Hiperelektrolit. .5
C. Konsep dan Patofisiologi tentang Asidosis dan Alkalosis.................5
PENUTUP....................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agar dapat berfungsi dengan normal, jarigan membutuhkan
sirkulasi darah yang baik, keseibangan cairan tubuh intra- dan
ekstravaskuler, dan konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap,
termasuk elektrolit.[CITATION Soe15 \l 1057 ]
Sel-seltubuh kita berada dalam suatu cairan elektrolit dengan
keseimbangan asam basa yang dipertahankan dalam kisaran yang
sempit. Perubahan konsentrasi elektroit yang memengaruhi akifitas
kelistrikan sel-sel saraf dan otot, sehingga terjadi perpindahan cairan
antar kompartmen. [CITATION Har16 \l 1057 ]
Ketidakseimbangan asam basa akan merusak fungsi sel. Selain
itu,fluktuasi cairan juga memengaruhi volume darah dan fungsi
sel.Gangguan tersebut umum terjadi dan dapat mengancam
keselamatan dengan cepat. Pemahaman tentang terjadinya proses
perubahan dan bagaimana tubuh melakukan kompensasi atau
mengatasi gangguan tersebut adalah kunci dasar dalam memahami
berbagai Patofisiologi penyakit. [ CITATION Har16 \l 1057 ]

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada latar belakang maka
permasalahan materi ini adalah
1. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Proses Oedem ?
2. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Hipoelektrolit atau
Hiperelektrolit ?
3. Apa konsep dan Patofisiologi tentang Asidosis dan Alkalosis ?

C. Tujuan

1
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi
tentang Proses Oedem, Hipoelektroit atau Hiperelektrolit,
Asidosis, dan Alkalosis.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Proses Oedem ?
b. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Hipoelektrolit atau Hiperelektrolit ?
c. Untuk mengetahui konsep dan Patofisiologi tentang
Asidosis dan Alkalosis ?

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Patofisiologi Oedem


1. Pengertian Oedem (Edema)
Edema adalah pembengkakan jaringan subkutan, yang bila
ditekan akan meninggalkan cekungan (seperti sumur). Kulit
tampak mengkilat dan pucat. Hal ini disebabkan penumpukan
cairan yang abnormal diantara sel diluar pembulh darah.
[CITATION Suh09 \l 1057 ]
Edema adalah meningkatnya cairan ekstraselular dan
ekstravaskular di dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa.
Dapat bersifat setempat atau umum. [ CITATION Soe15 \l 1057 ]
4. Patofisiologi Edema
Menurut Sibuea, Panggabean, dan Gultom (2005), Edema akan
terjadi bila terlal banyak cairan memasuki ruang intersisial
daripada yang dapat keluar pada saat yang sama.
Ada 3 faktor yang berperan dalam timbulnya edema [ CITATION
Suh09 \l 1057 ] :
a. Dinding kapiler bocor sehingga molekul protein keluar dengan
mudah kedalam cairan intersisial.
b. Tekanan pada ujung-ujung kapiler vena masih cukup tinggi dan
lebih tinggi dibanding dengan tekanan osmotik koloid.
c. Tekanan osmotik koloid darah terlalu rendah.
Proses Oedem :
a. Kapiler Bocor.
Pada luka bakar berat dan pada inflamasi berat dinding kapiler
demikian rusaknya sehingga molekul protein merembes keluar
dan tidak dapat bertahan didalam lumen kapiler.

3
Akibatnya pada ujung vena tidak terdapat tekanan osmotik
koloid yang akan menarik cairan kembali, dan terjadilah
kehilangan cairan darah yang hebat.
Hal ini dapat menimbulkan keadaan bahaya yang disebut
syok. Sbagai contoh sderhana, fenomenaini dapat terlihat bila
kulit disengat lebah atau disuntik dengan histamin.
b. Tekanan Kapiler-kapiler Vena yang Terlalu Tinggi
Gradasi penurunan Tekanan sepanjang seluruh kapiler akan
disesuaikan dengan air yang keluar. Keadaan ini dapat terlihat
pada orang yang memakai sabuk elastik yang sempitpada
betisnya, misalnya : memakai kaoskaki panjang yang murah.
Sebab Edema yang paling penting adalah berkurangnya daya
pompa jantung yang disebut Dekopensasi Skordis. Salah satu
gejala dini dari gagal jantung adalah Edema pada tungkai
bawah, terutama pada sore hari setelah berdiri dan berjalan
sepanjang hari
c. Tekanan Osmotik Koloid Terlalu Rendah
Sebagian besar hal ini disebabkan oleh kadar albumin dalam
serum yang terlalu rendah. Seperti yang diketahui biasanya
kadar albumin adalah 4,5 gr%. Bila kadar tertsebut turun
dibawah 2,5gr % Edema akan terjadi. Jumlam persediaan
Albumin kira-kira 140gr, semuanya berada dalam aliran darah.
Albumin hanya dibuat di dalam hati. Produksinya kira-kira
10gr/hari, tetapi dapat meningkat hingga 15gr/hari.
Defisiensi Albumin Timbul bila :
1) Produksi berkurang
2) Terjadi kehilangan albumin yang lebih lebih besar dari yang
dihasilkan.

D. Konsep dan Patofisiologi tentang Hipoelektrolit dan


Hiperelektrolit

4
1. Pengertian Gangguan Elektrolit.
Hipo/Hiper Elektrolit adalah kondisi dimana kondisi didalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit bisa menimbulkan
berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh.
5. Patofisiologi Gangguan Elektrolit
Biasanya, seseorang akan kehilagnaamn mineral setiap harinya.
Sejumlah kecil hilang setiap kali seseorang pergi ke kamar
mandi atau berkeringat terlalu banyak. Namun, hal ini tidak
akan menimbulkan masalah karena mineral yang hilang bisa
dengan mudah diganti, caranya dengan meminum cairan dan
makan makanan yang mengandung
kehilangan mineral. Contohnya adalah ketika seseorang mineral
tersebut.
Masalahnya timbul saat tubuh kita tidak bisa mengganti mineral
yang hilang lebih cepat daripada saat tubuh kehilangan banyak
darah akibat luka traumatis. Hal ini juga bisa terjadi jika organ
tubuh tidak bekerja dengan benar karna penyakit tertentu,
seperti jenis kanker dan penyakit ginjal kronis.
1. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
2. Penyalahgunaan alkoholPola makan buruk yang rendah
nutrisi dan mineral
3. Penyakit yang menyebabkan diare, muntah, dan demam
4. Ketidakmampuan menyerap nutrisi dari makan karna
masalah pencernaan
5. Meminum obat tertentu untuk pengobatan penyakit tertentu.

E. Konsep dan Patofisiologi tentang Asidosis dan Alkalosis


1. Pengertian Asidosis dan Alkalosis

5
Asidosis adalah penigkatan sisteik konsentrasi ion Hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru
mengeuarkan karbondioksida atau apabila terjadi produksi asam-
asam yang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan.
[CITATION Her12 \l 1057 ]
Asidosis juga dapat timbul apabila terjadi pengeluaran basa
bikarbonat karena diare persisten atau ginjal gagal menyerap
bikarbonat atau mensekresi ion hidrogen.[ CITATION Her12 \l
1057 ]
Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat turun akibat pengeluarn karbon
dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-
asam yang tidak mudah menguap melalui muntah atau asupan
basa yang berlebihan. [ CITATION Her12 \l 1057 ]
6. Patofisiologi Asidosis
a. Asidosis Metabolik
Disebabkan karena peningkatatn konsentrasi asam Non
karbonik, kehilangan Bikarbonat, dari cairan ekstraseluler, atau
penurunan produksi bikarbonat ginjal.[ CITATION Har16 \l
1057 ]
Apabila Asidosis terjadi karena gangguan Metabolik atau
Ginjal, maka sistem pernafasan berespons dengan
meningkatkan atau menurunkan kecepatan pernafasan, untuk
mengembalikan pH ke normal.
b. Asidosis Respirasi
Asidosis respirasi adalah penurunan pH arteri yang terjadi akiat
gangguan respirasi primer. Apabila timbul asidosi kaena
penyakit paru, maka ginjal berespons dengan mengubah
penanganan terhadap ion hidrogen dan basa bikarbonat agar
pH kembali ke normal
c. Alkalosis Metabolik

6
Apabila tubuhkehilangan asam secara berlebihan, konsentrasi
bikarbonat akan meningkatdan timbul alkalosis metabolik. Saat
asam hilang karena muntah, kompensasi ginjal tidak bekerja
secara efektif karena klorida (anion) turut hilang dala bentuk
asamklorida (HCl), sehingga menstiulasi retensi ginjal terhadap
bikarbonat (anion).
d. Alkalosis Respirasi
Alkalosis Respirasi adalah peningkatan pH arteri yang terjadi
akibat gangguan pernafassan. Alkalosis respirasi terjadi
apabila kadar karbon dioksia turun dibawah 38 mmHg. Pada
penurunan karbon dioksida, persamaan 14.2 terdororng ke kiri,
sehingga terjadi penurunan konsentrasi ion hidrogen bebas
dan pengingkatan pH.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Edema adalah pembengkakan jaringan subkutan, yang bila
ditekan akan meninggalkan cekungan (seperti sumur). Kulit tampak
mengkilat dan pucat. Hal ini disebabkan penumpukan cairan yang
abnormal diantara sel diluar pembulh darah.
Hipo/Hiper Elektrolit adalah kondisi dimana kondisi didalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
Asidosis adalah penigkatan sisteik konsentrasi ion Hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru
mengeuarkan karbondioksida atau apabila terjadi produksi asam-asam
yang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan
Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hidrogen.
Konsentrasi ion hidrogen dapat turun akibat pengeluarn karbon
dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-asam
yang tidak mudah menguap melalui muntah atau asupan basa yang
berlebihan

F. Saran
Pemberian cairan Infus yang mengandung natrium klorida bisa
membantu mengembalikan cairan tubuh dan elektroit yang hilang
akibat diare atau muntah. Selain melalui infus, dapat diberikan
suplemen yang mengandung elektrolit.
Terkadang dibutuhkan obat-obatan untuk mengurangi jumlah
elektrolit berlebihan di dalam darah, misalnya diberikan insulin saat
terjadi hiperkalemia. Namun yang penting adalah mengatasi penyebab
dari gangguan elektrolit itu sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E. J. (2000). Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Huether, S. E., & McCance, K. L. (2017).Buku Ajar Patofisiologi, Edisi 6,


Vol. 1. Singapura: Elsevier.

Sibuea, W. H., Panggabean, M. M., & Gultom, S. P. (2005). Ilmu Penyakit


dalam. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sudiono, J., Kurniadhi, B., Hendrawan, A., & Djimantoro, B. (2003). Ilmu
Patologi. Yogyakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai