Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FISIKA FLUIDA

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Kelompok 7 :
Erfina Ferdianty 10521004
Devi Zianka R. 10521034
Elvira Rahma A. 10521027
Feriska Tri H. 10521019
Mahendra 10521017
Muhammad Khafid 10521008
Kelas : 1 A Keperawatan

Dosen pengampu : Dadi Arianto, S.Si

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT


BANDUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan rahmat, petunjuk, karunia dan nikmatnya kepada kami. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fisika Fluida” tanpa ada
halangan apapun sesuai waktu yang telah ditentukan..
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memberikan informas tentang
pengertiaan sejarah, sejarah perkembangan pada zaman dulu & dunia dan
sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmatnya kepada kami, kedua orang tua yang tak
hentinya memberikan doa dan dukungan, serta teman-.teman yang sudah
membantu menyusun makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita
semua tentang makhluk. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan
kita. Aamiin.

Bandung, 3 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................1
BAB II Pembahasan.............................................................................2
A. Penyakit yang berkaitan...................................................................2
1. Hidrosefalus.....................................................................................2
2. Galukoma ........................................................................................4
3. Hipertensi ........................................................................................5
4. Stroke...............................................................................................6
5. Penyakit jantung (Kardiovaskular)..................................................7
6. Edema paru....................................................................................10
B. Alat-alat medis yang berkaitan.......................................................11
C. Cara kerja alat................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering


disebut sebagai zat alir. Fluida adalah sub-himpunan dari fasebenda,
termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik. Beberapa perbedaan
diantara ketiganya adalah fase padat, zat mempertahankan bentuk dan
ukuran yang tetap, meskipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda
tersebut. Fase cair, zat tidak mempertahankan bentuk yang tetap
melainkan mengikuti wadahnya. Tetapi seperti halnya fase padat, pada
fase cair zat tidak mudah dimampatkan dan volumenya dapat diubah
hanya jika dikerjakan gaya yang sangat besar. Fase gas, zat tidak
mempunyai bentuk tetap, tetapi akan mengembang mengisi seluruh
wadah. Karena fase cair dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan
suatu bentuk yang tetap, maka keduanya mempunyai kemampuan untuk
mengalir dengan demikian keduanya disebut fluida. Salah satu ciri fluida
adalah kenyataan bahwa jarak antar molekulnya tidak tetap bergantung
pada waktu. Ini disebabkan lemahnya ikatan antara molekul (gaya kohesi)
adapun fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan
kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan
gaya kohesi antar molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi
antar molekul zat cair. Keadaan ini menyebabkan molekul-molekul gas
menjadi relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya
molekul-molekul zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk
suatu kesatuan yang jelas, meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh
wadahnya. Akibat lainnya adalah kemapuannya untuk dimanfaatkan. Gas
bersifat mudah dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan
berubah menjadi zat cair.
Adapun fluida dapat digolongkan dalam dua macam yaitu fluida
statis (hidrostatis) yang mempelajari tentang fluida yang tak bergerak dan
fluida dinamis (hidrodinamis) mempelajari tentang fluida bergerak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyakit yang berkaitan dengan fluida?
2. Apa saja alat medis yang berkaitan dengan fluida?
3. Bagaimana cara kerja alat medis yang berkaitan dengan fluida?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyakit yang berkaitan dengan fluida.
2. Untuk mengetahui alat medis yang berkaitan dengan fluida.
3. Untuk mengetahui cara kerja alat medis yang berkaitan dengan

1
fluida.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit yang berkaitan dengan fluida

1. Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga


meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak,
hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada
orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap
oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain
melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan
membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi
ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.
Hidrosefalus dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering
dialami oleh bayi dan orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas.

a. Gejala Hidrosefalus
Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang
cepat membesar. Selain itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak
di ubun-ubun kepala. Selain perubahan ukuran kepala, gejala
hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan hidrosefalus adalah:
 Rewel
 Mudah mengantuk
 Tidak mau menyusu
 Muntah
 Pertumbuhan terhambat
 Kejang

Pada anak-anak, dewasa, dan lansia, gejala hidrosefalus yang muncul


tergantung pada usia penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain:

 Sakit kepala
 Penurunan daya ingat dan konsentrasi
 Mual dan muntah
 Gangguan penglihatan
 Gangguan koordinasi tubuh
 Gangguan keseimbangan
 Kesulitan menahan buang air kecil

2
 Pembesaran kepala

Hidrosefalus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan


gangguan dalam perkembangan fisik dan intelektual anak. Pada orang
dewasa, hidrosefalus yang terlambat ditangani dapat menyebabkan
gejala menjadi permanen.

b. Penyebab Hidrosefalus
Hidrosefalus disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
produksi dan penyerapan cairan di dalam otak. Akibatnya, cairan di
dalam otak terlalu banyak dan membuat tekanan dalam kepala
meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yang
meliputi:

 Aliran cairan otak yang tersumbat.


 Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya.
 Penyakit atau cedera pada otak, yang memengaruhi penyerapan
cairan otak.

Hidrosefalus bisa terjadi pada bayi ketika proses persalinan, atau


beberapa saat setelah dilahirkan. Ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya:

 Perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur.


 Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal,
sehingga menyumbat aliran cairan otak.
 Infeksi selama masa kehamilan yang dapat memicu peradangan
pada otak janin, misalnya rubella atau sifilis.

Di samping itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan


risiko hidrosefalus pada semua usia, yaitu:

 Tumor di otak dan saraf tulang belakang.


 Perdarahan di otak akibat cedera kepala atau stroke.
 Infeksi pada otak dan saraf tulang belakang, misalnya meningitis.
 Cedera atau benturan pada kepala yang berdampak ke otak.

c. Pengobatan Hidrosefalus

Hidrosefalus ditangani dengan cara operasi. Tujuannya adalah


mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Metode
operasi yang biasanya diterapkan pada pasien hidrosefalus adalah:

 Operasi pemasangan shunt


Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala
untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar
mudah terserap ke dalam aliran darah. Bagian tubuh yang

3
dipilih untuk mengalirkan cairan otak adalah rongga perut.
Operasi ini juga disebut dengan nama VP shunt.

Beberapa penderita hidrosefalus bisa memerlukan shunt


untuk seumur hidupnya. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin
perlu dilakukan, guna memastikan shunt tetap bekerja dengan
baik.

 Endoscopic third ventriculostomy (ETV)


ETV dilakukan dengan membuat lubang baru di dalam
rongga otak, agar cairan di dalam otak bisa mengalir ke luar.
Prosedur ini sering kali diterapkan pada hidrosefalus yang
disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak

d. Pencegahan Hidrosefalus

Hidrosefalus merupakan kondisi yang sulit dicegah. Namun, risiko


hidrosefalus dapat dihindari dengan beberapa langkah berikut:

 Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin saat hamil.


 Kenakan sabuk pengaman saat berkendara menggunakan mobil.
 Gunakan helm saat bersepeda atau mengendarai motor.

2. Glaukoma

Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya


tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi
akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang
menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan
penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala.
Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous
humour) ke dalam pembuluh darah. Aqueous humour itu sendiri
adalah cairan alami yang berfungsi menjaga bentuk mata, memasok
nutrisi, dan membersihkan kotoran pada mata. Ketika terjadi
gangguan pada sistem aliran cairan ini akan menyebabkan
penimbunan cairan aqueous humour dan meningkatkan tekanan pada
bola mata (hipertensi okular). Meningkatnya tekanan pada bola mata
kemudian dapat merusak saraf optik.
Berdasarkan gangguan yang terjadi pada sistem aliran cairan mata,
glaukoma terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
 Glaukoma sudut terbuka. Glaukoma jenis ini merupakan
kondisi yang paling banyak terjadi. Pada glaukoma sudut terbuka,
saluran pengalir cairan aqueous humour hanya terhambat
sebagian karena trabecular meshwork mengalami gangguan.

4
Trabecular meshwork adalah organ berupa jaring yang terletak di
saluran pengalir cairan aqueous humour.
 Glaukoma sudut tertutup. Pada tipe ini, saluran pengalir cairan
aqueous humour tertutup sepenuhnya. Glaukoma sudut tertutup
akut atau yang terjadi secara tiba-tiba merupakan kondisi darurat
dan membutuhkan penanganan dengan segera.

Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia


setelah katarak. Data yang dihimpun WHO pada 2010 menunjukan,
39 juta orang di dunia menderita kebutaan dan 3,2 juta di antaranya
disebabkan oleh glaukoma. Glaukoma dapat terjadi pada orang
dewasa dan juga pada bayi. Glaukoma yang terjadi pada bayi baru
lahir ini disebut glaukoma kongenital.
Meskipun glaukoma bukanlah kondisi yang dapat dicegah, tapi
gejalanya akan lebih mudah diredakan jika kondisi tersebut dapat
dideteksi dan ditangani lebih awal.

a. Gejala glaukoma
Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita
glaukoma. Akan tetapi penderita glaukoma umumnya mengalami
gangguan penglihatan. Beberapa gangguan penglihatan yang muncul
dapat berupa:

 Penglihatan kabur
 Terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah cahaya
terang
 Memiliki sudut buta (blind spot)
 Kelainan pada pupil mata, seperti ukuran pupil mata tidak sama.

b. Pengobatan glaukoma
Glaukoma bisa ditangani oleh dokter mata atau dokter mata ahli
glaukoma. Pengobatan glaukoma dilakukan untuk mencegah
kebutaan total dan mengurangi gejalanya. Pengobatan tersebut dapat
berbeda-beda, karena disesuaikan dengan kondisi pasien. Metode
pengobatan glaukoma meliputi:

 Pemberian obat tetes


 Terapi laser
 Operasi

3. Hipertensi (Tekanan darah tinggi)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan


darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani,

5
hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius
yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan
stroke.

Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan diastolik.


Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke
seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat
jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah. Hipertensi
terjadi ketika tekanan sistolik berada di atas 130 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg. Tekanan darah yang melebihi angka
tersebut merupakan kondisi berbahaya dan harus segera ditangani.

a. Pengobatan dan pencegahan


Hipertensi bisa diatasi dengan menjalani pola hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan sehat, menghentikan kebiasaan merokok,
dan mengurangi konsumsi minuman berkafein. Namun, jika tekanan
darah sudah cukup tinggi, pasien juga diharuskan mengonsumsi obat
penurun tekanan darah.

Untuk mencegah tekanan darah tinggi, lakukan olahraga secara


rutin dan jaga berat badan agar tetap ideal. Periksakan juga tekanan
darah secara berkala ke dokter, terlebih jika Anda memiliki faktor
yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.`

4. Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak


terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau
pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak
akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada
sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh
yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani
secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan
tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya
komplikasi.

a. Penyebab stroke
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

 Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh


darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak
mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah
ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan
iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,

6
stroke trombotik dan stroke embolik.
 Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh
darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan.
Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang
memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi
hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding
pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah.
Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan
intraserebral dan subarachnoid.

b. Gejala stroke
Ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:

 Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
 Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa
lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu
sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.
 Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu
berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.

c. Pengobatan stroke

Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke


tergantung pada jenis stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau
stroke hemoragik.

 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan


berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan
darah, dan mengembalikan aliran darah.
 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke
hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk mengurangi
tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa
bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain
dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan
TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat
memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung tersebut
dapat dicegah. Obat-obatan akan diberikan oleh dokter untuk
mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi
endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan
lemak pada arteri karotis.

5. Penyakit jantung (penyakit kardiovaskuler)

Pengertian penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit

7
kardiovaskular adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan
atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan
jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.

Penyakit kardiovaskuler termasuk kondisi kritis yang butuh


penanganan segera. Pasalnya, jantung adalah organ vital yang
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung
bermasalah, peredaran darah dalam tubuh bisa terganggu.

Tanpa pertolongan medis yang sesuai, penyakit kardiovaskuler bisa


mengancam jiwa dan menyebabkan kematian.

a. Jenis-jenis penyakit jantung


Penyakit kardiovaskuler terdiri dari banyak jenis, berikut
diantaranya:

 Aterosklerosis. Penumpukan plak dari kolesterol pada


pembuluh jantung dan peradangan ringan pada pembuluh
tersebut.
 Penyakit jantung koroner. Penyumbatan pada satu atau lebih
pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh penumpukkan
plak. Akibatnya, aliran darah jadi tidak lancar.
 Aritmia. Kelainan jantung yang ditandai dengan detak atau
ritme yang tidak normal, di mana detak jantung Anda bisa
saja terlalu cepat, terlalu pelan, terlalu awal, atau tidak
teratur.
 Kelainan jantung kongenital atau cacat jantung bawaan.
Kondisi struktur jantung yang tidak sempurna ketika
seseorang masih dalam kandungan.
 Endokarditis. Infeksi yang memengaruhi membran bagian
dalam ruang dan katup jantung (endokardium). Orang yang
memiliki penyakit jantung bawaan dan punya riwayat
gangguan jantung lainnya berisiko tinggi mengalami kondisi
ini.
 Penyakit katup jantung. Kerusakan katup jantung akibat
penyempitan (stenosis), kebocoran (regurgitasi atau
insufisiensi), ataupun penutupan yang tidak sempurna
(prolaps).

b. Tanda & gejala penyakit jantung


Ciri-ciri penyakit kardiovaskuler pada wanita dan pria
sangat bervariasi, bergantung dengan penyakit kardiovaskular yang
dimiliki.

Menurut Mayo Clinic, beberapa gejala penyakit jantung


berdasarkan jenisnya yang paling umum terjadi adalah:

Gejala penyakit jantung koroner

8
 Nyeri di dada (angina).
 Muncul keringat dingin.
 Mual.
 Sesak napas.

Gejala aritmia

 Jantung berdebar-debar.
 Detak jantung cepat atau lambat.
 Pusing.
 Nyeri dada.
 Sesak napas.
 Berkeringat.
 Pingsan (sinkop) atau hampir pingsan.
 Palpitasi (detak jantung seperti terlewat dan berdebar).

Gejala cacat jantung bawaan

 Perubahan warna kulit, seperti warna kebiruan atau pucat


(sianosis).
 Pembengkakan kaki dan perut.
 Mudah lelah atau sesak napas sesaat setelah melakukan
aktivitas fisik.

Gejala endokarditis

 Demam.
 Sesak napas.
 Kelelahan.
 Pembengkakan di kaki atau perut.
 Denyut jantung tidak teratur.
 Batuk kering terus menerus.
 Muncul ruam kulit atau bintik-bintik kemerahan atau
keunguan yang tidak biasa.

Gejala penyakit katup jantung

 Nyeri dada.
 Kelelahan.
 Sesak napas.
 Detak jantung tidak teratur.
 Kaki atau pergelangan kaki bengkak.
 Pingsan (sinkop).

9
c. Penyebab

Penyebab penyakit jantung adalah kerusakan, penyumbatan,


peradangan, maupun kelainan pada jantung, otot, maupun pembuluh
darah di sekitarnya.

Penyumbatan di pembuluh jantung biasanya disebabkan oleh plak.


Plak ini menumpuk pada arteri yang rusak. Penumpukan plak pada
arteri koroner mungkin mulai di masa kanak-kanak.

Seiring waktu, plak dapat mengeras dan kemudian pecah. Plak


yang mengeras akan mempersempit arteri koroner dan mengurangi
suplai aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Hal ini dapat
menyebabkan nyeri dada atau ketidaknyamanan yang disebut angina.

Jika plak pecah, kepingan darah yang disebut platelet menempel


pada lokasi cedera. Platelet mungkin mengumpul untuk membentuk
bekuan darah.

Gumpalan darah dapat lebih mempersempit arteri koroner dan


memperburuk angina. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka dapat
menyumbat arteri koroner secara menyeluruh dan menyebabkan
serangan jantung.

Penyebab lainnya adalah perkembangan jantung yang tidak


sempurna, infeksi, atau aliran darah kaya oksigen ke jantung yang
tidak tersuplai dengan baik.

d. Obat dan pengobatan penyakit jantung

Selain tes darah dan rontgen dada, tes untuk mendiagnosis penyakit
jantung dapat mencakup:

 Elektrokardiogram (EKG).
 Pemantauan Holter.
 Ekokardiogram.
 Kateterisasi jantung.
 Computerized tomography (CT) scan pada jantung.
 Magnetic resonance imaging (MRI) pada jantung.

6. Edema Paru
Edema paru adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala

10
sulit bernapas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam
kantong paru-paru (alveoli). Edema paru terbagi menjadi edema paru
akut, edema paru kronis, dan high-altitude pulmonary edema
(HAPE).
Edema paru lebih sering diderita oleh orang lanjut usia. Kondisi ini
dialami oleh 1 dari 15 orang berusia 75–84 tahun, dan 1 dari 7 orang
berusia 85 tahun ke atas dengan kondisi gagal jantung.

a. Jenis Edema Paru Penyebab Edema Paru


Penyebab edema paru dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu
edema paru yang berhubungan dengan gangguan jantung (edema
paru kardiogenik) dan edema paru yang terjadi tanpa gangguan
jantung (edema paru nonkardiogenik).
Normalnya, jantung memompa darah ke seluruh tubuh dari
bagian jantung yang disebut ventrikel kiri. Darah yang dipompa dari
ventrikel kiri ini adalah darah dari paru-paru yang berisikan oksigen.
Edema paru yang disebabkan oleh gangguan jantung umumnya
terjadi karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah ke luar
jantung secara maksimal. Akibatnya, darah masih tersisa di ventrikel
kiri dan menyebabkan peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan di ventrikel kiri akan membuat darah dari
paru-paru lebih sulit masuk ke jantung, sehingga darah akan
membendung di pembuluh darah paru-paru. Jika tekanan di
pembuluh darah paru-paru sudah terlalu tinggi, sebagian cairan dari
pembuluh darah akan tedorong keluar dan masuk ke dalam alveoli.

b. Pengobatan Edema Paru


Sebagai penanganan pertama edema paru, pasien akan diberikan
oksigen. Oksigen diberikan melalui masker wajah atau selang kecil
yang dipasang di hidung.
Berdasarkan kondisi dan penyebab edema paru, dokter juga dapat
meresepkan satu atau beberapa obat-obatan berikut ini:
 Diuretik, seperti furosemide, untuk menurunkan tekanan yang
disebabkan oleh kelebihan cairan di jantung dan paru-paru
 Obat tekanan darah, untuk mengendalikan tekanan darah tinggi
atau menaikan tekanan darah yang terlalu rendah
 Obat golongan nitrat, seperti nitrogliserin, untuk melebarkan
pembuluh darah dan mengurangi beban tekanan di ventrikel kiri
jantung.

B. Alat-alat Medis yang Berkaitan dengan Fluida


1. Spygmomamonometer (Tensimeter)
Digunakan untuk mengukur tekanan darah tubuh, berapa angka

11
sistol 9pada waktu jantung kuncup) dan berapa angka diasol (pada
waktu jantung mengembang kembali).
2. Tonometer
Digunakan untuk mengetahui TIO (Tekanan Intra Okuler) pada
mata.
3. Sistometer
Digunakan untuk mengukur tekanan kandung kemih

C. Cara kerja Spygmomanometer (Tensimeter)

 Buka Tensimeter Air Raksa tersebut.


 Geserlah jarum ke Arah ON agar air raksa naik.
 Raba nadi Pasien yang akan diperiksa kemudian pasanglah manset
sesuai dengan ukuran pasien.
 Lilitkan manset tensimeter ke lengan atas kiri atau kanan di atas siku.
Manset dililitkan pada bagian ini karena pada bagian ini terdapat
pembuluh darah arteri yang berasal langsung dari jantung, pembuluh
ini terletak dekat di bawah kulit dapat disebut juga Arteri Brachialis,
 Upayakan tensimeter diletakkan sejajar dengan jantung baik dalam
posisi tidur maupun duduk atau berdiri, tangan diperiksa dalam
keadaan rileks.
 Tutup katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter
dengan cara memutar ke kanan sampai habis.
 Pasang stetoskop pada telinga Anda kemudian bagian yang pipih
ditempelkan pada bagian lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
 Pompalah udara ke dalam manset dengan cara menekan pompa karet
berulang-ulang sampai tekanan menunjukkan angka 140 mmHg.
Tekanan 140 mmHg ini atas dasar mmHg di atas tekanan systole yang
diperkirakan pada orang dewasa normal (Tidak menderita hipertensi)
yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi,
maka naikkan kembali 20 mmHg dan seterusnya secara bertahap,
 Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan
menekan Arteri Brachialis sehingga aliran darah berhenti mengalir.
 Buka kembali katup pengatur udara dengan cara memutar ke kiri,
dengar dan amati suara dari stetoskop yang timbul ketika katup
manset dibuka kemudian sambil mengamati angkanya.
 Detakan yang didengar untuk pertama kali adalah sistolik, sedangkan
detakan yang terakhir sebelum suara benar-benar hilang adalah suara
diastolik.
 Kemudian, rapikan kembali perlengkapan tensimeter tersebut.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung
https://www.alodokter.com/hidrosefalus
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/mata/glaukoma/glauko
ma-sudut-terbuka/%3famp=1
https://www.alodokter.com/edema-paru
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/saraf/stroke/penyakit-
stroke/%3famp=1
https://news.ralali.com/amp/cara-menggunakan-tensimeter-air-raksa/

14

Anda mungkin juga menyukai