Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERSIAPAN LAHAN

Disusun Oleh:
Purwanto 145040200111059
Ely L. Maghfiroh 145040200111133
Ramdhani Hidayat P 145040207111040

Kelas: U
Kelompok: Jagung (U2)

Asisten Kelas : Intan Anggraini


Asisten Lapang : Rikza Alfya A.C

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan budidaya tanaman, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah persiapan lahan dan pengolahan lahan. Pengolahan lahan dapat dilakukan
secara sederhana, tidak harus menggunakan alat berat seperti bajak ataupun
traktor, namun dengan cangkul atau cangkil pun pengolahan lahan dapat
dilakukan untuk lahan yang cakupan areanya tidak terlalu luas. Proses pengolahan
lahan dilakukan 1 minggu sebelum proses penanaman benih agar ada jarak bagi
tanah untuk berproses setelah adanya proses pembalikan tanah.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengolahan lahan yang
baik dan tepat pada tanaman komoditas jagung.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembukaan Lahan
Diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila
perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam
tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan
bajak. Untuk pembukaan lahan pada komoditas jagung biasanya dilakukan di
lahan kering yang tidak terpakai.
2. Pengolahan Tanah
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan
ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras
memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah
dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan. Pengolahan tanah dapat diartikan
sebagai kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah. Pengolahan tanah
merupakan tindakan yang penting untuk menciptakan kondisi media perakaran
yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Tanah berfungsi
sebagai wahana (media) dimana air, udara, hara dan energi ditranslokasikan ke
biji dan tanaman itu sendiri, oleh karena itu sifat-sifat tanah yang mempengaruhi
penyimpanan dan translokasi parameter tersebut memainkan peran sangat penting.
Perlu diingat bahwa tanaman tidak memberikan tanggapan langsung kepada alat
yang digunakan dalam mengolah tanah, tetapi pada kondisi tanah yang diciptakan
dari pengolahan tanah tersebut. Perlu atau tidaknya tanah diolah harus dilihat dari
keadaan kepadatan tanah, kekuatan tanah dan tingkat aerasi.
3. Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat
terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Pembentukan bedengan juga
bermanfaat untuk mempermudah dalam melakukan pengendalian gulma yang
tumbuh disekitar tanaman.
4. Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang
diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian
dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman
sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa proses pengolahan lahan
sangatlah penting sebelum menanam suatu komoditas tanaman. Karena pada
dasarnya proses pengolahan lahan dilakukan untuk membalikkan unsur hara yang
sebelumnya tercuci oleh air yang mengendap di dalam tanah agar kembali ke
lapisan tanah bagian atas, serta menggemburkan tanah agar proses sirkulasi yang
terjadi di antara mikroorganisme dengan tanaman dapat bersimbiosis dengan baik.
Beberapa proses pengolahan lahan yang biasa dilakukan adalah pembukaan lahan,
pengolahan tanah, pengapuran, dan pembentukan bedengan.

Anda mungkin juga menyukai