Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN SURVEI LAPANGAN

SMP NEGERI 13 MAKASSAR

OLEH :

KELOMPOK VIII

1. KURNIANTO (104404074)
2. RAYANDI (104404047)
3. MUH. SAMRIN (084404079)
4. NUR INDAH YUSUF (104404061)
5. HASMIDAR (104404076)
6. MUNADIRAH S. (104404078)

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2011/2012
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang kami rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan
pengamatan atau survey lapangan ini dapat diselesaikan.Makalah ini di susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen BK.

Laporan ini berisi hasil pengamatan yang kami lakukan selama dua hari di salah satu
SMP yang ada di Makassar. Penyusunan ini di latar belakangi tentang bagaimana
pelaksanaan BK di SMP, yang kami khususkan di SMP Negeri 13 Makassar.Oleh karenanya
dalam laporan ini kami mungulas secara menyeluruh mengenai keterlaksanaan BK di SMP
Negeri 13 Makassar.

Dalam penulisan ini,  penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak tidak mungkin kami dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih
yang tak terhingga penulis sampaikan terutama kepada Segenap pihak dari SMP Negeri 13
Makassar yang telah banyak membantu kelancaran observasi kami dalam menilik
keterlaksanaan BK di sekolah yang bersangkutan, juga kepada Dosen pembimbing kami
dalam mata kuliah manajemen BK, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak
berpartisipasi.

Dengan rasa rendah hati, Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikkan
dimasa yang akan datang. Walaupun demikian penulis mengharapkan laporan pengamatan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar,  19 Juni 2012

Kelompok VIII
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………………….....i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Tujuan………………………………………………………………………………1
C. Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………2

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………...3

A. Gambaran Singkat Pelaksanaan Kegiatan……………………………………....3


B. Hasil Observasi dan Analisis…………………………………………………......3

BAB III. PENUTUP……………………………………………........................................14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
B. Rekomendasi………………………………………………………………............14

Lampiran……………………………………………………………………………………15

A. Format Angket Siswa………………………………………………………………15


B. Daftar Cek Kelengkapan Fasilitas BK……………………………………………18
C. Daftar Unit Pertanyaan Wawancara……………………….................................20
D. Foto-foto Observasi Lapangan………………………………...............................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi bimbingan dan konseling dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau
badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara
bersama-sama. Sebagai suatu badan, banyak ahli menawarkan model atau pola organisasi
mana yang cocok  diterapkan di sekolah. Akan tetapi, pola organisasi manapun yang dipilih
harus didasarkan atas kesepakatan bersama di antara pihak-pihak yang terkait.

Hadirnya organisasi ini sebagai suatu upaya mengembangkan potensi konseli dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi
kemandirian.Upaya ini merupakan wilayah garapan organisasi bimbingan dan konseling yang
harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta
berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Dalam pelaksanaannya di sekolah maka di sini ditekankan adanya kolaborasi antara


konselor dengan para personal Sekolah lainnya (pimpinan Sekolah, guru-guru, dan staf
administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti instansi
pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Hal ini bertujuan agar dalam
pelaksanaannya apa yang di upayakan dapat terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah
secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau
mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.

Berdasarkan argumen diatas, maka dari itu penulis melakukan pengamatan secara
nyata atau survey ke lapangan dan melihat bagaimana kenyataan yang ada sekaitan dengan
pelaksanaan BK di sekolah, maka disini penulis mengambil sebagai sampelnya yaitu SMP
Negeri 13 Makassar.

B. Tujuan

Tujuan yang yang ingin dicapai dari pengamatan atau survey lapangan ini adalah:
1. Untuk Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
SMP Negeri 13 Makassar
2. Untuk Memenuhi tugas mata Kuliah Manajemen BK

C. Lokasi Dan Waktu

Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan survey lapangan sebagai berikut :

1. Lokasi / Setting

Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Makassar, yang beralamat di Jl. Tamalate VI
No. 2 Perumnas Makassar, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

2. Waktu

Pelaksanaan Observasi di SMP Negeri 13 Makassar dilaksanakan pada hari Senin &
Selasa 21-22 Mei 2012 pukul 08.30 WITA

D. Metode Penelitian

Dalam kegiatan ini kami menggunakan metode penelitian yaitu berupa wawancara,
angket dan observasi lapangan dengan penjelasan sebagai berikut :

1.   Observasi
      Observasi (pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu
keadaan (tingkah laku).Observasi di lakukan terhadap manajemen bk yang ada di
sekolah beserta keadaan sarana dan prasarananya. Dalam hal ini pula di lakukan
proses dokumentasi.
2.   Wawancara
      Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan narasumber, dalam hal ini ialah termasuk kepala sekolah, guru BK,
guru mata pelajaran, dan sampel siswa.
3.   Angket Siswa
      Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpulan data (informasi) melalui
komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan
yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan dari siswa tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan BK di sekolah.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Singkat Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan di SMP Negeri 13 Makassar Di mulai pada hari Senin, tanggal
21 Mei 2012 dengan kegiatan pertama yakni pembagian angket dan observasi lapangan.
Pembagian angket di tujukan dengan maksud memperoleh informasi mengenai
keterlaksanaan program BK di sekolah dengan sasaran utama yakni siswa kelas VIII.1
sebanyak 34 orang siswa. Adapun pada observasi lapangan, juga di maksudkan untuk
memperoleh informasi tentang keterlaksanaan BK di sekolah beserta sarana dan
prasarananya. Selanjutnya kegiatan pada hari kedua, Selasa, tanggal 22 Mei 2012 di isi
dengan kegiatan wawancara guna memperoleh informasi tentang pelaksanaan BK dengan
sasaran yakni kepala sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, dan sampel siswa.

B. Hasil Observasi dan Analisis

Hasil Observasi

Untuk mengetahui pelaksanaan BK di SMP Negeri 13 Makassar maka kami


melakukan pengumpulan data melalui beberapa metode.Dalam pelaksanaan kegiatan ini
kami menggunakan metode wawawncara,angket dan observasi lapangan sebagai metode
pengumpulan data, dalam prakteknya kami mengambil beberapa responden dari kepala
sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, dan sampel siswa.

Adapun hasil wawancara yang kami lakukan sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah
Dalam wawancara yang berlangsung dengan kepala sekolah SMPN 13 Makassar
dapat dilihat adanya kepedulian yang cukup besar dengan keterlaksanaan BK di
sekolah.Adanya sistem manajemen sekolah yang tertata dengan baik sehingga
memberiakan akses yang cukup melegakan bagi kalangan tenaga pembimbing
maupun pengajar di sekolah tersebut. Hal itu dapat di amati dari sarana dan prasarana
dan segala perlengkapannya yang di gunakan sebagai penunjang yang di siapkan oleh
sekolah beserta anggaran-anggaran yang di targetkan sesuai dengan kebutuhan dari
masing-masing pihak yang terkait dengan pembinaan siswa, tak terkecuali guru BK.
Tak luput dari pengamatan, di sini pun di jumpai bagaimana upaya sekolah dalam
peningkatan mutu siswa maupun mutu struktural yang ada di dalamnya, seperti ada
peningkatan SDM guru, pengadaan sarana dan prasarana seperti kelas IT, dan proses
rekruitmen siswa dengan memperlihatkan grade. Dalam hal ini dari input (siswa) yang
masuk kemudian di berikan pembelajaran dan di harapkan setelah melalui proses di
hasilkan yang terbaik, maka itulah harus di tunjang dengan SDM guru yang baik.

2. Guru BK

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru pembimbing dalam hal
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 13 Makassar, di
ketahui bahwa anggaran yang di sediakan sekolah untuk pelaksanaan layanan BK itu
ada, namun kisarannya tak tentu, hanya di sesuaikan dengan kegiatan apa yang akan
di laksanakan.

Program yang disusun pun ada yang bersifat per minggunya dan ada persemesternya.
Untuk rutin perminggu biasanya di adakan pengembangan diri yang di arahkan pada
Life skill siswa, utamanya bagi yang kurang mampu. Adapun untuk per semesternya
biasanya di gabungkan dengan pada kegiatan penerimaan siswa baru (MOS). Di sini
guru Pembimbing masuk ke kelas guna memberikan informasi maupun materi tentang
tata tertib dan juga pengenalan orientasi lingkungan sekolah.

Di lihat dari perbandingan siswa dan guru pembimbing yang ada maka di rasa sudah
cukup memadai. Dengan jumlah 900 siswa dan 5 orang guru pembimbing di
antaranya 3 dengan latar BK dan 2 yang di BK kan merupakan upaya yang sudah
maksimal sejauh ini. Walaupun demikian, dapat lihat bagaimana para guru
pembimbing di sekolah tersebut selalu mengupayakan untuk membina siswa yang
bermasalah misanya yang poinnya lebih dari seratus, bermasalah dalam belajar, dll,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan diri siswa.

Adapun pada lingkup alokasi waktu yang diberikan pada progarm bimbingan per
minggunya adalah sebanyak 2 jam pelajaran dengan materi tentang pengembangan
diri siswa yang di adakan tiap hari ju’mat. Alokasi waktu yang di rasa sudah cukup
memadai untuk memberikan akses kepada siswa untuk membentuk pribadinya.

Program yang disusun dan dilaksanakan tersebut didukung penuh oleh sekolah. Hal
ini terlihat dari kerjasama dan partisipasi dari personel sekolah lainnya. Bentuk
partisipasinya seperti antara guru pembimbing dan guru mata pelajaran, antara guru
pembimbing dan orang tua, antara guru pembimbing dan kepala sekolah / wakilnya,
antara guru pembimbing dan instansi lain maupun antara guru pembimbing dan siswa
(OSIS). Adapun perinciannya sebagai berikut :

a. Guru pembimbing dan guru mata pelajaran


Siswa yang bermasalah dengan belajar dan prestasinya akan di informasikan oleh
guru mata pelajaran kepada guru pembimbing dan akan di arahkan untuk
melakukan konsultasi dengan guru pembimbing sekaitan dengan pencapaian
belajarnya. Dalam hal ini guru mata pelajaran tetap memantau sambil terus
memberikan masukan yang relevan kepada guru pembimbing guna penyelesaian
masalah.
b. Guru pembimbing dan orang tua
Jika ada siswa yang bermasalah dengan kehadiran, poin yang terlalu tinggi, atau
sekaitan dengan mata pelajarannya maka dapat di adakan panggilan orang tua
guna memberikan masukan dan penjelasan serta memperoleh informasi dari pihak
keluarga yang terdekat dengan siswa.
c. Guru pembimbing dan kepala sekolah / wakilnya
Membantu memberikan ruang seluas-luasnya kepada guru pembimbing untuk
melaksanakan program layanannya di sekolah dengan penyediaan saran dan
prasaran serta perlengkapannya yang dapat membantu memudahkan proses
jalannya kegiatan.
d. Guru pembimbing dan instansi lain
Sebagai contoh adanya kerja sama yang di lakukan bersama ILO yang diadakan
guna memberikan pelatihan kepada guru pembimbing berupa life skill untuk di
berikan kepada siswa guna mengembangkan dirinya.
e. Guru pembimbing dan siswa (OSIS)
Guru pembimbing dapat memperoleh informasi dari siswa yang akan di konseling
serta seperti pada umumnya beberapa uraian kegiatan program BK sering kali di
ikutkan pada program-program osis seperti pada masa orientasi siswa, di mana
guru pembimbing masuk memberikan informasi tentang aturan dan ruang lingkup
sekolah yang ada.
3. Guru mata pelajaran

Pada proses wawancara dengan guru mata pelajaran pertama kali kami menanyakan
tentang jumlah jamnya per minggu, dan di ketahui bahwa guru mata pelajaran
mempunyai alokasi waktu 24 jam per minggunnya dengan maksimal mengajarkan 4
kelas per minngunya.

Sekaitan dengan program kami medapati bahwa program yang di jalankan oleh guru
mata pelajaran per semesternya di dasarkan pada kebutuhan siswa yang akan di
ajarkan. Penggunaan teknik dan pendekatan pun berbeda. Karena kelas yang satu dan
yang lainnya berbeda, misalnya unggulan dan regular maka di gunakan teknik dan
pendekatan yang berbeda, tergantung seberapa cepat siswa tanggap atas apa yang di
ajarkan.

Pada umumnya guru mata pelajaran berpandangan bahwa pekerjaaan guru


pembimbing sudah sangat bagus karena pekerjaan ini merupakan suatu pekerjaan
yang memberikan solusi bagi siswa-siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang dialami oleh siswa.

Dalam proses kerja sama pun demikian. Mereka senantiasa memandang baik pada
kinerja guru pembimbing yang membantu menangani permasalahan siswa demi
peningkatan upaya pengajaran .Sekaitan dengan guru lainnya yang sejenis pun
demikian ketika ada masalah yang di hadapi dalam mata pelajaran mereka, mereka
akan berunding dalam wadah MGMP yang di adakan setiap minggunya dan jika di
rasa memang perlu penanganan lebih lanjut, maka akan di alihkan kepada guru
pembimbing untuk lebih spesifiknya .

4. Sampel siswa

Proses wawancara kami lakukan dengan seorang siswa kelas VIII.1atas nama Muh.
Sabda Rahmat Zulkifli sebagai sampel dari keseluruhan siswa di SMPN 13 Makassar.
Sejauh yang di tanyakan tentang keterkaitan semua personil sekolah dalam kinerja
peningkatan mutu pengajaran, Ia berpendapat sudah sangat baik. Seperti contoh yang
di berikan antara kerja sama antara guru baik itu guru pembimbing maupun pengajar
dan siswa. Dalam hal ini pengajar bekerja dengan baik dalam memberikan
pengajaran kepada siswa, demikian pula siswa yang sudah tahu tentang apa yang
menjadi kewajiban dan haknya untuk meningkatkan mutu pengajaran di
sekolah.Walaupun di akui oleh siswa tersebut masih ada beberapa siswa yang lain
yang belum mengenal nama gurunya secara keseluruhan namun semuanya tetap
berjalan baik setidaknya mereka sudah bisa menerka siapa guru yang di maksud
walau tak tahu namanya. Hal ini juga berlaku untuk personil sekolah lainnya. Dengan
demikian ada sikap saling menunjang dan melengkapi antar semua personil sekolah
akan membuat semua system yang ada berjalan dengan baik dan terkendali.

Sekaitan dengan alokasi waktu belajarnya, di jawab sudah efektif walaupun terkadang
masih ada pengurangan-pengurangan waktu belajar, misalnya ketika ada rapat
guru.Adapun untuk jam khusus BK masuk ke kelas setiap minggunya tidak ada
namun setidaknya Bk telah di kenal di lingkungan sekolah karena telah ada
pengenalan sebelumnya pada waktu MOS.

Berbicara tentang kerja sama dengan pihak sekolah yang lain dalam meningkatkan
proses pembelajaran siswa, semuanya telah berjalan baik. Adapun bentuk kerja sama
yang bisa di paparkan berdasarkan jawaban siswa sebagai berikut :

a. Kerja sama siswa dengan guru mata pelajaran


Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa biasanya mempelajari sedikit uraian
materi yang akan di pelajari sebelum pelajaran di mulai. Hal ini di lakukan untuk
memperoleh gambaran sekilas mengenai apa yang akan di pelajari dan membantu
guru memberi penjelasan dan pengajaran yang baik kepada kita sehingga kita bisa
menangkap yang di maksud pula dengan baik.
b. Kerja sama dengan guru pembimbing
Siswa di sarankan untuk mengikuti sarana pengembangan diri, seperti pelatihan-
pelatihan untuk siswa yang kurang mampu dalam membuat kerajinan maupun
aneka penganan ringan. Dan sejauh itu kerja sama dengan guru pembimbing
berjalan dengan baik.
Selain soft skill tadi, maka siswa juga dapat mengikuti pelatihan konseling,
seperti bagi siswa yang banyak pelanggaran (Alfa, poin tinggi,dll) dapat di beri
bimbingan sekaitan dengan masalahnya agar dapat di tangani dan tak terulang.
Dari hasil wawancara dengan sampel siswa, secara garis besar di ketahui bahwa
menurutnya BK sangatlah penting utamanya bagi siswa yang memiliki masalah
setidaknya dapat di benahi dan di bina di sini sehingga dapat menjadi pribadi yang
potensial dan berkepribadian yang utuh. Dan di sinilah peranan terbesar dari BK itu
sendiri.

Selanjutnya pemberian angket kepada siswa berupa kebutuhan terhadap pelayanan


bimbingan dan konseling di sekolah. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang merujuk
kepada bagaimana keterlaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, dimana terdiri dari
kotak alternatif jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju), dan STS
(sangat tidak setuju).
Angket ini diberikan kepada 34 orang siswa dari satu kelas yakni kelas VIII.1 sebagai
sampel dari keseluruhan siswa di SMP Negeri 13 Makassar. Adapun hasil dari angket yang
telah diberikan pada siswa meliputi sebagai berikut :
Hasil angket siswa (Inventori)
SS = 163/34 X 100 = 479
S = 289/34 X 100 = 850
R = 182/34 X 100 = 535
TS = 87/34 X 100 = 256
STS = 24/34 X 100 = 70

Dari hasil validitas pemberian angket kepada siswa dapat disimpulkan pelaksanaan
bimbingan dan konseling kepada siswa di SMP Negeri 13 ini sudah cukup memadai. Hal ini
dibuktikan dari tingginya persentase siswa yang memberikan keterangan setuju dengan
adanya keterlaksanaan pelayanan bimbingan konseling  di sekolah mereka yang di pandang
telah berjalan cukup baik. Dengan melihat pelaksanaan BK dari sudut pandang siswa seperti
ini, maka di harapkan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah berjalan sejauh ini bisa
di pertahankan, jika perlu di kembangkan lebih jauh dengan pengembangan-pengembangan
yang lebih mencakup tentang bagaimana mengarahkan siswa untuk menjadi pribadi yang
lebih potensial.
Analisis
Berdasarkan dari proses pengumpulan data itu dapat diketahui bahwa di sekolah
tersebut yaitu SMP Negeri 13 Makassar , pelaksanaan pelayanan BK telah berjalan secara
memadai. Meskipun masih ada beberapa yang perlu di lakukan pembenahan. Di bawah ini
akan di rinci sebagai berikut :

 Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Pelayanan dasar
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam
peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas.Secara terjadwal, konselor memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa.Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian
layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi
siswa, baik melalui ceramah maupun diskusi.
Adapun sekaitan dengan pelaksanaan layanan dasar di SMPN 13 Makassar maka di
laksanakan sesuai kegiatan yang ada. Tidak adanya jam khusus untuk guru BK masuk
ke kelas makin mempersulit kinerja pemberian layanan ini.
Penyelenggaraan layanan tanpa ada jadwal yang terencana di pandang tidak efektif,
karena akan mengakibatkan ketidakmerataan layanan yang akan di peroleh oleh
masing-masing kelas.
2. Pelayanan Orientasi
Pelayanan orientasi di SMPN 13 Makassar dilaksanakan pada tahun ajaran baru,
bertepatan dengan penerimaan murid baru, sebagai upaya untuk membekali siswa
tentang pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.Kepada siswa di
berikan informasi tentangkurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf
administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah,
kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.
Sekaitan dengan pelayanan di atas maka di SMPN 13 Makassar di nilai sudah
menyesuaikan pelaksanaan pelayanan ini dan berjalan dengan baik.
3. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Pelaksanaan layanan
informasi di SMPN 13 Makassar di lakukan melalui komunikasi langsung yakni
dengan bertatap muka, maupun secara tidak langsung, seperti dengan melalui papan
informasi, media cetak maupun perangkat elektronik (brosur, kaset, dan komputer).
4. Pelayanan Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu komponen dalam program bimbingan dan
layanan bimbingan, mencakup: memperoleh data, menganalisis dan sintesis data,
evaluasi, serta menyimpan data. Kegiatan Pengumpulan data di SMPN 13 Makassar
dilakukan melalui alat pengumpul data dengan tes maupun non tes.
5. Pelayanan responsif
a. Konseling Individual dan Kelompok
Konseling individual dan kelompok yang dilakukan di SMPN 13 Makassar yakni
dengan cara memanggil siswa yang bermasalah ke ruangan BK dan memberikan
nasehat. Masalah yang paling sering ditangani guru pembimbing diantaranya,
siswa yang sering alfa, siswa yang memiliki poin lebih dari seratus, siswa yang
mencuri, dan yang bermasalah dalam prestasi belajarnya. Adapun cara
penanganan yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi masalah siswa dan
mengumpulkan data, selanjutnya di lakukan pemanggilan siswa yang
bersangkutan dengan batas maksimal pemanggilan sebanyak 3 kali, dan ketika
proses yang dilaksanakan tidak memberikan perubahan maka akan di lakukan
pemanggilan orang tua siswa atau kunjungan rumah.
Secara garis besar idealnya pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya.Melalui konseling, siswa (klien) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Kekurangan
dari alternative di atas mungkin hanya dari segi tempat yakni tidak adanya ruang
khusus yang di sediakan untuk konseling individual maupun kelompok. Dari hasil
pengamatan kami, di sekolah ini proses konseling di lakukan di meja kerja guru
sehingga sangat memungkinkan pihak lain mendengar dan ikut campur. Untuk
idealnya sebaiknya di sediakan sarana berupa ruangan tersendiri untuk
pelaksanaan konseling individual maupun kelompok
b. Alih Tangan
Pelaksanaan kegiatan ini di SMPN 13 Makassar belum pernah dilaksanakan.

c. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran


Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua
pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran. Konselor
berkolaborasi dengan guru dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa
(seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan
masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat
dilakukan oleh guru mata pelajaran. 
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran,
hubungan kerjasama dengan guru pembimbing sangat baik. Hali ini dapat di amati
dari pendapat guru mata pelajaran yang memandang baik pada kinerja guru
pembimbing yang membantu menangani permasalahan siswa demi peningkatan
upaya pengajaran .Ketika ada siswa yang bermasalah maka ia akan di alihkan
kepada guru BK. Demikian pula hal yang lainnya guru pembimbing dan guru
mata pelajaran saling menginformasikan antara satu dengan yang lainnya.

 Ketenagaan (guru BK)

Sekolah SMP Negeri 13 Makassar memilki 5 orang guru BK yakni 3 orang guru
pembimbing yang berlatar belakang BK dan 2 guru pembimbing yang di BK-kan.

Jumlah siswa keseluruhan SMP Negeri 13 Makassar yakni kurang lebih 900 orang,
jadi dengan jumlah guru pembimbing yang demikian dapat di peroleh perbandingan antara
guru pembimbing dan siswa yaitu 1 : 180.

Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Mentri Pendidikan dan


Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993 dan
nomor : 25 tahun 1993 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan
layanan bimbingan yaitu guru Pembimbing/Konselor dengan rasio satu orang guru
pembimbing/konselor untuk 150 orang peserta didik. Jadi Beban tanggungjawab guru
pembimbing (konselor) melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah 1 :
150 siswa, sehingga jumlah konselor yang dibutuhkan pada satu sekolah adalah jumlah
seluruh siswa dibagi 150.
Namun realita yng ada di SMP Negeri 13 Makassar yakni dalam pelaksanaan
program BK hampir belum efektif. Siswa secara keseluruhan yaitu 900 orang dengan 5 orang
guru pembimbing di nilai hampir mendekati jumlah ideal yang harus di tangani oleh guru
BK. Walaupun demikian, dengan perbandingan yang ada 1 : 180 di harapkan guru
pembimbing di SMP Negeri 13 dapat di tambah sehingga menjadi 6 personil agar dalam
mengaplikasikan program layanan BK dapat berjalan sesuai jumlah idealnya yakni di mana
seorang guru pembimbing dapat menangani 150 siswa.

 Ruang pelaksanaan bimbingan


Berdasarkan hasil oservasi, Ruangan BK di SMP Negeri 13 Makassar terdiri dari
ruang tamu, meja kerja guru pembimbing 5 buah, computer 1 buah, lemari penyimpan data,
dan meja konseling kelompok 1 buah.
Ruangan BK ini terletak di daerah yang strategis di jantung sekolah karena di
tempatkan di bagian tengah sekolah yang mudah di jangkau oleh siapa saja yang
berkepentingan dengan tenaga BK.

 Sarana dan Prasarana


Berdasarkan observasi, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan program
layanan BK di SMP Negeri 13 Makassar sebagai berikut :
1. Ruang bimbingan, berupa ruang konseling, ruang bimbingan kelompok, ruang kerja
pembimbing, ruang dokumentasi, dan ruang tamu.
2. Alat pengumpul data, berupa daftar cek masalah, pedoman wawancara, pedoman
observasi, daftar kemajuan belajar, sosiometri, dan daftar presensi kelas.
3. Alat penyimpan data, berupa buku pribadi siswa, buku konseling, buku tamu, dan
buku home visit.
4. Buku-buku pedoman yakni kurikulum BK, dan buku-buku yang berfungsi sebagai
sumber layanan.
5. Kelengkapan administrasi, yakni blangko surat panggilan siswa, kotak konsultasi,
agenda surat, papan informasi, ATK, papan program bimbingan, dan perangkat
elektronik (komputer dan tape recorder).

 Anggaran
Anggaran yang di pakai dalam pelaksanaan program layanan BK di dapatkan dari
pihak sekolah. Berdasarkan hasil wawancara di ketahui bahwa anggaran dana untuk
pelaksanaan BK di SMPN 13 Makassar itu ada, namun kisarannya tak di sebutkan, hanya di
katakan jumlah anggaran yang ada itu di sesuaikan dengan program yang akan di laksanakan.

 Jam Khusus

Dalam masalah jam khusus untuk guru BK di SMPN 13 Makassar itu sendiri, di
katakan tidak ada waktu khusus untuk guru BK masuk di kelas. Hanya saja setiap minggunya
ada waktu tertentu yang di sediakan pihak sekolah untuk siswa berkunjung ke ruang BK
untuk mengikuti layanan pengembangan diri bagi siswa yang kurang mampu.Melihat dari
fakta yang ada di atas untuk idealnya seharusnya di setiap sekolah diadakan jam khusus bagi
guru BK dalam memjalankan layanannya.

 Kerja sama

Dalam hal kerja sama, kinerja guru BK di sebutkan telah berjalan baik.Guru BK telah
menjalin kerja sama dengan pihak personil sekolah, orang tua siswa, bahkan instansi lain
yang berada di luar sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari observasi yang kami lakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam
pelaksanaan program layanan BK di sekolah di nilai sudah baik, walaupun masih ada
beberapa kekurangan yang nampak dan perlu di lakukan pembenahan.

B. Rekomendasi
 Sekolah
Dalam mengupayakan kinerja guru pembimbing yang efektif melayani siswa
sebaiknya menggunakan guru pembimbing yang berlatar belakang S1 BK dan
mengupayakan perbandingan yang sesuai antara jumlah murid dan guru
pembimbingnya.
 Instansi dinas pendidikan
Dinas pendidikan sebagai wadah bagi semua kegiatan pendidikan dan pengajaran
hendaknya memberikan perhatiaan penuh atas apa yang menjadi tanggung
jawabnya, khususnya BK. Dalam hal ini seharusnya pihak dinas pendidikan perlu
mensosialisaikan tentang peranan BK agar semua pihak sekolah juga tahu dan
tidak terlalu menganggap sebelah pada BK.
 Jurusan
Sebagai wadah bagi mahasiswa menimba ilmu, sebaiknya dalam pelaksanaan
mata kuliah ini lebih di efektifkan agar mahasiswa seutuhnya bisa tahu tentang
kajian yang ada dalam mata kuliah ini sehingga tidak hanya sekedar meraba-raba
ke mana arah fokusnya yang mendalam, sehingga nantinya dapat di aplikasikan ke
sekolah nantinya
 Civitas akademik
Semoga makalah laporan ini bisa menjadi referensi buat anda yang sedang
mengkaji pembahasan serupa atau bagi yang melakukan observasi dapat menjadi
sumber panduan bagi anda.
LAMPIRAN

A. Format Angket Siswa

Pelaksanaan BK Di Sekolah

Nama                         :                                                      Sekolah           :
Tanggal pengisian       :                                                   Kelas                :
Setiap pertanyaan dalam angket ini berisi tentang pernyataan tentang Pelaksanaan
Bimbingan Konseling di Sekolah ini.Angket ini bertujuan untuk melihat pandangan Siswa
terhadap layanan Bimbingan konseling dan tujuan akhir untuk memperbaiki pelayanan
Bimbingan Konseling.Angket ini tidak berisi jawaban benar dan salah, oleh sebab itu
jawablah angket ini dengan sebenar-benarnya.
Teknis pengisian : Berilah tanda cek list (    ) pada kotak yang telah di sediakan.
SS        : Apabila anda sangat setuju
S          : Apabila anda setuju
R         : Apabila anda ragu-ragu
TS        : Apabila anda Tidak setuju
STS     : Apabila anda sangat tidak setuju

N
PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
O
SS S R TS STS
Bimbingan Konseling perlu di laksanakan di
1
Sekolah
Guru Pembimbing memberikan pelayanan
2
setiap hari
Bimbingan dan Konseling di jadikan
3
Program  prioritas sekolah
Di sediakan jam khusus untuk Guru
4 Pembimbing masuk kekelas selama 2 jam/
minggu
Sekolah memerlukan lebih banyak Guru
5
Pembimbing
Guru Pembimbing di sediakan Fasilitas
6
khusus (Misal: Ruangan khusus)
Guru Pembimbing sangat menyenangkan
7

Proses pendidikan saya akan terhambat jika


8
ada Guru Bimbingan dan Konseling
Jam yang di berikan untuk guru pembimbing
9
di samakan dengan jam pelajaran lain
Guru pembimbing selalu memberikan
10
informasi yang berguna
Guru pembimbing sangat menyenangkan
11 ketika memimpin kelompok dalam kegiatan
Bimbingan kelompok
Guru pembimbing dapat menempatkan saya
12 pada kegiatan yang sesuai dengan bakat,
minat dan keadaan pribadi saya
Guru Pembimbing selalu tersenyum ketika
13
bertemu dengan saya
Guru pembimbing yang menegur duluan
14
apabila bertemu
Bimbingan konseling sama pentingnya
15
dengan kegiatan belajar .
Guru pembimbing sangat bersahabat
16

Saya sedih jika di sekolah ini tidak ada Guru


17
Pembimbing
Bimbingan konseling menggunakan
18 pendekatan yang asyik kepada siswa
(Contoh : permainan)
Bimbingan konseling membantu saya
19
memahami keadaan diri pribadi
Karena Bimbingan konseling saya mampu
20
mengembangkan potensi
Karena Bimbingan konseling saya mampu
21
menghindarkan diri dari masalah
Bimbingan konseling membantu saya dalam
22
mengentaskan masalah
SELAMAT BEKERJA / GOOD LUCK

B. Daftar Check Kelengkapan Fasilitas BK

DAFTAR CEK KELENGKAPAN FASILITAS BIMBINGAN DAN KONSELING

Nama Sekolah :

Informan :

Observer :
Tanggal :

Aspek Jenis Sarana Ada Tidak Ada


1. Ruang Konseling
2. Ruang Bimbingan Kelompok
Ruang Bimbingan 3. Ruang Kerja Pembimbing
4. Ruang Dokumentasi
5. Ruang Tamu
1. Angket Siswa dan Orang Tua
2. Daftar Cek Masalah
3. Pedoman Wawancara
Alat Pengumpul Data
4. Pedoman Observasi
5. Daftar Kemajuan Belajar
6. Sosiometri
7. Daftar Presensi Kelas
1. Buku Pribadi Siswa
2. Buku Konseling
Alat Penyimpan Data
1. Buku Tamu
2. Buku Home Visit
1. Kurikulum Bk
Buku-buku Pedoman 2. Buku-buku Sebagai Sumber
Layanan
1. Blangko Surat Panggilan Siswa
2. Kotak konsultasi
3. Agenda Surat
4. Papan Informasi
Kelengkapan
5. ATK
Administrasi
6. Papan Program Bimbingan
7. Struktur Organigram BK
8. perangkat elektronik (komputer
dan tape recorder)
C. Daftar Unit Pertanyaan Wawancara

DAFTAR UNIT PERTANYAAN WAWANCARA

Sekolah : SMP NEGERI 13 MAKASSAR

Unsur Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Guru BK Siswa


Personal Berapa jumlah Berapa jumlah siswa - Menurut anda
personalia yang yang mengikuti bagaimana
ada dalam system mata pelajaran anda keterkaitan semua
sekolah meliputi pada setiap personalia yang
guru mata semesternya ? ada di sekolah ini
pelajaran maupun dalam
guru BK ? menjalankan suatu
system pendidikan
yang utuh ?
1.Apa saja sarana
dan prasarana yang
di sediakan oleh
pihak sekolah
untuk mendukung
Apa saja sarana
proses belajar
dan prasarana yang
mengajar dan
di sediakan oleh
pelayanan BK ?
sekolah kepada
2.Bagaimana
Sarana dan prasarana - para guru BK -
seharusnya
untuk menunjang
tindakan yang di
program pelaksaan
tempuh oleh pihak
layanan BK di
sekolah untuk
sekolah ?
mengatasi masalah
mengenai sarana
dan prasarana
untuk layanan
BK ?
1.Berapa besar
kisaran anggaran
pokok sekolah ini
per tahunnya ?
Berapa jumlah
2.Bagaimana
kisaran anggaran
pembagian
yang di sediakan
Anggaran anggaran yang di - -
oleh pihak sekolah
sediakan sekolah
untuk pelaksanaan
ini yang berkaitan
layanan BK ?
dengan pelayanan-
pelayanan yang
ada di sekolah
khususnya BK?
Program Kegiatan Kegiatan apa saja Apa saja program Kegiatan apa saja -
yang sedang
maupun telah di yang anda
jalankan oleh dilaksanakan
sekolah ini guna yang anda jalankan selaku guru BK
meningkatkan selaku guru mata dalam layanan BK
mutu pendidikan pelajaran per di sekolah sekaitan
siswa maupun semesternya ? dengan
mutu struktural peningkatan mutu
yang ada di siswa ?
dalamnya ?
Bagaimana
perbandingan
antara jumlah
Sasaran layanan - - siswa dan jumlah -
guru BK yang ada
di ruang lingkup
sekolah ?
Menurut anda
Berapa jumlah apakah alokasi
alokasi waktu yang waktu yang di
di berikan kepada berikan kepada
guru BK per siswa anda di sekolah
Waktu - - dalam cukup untuk
melaksanakan mendapatkan
program pengajaran yang
layanannya di efektif ?
sekolah ? Kemukakan alasan
anda !
Kerja sama - Bagaimana kerja Apa saja dan Kerja sama jenis
sama yang anda bagaimana apa yang dapat
lakukan dengan bentuk-bentuk anda lakukan
guru-guru lain kerja sama yang dengan para
maupun pihak-pihak sering anda personalia yang
lain yang terkait lakukan dengan ada di sekolah
anda untuk
instansi-instansi
membantu anda
lainnya
dalam
sehubungan
meningkatkan
dengan
dengan upaya proses
penyelesaian suatu
peningkatan mutu pembelajaran yang
masalah maupun
pengajaran ? anda lakukan
untuk
sekarang,misalnya
mengupayakan
dengan guru mata
pengembangan
pelajaran maupun
layanan BK ?
guru BK ?

D. Foto-foto Observasi Lapangan


 Suasana Ruangan BK SMP Negeri 13 Makassar

Nampak Depan
Nampak Belakang

 Sarana dan prasarana BK

Ruang Tamu
Lemari Penyimpan Data

Komputer

Meja Konseling Kelompok


Meja Kerja Guru

Kotak konsultasi
Struktur Organigram BK

Papan Informasi

 Suasana Konseling individual


 Suasana pengisian angket siswa

Anda mungkin juga menyukai