OLEH :
KELOMPOK VIII
1. KURNIANTO (104404074)
2. RAYANDI (104404047)
3. MUH. SAMRIN (084404079)
4. NUR INDAH YUSUF (104404061)
5. HASMIDAR (104404076)
6. MUNADIRAH S. (104404078)
2011/2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang kami rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan
pengamatan atau survey lapangan ini dapat diselesaikan.Makalah ini di susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen BK.
Laporan ini berisi hasil pengamatan yang kami lakukan selama dua hari di salah satu
SMP yang ada di Makassar. Penyusunan ini di latar belakangi tentang bagaimana
pelaksanaan BK di SMP, yang kami khususkan di SMP Negeri 13 Makassar.Oleh karenanya
dalam laporan ini kami mungulas secara menyeluruh mengenai keterlaksanaan BK di SMP
Negeri 13 Makassar.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak tidak mungkin kami dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih
yang tak terhingga penulis sampaikan terutama kepada Segenap pihak dari SMP Negeri 13
Makassar yang telah banyak membantu kelancaran observasi kami dalam menilik
keterlaksanaan BK di sekolah yang bersangkutan, juga kepada Dosen pembimbing kami
dalam mata kuliah manajemen BK, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak
berpartisipasi.
Dengan rasa rendah hati, Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikkan
dimasa yang akan datang. Walaupun demikian penulis mengharapkan laporan pengamatan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………………….....i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Tujuan………………………………………………………………………………1
C. Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………2
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
B. Rekomendasi………………………………………………………………............14
Lampiran……………………………………………………………………………………15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi bimbingan dan konseling dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau
badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara
bersama-sama. Sebagai suatu badan, banyak ahli menawarkan model atau pola organisasi
mana yang cocok diterapkan di sekolah. Akan tetapi, pola organisasi manapun yang dipilih
harus didasarkan atas kesepakatan bersama di antara pihak-pihak yang terkait.
Hadirnya organisasi ini sebagai suatu upaya mengembangkan potensi konseli dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi
kemandirian.Upaya ini merupakan wilayah garapan organisasi bimbingan dan konseling yang
harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan argumen diatas, maka dari itu penulis melakukan pengamatan secara
nyata atau survey ke lapangan dan melihat bagaimana kenyataan yang ada sekaitan dengan
pelaksanaan BK di sekolah, maka disini penulis mengambil sebagai sampelnya yaitu SMP
Negeri 13 Makassar.
B. Tujuan
Tujuan yang yang ingin dicapai dari pengamatan atau survey lapangan ini adalah:
1. Untuk Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
SMP Negeri 13 Makassar
2. Untuk Memenuhi tugas mata Kuliah Manajemen BK
1. Lokasi / Setting
Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Makassar, yang beralamat di Jl. Tamalate VI
No. 2 Perumnas Makassar, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
2. Waktu
Pelaksanaan Observasi di SMP Negeri 13 Makassar dilaksanakan pada hari Senin &
Selasa 21-22 Mei 2012 pukul 08.30 WITA
D. Metode Penelitian
Dalam kegiatan ini kami menggunakan metode penelitian yaitu berupa wawancara,
angket dan observasi lapangan dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi (pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu
keadaan (tingkah laku).Observasi di lakukan terhadap manajemen bk yang ada di
sekolah beserta keadaan sarana dan prasarananya. Dalam hal ini pula di lakukan
proses dokumentasi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan narasumber, dalam hal ini ialah termasuk kepala sekolah, guru BK,
guru mata pelajaran, dan sampel siswa.
3. Angket Siswa
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpulan data (informasi) melalui
komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan
yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan dari siswa tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan BK di sekolah.
BAB II
Pelaksanaan kegiatan di SMP Negeri 13 Makassar Di mulai pada hari Senin, tanggal
21 Mei 2012 dengan kegiatan pertama yakni pembagian angket dan observasi lapangan.
Pembagian angket di tujukan dengan maksud memperoleh informasi mengenai
keterlaksanaan program BK di sekolah dengan sasaran utama yakni siswa kelas VIII.1
sebanyak 34 orang siswa. Adapun pada observasi lapangan, juga di maksudkan untuk
memperoleh informasi tentang keterlaksanaan BK di sekolah beserta sarana dan
prasarananya. Selanjutnya kegiatan pada hari kedua, Selasa, tanggal 22 Mei 2012 di isi
dengan kegiatan wawancara guna memperoleh informasi tentang pelaksanaan BK dengan
sasaran yakni kepala sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, dan sampel siswa.
Hasil Observasi
1. Kepala Sekolah
Dalam wawancara yang berlangsung dengan kepala sekolah SMPN 13 Makassar
dapat dilihat adanya kepedulian yang cukup besar dengan keterlaksanaan BK di
sekolah.Adanya sistem manajemen sekolah yang tertata dengan baik sehingga
memberiakan akses yang cukup melegakan bagi kalangan tenaga pembimbing
maupun pengajar di sekolah tersebut. Hal itu dapat di amati dari sarana dan prasarana
dan segala perlengkapannya yang di gunakan sebagai penunjang yang di siapkan oleh
sekolah beserta anggaran-anggaran yang di targetkan sesuai dengan kebutuhan dari
masing-masing pihak yang terkait dengan pembinaan siswa, tak terkecuali guru BK.
Tak luput dari pengamatan, di sini pun di jumpai bagaimana upaya sekolah dalam
peningkatan mutu siswa maupun mutu struktural yang ada di dalamnya, seperti ada
peningkatan SDM guru, pengadaan sarana dan prasarana seperti kelas IT, dan proses
rekruitmen siswa dengan memperlihatkan grade. Dalam hal ini dari input (siswa) yang
masuk kemudian di berikan pembelajaran dan di harapkan setelah melalui proses di
hasilkan yang terbaik, maka itulah harus di tunjang dengan SDM guru yang baik.
2. Guru BK
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru pembimbing dalam hal
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 13 Makassar, di
ketahui bahwa anggaran yang di sediakan sekolah untuk pelaksanaan layanan BK itu
ada, namun kisarannya tak tentu, hanya di sesuaikan dengan kegiatan apa yang akan
di laksanakan.
Program yang disusun pun ada yang bersifat per minggunya dan ada persemesternya.
Untuk rutin perminggu biasanya di adakan pengembangan diri yang di arahkan pada
Life skill siswa, utamanya bagi yang kurang mampu. Adapun untuk per semesternya
biasanya di gabungkan dengan pada kegiatan penerimaan siswa baru (MOS). Di sini
guru Pembimbing masuk ke kelas guna memberikan informasi maupun materi tentang
tata tertib dan juga pengenalan orientasi lingkungan sekolah.
Di lihat dari perbandingan siswa dan guru pembimbing yang ada maka di rasa sudah
cukup memadai. Dengan jumlah 900 siswa dan 5 orang guru pembimbing di
antaranya 3 dengan latar BK dan 2 yang di BK kan merupakan upaya yang sudah
maksimal sejauh ini. Walaupun demikian, dapat lihat bagaimana para guru
pembimbing di sekolah tersebut selalu mengupayakan untuk membina siswa yang
bermasalah misanya yang poinnya lebih dari seratus, bermasalah dalam belajar, dll,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan diri siswa.
Adapun pada lingkup alokasi waktu yang diberikan pada progarm bimbingan per
minggunya adalah sebanyak 2 jam pelajaran dengan materi tentang pengembangan
diri siswa yang di adakan tiap hari ju’mat. Alokasi waktu yang di rasa sudah cukup
memadai untuk memberikan akses kepada siswa untuk membentuk pribadinya.
Program yang disusun dan dilaksanakan tersebut didukung penuh oleh sekolah. Hal
ini terlihat dari kerjasama dan partisipasi dari personel sekolah lainnya. Bentuk
partisipasinya seperti antara guru pembimbing dan guru mata pelajaran, antara guru
pembimbing dan orang tua, antara guru pembimbing dan kepala sekolah / wakilnya,
antara guru pembimbing dan instansi lain maupun antara guru pembimbing dan siswa
(OSIS). Adapun perinciannya sebagai berikut :
Pada proses wawancara dengan guru mata pelajaran pertama kali kami menanyakan
tentang jumlah jamnya per minggu, dan di ketahui bahwa guru mata pelajaran
mempunyai alokasi waktu 24 jam per minggunnya dengan maksimal mengajarkan 4
kelas per minngunya.
Sekaitan dengan program kami medapati bahwa program yang di jalankan oleh guru
mata pelajaran per semesternya di dasarkan pada kebutuhan siswa yang akan di
ajarkan. Penggunaan teknik dan pendekatan pun berbeda. Karena kelas yang satu dan
yang lainnya berbeda, misalnya unggulan dan regular maka di gunakan teknik dan
pendekatan yang berbeda, tergantung seberapa cepat siswa tanggap atas apa yang di
ajarkan.
Dalam proses kerja sama pun demikian. Mereka senantiasa memandang baik pada
kinerja guru pembimbing yang membantu menangani permasalahan siswa demi
peningkatan upaya pengajaran .Sekaitan dengan guru lainnya yang sejenis pun
demikian ketika ada masalah yang di hadapi dalam mata pelajaran mereka, mereka
akan berunding dalam wadah MGMP yang di adakan setiap minggunya dan jika di
rasa memang perlu penanganan lebih lanjut, maka akan di alihkan kepada guru
pembimbing untuk lebih spesifiknya .
4. Sampel siswa
Proses wawancara kami lakukan dengan seorang siswa kelas VIII.1atas nama Muh.
Sabda Rahmat Zulkifli sebagai sampel dari keseluruhan siswa di SMPN 13 Makassar.
Sejauh yang di tanyakan tentang keterkaitan semua personil sekolah dalam kinerja
peningkatan mutu pengajaran, Ia berpendapat sudah sangat baik. Seperti contoh yang
di berikan antara kerja sama antara guru baik itu guru pembimbing maupun pengajar
dan siswa. Dalam hal ini pengajar bekerja dengan baik dalam memberikan
pengajaran kepada siswa, demikian pula siswa yang sudah tahu tentang apa yang
menjadi kewajiban dan haknya untuk meningkatkan mutu pengajaran di
sekolah.Walaupun di akui oleh siswa tersebut masih ada beberapa siswa yang lain
yang belum mengenal nama gurunya secara keseluruhan namun semuanya tetap
berjalan baik setidaknya mereka sudah bisa menerka siapa guru yang di maksud
walau tak tahu namanya. Hal ini juga berlaku untuk personil sekolah lainnya. Dengan
demikian ada sikap saling menunjang dan melengkapi antar semua personil sekolah
akan membuat semua system yang ada berjalan dengan baik dan terkendali.
Sekaitan dengan alokasi waktu belajarnya, di jawab sudah efektif walaupun terkadang
masih ada pengurangan-pengurangan waktu belajar, misalnya ketika ada rapat
guru.Adapun untuk jam khusus BK masuk ke kelas setiap minggunya tidak ada
namun setidaknya Bk telah di kenal di lingkungan sekolah karena telah ada
pengenalan sebelumnya pada waktu MOS.
Berbicara tentang kerja sama dengan pihak sekolah yang lain dalam meningkatkan
proses pembelajaran siswa, semuanya telah berjalan baik. Adapun bentuk kerja sama
yang bisa di paparkan berdasarkan jawaban siswa sebagai berikut :
Dari hasil validitas pemberian angket kepada siswa dapat disimpulkan pelaksanaan
bimbingan dan konseling kepada siswa di SMP Negeri 13 ini sudah cukup memadai. Hal ini
dibuktikan dari tingginya persentase siswa yang memberikan keterangan setuju dengan
adanya keterlaksanaan pelayanan bimbingan konseling di sekolah mereka yang di pandang
telah berjalan cukup baik. Dengan melihat pelaksanaan BK dari sudut pandang siswa seperti
ini, maka di harapkan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah berjalan sejauh ini bisa
di pertahankan, jika perlu di kembangkan lebih jauh dengan pengembangan-pengembangan
yang lebih mencakup tentang bagaimana mengarahkan siswa untuk menjadi pribadi yang
lebih potensial.
Analisis
Berdasarkan dari proses pengumpulan data itu dapat diketahui bahwa di sekolah
tersebut yaitu SMP Negeri 13 Makassar , pelaksanaan pelayanan BK telah berjalan secara
memadai. Meskipun masih ada beberapa yang perlu di lakukan pembenahan. Di bawah ini
akan di rinci sebagai berikut :
Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pelayanan dasar
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam
peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas.Secara terjadwal, konselor memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa.Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian
layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi
siswa, baik melalui ceramah maupun diskusi.
Adapun sekaitan dengan pelaksanaan layanan dasar di SMPN 13 Makassar maka di
laksanakan sesuai kegiatan yang ada. Tidak adanya jam khusus untuk guru BK masuk
ke kelas makin mempersulit kinerja pemberian layanan ini.
Penyelenggaraan layanan tanpa ada jadwal yang terencana di pandang tidak efektif,
karena akan mengakibatkan ketidakmerataan layanan yang akan di peroleh oleh
masing-masing kelas.
2. Pelayanan Orientasi
Pelayanan orientasi di SMPN 13 Makassar dilaksanakan pada tahun ajaran baru,
bertepatan dengan penerimaan murid baru, sebagai upaya untuk membekali siswa
tentang pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.Kepada siswa di
berikan informasi tentangkurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf
administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah,
kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.
Sekaitan dengan pelayanan di atas maka di SMPN 13 Makassar di nilai sudah
menyesuaikan pelaksanaan pelayanan ini dan berjalan dengan baik.
3. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Pelaksanaan layanan
informasi di SMPN 13 Makassar di lakukan melalui komunikasi langsung yakni
dengan bertatap muka, maupun secara tidak langsung, seperti dengan melalui papan
informasi, media cetak maupun perangkat elektronik (brosur, kaset, dan komputer).
4. Pelayanan Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu komponen dalam program bimbingan dan
layanan bimbingan, mencakup: memperoleh data, menganalisis dan sintesis data,
evaluasi, serta menyimpan data. Kegiatan Pengumpulan data di SMPN 13 Makassar
dilakukan melalui alat pengumpul data dengan tes maupun non tes.
5. Pelayanan responsif
a. Konseling Individual dan Kelompok
Konseling individual dan kelompok yang dilakukan di SMPN 13 Makassar yakni
dengan cara memanggil siswa yang bermasalah ke ruangan BK dan memberikan
nasehat. Masalah yang paling sering ditangani guru pembimbing diantaranya,
siswa yang sering alfa, siswa yang memiliki poin lebih dari seratus, siswa yang
mencuri, dan yang bermasalah dalam prestasi belajarnya. Adapun cara
penanganan yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi masalah siswa dan
mengumpulkan data, selanjutnya di lakukan pemanggilan siswa yang
bersangkutan dengan batas maksimal pemanggilan sebanyak 3 kali, dan ketika
proses yang dilaksanakan tidak memberikan perubahan maka akan di lakukan
pemanggilan orang tua siswa atau kunjungan rumah.
Secara garis besar idealnya pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya.Melalui konseling, siswa (klien) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Kekurangan
dari alternative di atas mungkin hanya dari segi tempat yakni tidak adanya ruang
khusus yang di sediakan untuk konseling individual maupun kelompok. Dari hasil
pengamatan kami, di sekolah ini proses konseling di lakukan di meja kerja guru
sehingga sangat memungkinkan pihak lain mendengar dan ikut campur. Untuk
idealnya sebaiknya di sediakan sarana berupa ruangan tersendiri untuk
pelaksanaan konseling individual maupun kelompok
b. Alih Tangan
Pelaksanaan kegiatan ini di SMPN 13 Makassar belum pernah dilaksanakan.
Sekolah SMP Negeri 13 Makassar memilki 5 orang guru BK yakni 3 orang guru
pembimbing yang berlatar belakang BK dan 2 guru pembimbing yang di BK-kan.
Jumlah siswa keseluruhan SMP Negeri 13 Makassar yakni kurang lebih 900 orang,
jadi dengan jumlah guru pembimbing yang demikian dapat di peroleh perbandingan antara
guru pembimbing dan siswa yaitu 1 : 180.
Anggaran
Anggaran yang di pakai dalam pelaksanaan program layanan BK di dapatkan dari
pihak sekolah. Berdasarkan hasil wawancara di ketahui bahwa anggaran dana untuk
pelaksanaan BK di SMPN 13 Makassar itu ada, namun kisarannya tak di sebutkan, hanya di
katakan jumlah anggaran yang ada itu di sesuaikan dengan program yang akan di laksanakan.
Jam Khusus
Dalam masalah jam khusus untuk guru BK di SMPN 13 Makassar itu sendiri, di
katakan tidak ada waktu khusus untuk guru BK masuk di kelas. Hanya saja setiap minggunya
ada waktu tertentu yang di sediakan pihak sekolah untuk siswa berkunjung ke ruang BK
untuk mengikuti layanan pengembangan diri bagi siswa yang kurang mampu.Melihat dari
fakta yang ada di atas untuk idealnya seharusnya di setiap sekolah diadakan jam khusus bagi
guru BK dalam memjalankan layanannya.
Kerja sama
Dalam hal kerja sama, kinerja guru BK di sebutkan telah berjalan baik.Guru BK telah
menjalin kerja sama dengan pihak personil sekolah, orang tua siswa, bahkan instansi lain
yang berada di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari observasi yang kami lakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam
pelaksanaan program layanan BK di sekolah di nilai sudah baik, walaupun masih ada
beberapa kekurangan yang nampak dan perlu di lakukan pembenahan.
B. Rekomendasi
Sekolah
Dalam mengupayakan kinerja guru pembimbing yang efektif melayani siswa
sebaiknya menggunakan guru pembimbing yang berlatar belakang S1 BK dan
mengupayakan perbandingan yang sesuai antara jumlah murid dan guru
pembimbingnya.
Instansi dinas pendidikan
Dinas pendidikan sebagai wadah bagi semua kegiatan pendidikan dan pengajaran
hendaknya memberikan perhatiaan penuh atas apa yang menjadi tanggung
jawabnya, khususnya BK. Dalam hal ini seharusnya pihak dinas pendidikan perlu
mensosialisaikan tentang peranan BK agar semua pihak sekolah juga tahu dan
tidak terlalu menganggap sebelah pada BK.
Jurusan
Sebagai wadah bagi mahasiswa menimba ilmu, sebaiknya dalam pelaksanaan
mata kuliah ini lebih di efektifkan agar mahasiswa seutuhnya bisa tahu tentang
kajian yang ada dalam mata kuliah ini sehingga tidak hanya sekedar meraba-raba
ke mana arah fokusnya yang mendalam, sehingga nantinya dapat di aplikasikan ke
sekolah nantinya
Civitas akademik
Semoga makalah laporan ini bisa menjadi referensi buat anda yang sedang
mengkaji pembahasan serupa atau bagi yang melakukan observasi dapat menjadi
sumber panduan bagi anda.
LAMPIRAN
Pelaksanaan BK Di Sekolah
Nama : Sekolah :
Tanggal pengisian : Kelas :
Setiap pertanyaan dalam angket ini berisi tentang pernyataan tentang Pelaksanaan
Bimbingan Konseling di Sekolah ini.Angket ini bertujuan untuk melihat pandangan Siswa
terhadap layanan Bimbingan konseling dan tujuan akhir untuk memperbaiki pelayanan
Bimbingan Konseling.Angket ini tidak berisi jawaban benar dan salah, oleh sebab itu
jawablah angket ini dengan sebenar-benarnya.
Teknis pengisian : Berilah tanda cek list ( ) pada kotak yang telah di sediakan.
SS : Apabila anda sangat setuju
S : Apabila anda setuju
R : Apabila anda ragu-ragu
TS : Apabila anda Tidak setuju
STS : Apabila anda sangat tidak setuju
N
PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
O
SS S R TS STS
Bimbingan Konseling perlu di laksanakan di
1
Sekolah
Guru Pembimbing memberikan pelayanan
2
setiap hari
Bimbingan dan Konseling di jadikan
3
Program prioritas sekolah
Di sediakan jam khusus untuk Guru
4 Pembimbing masuk kekelas selama 2 jam/
minggu
Sekolah memerlukan lebih banyak Guru
5
Pembimbing
Guru Pembimbing di sediakan Fasilitas
6
khusus (Misal: Ruangan khusus)
Guru Pembimbing sangat menyenangkan
7
Nama Sekolah :
Informan :
Observer :
Tanggal :
Nampak Depan
Nampak Belakang
Ruang Tamu
Lemari Penyimpan Data
Komputer
Kotak konsultasi
Struktur Organigram BK
Papan Informasi