Anda di halaman 1dari 4

Nabella Prinka

15000118140181

1. Teori bioekologi yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbenner memiliki fokus


utama pada konteks sosial dimana anak tinggal dan orang orang yang mempengaruhi
perkembangan anak. Pada teori ini lingkungan berkembangan anak dibagi menjadi 5
yaitu mikrosistem, makrosistem, eksosistem, makrosistem, kronosistem.
Pola asuh keluarga tradisional memilki karakterisik lasseiz-fair dimana sang anak
tidak memiliki kebebasan dan orang tua memiliki peran yang lebih dominan. Hal
tersebut terjadi karena, sang orang tua masih memegang prinsip bahwa pendapat
merekalah yang benar sedangkan sang anak hanyalah seorang anak yang masih perlu
banyak belajar dan tidak tahu apa-apa. Hubungan antara sang anak dengan keluarga
nya disini termasuk ke dalam lingkungan mikrosistem menurut Bronfenbenner,
hubungan inti dimana ia sering melakukan interaksi dengan lingkup lingkungan
mikrosistemnya ini. Pola asuh tradisional ini juga termasuk ketat, dimana sang anak
dituntut untuk melakukan serta mewujudkan keinginan sang orang tua. Dapat dibilang
bahwa sang orang tua memilki rencana yang telah disiapkan untuk sang anak dan
sang anakpun harus menurutinya, dibanding mendengarkan pendapat sang anak
terlebih dahulu sang orang tua mempercayai bahwa pilihan merekalah yang terbaik,
hal ini dapat terjadi salah satunya karena salah satu dari orang tua baik ibu atau bapak
memiliki waktu yang cukup untuk anaknya, mereka merasa bahwa dengan
memberikan waktu untuk sang anak maka ia akan tumbuh dengan baik, meskipun hal
tersebut dianggap benar dan hal bijak untuk dilakukan namun sang orang tua tidak
memberikan perhatian melainkan memaksakan kehendak sang anak terhadap sesuatu.
Seiring dengan perkembangan jaman, dengan adanya globalisasi dan internet
maka baik kebutuhan maupun pandangan seseorang terhadap sesuatu akan berubah
karena sebagai salah satu human nature yaitu kita bertahan dengan menyesuaikan diri
dengan lingkungan kita. Hal ini dapat dikaji dengan pandangan Bronfenbenner
mengenai lingkungan Kronosistem, yaitu kondisi sosiohistoris dari perkembangan
anak, yang dimaksudkan adalah dengan adanya perbedaan jaman maka terjadi pula
perbedaan pola asuh pada keluarga yang disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Contohnya saja terjadinya perubahan dan transformasi sosial dalam keluarga yang
dimana masing masing memiliki kebutuhan dan perlu juga untuk menyesuaikan
dengan lingkungannya masing-masing. Dengan berkembangnya jaman, wanita sudah
memiliki pandangan bahwa ia perlu mengenyam Pendidikan setinggi mungkin, bahwa
ia tidak harus berada dirumah saja dan menjadi ibu rumah tangga. Karena itu, pada
perkembangan anak di keluarga modern, kedua orang tua memiliki pekerjaan yang
membuat mereka sibuk, karena kekurangan waktu ini pun, sang orang tua pun
menyadari bahwa sang anak memiliki keinginan dan pendapatnya sendiri. Meskipun
waktu yang diberikan kurang pada sang anak namun sang orang tua lebih mencoba
untuk mengerti keinginan sang anak dibandingkan pada pola asuh keluarga
tradisional.

2. Menurut Carter dan McGoldrick (dalam Santrock, 2004) siklus keluarga terbagi
menjadi 6 tahapan;
a. Tahap meninggalkan rumah dan menjadi dewasa lajang, tahapan ini dimaksudkan
pada tahap dimana anak berumur 18 tahun dan memutuskan untuk tinggal sendiri,
pada budaya Amerika, tahapan ini penting karena mereka dianggap sebagai orang
tua yang berhasil apabila anaknya sudah memutuskan untuk keluar dari rumah
sang orang tua pada umur 18 tahun, sebaliknya apabila mereka masih berada di
rumah orang tua pada umur 18 tahun dan seterusnya maka mereka dianggap gagal
mendidik anaknya. Tahapan ini cenderung tidak terjadi di Indonesia, budaya kita
cenderung lebih protektif terhadap perkembangan sang anak, karena anak
dianggap belum dewasa untuk diberikan kepercayaan.
b. Tahap Pasangan baru, pada tahapan ini individu telah menikah dan memiliki
pasangan, terjadi perubahan kebiasaan pada individu karena ia telah memiliki
tanggung jawab pada pasangannya. Oleh karena itu, dia perlu menyesuaikan diri
semisal, individu yang biasanya pulang tidak memikirkan jam malam berubah, ia
akan memikirkan pasangannya yang sedang berada di rumah dan ingin cepat-
cepat pulang.
c. Tahap menjadi Orang tua, pada tahap ini idealnya orang tua memiliki visi dan
misi yang sejalan dan dapat saling mendukung, hal ini akan membuat anak
tumbuh dan berkembang secara optimal.
d. Tahap keluarga dengan remaja
Dikemukakan oleh Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) adalah periode
perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.
Sedangkan menurut Hurlock, terdapat perbedaan yang membedakan masa remaja
dengan masa periode sebelumnya:
a. Masa remaja sebagai periode yang sangat penting.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai periode pencari identitas
e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
f. Masa remaja sebagai periode yang tidak realistic
g. Masa remaja sebagai periode ambang dewasa
Dengan landasan teoritik diatas, menurut saya tahapan keluarga yang paling
kritis adalah dimana sang orang tua ditantang untuk menangani seorang remaja,
seperti yang ada pada teori Hurlock, menjelaskan bahwa pada periode remaja ini,
seseorang sedang mencari identitas dirinya. Orang tua akan dihadapkan pada
tantangan dimana anak kecil mereka kini pelan pelan telah berkembang menjadi
seorang dewasa secara bertahap, ia tidak lagi selalu mendengarkan orang tuanya
melainkan memiliki pendapatnya sendiri. Orang tua yang kemarin selalu merasa
berhasil karena sang anak selalu menurut pada mereka akan cenderung lebih susah
menyesuaikan pada tahapan ini karena remaja memiliki kemungkinan untuk
memberontak.
e. Tahap Keluarga dengan anak dewasa
f. Tahap Keluarga masa pension
3. Dikaji dengan teori ekologi, dengan adanya pandemic covid 19 yang sedang kita
alami sekarang kita diharuskan untuk melakukan social distancing dengan lingkungan
kita. Setiap individu dianjurkan untuk tidak keluar rumah apabila tidak ada
kepentingan yang mendesak. Kebijakan pemerintah menyatakan bahwa sekolah
berubah menjadi system study at home pada masa pandemic ini. Tentunya ini
memberikan dampak yang sangat besar terhadap baik guru, anak maupun orang tua.
Orangtua, ibu dan bapak memegang peranan yang sangat penting dan amat berpengaruh atas
pendidikan anak, sejak anak lahir ibu yang banyak berperan dalam keluarga, karena ia
cenderung meniru ibunya, setelah anak tumbuh dan berkembang, maka ia mulai kenal
ayahnya dan dari perangai ayahnya itu pulalah anak mulai bertambah pengalamannya.
Sesudahnya anak disekolahkan dan guru diberikan kepercayaan untuk mengajarkan anaknya.
Namun pada pandemic ini, guru bukanlah lagi alternative seorang anak untuk mendapatkan
ilmu melainkan orang tuanya. Terjadinya perubahan drastic terhadap dinamika keluarga,
orang tua yang sibuk ini pun harus mau tidak mau meluangkan waktu untuk sang anak,
karena sang anak diberikan tugas setiap harinya sebagai pengganti kelas.

Anda mungkin juga menyukai