Anda di halaman 1dari 5

Nama : siti laela saida widia

Kelas : 2C

NPM : 213118096

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI

A. Diagnosa keperawatan
1) Risiko insfeksi ( korioamnionitis )
2) Risiko gawat janin
3) Cemas
4) Gangguan rasa nyaman : Nyeri
5) Risiko kekurangan cairan dan elektrolit
B. Intervensi

NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan
1. Risiko insfeksi 1. Tentukan lama pecah ketuban
( korioamnionitis ) 2. Tanyakan ibu kapan kontraksi mulai
berhubungan terjadi ( jika timbul kontraksi uterus )
dengan pecahnya 3. Tentukan taksiran partus
selaput ketuban 4. Observasi adanya nyeri atau nyeri
tekan abdomen
5. Kaji adanya tanda insfeksi, kenaikan
suhu dan nadi, peningkatan sel darah
putih dan CRP, karakter cairan amnion (
keruh, bau busuk, tidak jernih )
6. Batasi pemeriksaan vagina
7. Kolaborasi pemberian antibiotik
profilaksis
8. Edukasi klien dan keluarga untuk
pengaruh KPD dan seluruh metode
penanganan
9. Anjurkan dal lakukan perineum hygiene
dengan baik
10. Gunakan dan ajarkan praktik mencuci
tangan dan hygiene yang benar
11. Pertahankan tekhnik aseptic contohnya
perawatan perineum, cuci tangan,
gunakan perlak ditempat tidur,
gunakan underpad dan gantilah bila
sudah basah
2. Risiko gawat janin 1. Tentukan usia gestasi
berhubungan 2. Monitor DJJ dan aktivitas janin
dengan 3. Kolaborasi USG
berkurangnya air 4. Kolaborasi tokolitik
ketuban 5. Kolaborasi kortikosteroid untuk
pematangan paru
6. Kolaborasi amnioinfusin jika di
programkan
7. Kaji adanya perdarahan vagina, nyeri
abdomen, dan kontaraksi uterus yang
kuat yang tidak berkurang
8. Kaji adanya aktivitas uterus dan
perubahan servik
9. Kaji adanya gejala insfeksi pada ibu
10. Lakukan pemerisaan maturitas paru, jika
gestasi janin melebihi 34 minggu
11. Jelaskan pentingnya tirah baring,
jelaskan tanda persalinan kurang bulan
12. Waspada terhadap komplikasi bayi baru
lahir
13. Modifikasi tirah baring
14. Berikan posisi trendelenberg untuk
mencegah kompresi tali pusat

3. Cemas 1. Kaji tingkat cemas


berhubungan 2. Eksplorasi pernyataan cemas
dengan 3. Berikan edukasi pada pasien tentang
kemungkinan perawatan dan penanganan KPD
kelahiran kurang 4. Dorong sikap berharap yang realistik bila
bulan persalinan dpat ditunda hingga pru janin
matur dan sebagian besar ibu yang
mengalami KPD melahirkan dalam 2
minggu dan kebanyakan dalam 72 jam
5. Ajarkan manajemen stres untuk
mengurani cemas seperti relaksasi dan
beroda kepada alloh
6. Libatkan keluarga dalam perawatan dan
sebagai social support

4. Gangguan rasa 1. Kaji kontraksi


nyaman : Nyeri 2. Kaji nyeri ( lokasi,skla, durasi, frekuensi,
behubungan dan intensitas )
dengan kontraksi 3. Berikan edukasi tentang nyeri yang
uterus yang terjadi sebagi tanda persalinan dan
adekuat harusdihadapi dengan ketenangan
4. Berikan posisi yang nyaman untuk pasien
5. Lakukan manajemen nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri seperti tekhnik
relaksasi, distraksi dan counter pressure

5. Resiko kekurangan 1. Kaji penyebab mual dan muntah


cairan dan 2. Kaji tanda tanda dehidrasi
elektrolit 3. Monitor intake dan output
berhubungan 4. Kolaborasi pemberian anti mual dan
dengan mual dan anti muntah
muntah 5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral
sesuai indikasi
6. Jelaskan pada klien tentang efek
samping dari induksi
7. Jelaskan pada klien tentang pentingnya
hidrasi yang adekuat
8. Anjurkan klien untuk minum hangat
sedikit sedikit tapi sering

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI LETAK LINTANG

A. Diagnosa keperawatan
1. Kelelahan
2. Risikio syok hipovolemik
3. Dehidrasi
4. Risiko asfiksia
B. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


keperawatan hasil
1. Kelelahan 1. Bina hubungan saling percaya
berhubungan 2. Kaji tanda tanda vital
dengan partus 3. Berikan suport pada pasien
lama 4. Berikan nutrisi yang cukup
5. Dengarkan keluhan pasien

2. Risiko syok 1. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien


hipovolemik 2. Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam sekali
berhubungan 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
dengan 4. Observasi intake cairan dan output,Kolaborasi
perdarahan dalam pemberian cairan infus
3. Dehidrasi 1. Kaji tingkat dehidrasi pasien
berhubungan 2. Anjurkan pasien banyak minum
dengan 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam
perdarahan pemberian cairan itra vena
4. Kaji intake dan output
4. Risiko asfiksia 1. Kaji data laboratorium ( lihat pemeriksaan
berhubungan diagnostik sebelumnya )
dengan lilitan 2. Pantau DJJ ( kurang dari 100 atau lebih dari
talin pusat 160 kali/ menit ).pantau minimal 39 menit
sekali selama persalinan aktif dan setiap 15
menit sekali selama kala dua persalinan.
3. Pantau untuk perubahan pergerakan janin
4. Inspeksi cairan amnion mekonium ( encer,
moderat, atau partikulat )
5. Lakukan pemeriksaan vagina steril
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI LETAK SUNGSANG

A. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Risiko tinggi cedera terhadap maternal
3. Risiko tinggi cedera terhadap janin
4. Koping individual tidak efektif
B. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan
1. Nyeri akut 1. Buat upaya yang memungkinkan
berhubungan klien berlatih untuk merasa
dengan nyaman
peningkatan 2. Berikan instruksi dalam tekhnik
tahanan pada pernafasan sederhana
janin 3. Anjurkan klien untuk menggunakan
tekhnik relaksasi
4. Berikan tindakan kenyamanan
5. Anjurkan dan bantu klien dalam
perubahan posisi dan penyelarasan
EFM
6. Kolaborasi : berikan obat analgetik
saat dilatasi dan kontraksi terjadi

2. Risiko tinggi 1. Tinjau ulang riwayat persalinan


cedera terhadap 2. Evaluasi tingkat keletihan yang
maternal menyertai, serta aktivitas dan
berhubungan istirahat sebelum persalinan
obstruksi 3. Kaji pola kontraksi uterus secara
mekanis pada manual atau secara elektrolit
penurunan janin 4. Catat penonjolan,posisi janin dan
presentasi janin
5. Tempatkan klien pada posisi
rekumben lateral dan anjurkan
tirah baring dan ambulasi sesuai
toleransi
6. Gunakan rangsang puting untuk
menghasilkan oksitosin endogen
7. Kolaborasi : bantu untuk persiapan
secsio caesaria sesuai indikasi,
untuk malposisi

3. Risiko tinggi 1. Kaji DJJ secara manual atau


cedera terhadap elektronik, perhatikan variabelita,
janin perubahan periodik dan frekuensi
berhubungan dasar
dengan 2. Perhatikan tekanan uterus selama
malpresentasi istirahat dan fase kontraksi melalui
janin kateter tekanan intrauterus bila
tersedia
3. Kolaborasi : perhatikan frekuensi
kontraksi uterus , beritahu dokter
bila frekuensi 2 menit atau kurang
4. Atur pemindahan pada lingkungan
perawatan akut bila malposisi
dideteksi klien dengan PKA

4. Koping 1. Tentukan kemajuan persalinan, kaji


individual tidak derajat nyeri dalam hubungannya
efektif dengan dilatasi atau penonjolan
berhubungan 2. Kenali realitas keluhan pasien akan
dengan krisis nyeri atau ketidaknyamanaan
situasi 3. Tentukan tingkat ansietas psien
dan perawat perhatikan adanya
frustasi
4. Berikan informasi faktual tentang
apa yang terjadi
5. Berikan tindakan kenyamanan dan
pengubahan posisi pasien.
Anjurkan penggunaan tekhnik
relaksasi dan pernafasan yang di
pelajari

Anda mungkin juga menyukai