Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

KONSTANTA KESETIMBANGAN

Abid Alghifari
NPM. 19031010197
Alza Nadilla S
NPM. 19031010198
Grup J / Session IX
E-mail : 19031010197@student.upnjatim.ac.id

Abstrak
Tujuan dilakukannya percobaan konstanta kesetimbangan reaksi cair – cair, yaitu untuk menentukan
konstanta kesetimbangan reaksi cair-cair, selain itu untuk menentukan arah kesetimbangan zat menurut
percobaan ini, dan untuk mengetahui reaksi reaksi kimia yang terjadi pada percobaan konstanta
kesetimbangan ini. Metode yang dilakukan. Pertama dengan menentukan berat masing masing reaktan
dengan piknometer dan ditimbang. Kedua menyiapkan larutan yang telah diberikan dalam 50 ml yang
tertutup rapat untuk mencegah terjadinya penguapan, dan disimpan selama seminggu dan kadang
kadang dikocok. Ketiga setelah seminggu, tercapainya kesetimbangan, masing masing larutan di titrasi
dengan 0,5N NaOH dengan indikator PP. Titrasi 5 ml 3N HCl dengan 0,5 N NaOH , menggunakan
indikator pp untuk mencari berat air dalam 5 ml 3N HCl dengan cara mengurangi berat 5 ml HCl 3N
dikurangi berat HCl dari hasil titrasi. Setelah metode yang diberikan dilakukan, dipeloreh volume rata
rata dari titrasi larutan a, b, c, d, e, dan f berturut turut adalah 11,66667 ml; 12,33333 ml; 22,6 ml; 13
ml; 18 ml; dan 19,33333 ml. Hasil nilai kesetimbangan cair-cair pada larutan b, c, d, e, dan f berturut
turut sebesar 0,0025; 0,0406; 0,0040; 0,0344; dan 0,0304. Dari percobaan konstanta kesetimbangan
tersebut bias diambil kesimpulan, dalam suatu kesetimbangan pengaruh katalisator adalah untuk
mempercepat terjadinya suatu reaksi sehingga reaksi maju dan reaksi baliknya sama sama bertambah
kuat. Selain itu, reaksi kesetimbangan antara etil asetat dengan air dihasilkan dari asam asetat dengan
etanol dan berlaku sebaliknya, karena merupakan reaksi bolak balik.

Kata kunci: katalisator; kesetimbangan; konsentrasi; reaksi

PENDAHULUAN pada reaksi kesetimbangan. Kondisi


Kesetimbangan keadaan dimana reaksi reaksi tersebut haruslah diusahakan
berakhir dengan suatu campuran yang sedemikian. Menggeser kesetimbangan
mengandung zat pereaksi maupun hasil kearah produk dan meminimalkan
reaksi. Kondisi kesetimbangan untuk reaksi balik. Salah satunya adalah
sembarang sistem yaitu bahwa potensial pembuatan pupuk pada dasarnya
kimia dari tiap konstituen pada seluruh menggunakan ammonia cair. Pada zat
system harus sama. Bila ada beberapa ammonia direaksikan dengan
fase harus mempunyai nilai yang sama, karbondioksida sehingga menghasilkan
misalnya bila temperatur dan tekanan urea.
sembarang larutan air berada dalam TEORI
kesetimbangan dengan uap air dan es Konstanta Kesetimbangan
padat. Dalam bidang industri Secara teoritis setiap reaksi kimia
kesetimbangan sering diterapkan proses sedikit banyak dapat berlangsung kea
zat kimia industri tersebut didasarkan rah balik. Sering gaya penggerat atau

KONSTANTA KESETIMBANGAN 1
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

pendorong suatu reaksi cenderung akibatnya ion reaktan bertambah dan


kepada satu arah tertentu saja, dan ion reaktan kedua berkurang.
reaksi kearah balik tak berhingga b. Tekanan
kecilnya sehingga tidak mungkin Tekanan diperbesar pada reaksi
diukur. Gaya pendorong reaksi kimia, kesetimbangan mengakibatkan reaksi
atau perubahan energy bebas yang menjadi lebih cepat, sehingga
menyertai reaksi itu merupakan ukuran kesetimbangan bergeser kearah produk
pasti mengenai kecenderungan reaksi. c. Katalis
Sistem kimia mencapai keadaan Peran katalis dalam reaksi kimia untuk
reversibilitas termodinamik tidak lagi mempercepat terjadinya kesetimbangan
memperlihatkan adanya reaksi terarah dengan cara menggeser kesetimbangan
maju maupun arah balik, sistem d. Suhu
dikatakan berada pada kesetimbangan Suhu tidak mempengaruhu dari proses
(Rosenbery, 1996). pergeseran kesetimbangan melainkan
Hubungan Kp dan Kc dan Rumus tekanan
Untuk reaksi dimana semua senyawa e. Volume
dalam bentuk gas, tetapan Jika volume diperbesar maka
kesetimbangan dapat dinyatakan dalam kesetimbangan bergeser Kearah ruas
tekanan partial gas reaktan dan produk, yang memiliki jumlah partakel
dan disebut tetapan kesetimbangan koefisien yang kecil (Monita, 2016).
tekanan partial, Kp. Hubungan antara Konstanta Kesetimbangan Cair-cair
Kp dan Kc untuk reaksi adalah : Kesetimbangan dapat dipandang
Kc =KpRT………………………..…(1) sebagai kondisi statis dimana sistem
Keterangan: tidak mengalami perubahan terhadap
Kp = Tetapan kesetimbangan gas (atm) waktu. Dalam kondisi setimbang,
Kc = Tetapan kesetimbangan semua beda potensial yang
R = Tetapan gas (0,008 Latm/mol-1K-1) menyebabkan perubahan sama dengan
T = Suhu (K) nol. Namun jika ditinjau secara mikro,
(Surdia, 1983). perpindahan tetap berlangsung tetapi
Faktor yang Mempengaruhi dengan kecepatan yang sama. Dua fasa
konstanta kesetimbangan cair-cair dikatakan setimbang apabila
a. Penambahan kosentrasi temperatur dan tekanan kedua fasa sama
Penambahan konsentrasi menyebabkan serta potensial kimia masing-masing
kesetimbangan bergeser tekanan, komponen di kedua fasa bernilai sama.

KONSTANTA KESETIMBANGAN 2
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Dalam termodinamika suatu sistem azas yang dikenal dengan azas Le


termodinamik disebut berada dalam Chatelier sebagai berikut. “Bila
kesetimbangan termodinamik jika terhadap suatu kesetimbangan
sistem tersebut berada dalam keadaan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka
setimbang mekanis, setimbang thermal, sistem itu akan mengadakan reaksi
dan setimbang secara kimia. Dalam
yang cenderung mengurangi pengaruh
kesetimbangan termodinamik, tidak ada
aksi tersebut" (Dewi, 2009).
kecenderungan untuk terjadi perubahan
Katalisator
keadaan, baik untuk sistem maupun
Berdasarkan fasenya, katalisator dapat
untuk lingkungannya. Kesetimbangan
dibagi menjadi dua jenis yaitu
mekanis terjadi bila tidak adanya gaya
katalisator homogen dan katalisator
yang tak berimbang di bagian dalam
heterogen. Katalisator homogen
sistem, dan juga antara sistem dan
memiliki fase yang sama dengan bahan
lingkungannya. Dalam kesetimbangan
pereaksinya, sedangkan katalisator
termal semua bagian sistem mempunyai
heterogen memiliki fase yang berbeda
suhu sama, dan sistem juga memiliki
dengan fase pereaksinya. Katalisator
suhu sama dengan lingkungannya.
heterogen memiliki kelebihan pada
Dalam kesetimbangan kimia, suatu
proses pemisahan dan recycle yang
sistem tidak mengalami perubahan
lebih mudah dan murah daripada
spontan dalam struktur internalnya,
katalisator homogen. Beberapa jenis
seperti reaksi kimia. Sistem dalam
katalis yang dapat digunakan dalam
kesetimbangan kimia juga tidak
reaksi esterifikasi antara lain, katalis
mengalami perpindahan materi dari satu
asam cair, katalis asam padat, katalis
bagian sistem ke sistem lainnya, seperti
enzim dan katalis ion exchange resin.
difusi dan pelarutan. Bila ketiga syarat
Penggunaan asam sebagai katalis harus
kesetimbangan tersebut tidak terpenuhi
diimbangi dengan penggunaan reaktan
maka sistem termodinamik disebut
yang berlebih, karena berdasarkan
dalam keadaan tidak setimbang
prinsip Le Chatelier, penambahan
(Hermawan, 2016).
reaktan akan menggeser reaksi ke arah
Asas Le Chatelier
produk. Pada penggunaan enzim
Henri Louis Le Chatelier(1884) berhasil
sebagai katalis, kerja enzim adalah
menyimpulkan pengaruh faktor luar untuk mengkatalis proses hidrolisis dari
tehadap kesetimbangan dalam suatu lemak dan minyak, sehingga peran

KONSTANTA KESETIMBANGAN 3
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

enzim dalam reaksi esterifikasi adalah kedalam botol harus ditutup rapat rapat
pada metabolisme lemak. Salah satu untuk mencegah terjadi penguapan )
enzim yang sering digunakan dalam jangan lupa memberi tanda masing.
reaksi esterifikasi adalah lipase, yang Setelah botol-botol ditutup dibiarkan
memiliki kemampuan untuk selama sekurang-kurangnya 48 jam atau
mengarahkan pembentukan senyawa sebaiknya 1 minggu , dan kadang-
tertentu. Pada penggunaan katalis asam kadang dikocok . Disini tidak
padat, katalis harus memiliki sifat diperlukan termostat karena perubahan
hidrofobik, sehingga air yang terbentuk suhu tidak/ sedikit mempengaruhi
dalam reaksi esterifikasi tidak ikut keadaan setimbangnya. Setelah itu,
masuk ke dalam katalis (Setyaningsih, tentukkan berat yang telah diberikan
2017). dari masing-masing reaktan dengan
menggunakan botol timbang atau
METODOLOGI menggunakan piknometer dan
Bahan yang digunakan berupa aquadest, ditimbang. Setelah larutan tercapai
etanol, asam asetat, etil asetat, kesetimbangan (± 1 minggu), masing-
phenolph, asam klorida, dan natrium masing larutan, titrasi dengan 0,5N
hidroksida. Sedangkan alat yang NaOH dengan indikator PP. Titrasi 5 ml
digunakan adalah beaker glass, corong 3N HCl dengan 0,5 N NaOH ,
kaca, Erlenmeyer, labu ukur, kaca arloji, menggunakan indikator pp untuk
buret, statif dan klem, pipet tetes, neraca mencari berat air dalam 5 ml 3N HCl
analitik, spatula, gelas ukur, dan dengan cara mengurangi berat 5 ml HCl
piknometer 3N dikurangi berat HCl dari hasil titrasi.
Konstanta kesetimbangan dilakukan Rangkaian alat yang digunakan terdiri
dengan cara menyiapkan larutan larutan dari statif, klem, erlenmeyer, dan buret.
5 ml 3N HCl + 5 ml air ; 5 ml 3N HCl +
5 ml etil acetat; 5 ml 3N HCl + 4 ml etil
acetat + 1 ml air; 5 ml 3N HCl + 2 ml
etil acetat + 3 ml air; 5 ml 3N HCl + 4
ml etil acetat + 1 ml etanol; 5 ml 3N HCl
+ 4 ml etil acetat + 1 ml asam asetat ;
dan 5 ml 3N HCl + 4 ml etil etanolt + 1
ml asam asetat dalam 50 ml yang
tertutup , ( setelah larutan dimasukkan Gambar 1. Rangkaian alat

KONSTANTA KESETIMBANGAN 4
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 0,789 g/ml ; etil asetat sebesar


Hasil pengamatan yang didapatkan dari 0,901 g/ml; dan aquadest sebesar 1g/ml.
tabel pengamatan saat percobaan.
Tabel 1. Pengamatan terhadap densitas
Densitas
No. Bahan
(g/ml)
Asam
1 1,256
klorida 1N
2 Asam asetat 1,049
Ethyl
3 0,789
alkohol
4 Ethyl asetat 0,901
5 Aquadest 1,00
Setelah didapat maka diperoleh densitas
asam klorida sebesar 1,256 g/ml ; asam
asetat sebesar 1,049 g/ml ; Etil alkohol
Tabel 2. Pengamatan terhadap Volume Titrasi Larutan
Volume Volume Titrasi
No Larutan Total (ml) Volume rata-rata (ml)
(ml) 1 2 3
Larutan
1 4 10 12 13 11,66667
(a)
Larutan
2 5,5 11 12,5 13,5 12,33333
(b)
Larutan
3 7,5 23,5 22,7 21,6 22,6
(c)
Larutan
4 6 12 13 14 13
(d)
Larutan
5 7 17 19 18 18
(e)
Larutan
6 8 19 19 20 19,33333
(f)

KONSTANTA KESETIMBANGAN 5
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Dari tabel 2 dapat dihitung harga koefisiennya kecil. Faktor selain itu
volume rata rata dari titrasi larutan a volume, apabila volume zat atau larutan
hingga larutan f. Campuran larutan a, 5 diperbesar maka kesetimbangannya
ml 3N HCl + 5 ml air; larutan b, 5 ml 3N akan bergeser kejumlah koefisien zat
HCl + 5 ml etil acetat; larutan c, 5 ml 3N yang besar.
HCl + 4 ml etil acetat + 1 ml air; larutan
d 5 ml 3N HCl + 2 ml etil acetat + 3 ml KESIMPULAN
air; larutan e 5 ml 3N HCl + 4 ml etil Nilai konstanta kesetimbangan (Kc)
acetat + 1 ml etanol; larutan f 5 ml 3N reaksi cair-cair untuk larutan b, c, d, e,
HCl + 4 ml etil acetat + 1 ml asam asetat dan f secara berturut turut adalah
; dan larutan f, 5 ml 3N HCl + 4 ml etil 0,0025; 0,0406; 0,0040; 0,0344; dan
etanolt + 1 ml asam asetat. 0,0304. Selanjutnya dalam suatu
Tabel 3. Perhitungan Nilai Kc kesetimbangan pengaruh katalisator
No. Larutan Kc adalah untuk mempercepat terjadinya
1 Larutan (a) - suatu reaksi sehingga reaksi maju dan
2 Larutan (b) 0,0025
3 Larutan (c) 0,0406 reaksi baliknya sama sama bertambah
4 Larutan (d) 0,0040 kuat. Selain itu, reaksi kesetimbangan
5 Larutan (e) 0,0344
6 Larutan (f) 0,0304 antara etil asetat dengan air dihasilkan
Nilai Kc yang berbeda beda tiap dari asam asetat dengan etanol dan
larutannya dan menjauhi nilai Kc yang berlaku sebaliknya, karena merupakan
seharusnya. Hal ini disebabkan jumlah reaksi bolak balik.
reaktan lebih besar dari pada produk
sehingga kesetimbangan akan
cenderung bergeser kearah kiri atau
reaktan yang menyebabkan nilai Kc<1.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan
nilai Kc tidak sesuai dengan teori hal ini
disebabkan faktor konsentrasi, apabila
konsentrasi salah satu pereaksi
diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser kearah produk. Faktor
selanjutnya yaitu tekanan, apabila
tekanan yang diperbesar maka
kesetimbangan bergeser kearah yang

KONSTANTA KESETIMBANGAN 6
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E, 2009, ‘PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REAKSI
KESETIMBANGAN KIMIA’, Jurnal Pengembangan Media Pembelajaran, vol.
1, hh. 72-80.
Hermawan, 2016, PEMODELAN KESETIMBANGAN CAIR-CAIR, UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG, Semarang.
Monita, 2016, ‘IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MISKONSEPSI SISWA
MENGGUNAKAN THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
INSTRUMENT PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA’, Jurnal Inovasi
Pendidikan Sains, vol. 7, no. 1, hh. 27-38.
Rosenberg, 1992, KIMIA DASAR, Erlangga, Jakarta.
Setyaningsih, W, 2017, ‘PENGARUH KONSENTRASI KATALIS DAN
REUSABILITY KATALIS PADA SINTESIS TRIASETIN DENGAN
KATALISATOR LEWATIT’, Jurnal Pengaruh Konsentrasi Katalis dan
Reusability Katalis pada Sintesis Triasetin, vol. 23, no. 1, hh. 56-62 .
Surdia, 1983, KIMIA FISIKA Jilid 1 Edisi 2, Erlangga, Jakarta.

KONSTANTA KESETIMBANGAN 7
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA Nama : ABID ALGHIFARI
FAKULTAS TEKNIK NPM/Semester : 19031010197 / II
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Romb./Group : IX / J
NPM/Teman Praktek : 19031010198 / ALZA
Praktikum : KIMIA FISIKA NADILLA S
Percobaan : KONSTANTA KESETIMBANGAN
Tanggal : 17 APRIL 2020
Pembimbing : IR. LUCKY INDRATI UTAMI, MT LAPORAN SEMENTARA

KONSTANTA KESETIMBANGAN

I. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan terhadap Densitas Bahan
No. Bahan Densitas (g/ml)
1 Asam klorida 1,256

2 Asam asetat 1,049

3 Ethyl alkohol 0,789

4 Ethyl asetat 0,901

5 Aquadest 1,00

Tabel 2. Pengamatan terhadap Volume Titrasi Larutan


Keterangan :
a. Larutan 5 ml HCl 1N
b. Larutan 5 ml HCl 1N + 4 ml Asam Asetat + 1 ml Etanol
c. Larutan 5 ml HCl 1N + 3 ml Asam Asetat + 2 ml Etanol
d. Larutan 5 ml HCl 1N + 2 ml Asam Asetat + 3 ml Etanol
e. Larutan 5 ml HCl 1N + 1 ml Asam Asetat + 4 ml Etanol
f. Larutan 5 ml HCl 1N + 5 ml Etil Asetat
Volume Volume Titrasi (ml) Volume rata-
No Larutan
Total (ml) 1 2 3 rata (ml)
1 Larutan (a) 4 10 12 13 11,6667
2 Larutan (b) 5,5 11 12,5 13,5 12,333
3 Larutan (c) 7,5 23,5 22,7 21,6 22,6
4 Larutan (d) 6 12 13 14 13
5 Larutan (e) 7 17 19 18 18
6 Larutan (f) 8 19 19 20 19,33
II. Tabel Perhitungan
Tabel 3. Perhitungan Nilai Kc

No. Larutan Kc
1 Larutan (a) -
2 Larutan (b) 0,0025
3 Larutan (c) 0,0406
4 Larutan (d) 0,0040
5 Larutan (e) 0,0344
6 Larutan (f) 0,0304

III. Perhitungan
1. Pembuatan Larutan
a. Asam klorida 1 N 100 ml
% 𝑥  𝑥 10
𝑁= 𝐵𝐸

37 𝑥 1,256 𝑥 10
=
36,5
= 12,732 𝑁
N1 x V1 = N2 x V2
1 N x 100ml = 12,732 N x V2
V2 = 7,854 ml
Jadi 7,854 ml HCl diencerkan dengan aquadest hingga volumenya 100ml
b. Natrium hidroksida 0,5 N 250 ml
𝑚 1000
𝑁= 𝑥
𝐵𝐸 𝑣
𝑚 1000
0,5 = 𝑥
40 250
m = 5 gram
Jadi 5 gr NaOH dilarutkan dengan aquadest hingga volumenya 250ml
c. Indikator PP
30ml etanol, 20ml aquadest, 0,5 gram PP dilarutkan hingga homogen

2. Perhitungan densitas (lihat tabel 1)


Diambil dari literatur textbook Perry’s 1st Chemical Engineering Handbook
3. Perhitungan berat bahan
1. Asam Asetat
a. 4 ml
m =xv
= 1,049 gr/ml x 4 ml
= 4,196 gr
b. 3 ml
m =xv
= 1,049 gr/ml x 3 ml
= 3,147 gr
c. 2 ml
m =xv
= 1,049 gr/ml x 2 ml
= 2,098 gr
d. 1 ml
m =xv
= 1,049 gr/ml x 1 ml
= 1,049 gr
2. Etanol
a. 4 ml
m =xv
= 0,789gr/ml x 4 ml
= 3,156 gr
b. 3 ml
m =xv
= 0,789 gr/ml x 3ml
= 2,367 gr
c. 2 ml
m =xv
= 0,789 gr/ml x 2 ml
= 1,578 gr
d. 1 ml
m =xv
= 0,789 gr/ml x 1 ml
= 0,789 gr
3. Asam Klorida
5 ml → m =xv
= 1,256 gr/ml x 5 ml
= 6,28 gr
4. Etil Asetat
5 ml → m =xv
= 0,901 gr/ml x 5 ml
= 4,505 gr

4. Perhitungan titrasi
10+12+13
V1 rata – rata = = 11,66667 𝑚𝑙
3
11+12,5+13,5
V2 rata – rata = = 13,33333 𝑚𝑙
3
23,5+22,7+21,6
V3 rata – rata = = 22,6 𝑚𝑙
3
13+13+14
V4 rata – rata = = 13 𝑚𝑙
3
17+19+18
V5 rata – rata = = 18 𝑚𝑙
3
19+19+20
V6 rata – rata = = 19,33333 𝑚𝑙
3

5. Perhitungan Kc
A. Larutan A (HCl 1N) / larutan blanko
mol blanko = mol Naoh
= 0,5 mol/l x 11,66667x 10-3 l
= 0,0058 mol

B. Larutan B ( HCl 1N 5ml + 4ml asam asetat + 1ml etanol )


𝑚 xv 1.049 gr/ml x 4ml
n CH3COOH = 𝐵𝑀 = = = 0,0699𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑚 xv 0,789 𝑔𝑟/𝑚𝑙 𝑥 1𝑚𝑙
n C2H5OH = 𝐵𝑀 = = = 0,0171 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 46 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

mol H+ sisa = V x N – mol blanko


= (0,5 x 12,333 x 10-3) – 0,0058
= 0,0003 mol

HCl
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
m : 0,0699 0,0171 - -
r : 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003
s : 0,0696 0,0168 0,0003 0,0003

[CH3 COOC2 H5 ]
Kc =
[CH3 COOH] [C2 H5 OH]
0,0003
0,01
= 0,0696 0,0168
0,01 0,01

= 0,0025

C. Larutan C ( HCl 1N 5ml + 3ml asam asetat + 2ml etanol )


m xv 1.049 gr/ml x 3ml
n CH3 COOH = = = = 0,0524 𝑚𝑜𝑙
BM 𝐵𝑀 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
m xv 0,789 𝑔𝑟/𝑚𝑙 𝑥 2𝑚𝑙
n C2 H5 OH = = = = 0,0343 mol
BM 𝐵𝑀 46 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

Mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko


= (0,5 x 22,6 x 10-3) – 0,0058
= 0,0055 mol

HCl
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
m = 0,05254 0,0343 - -
r = 0,0055 0,0055 0,0055 0,0055
s = 0,0470 0,0288 0,0055 0,0055

[CH3 COOC2 H5 ]
Kc =
[CH3 COOH] [C2 H5 OH]
0,0055
( )
0,01
= 0,0470 0,0288
( 0,01 )( 0,01 )

= 0,0406

D. Larutan D ( HCl 1N 5ml + 2ml asam asetat + 3ml etanol )


m xv 1.049 gr/ml x 2ml
n CH3 COOH = = = = 0,0349 mol
BM 𝐵𝑀 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
m xv 0,789 gr/ml x 3ml
n C2 H5 OH = = = = 0,05145 mol
BM 𝐵𝑀 46 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko
= (0,5 x 13 x 10-3) – 0,0058
= 0,0007mol

HCl
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
m = 0,0349 0,05145 - -
r = 0,0007 0,0007 0,0007 0,0007
s = 0,0342 0,0507 0,0007 0,0007
[CH3 COOC2 H5 ]
Kc =
[CH3 COOH] [C2 H5 OH]
0,0007
( )
0,01
= 0,0342 0,0507
( )( )
0,01 0,01

= 0,0040

E. Larutan E ( HCl 1N 5ml + 1ml asam asetat + 4ml etanol )


m xv 1.049 gr/ml x 1ml
n CH3 COOH = = = = 0,0174 mol
BM 𝐵𝑀 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
m xv 0,789 gr/ml x 4ml
n C2 H5 OH = = = = 0,0686 mol
BM 𝐵𝑀 46 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

Mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko


= (0,5 x 18x 10-3) – 0,0058
= 0,0032 mol

HCl
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
m = 0,0174 0,0686 - -
r = 0,0032 0,0032 0,0032 0,0032
s = 0,0142 0,0654 0,0032 0,0032
[CH3 COOC2 H5 ]
Kc =
[CH3 COOH] [C2 H5 OH]
0,0032
( )
0,01
= 0,0142 0,0654
( )( )
0,01 0,01

= 0,0344

F. Larutan F ( HCl 1N 5ml + 5ml etanol )


W 4,505
n etil asetat = = = 0,051193 mol
BM 88
Mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko
= (0,5 x 19,33x 10-3) – 0,0058
= 0,0038 mol

HCl
CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq)
m = 0,051193 - - -
r = 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038
s = 0,047393 0,0038 0,0038 0,0038
[CH3 COOH] [C2 H5 OH]
Kc =
[CH3 COOC2 H5 ]
0,0038 0,0038
( )( )
0,01 0,01
= 0,047393
( 0,01 )

= 0,0304

Anda mungkin juga menyukai