Anda di halaman 1dari 3

KARYA ILMIAH POPULER

BAHASA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA INDONESIA


Oleh : Muhammad Halim Sa'id

Jati adalah ciri khas yang dimiliki sebuah obyek, apapun itu. Jika ciri khas itu ada pada suatu
bangsa, maka hal itu tentu menjadi penanda jati diri bangsa tersebut. Bangsa Indonesia juga
memiliki jati diri yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di seluruh penjuru dunia.
Jati diri bangsa Indonesia tersebut juga menandakan bahwa eksistensi keberadaan Indonesia
adalah sebuah kenyataan yang harus diakui oleh bangsa-bangsa lain. Jati diri itu bisa berupa
apapun, termasuk bahasa persatuan.

Hal itu menjadi penting karena peranan bahasa yang secara historis bersumber pada ikrar para
pemuda pada tahun-tahun bersejarah dan dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa,
"Bahasa negara ialah bahasa Indonesia". Ada hal lain juga yang menyebabkan bahasa
Indonesia menduduki tempat yang paling penting diantara beratus-ratus bahasa lain di
seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, salah satu jati diri bangsa Indonesia adalah
bahasa, yang dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Dan hal tersebut sejalan dengan
semboyan yang kita kenal, yaitu, "bahasa menunjukkan kebudayaan bangsa".

Sejalan dengan perkembangan zaman yang diiringi dengan majunya peradaban manusia
berupa sains dan teknologi, kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan,
terutama melihat penggunaan bahasa Indonesia di tempat-tempat umum (bandar udara,
stasiun, pasar, restoran, mall, perumahan, stadion, dan sebagainya) dan di dalam kehidupan
sehari-hari kita. Melihat kondisi itu sudah jelas sekali banyak kata-kata bahasa Indonesia
yang tergeser oleh bahasa asing terutama bahasa Indonesia. Hal-hal seperti inilah yang
menggerus jati diri bangsa Indonesia. Akibatnya, wajah bahasa Indonesia terasa asing di mata
masyarakatnya sendiri. Kondisi ini wajib kita hadapi secara bijaksana agar bahasa Indonesia
tetap lestari di mata dunia, khususnya di mata masyarakat Indonesia.

Kita mengetahui bahwa bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat komunikasi secara bilingual,
baik secara lisan maupun tulisan. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan oleh
nilai-nilai sosial maupun dalam strata kehidupan. Disisi lain, kita mengetahui bahwa sebagian
masyarakat akan merasa hebat dan lebih bergengsi daripada orang lain apabila bisa
menyelipkan kata-kata asing seperti sedang meeting, di-pending, on the way, dan sebagainya.
Padahal kita memiliki kata-kata seperti pertemuan, ditunda, dan masih atau sedang di jalan.
Tapi mengapa kita lebih memilih kata-kata asing jika ada bahasa Indonesia yang baku untuk
mewakili apa yang ingin kita katakan? Sikap inilah yang menunjukkan bahwa kita kurang
peduli dan tidak menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Sikap inilah yang
harus kita kikis karena kita harus mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia sebagai
simbol jati diri bangsa.

Membiarkan bahasa Indonesia larut dalam arus global dalam komunikasi secara luas adalah
sebuah kebatilan. Hal itu menunjukkan keegoisan kita dalam berbahasa. Dan jika hal itu kita
terus-teruskan, jati diri kita akan pudar dan semakin kelam, serta tidak menutup kemungkinan
jati diri kita akan tenggelam dalam arus komunikasi global. Hal itu tidak boleh kita biarkan
terjadi. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya yang signifikan dalam bertindak agar jati diri
bangsa kita tetap hidup diantara semua warna budaya di seantero dunia ini. Dalam konteks
kehidupan global seperti itu, bahasa Indonesia sesungguhnya selain merupakan jati diri
bangsa, sekaligus juga merupakan simbol kedaulatan bangsa yang harus kita jaga
kelestariannya.

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia,
baik secara historis maupun filosofis. Dalam masa perjuangan rakyat Indonesia untuk
memperjuangkan kemerdekaan, bahasa Indonesia telah menyatukan dan membakar semangat
dalam menghantarkan rakyatnya ke depan pintu kemerdekaan, sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan UUD negara kesatuan republik Indonesia tahun 1945. Kenyataan sejarah
itu telah meyakinkan kita bahwa bahasa Indonesia telah secara efektif menyatukan semua
suku, semua budaya, dan semua ratusan bahasa di seluruh tanah air Indonesia.

Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya
digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan,
tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa
perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

Pembinaan dari seluruh ahli bahasa kepada orang-orang awam perlu dilakukan demi
menunjang semua kegiatan yang dilakukan demi kemajuan jati diri bangsa ini dalam sisi
kebahasaan. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus dilakukan seiring
pembinaan oleh seluruh komponen masyarakat, pemerintah, dan aparatur negara, seperti
halnya penafsiran atau penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Indonesia yang
baku.Untuk itu, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, menerjemahkannya ke dalam
bahasa Indonesia. Kedua, mengusahakan agar dalam bahasa Indonesia juga tersedia
perangkat peristilahan yang menyangkut bidang iptek tersebut. Selain itu, ada juga kegiatan
untuk memberikan pedoman pembelajaran bahasa Indonesia yang merujuk pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan pembuatan kata-kata serapan yang efektif agar bisa
dipakai oleh setiap elemen masyarakat di Indonesia. Dengan demikian, upaya yang perlu
dilakukan agar pengembangan bahasa Indonesia seimbang dengan gerak laju pembangunan
di bidang iptek adalah penyusunan dan pembakuan istilahnya.

Dalam menjalani kehidupan pada era global saat ini, jati diri lokal ataupun jati diri nasional
tetap merupakan suatu hal yang amat penting untuk dipertahankan agar kita tetap dapat
menunjukkan keberadaan kita sebagai suatu bangsa. Jati diri itu sama pentingnya dengan
harga diri. Jika tanpa jati diri, berarti kita tidak memiliki harga diri. Atas dasar itu, agar
menjadi suatu bangsa yang bermartabat, jati diri bangsa itu harus diperkuat, baik yang berupa
bahasa dan sastra, seni budaya, adat istiadat, tata nilai, maupun perilaku budaya dan kearifan
lokalnya.

Untuk memperkuat jati diri itu, baik yang lokal maupun nasional, diperlukan peran serta
berbagai pihak dan dukungan aturan serta sumber daya yang memadai. Peran serta
masyarakat juga sangat diperlukan dalam memperkuat jati diri bangsa itu. Dengan jati diri
yang kuat, bangsa kita akan makin bermartabat sehingga mampu berperan-bahkan juga
bersaing dalam kancah kehidupan global.

Anda mungkin juga menyukai