Anda di halaman 1dari 4

EVIDENCE BASE PRACTICE (EBP)

PENGARUH TERAPI REIKI TERHADAP PENURUNAN KADAR


GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

Diajukan sebagai tugas mata kuliah


Keperawatan Medikal Bedah 2
Dosen Pengampu: Eldawati., M.Kep

Disusun oleh :
Randy Resmana (0433131420118035)

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN


STIKes KHARISMA KARAWANG
2020
Jl. Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Tanjungpura, Karawang Barat
Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41316
PENGARUH TERAPI REIKI TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

A. DEFINISI
Terapi komplementer adalah terapi yang sifatnya melengkapi terapi medis dan telah
terbukti manfaatnya (Conn, Hollister, & Arnold, 2001). Salah satu terapi komplementer yang
diklasifikasikan oleh National Center of Com-plementary and Alternative medicine
(NCCAM) sebagai terapi “energy medicine” adalah Reiki. Terapi Reiki menggunakan energi
vital sebagai penyembuhan (McKenzie, 2006; Soegoro, 2002). Pada pasien DM, energi akan
disalurkan oleh tangan prak-tisi Reiki melalui cakra (pintu gerbang masuk dan keluarnya
energi) mahkota, solar pleksus, dan seks. Cakra mahkota berada di kepala (ubun-ubun), solar
pleksus di area ulu hati, dan cakra seks di sekitar dasar punggung/ perineum.
Terapi reiki yaitu teknik untuk mengakses energi alam semesta yang bersifat ilahi untuk
dipergunakan begi kesehatan fisik, psikis, mental dan spiritual. Mengakses reiki hanya
membutuhkan niat, santai (rileks) dan tawakal (pasrah) kepada ilahi. (Bakri, Syamsul. 2006)
Terapi reiki adalah gabungan konsep rawatan sains tenaga dan spriritualiti. Alasan yang
paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup kesehatan optimum seseorang,
baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual. Fokus terapi komplementer adalah
kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit. Terapi komplementer
bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menghindari
atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol serta
menyembuhkanpenyakit. (Ramli, 2008)

B. TUJUAN TINDAKAN
Reiki merupakan terapi komplementer yang bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa
darah. (Desy, 2006).
Pengobatan Reiki umumnya menempatkan tubuh penerima ke dalam keadaan relaksasi,
mungkin dengan menurunkan sistem saraf otonom, dengan nada yang menurunkan tekanan
darah dan mengurangi ketegangan serta kecemasan. (Meland, 2009).
Sedangkan menurut Mackay (2004) menyimpulkan bahwa Reiki memiliki beberapa efek
pada sistem saraf otonom dengan membandingkan denyut jantung, tonus vagal jantung,
tekanan darah, kepekaan jantung untuk menghalangi aktivitas refleks dan pernapasan di
antara tiga kelompok subjek: mereka yang beristirahat, menerima Reiki, atau menerima
plasebo.
Dengan kata lain, terapi Reiki merupakan terapi yang dapat membantu penerima terapi
untuk tujuan relaksasi sehingga dapat melancarkan system peredaran darah, membantu
pengoptimalan system kerja jantung, tekanan darah, pernafasan serta dapat membantu
meningkatkan kesehatan melalui kesehatan jiwa.

C. INDIKASI & KONTRAINDIKASI TINDAKAN


1) Indikasi
Terapi reiki dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami kondisi atau
penyakit seperti diabetes, TBC, luka bakar, kanker, radang paru, typus, sifilis hingga
hanya sekedar masuk angin dan demam.
2) Kontraindikasi
Jangan menggunakan terapi Reiki untuk menggantikan perawatan konvensional atau
menunda melihat penyedia layanan kesehatan tentang masalah kesehatan.

D. PROSEDUR TINDAKAN
Terapi Reiki dilakukan melalui dua metode, yaitu penyembuhan secara langsung dan jarak
jauh (distant healing).Pelaksanaan terapi Reiki 20-30 menit tiap hari selama 30 hari.
Penyembuhan secara langsung dilaksanakan setelah responden melaksanakan senam,
perhiasan responden dari bahan kulit dan logam sementara dilepas, duduk rileks, tangan
diletakkan di pangkuan, dan mata dipejamkan. Saat responden masuk tahap meditasi, peneliti
melakukan penyelarasan energi tubuh menggunakan tangan yang diletakkan 5 cm di atas tiga
cakra utama. Penyembuhan jarak jauh dilaksanakan dengan waktu yang telah disepakati
setiap hari selain Selasa dan Kamis. Tata cara sama dengan terapi langsung hanya posisi
responden dan peneliti di rumah masing-masing.
Menurut teori (Desy, 2006) menyatakan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP)
Keperawatan Terapi Reiki. Tujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah.
a. Peralatan
Peralatan yang perlu disiapkan yaitu hanya 1 buah kursi.
b. Prosedur pelaksanan
1) Tahap pra interaksi: mengidentifikasi pasien dengan memeriksa identitas, riwayat
kesehatan, penyakit dan keluhan pasien secara cermat, mengkaji kebutuhan pasien
akan kebutuhan pemberian terapi reiki, mencuci tangan dan menyiapkan alat.
2) Tahap orientasi: memberikan salam, memperkenalkan diri dan sapa nama pasien,
menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan serta menanyakan persetujuan/kesiapan
pasien.
3) Tahap kerja:
 Meminta pasien duduk dengan posisi tegak lurus di kursi atau kursi roda.
 Instruksikan klien untuk bernafas secara rileks kemudian Instuktur mengambil
nafas dalam dan menyalurkan energy kepada pasien melalui kedua tangan.
 Berdiri dibelakang klien, letakkan kedua tangan anda dibahu klien (2-5 menit)
 Ubah posisi – letakkan telapak tangan anda pada puncak kepala pasien dengan
ibu jari menyentuh puncak kepala (2-5 menit)
 Ubah posisi, pindah kesamping klien, letakkan 1 tangan diatas medulla oblongata
(area antara belakang kepala denhan tulang belakang) sedangkan tangan yang lain
letakkan diatas dahi klien (2-5 menit).
 Ubah posisi, Letakkan satu tangan di vertebra cervical yang ke 7 yang menonjol
dan tangan yang lain di letakkan di tenggorokan (2-5 menit ).
 Ubah posisi, Letakkan satu tangan pada dada dan sebelah lagi di punggung pasien
dengan ketinggian yang sama (2-5 menit).
 Ubah posisi- letakkan satu tangan di solar pleksus yaitu jaringan saraf-saraf
simpatis yg terletak dibelakang lambung dan didepan aorta (perut) dan satu
tangan yang lain dibelakang pada ketinggian yang sama (2-5 menit)
 Ubah posisi, letakkan satu tangan diperut bagian bawah dan satu tangan yang lain
di bagian belakang pada ketinggian yang sama (2-5 menit)
 Akhiri dengan menyapu  tangan pada seluruh bagian tubuh.
4) Tahap evaluasi: melakukan evaluasi tindakan, berpamitan dengan pasien, mencuci
tangan dan mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

E. REFERENSI
Sylvia1, E. I., Yetti3, K & Hariyati, T. S (2011). Penurunan Kadar Glukosa Darah
SewaktuMelalui Terapi Reiki Pada Pasien Diabetes Melitu Tipe 2. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 14 (2), 113-120. Jakarta: FIK UI.
Link:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jki.ui.ac.id/index.p
hp/jki/article/view/318&ved=2ahUKEwjSqsPDkOroAhUScCsKHfe5BeEQFjAAegQIAR
AB&usg=AOvVaw3JPUcVVxgH_zgOghB_TI3M&cshid=1586943374237

Anda mungkin juga menyukai