Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN MUTU

ACARA I
DESKRIPSI PRODUK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. Alicia Dyah Pitaloka (H3117002)
2. Andri Agustiangga (H3117006)
3. Arum Aprilahaty (H3117013)
4. Fitri Nurani (H3117030)
5. Irha Putri Genbrovit (H3117040)
D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ACARA I
DESKRIPSI PRODUK

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara I “Deskripsi Produk”adalah:
Mahasiswa mampu mendeskripsikan produk meliputi identitas, bahan baku,
cara konsumsi dan cara penyipanan.
B. Tinjauan Pustaka
Roti merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang
difermentasi dengan ragi dan ditambahkan bahan pengembang lainnya, serta
aroma atau citarasa yang disukai konsume, kemudian dilakukan
pemanggangan (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Roti adalah salah satu dari
produk bakery yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasi dengan ragi
roti (saccharomyces cerevisiae), garam, air dan atau tanpa penambahan bahan
lain dan diselesaikan dengan cara di panggang atau di oven. Ke dalamnya
dapat ditambahkan bahan lain seperti gula, lemak, susu, pengemulsi dan dan
lain-lain. Roti manis adalah roti yang mempunyai citarasa manis yang
menonjol, bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau strawberri
dan lain-lain. Roti manis mempunyai bentuk menarik. Adonan roti
manisadalah adonan yang dibuat dengan formulasi banyak menggunakan
gula, lemak dan telur. Bahan baku dalam pembuatan roti adalah : tepung
terigu kuat (hard wheat), Yeast, garam dan air. Bahan pembantu dalam
pembuatan roti adalah : gula, susu telur, lemak, bread improver (Suryatna,
2015).
Tepung terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum baik gandum
keras (hard wheat), gandum lunak (soft wheat), atau gandum durum (durum
wheat). Jenis tepung terigu dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1) Tepung
terigu protein rendah yakni mengandung protein 8-9 %. Cirinya : sifat
elastisnya kurang dan mudah putus. Tepung terigu ini lazim digunakan untuk
membuat Cake, Cookies dan kue. 2) Tepung terigu protein sedang yakni
mengandung protein 10-11 %. Biasanya terigu ini digunakan untuk membuat
berbagai makanan (serbaguna) dan jajanan pasar. 3) Tepung terigu protein
tinggi yakni mengandung protein lebih dari 11%. Cirinya : sifat elastisnya
baik dan tidak mudah putus. Terigu ini biasanya dipergunakan untuk
membuat mie dan roti (Suryatna, 2015).
Selai adalah produk makanan yang kental atau semi padat dibuat dari
buah-buahan. Secara umum, selai dibuat dari buah dan gula dengan
perbandingan 55%: 45%, dengan tambahan pembentuk gelagen seperti pektin
atau hidrokoloid lainnya, asam sitrat, dan rasa yang dimasak hingga kental
atau berbentuk setengah padat. Kriteria selai yang sesuai standar adalah
memiliki konsistensi gel yang baik, memiliki warna dan flavour yang sesuai
dengan buah yang digunakan, dan harus bebas dari cemaran fisik seperti kulit
buah, batu, dan pasir (Astuti dan Karseno, 2012). Selai biasanya digunakan
sebagai bahan tambahan dalam roti. Buah yang sering digunakan untuk
pembuatan selai antara lain seperti anggur, apel, murbei, pepaya, nenas,
jambu biji, jeruk, pala, dan lainlain. Sedangkan kulit buah yang biasa
digunakan untuk membuat selai antara lain seperti kulit durian, kulit nanas,
kulit jeruk, dan lain-lain. Selain buah-buahan terdapat juga selai yang berasal
dari non buah-bauahan seperti selai coklat dan selai green tea (Gaffar, 2017).
Ragi roti merupakan bahan pembuat kue yang banyak tersedia di pasar
dan mudah diperoleh dengan harga murah. Selain itu, ragi rogi kaya akan
bahan-bahan imunostimulan terutama β-1-3 glucan (50–60%) dan nukleotida.
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae yang dapat
memfermentasi gula menjadi etanol. Khamir yang umum digunakan dalam
fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula
menjadi alkohol dan CO2. Yeast memfermentasikan adonan sehingga
menghasilkan gas karbondioksida yang akan mengembangkan adonan.
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan
dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan
dan mengempukan gluten dalam adonan. Ragi yang telah lama atau telah
rusak sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan enzim proteolitik
yang dapat merusak gluten dari tepung dan menurunkan kualitas roti
(Hartono, 2011).
Penggunaan susu untuk produk-produk bakery berfungsi membentuk
flavor, mengikat air, sebagai bahan pengisi, membentuk struktur yang kuat
dan porous karenaadanya protein berupa kasein, membentuk warna karena
terjadi reaksi pencoklatan dan menambah keempukan karena adanya laktosa.
Alasan utama pemakaian susu dalam pembuatan roti adalah untuk
meningkatkan nilai gizi. Susu juga memberikan efek terhadap warna kulit roti
dan memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya. Efek penyangga juga
terlihat, yaitu akan menghambat fermentasi. Dalam proses pembuatan roti,
telur berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi, memberikan rasa yang lebih
enak dan membantu untuk memperlemas jaringan zat gluten karena adanya
lesitin dalam telur yang mengakibatkan roti menjadi lebih empuk dan lemas
(Lauterbachdan Albrecht, 1994).
Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan
suatu produk menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti
harga dan pelayanan. Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang
besar dan tingkat keberterimaan yang tinggi. Mutu menjadi salah satu tolak
ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu tidak semata-mata menjadi
tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian semua pihak
dalam perusahaan (Herjanto, 2006).
Menurut Ahyari (1985), pengendalian mutu adalah jumlah dan atribut
atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan dalam produk yang bersangkutan,
dengan kata lain pengendalian kualitas ini adalah aktivitas untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dipertahankan sebagaimana
yang telah direncanakan.
Pembuatan roti terdiri dari beberapa proses yaitu mixing
(pencampuran), fermentasi, sheeting (pengempesan), proofing, molding
(pencetakan), dan baking (pemanggangan). Mixing dilakukan untuk
mencampur rata semua bahan baku roti sehingga adonan dapat mengembang
secara optimal. Jika adonan telah tercampur rata maka fermentasi akan
berlangsung ditandai dengan bereaksinya ragi yang akan mengubah
karbohidrat menjadi gula dan gas sehingga roti akan mengembang. Suhu ideal
dalam pembuatan roti adalah 35C dengan kelembaban udara 75%. Sheeting
dilakukan setelah proses fermentasi selesai yaitu dengan cara memukul
adonan hingga kempes. Hal ini bertujuan agar gas karbondioksida di dalam
roti hilang sehingga bertukar dengan udara segar yang akan mengurangi rasa
asam. Apabila adonan roti telah kempes maka adonan masuk pada tahap
proofing, yaitu memberi jeda waktu pada adonan roti untuk mengembang lagi
sehingga pori-pori akan terbentuk lebih sempurna. Langkah berikutnya yaitu
molding atau pencetakan adonan kemudian baking(pemanggangan)
menggunakan oven (Andragogi dkk, 2018)
Roti manis adalah roti yang mempunyai cita rasa manis yang menonjol,
bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau strawberri dan lain-
lain. Roti manis mempunyai bentuk menarik (Suryatna, 2015). Dalam
beberapa negara, roti adalah makanan utama di Eropa dan juga di negara
seperti, Amerika, Timur Tengah dan Afrika Utara. Biasanya roti di konsumsi
sebagai makanan utama yang berguna sebagai sumber utama aktifitas
keseharian mereka (Kourkouta,2017).
Pada awalnya roti dibuat dari bahan yang sederhana dengan cara
pembuatan yang sederhana pula, roti dibuat dari gandum yang digiling
menjadi terigu murni dan dicampur air, kemudian dibakar diatas batu panas
atau oven. Perkembangan teknologi, menghasilkan roti yang lebih bervariasi
dari segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa, dan isiannya. Hal itu
dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan tentang pembuatan roti meliputi
aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan
(Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Baskom
b. Cetakan
c. Kuas roti
d. Loyang roti
e. Mangkuk
f. Mixer
g. Oven
h. Pemotongadonan roti
i. Sendokmakan
j. Timbangan
2. Bahan
a. Tepung terigu
b. Air
c. Garam
d. Gula
e. Susu
f. Ragi roti
g. Telur
h. Mentega
3. Cara Kerja

Roti manis

Persiapan sampel

Pengamatan sampel

Pencatatan deskripsi pada sampel

Gambar 1.1 Diagram Alir Pembuatan Roti Manis


D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi produk adalah penjelasan singkat mengenai produk/jasa yang
ditawarkan. Dalam deskripsi produk penjelasan yang sederhana mungkin
cukup jelas bagi orang awam, namun investor atau klien mungkin tidak
memahami produk yang ditawarkan. Dalam melakukan pendeskripsian
produk harus memperhatikan berbagai ketentuan seperti menggunakan bahasa
yang lugas, tidak menggunakan jargon atau istilah khusus yang tidak awam,
jujur mengenai informasi produk,menekankan karakteristik unik yang hanya
dimiliki produk serta menggunakan ilustrasi atau visualisasi produk sebagai
pendukung teknis (Jones, 2000).
Roti manis yaitu jenis roti yang mempunyai citra rasa manis yang
menonjol serta bertekstur empuk (soft) dengan atau tanpa isi, roti manis
dilihat dari adonannya termasuk kategori rich dough (adonan dengan kadar
gula dan margarin lebih dari 10%) (Ningsih dkk, 2015).Roti manis
merupakan produk pangan olahan terigu yang sudah menjadi salah satu
makanan populer di Indonesia, bahkan mulai dari kalangan anak-anak, remaja
hingga lansia. Tetapi terkadang dalam penyimpanan dijumpai roti yang
memiliki tekstur kasar dan keras. Hal tersebut dapat disebabkan karena
adanya proses retrogradasi selama proses penyimpanan. Retrogradasi
merupakan penyebab utama terjadinya pengerasan pada bagian crumb.
Selama proses retrogradasi, air di bagian crumb (bagian dalam roti) akan
bergerak menuju ke bagian crust (kulit). Perpindahan/pergerakan air
menyebabkan bagian dalam roti menjadi kering akibat air di dalam roti
bergerak ke bagian kulit. Terjadinya proses retrogradasi ini memicu reaksi
staling (Pareyt et al, 2011).
Zat gizi yang terdapat didalam roti manis yaitu β-karoten, tiamin
(vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, serta sejumlah mineral berupa
zat besi, iodium, kalsium, lemak dan karbohidrat.. Roti juga diperkaya dengan
asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu protein bagi tubuh.
Kandungan protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7%, lebih tinggi
dibandingkan nasi yang hanya 7,8% (Sugiharto, 2014). Pada produk roti
memiliki jenis pengemasan tersendiri tergantung jenis roti, seperti pada roti
yang mengandung humektan dapat dikemas dengan menggunakan kemasan
yang tahan terhadap air. Roti yang bertekstur renyah menggunakan kemasan
yang kedap air. Sedangkan pada roti cake atau bolu agar tidak kering dan bau
dapat dikemas dengan selulosa berlapis atau kemasan plastik OPP.
Roti manis yaitu jenis roti yang mempunyai citra rasa manis yang
menonjol serta bertekstur empuk (soft) dengan atau tanpa isi, roti manis
dilihat dari adonannya termasuk kategori rich dough (adonan dengan kadar
gula dan margarin lebih dari 10%), adapun beberapa isian roti mmmanis
diantaranya adalah coklat, kelapa, keju, selai, dan lain-lain. Kekurangan dari
roti manis yaitu mudah pecah dan gosong pada saat pemanggangan atau
pengovenan. Kemudian sering sekali terjadi penyimpangan bentuk dan
ukuran, tanda-tandanya adalah mengkerutnya ukuran dan ukuran yang
mengecil. Roti manis hanya bisa disimpan dalam beberapa hari atau minggu
dengan cara penyimpanan yang benar. Namun beberapa produsen roti manis
menambahkan kalsium propionate yang dapt memicu tumbuhnya kanker
apabila dikonsumsi terus menerus (Ningsih dkk, 2015).
Bahan baku untuk proses pembuatan roti dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok, yaitu bahan pokok atau bahan utama seperti tepung terigu,
ragi dan air, bahan penambah rasa yaitu gula, garam, lemak dalam bentuk
shortening/mentega/margarin, susu dan telur, serta bahan tambahan berupa
mineral yeast food (MYF), malt, emulsifier, bahan untuk meningkatkan mutu
adonan (dough improver) dan pengawet terutama terhadap jamur. Tepung
terigu yang digunakan untuk membuat roti manis adalah jenis tepung terigu
berprotein tinggi (hard wheat), kandungan proteinnya 11-12%.Dalam
pembuatan roti, air akan melakukan hidrasi dan bersenyawa dengan protein
membentuk gluten dan dengan pati membentuk gel setelah dipanaskan.
Disamping itu juga berfungsi sebagai pelarut garam, gula, susu, dan
sebagainya. Garam adalah bahan utama untuk mengatur rasa. Garam akan
membangkitkan rasa pada bahan-bahan lainnya dan membantu
membangkitkan harum dan meningkatkan sifat-sifat roti. Ragi berfungsi
untuk mengembangkan adonan dengan memproduksi gas CO2, memperlunak
gluten dengan asam yang dihasilkan dan juga memberikan rasa dan aroma
pada roti. Gula digunakan sebagai bahan pemanis dalam pembuatan roti.
Jenis gula yang paling banyak digunakan adalah sukrosa. Lemak digunakan
dalam pembuatan roti sebagai shortening karena dapat memperbaiki struktur
fisik seperti volume, tekstur, kelembutan, dan flavor. Dalam proses
pembuatan roti, telur dan susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi.
Selain bahan-bahan pokok tersebut terdapa juga bahan tambahan yang biasa
ditambahkan pada produk roti seperti keju. Keju biasanya dapat digunakan
sebagai isian roti dan bisa juga dapat sebagai taburan diatas roti. Selain keju
isian roti juga berupa selai. Biji wijen juga ditambahkan sebebagai taburan
diatas roti agar lebih menarik. Dalam pemanfaatannya, roti biasanya di
konsumsi langsung atau di tambah dengan produk tambahan lain, seperti
selai, cream, coklat, ataupun produk tambahan lainnya. Ke dalam adonan
terkadang dapat ditambahkan garam, gula, susu, lemak dan bahan-bahan
pelezat seperti coklat, kismis dan
sukade (Koswara, 2009).
Roti manis adalah roti yang mempunyai cita rasa manis yang menonjol,
bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau strawberri dan lain-
lain. Roti manis mempunyai bentuk menarik (Suryatna, 2015). Dalam
beberapa negara, roti adalah makanan utama di Eropa dan juga di negara
seperti, Amerika, Timur Tengah dan Afrika Utara. Biasanya roti di konsumsi
sebagai makanan utama yang berguna sebagai sumber utama aktifitas
keseharian mereka (Kourkouta,2017). Berbeda dengan di Asia, roti biasanya
di konsumsi sebagai cemilan ataupun makanan pengganti kebutuhan energi
tubuh.
Roti merupakan produk olahan tepung yang mudah rusak dengan masa
simpan hanya 4-5 hari, yang diakibatkan oleh serangan mikroba seperti
kapang, khamir, dan bakteri, namun yang lebih dominan yaitu kapang. Roti
manis tidak lebih cepat rusak dibandingkan roti tawar, hal ini karena gula
yang terdapat dalam roti manis dapat berfungsi sebagai pengawet. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada proses penyimpanan bahan makanan adalah
suhu penyimpanan, kebersihan tempat penyimpanan, serta lama
penyimpanan. Penyimpanan pada suhu dingin dan suhu kamar terkadang
memiliki batas waktu sehingga roti tersebut masih layak dikonsumsi.
Penyimpanan makanan pada suhu lebih rendah dapat memperpanjang masa
simpan bahan pangan, karena dapat menghambat pertumbuhan kapang
(Koswara, 2009).
Disamping suhu penyimpanan, waktu penyimpanan yang lama juga
mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pula. Hal ini menunjukan semakin
lama roti disimpan maka jumlah kapangnya semakin bertambah. Keamanan
untuk mengkonsumsi roti yang utama bisa dilihat dari tekstur luarnya atau
penampilan luar roti jika roti berwarna kehitaman atau yang sering disebut
jamur maka roti tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi (Babay, 2013).
Setelah roti keluar dari oven dan menjadi dingin, roti dapat menjadi
cepat basi (stale) yaitu hilangnya rasa lezat dan aroma, kulit (crust) menjadi
lembek dan alot, serta remah roti (crumb) menjadi kaku, keras dan meremah.
Proses kebasian ini disebabkan oleh perubahan dalam ikatan air dan pati. Air
pada bagian dalam roti berpindah secara lambat ke kulit roti yang relatis
lebih kering meskipun dibungkus dengan pembungkus yang tahan air dan
gas. Selama penyimpanan, kandungan air pada remah roti akan menurun dan
pada kulit roti akan meningkat. Crumb yang menjadi remah dipengaruhi oleh
retogradasi molekul pasti. Retrogradasi pati adalah kristalisasi dan dehidrasi
pati (Goranova dkk., 2016).
Kerusakan roti berupa pertumbuhan mikroba atau kapang juga dapat
disebabkan oleh oksigen. Tingkat permeabilitas kemasan mampu
mempercepat kerusakan mutu roti. Permeabilitas yang semakin tinggi akan
menyebabkan gas atau uap air akan lebih mudah masuk. Urutan permeabilitas
plastik terhadap uap air dari nilai tinggi ke rendah, yaitu LLDPE, PE, HDPE,
OPP, dan PP. Uap air yang mudah keluar dari bahan pengemas membuat roti
semakin lama mengalami pengurangan kandungan air, sehingga roti tawar
menjadi lebih keras dan menjadi lebih rapuh (Kusumaningtyas, 2018).

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Acara I “Deskripsi Produk” dapat diambil
kesimpulan bahwa roti manis adalah roti yang mempunyai citarasa manis
yang menonjol, bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau
strawberri dan lain-lain. Bahan baku utama dalam pembuatan roti adalah
tepung terigu, garam, gula, ragi, susu, margarin dan telur. Roti manis dapat
dikonsumsi sebagai pengganti nasi atau sebagai selingan makanan.
Penyimpanan roti manis dapat dilakukan dengan penyimpanan pada suhu
rendah dan pada suhu ruang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari Agus, 1985. Pengendalian Produk Edisi 2.BPFE. Yogyakarta.
Andragogi, Visi., Valentinus Priyo Bintoro., dan Siti Susanti. 2018. Pengaruh
Berbagai Jenis Gula Terhadap Sifat Sensori dan Nilai Gizi Roti Manis.
Jurnal Teknologi Pangan. Vol. 2(2): 163-167.
Astuti, Santi Dwi., dan Karseno. 2012. The Formulation and Characterization of
Jam Based on Coconut Meat and Coconut Sugar with The Addition of
Kappa Carageenan and Soybean Flour. International Journal Food
Scince and Technology. Vol. 1(2): 5
Babay, Leddy. 2013. Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah
Kapang Pada Roti Tawar. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Gaffar, Rahmah., Lahming., dan Muh Rais. 2017. Pengaruh Konsentrasi Gula
Terhadap Mutu Selai Kulit Jeruk Bali. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. Vol. 3(1): 118.
Goranova, Z., M. Baeva., S. Stankov., dan G. Zsivanovits. 2016. Sensory
Characteristics and Textural Changes during Storage of Sponge Cake
with Functional Ingredients. Journal Food Physics. Vol. 28(2): 70-79.
Hartono., dan Halifah Pagarra. 2011. Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi
Roti pada Tepung Umbi Gadung (Dioscorea hispida dennst) terhadap
Kadar Etanol. Jurnal Bionature. Vol. 12(2): 82-86.
Herjanto, Eddy. 2006. Manajemen Operasi Edisi 3. Erlangga. Jakarta.
Indraswati, Denok. 2017. Pengemasan Makanan. Forum Ilmiah Kesehatan.
Ponorogo.
Ineke Kesuma Ningsih, Fitri Electrika Dewi Surawan dan Zulman Efendi. 2015.
Analisis Mutu Fisik Roti Manis Perusahaan Roti Barokah Kota Lahat.
Jurnal Agroindustri, Vol. 5(1): 20-35.
Jones, W. (2000). Food Quality Analysis. Oregon: Noni Blessing Holdings
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. IPB Press. Bogor
Kourkouta, L., Koukourikos, K., Iliadis, C., Ouzounakis, P., Monios, A. and
Tsaloglidou, A. 2017. Bread and Health. Journal of Pharmacy and
Pharmacology. Vol. 5(1) : 821-826
Kusumaningtyas, Tiara. 2018. Pemanfaatan Asam Askorbat sebagai Penyerap
Oksigen untuk Memperpanjang Umur Simpan Roti Tawar.Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lauterbach, Sharon dan Julie A. Albrecht. 1994. Functions of Baking
Ingredients.University of Nebraska.
Mudjajanto, Edi Setio., dan Lilik NoorYulianti. 2004. Membuat Aneka Roti.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Ningsih, Ineke Kesuma, Fitri Electrika Dewi Surawan Dan Zulman Efendi. 2015.
Analisis Mutu Fisik Roti Manis Perusahaan Roti Barokah Kota Lahat.
Jurnal Agroindustri. No. 1(5): 1-5
Pareyt, Bram., Joke A. Putseys., S. M. Finnie., and Jan A Delcour. 2011. Lipids in
Bread Making: Sources, Interactions, and Impact on Bread Quality.
Journal of Cereal Science, Vol. 54(3): 266.
Sugiharto, Eveline., Fitriyono Ayustiningwarnno. 2014. Kandungan Zat Gizi dan
Tingkat Kesukaan Roti Manis Substitusi Tepung Spirulina sebagai
Alternatif Makanan Tambahan Anak Gizi Kurang. Journal of Nutrition
College. Vol 3(4): 911-917
Suryatna, Bambang Sugeng. 2015. Peningkatan Kelembutan Tekstur Roti
MelaluiFortifikasi Rumput Laut Euchema Cottoni. TEKNOBUGA, Vol.
2(2).

Anda mungkin juga menyukai