ACARA I
DESKRIPSI PRODUK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. Alicia Dyah Pitaloka (H3117002)
2. Andri Agustiangga (H3117006)
3. Arum Aprilahaty (H3117013)
4. Fitri Nurani (H3117030)
5. Irha Putri Genbrovit (H3117040)
D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ACARA I
DESKRIPSI PRODUK
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara I “Deskripsi Produk”adalah:
Mahasiswa mampu mendeskripsikan produk meliputi identitas, bahan baku,
cara konsumsi dan cara penyipanan.
B. Tinjauan Pustaka
Roti merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang
difermentasi dengan ragi dan ditambahkan bahan pengembang lainnya, serta
aroma atau citarasa yang disukai konsume, kemudian dilakukan
pemanggangan (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Roti adalah salah satu dari
produk bakery yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasi dengan ragi
roti (saccharomyces cerevisiae), garam, air dan atau tanpa penambahan bahan
lain dan diselesaikan dengan cara di panggang atau di oven. Ke dalamnya
dapat ditambahkan bahan lain seperti gula, lemak, susu, pengemulsi dan dan
lain-lain. Roti manis adalah roti yang mempunyai citarasa manis yang
menonjol, bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau strawberri
dan lain-lain. Roti manis mempunyai bentuk menarik. Adonan roti
manisadalah adonan yang dibuat dengan formulasi banyak menggunakan
gula, lemak dan telur. Bahan baku dalam pembuatan roti adalah : tepung
terigu kuat (hard wheat), Yeast, garam dan air. Bahan pembantu dalam
pembuatan roti adalah : gula, susu telur, lemak, bread improver (Suryatna,
2015).
Tepung terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum baik gandum
keras (hard wheat), gandum lunak (soft wheat), atau gandum durum (durum
wheat). Jenis tepung terigu dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1) Tepung
terigu protein rendah yakni mengandung protein 8-9 %. Cirinya : sifat
elastisnya kurang dan mudah putus. Tepung terigu ini lazim digunakan untuk
membuat Cake, Cookies dan kue. 2) Tepung terigu protein sedang yakni
mengandung protein 10-11 %. Biasanya terigu ini digunakan untuk membuat
berbagai makanan (serbaguna) dan jajanan pasar. 3) Tepung terigu protein
tinggi yakni mengandung protein lebih dari 11%. Cirinya : sifat elastisnya
baik dan tidak mudah putus. Terigu ini biasanya dipergunakan untuk
membuat mie dan roti (Suryatna, 2015).
Selai adalah produk makanan yang kental atau semi padat dibuat dari
buah-buahan. Secara umum, selai dibuat dari buah dan gula dengan
perbandingan 55%: 45%, dengan tambahan pembentuk gelagen seperti pektin
atau hidrokoloid lainnya, asam sitrat, dan rasa yang dimasak hingga kental
atau berbentuk setengah padat. Kriteria selai yang sesuai standar adalah
memiliki konsistensi gel yang baik, memiliki warna dan flavour yang sesuai
dengan buah yang digunakan, dan harus bebas dari cemaran fisik seperti kulit
buah, batu, dan pasir (Astuti dan Karseno, 2012). Selai biasanya digunakan
sebagai bahan tambahan dalam roti. Buah yang sering digunakan untuk
pembuatan selai antara lain seperti anggur, apel, murbei, pepaya, nenas,
jambu biji, jeruk, pala, dan lainlain. Sedangkan kulit buah yang biasa
digunakan untuk membuat selai antara lain seperti kulit durian, kulit nanas,
kulit jeruk, dan lain-lain. Selain buah-buahan terdapat juga selai yang berasal
dari non buah-bauahan seperti selai coklat dan selai green tea (Gaffar, 2017).
Ragi roti merupakan bahan pembuat kue yang banyak tersedia di pasar
dan mudah diperoleh dengan harga murah. Selain itu, ragi rogi kaya akan
bahan-bahan imunostimulan terutama β-1-3 glucan (50–60%) dan nukleotida.
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae yang dapat
memfermentasi gula menjadi etanol. Khamir yang umum digunakan dalam
fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula
menjadi alkohol dan CO2. Yeast memfermentasikan adonan sehingga
menghasilkan gas karbondioksida yang akan mengembangkan adonan.
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan
dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan
dan mengempukan gluten dalam adonan. Ragi yang telah lama atau telah
rusak sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan enzim proteolitik
yang dapat merusak gluten dari tepung dan menurunkan kualitas roti
(Hartono, 2011).
Penggunaan susu untuk produk-produk bakery berfungsi membentuk
flavor, mengikat air, sebagai bahan pengisi, membentuk struktur yang kuat
dan porous karenaadanya protein berupa kasein, membentuk warna karena
terjadi reaksi pencoklatan dan menambah keempukan karena adanya laktosa.
Alasan utama pemakaian susu dalam pembuatan roti adalah untuk
meningkatkan nilai gizi. Susu juga memberikan efek terhadap warna kulit roti
dan memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya. Efek penyangga juga
terlihat, yaitu akan menghambat fermentasi. Dalam proses pembuatan roti,
telur berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi, memberikan rasa yang lebih
enak dan membantu untuk memperlemas jaringan zat gluten karena adanya
lesitin dalam telur yang mengakibatkan roti menjadi lebih empuk dan lemas
(Lauterbachdan Albrecht, 1994).
Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan
suatu produk menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti
harga dan pelayanan. Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang
besar dan tingkat keberterimaan yang tinggi. Mutu menjadi salah satu tolak
ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu tidak semata-mata menjadi
tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian semua pihak
dalam perusahaan (Herjanto, 2006).
Menurut Ahyari (1985), pengendalian mutu adalah jumlah dan atribut
atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan dalam produk yang bersangkutan,
dengan kata lain pengendalian kualitas ini adalah aktivitas untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dipertahankan sebagaimana
yang telah direncanakan.
Pembuatan roti terdiri dari beberapa proses yaitu mixing
(pencampuran), fermentasi, sheeting (pengempesan), proofing, molding
(pencetakan), dan baking (pemanggangan). Mixing dilakukan untuk
mencampur rata semua bahan baku roti sehingga adonan dapat mengembang
secara optimal. Jika adonan telah tercampur rata maka fermentasi akan
berlangsung ditandai dengan bereaksinya ragi yang akan mengubah
karbohidrat menjadi gula dan gas sehingga roti akan mengembang. Suhu ideal
dalam pembuatan roti adalah 35C dengan kelembaban udara 75%. Sheeting
dilakukan setelah proses fermentasi selesai yaitu dengan cara memukul
adonan hingga kempes. Hal ini bertujuan agar gas karbondioksida di dalam
roti hilang sehingga bertukar dengan udara segar yang akan mengurangi rasa
asam. Apabila adonan roti telah kempes maka adonan masuk pada tahap
proofing, yaitu memberi jeda waktu pada adonan roti untuk mengembang lagi
sehingga pori-pori akan terbentuk lebih sempurna. Langkah berikutnya yaitu
molding atau pencetakan adonan kemudian baking(pemanggangan)
menggunakan oven (Andragogi dkk, 2018)
Roti manis adalah roti yang mempunyai cita rasa manis yang menonjol,
bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau strawberri dan lain-
lain. Roti manis mempunyai bentuk menarik (Suryatna, 2015). Dalam
beberapa negara, roti adalah makanan utama di Eropa dan juga di negara
seperti, Amerika, Timur Tengah dan Afrika Utara. Biasanya roti di konsumsi
sebagai makanan utama yang berguna sebagai sumber utama aktifitas
keseharian mereka (Kourkouta,2017).
Pada awalnya roti dibuat dari bahan yang sederhana dengan cara
pembuatan yang sederhana pula, roti dibuat dari gandum yang digiling
menjadi terigu murni dan dicampur air, kemudian dibakar diatas batu panas
atau oven. Perkembangan teknologi, menghasilkan roti yang lebih bervariasi
dari segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa, dan isiannya. Hal itu
dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan tentang pembuatan roti meliputi
aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan
(Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Baskom
b. Cetakan
c. Kuas roti
d. Loyang roti
e. Mangkuk
f. Mixer
g. Oven
h. Pemotongadonan roti
i. Sendokmakan
j. Timbangan
2. Bahan
a. Tepung terigu
b. Air
c. Garam
d. Gula
e. Susu
f. Ragi roti
g. Telur
h. Mentega
3. Cara Kerja
Roti manis
Persiapan sampel
Pengamatan sampel
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Acara I “Deskripsi Produk” dapat diambil
kesimpulan bahwa roti manis adalah roti yang mempunyai citarasa manis
yang menonjol, bertekstur empuk, diberi isi coklat, keju, susu, fla atau
strawberri dan lain-lain. Bahan baku utama dalam pembuatan roti adalah
tepung terigu, garam, gula, ragi, susu, margarin dan telur. Roti manis dapat
dikonsumsi sebagai pengganti nasi atau sebagai selingan makanan.
Penyimpanan roti manis dapat dilakukan dengan penyimpanan pada suhu
rendah dan pada suhu ruang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari Agus, 1985. Pengendalian Produk Edisi 2.BPFE. Yogyakarta.
Andragogi, Visi., Valentinus Priyo Bintoro., dan Siti Susanti. 2018. Pengaruh
Berbagai Jenis Gula Terhadap Sifat Sensori dan Nilai Gizi Roti Manis.
Jurnal Teknologi Pangan. Vol. 2(2): 163-167.
Astuti, Santi Dwi., dan Karseno. 2012. The Formulation and Characterization of
Jam Based on Coconut Meat and Coconut Sugar with The Addition of
Kappa Carageenan and Soybean Flour. International Journal Food
Scince and Technology. Vol. 1(2): 5
Babay, Leddy. 2013. Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah
Kapang Pada Roti Tawar. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Gaffar, Rahmah., Lahming., dan Muh Rais. 2017. Pengaruh Konsentrasi Gula
Terhadap Mutu Selai Kulit Jeruk Bali. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. Vol. 3(1): 118.
Goranova, Z., M. Baeva., S. Stankov., dan G. Zsivanovits. 2016. Sensory
Characteristics and Textural Changes during Storage of Sponge Cake
with Functional Ingredients. Journal Food Physics. Vol. 28(2): 70-79.
Hartono., dan Halifah Pagarra. 2011. Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi
Roti pada Tepung Umbi Gadung (Dioscorea hispida dennst) terhadap
Kadar Etanol. Jurnal Bionature. Vol. 12(2): 82-86.
Herjanto, Eddy. 2006. Manajemen Operasi Edisi 3. Erlangga. Jakarta.
Indraswati, Denok. 2017. Pengemasan Makanan. Forum Ilmiah Kesehatan.
Ponorogo.
Ineke Kesuma Ningsih, Fitri Electrika Dewi Surawan dan Zulman Efendi. 2015.
Analisis Mutu Fisik Roti Manis Perusahaan Roti Barokah Kota Lahat.
Jurnal Agroindustri, Vol. 5(1): 20-35.
Jones, W. (2000). Food Quality Analysis. Oregon: Noni Blessing Holdings
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. IPB Press. Bogor
Kourkouta, L., Koukourikos, K., Iliadis, C., Ouzounakis, P., Monios, A. and
Tsaloglidou, A. 2017. Bread and Health. Journal of Pharmacy and
Pharmacology. Vol. 5(1) : 821-826
Kusumaningtyas, Tiara. 2018. Pemanfaatan Asam Askorbat sebagai Penyerap
Oksigen untuk Memperpanjang Umur Simpan Roti Tawar.Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lauterbach, Sharon dan Julie A. Albrecht. 1994. Functions of Baking
Ingredients.University of Nebraska.
Mudjajanto, Edi Setio., dan Lilik NoorYulianti. 2004. Membuat Aneka Roti.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Ningsih, Ineke Kesuma, Fitri Electrika Dewi Surawan Dan Zulman Efendi. 2015.
Analisis Mutu Fisik Roti Manis Perusahaan Roti Barokah Kota Lahat.
Jurnal Agroindustri. No. 1(5): 1-5
Pareyt, Bram., Joke A. Putseys., S. M. Finnie., and Jan A Delcour. 2011. Lipids in
Bread Making: Sources, Interactions, and Impact on Bread Quality.
Journal of Cereal Science, Vol. 54(3): 266.
Sugiharto, Eveline., Fitriyono Ayustiningwarnno. 2014. Kandungan Zat Gizi dan
Tingkat Kesukaan Roti Manis Substitusi Tepung Spirulina sebagai
Alternatif Makanan Tambahan Anak Gizi Kurang. Journal of Nutrition
College. Vol 3(4): 911-917
Suryatna, Bambang Sugeng. 2015. Peningkatan Kelembutan Tekstur Roti
MelaluiFortifikasi Rumput Laut Euchema Cottoni. TEKNOBUGA, Vol.
2(2).